Agar PBM berhasil, maka guru harus berusaha menemukan letak dan jenis
kesulbel yg dialami PDD
Prinsip-prinsip
1.Tes atau teknik evaluasi lain harus diberikan dalam bahasa anak, dapat
dipahami oleh anak
2.Evaluasi harus dilakukan oleh tim dr berbagai disiplin ilmu, setidaknya terdiri
atas guru dan ahli lain yg mengetahui masalah kesubel
3.Kriteria penetapan kesubel hendaknya mempertimbangka hal2 sbb;
a.Seorang anak dikatakan mengalami kesubel jk anak tidak mampu mencapai
prestasi sesuai dg usia dan tingkat kecakapan dalam satu atau lebih bidang;
Ekspresi lisan
Mendengarkan pemahaman
Ekspresi tulisan
Keterampilan membaca permulaan
Keterampilan membaca pemahaman
Kesulian dalam matematika atau berfikir matematis
b. Seorang anak tdk diidentifkasi sbg mengalami kesubel jika
kesenjangan antara kecakapan dan prestasi disebabkan oleh;
Hambatan visual, pendegaran atau motorik
Keterbelakangan mental
Gangguan emosional
Ketidakberuntungan lingkungan, budaya, atau ekonomi
4. Pelaporan hasil identifikasi hendaknya menyatakan;
a.Kesulitan belajar khusus apa yg dialami PDD
b.Dasar yang digunakan u menentukan jenis kesulitan
c.Prilaku-prilaku yg relevan yg tercatat selama dilakukan pengamatan
d.Hubungan antara prilaku tersebut dengan keberfungsian akademik
anak
e.Temuan2 medis yg relevan dg pendiidkan
f.Kesenjangan antara prestasi dan kecakapan
g.Pertimbangan ttg pengaruh ketidakberuntungan lingkungan budaya
dna ekonomi
Tes
Cara u memperoleh data atau keterangan dg jalan mengadakan komunikasi dg
sumber data.
Wawancara langsung: dilakukn pd individu bersangkutan
Wawancara tdk langsung: dilakukan pd orng lain yg dianggap mengetahui tentang
individu tersebut
Wawancara insidental: Dilakukan sewaktu2
Wawancara berencana: dilakukan pd waktu yg telah ditetapkan sebelumnya
Wawancara terpimpin: terikat dg daftar pertanyaan yg telah ditentukan sebelumnya
Wawancara bebas: Dipengaruhi o kondisi lapangan
Teknik pengumpulan data yg dilakukan secara sistematis dan sengaja, dilakukan dg
menggunakan alat indra thdp kegiatan2 yg sedag berlangsung, baik secara langsung
maupun tdk langsung.
Observasi berencana
Observasi insidental
Observasi Langsung
Observasi tdk langsung
Observasi partisipan
Observasi non partisipan
Observer perlu memahami terlebih dahulu apa yg akn
diobservasi dan jenis gejala apa yg perlu dicatat
Meneliti tujuan umum dna khusus, apakah sdh sesuai dg
permasalahan yg akan diteliti, sehingga dpt dijadikan
dasar u menentukan apa yg harus diobservasi
Buatlah cara mencatat observasi. Cara akn
menghemat waktu dan menyeragamkan tata kerja
observasi yg dilakukan thdp banyak peristiwa
Adakan dan batasi dg tegas macam2 tingkat kategori
kategori yg akan digunakna
Adakan observasi secermat cermatnya dg pencatatan
yg sudah disederhanakan
Catatlah gejala2 secara terpisah
Ketahuilah baik-baik alat pencatat dan tata cara mencatat
sebelum melakukan observasi.
Alat pengumpul data yg berisi daftar pertanyaan yg harus dijawab atau dikerjakan
oleh orang yg diselidiki (responden), secara tertulis.
Ditinjau dr cara menjawab:
Angket langsung
Angket tdk langsung
Ditinjau dr bentuk pertanyaan:
Angket terbuka
Angket tertutup
Gunakan angket dalam keadaan atau situasi yg setepat-tepatnya
Tentkan terlebih dahulu tujuan kuisioner/angket, baik tujuan umum maupun
khusus
Tentukan dan susunlah pertanyaan2 sebaik2nya
a.Pertanyaan harus singkat dan jelas (mudah dimengerti)
b.Jangan sampai ada pertanyaan2 yg terulang
c.Pertanyaan harus tegas, artinya jngan meragukan responden
d.Pertanyaan jangan sampai menimbulkan pertanyaan
e.Pertanyaan jangan sampai menimbulkan hal2 yg memalukan
f.Pertanyaan disusun menurut aspeknya atau kategorinya atau
golongan2nya, agar lebih sistematis sehingga mudah menganalisisnya
g.Sebelum digunakna untuk mengumpulkan data dr responden yg
sesungguhnya, maka angket yg telah tersusun sebelumnya diujicobakan
terlebih dahulu untk mengetahui kemungkinan adanya kesalahan2, baik
kesalahan redaksional maupun content
Sosiometri : cara untk mengetahui hub sosial seseorang, yg sering
disebut juga sebagai ukuan berteman seseorang
Frekuensi hubungan, yaitu sering tidknya seseornag bergaul
Intensitas hubungan, yaitu segi mendalam tidaknya
seseorang di dalm pergaulannya, yaitu intim tidknya bergaul
Popularitas hubungan, yaitu banya k sedikitnya teman
bergaul, dpt digunakan sebagai kriteria u melihat baik
buruknya dlm hub sosialnya.
Suatu cara mengumpulkan data dengan jalan mengutip dr
sumber catatan yg sudah ada. Data tersebut sanagt
berguna u dijadikan bahan kelengkapan informasi
seseorang dg jalan data telah didokumntasikan dianalisis
secermat-cermatnya.
Pengumpulan data yg berkaitan dg kondisi dan
perkembangan fisik, misalnya kecacatan yg
mereka miliki. Sedangkan pemeriksaan
kesehatan berkaitan dg masalah penyekit yg
diderita seseorang. Dlm hal ini sangat diperlukan
peran ahli seperti dokter.
Tes: pertanyaan2 yg harus dijawab dan atau perintah2 yg
harus dijalankan, yg didasarkan atas jawaban teste terhadap
pertanyaan2 atau melakukan perintah itu penyelidik
mengambil kesimpulan dg cara membandingkan dg standar
atau testee yg lain, Sumardi suryabrata (Sugiharto, 2007:163)
1. Mengidentifikasi PDD Yg diduga mengalami kesubel
• Analisis prilaku
Cepat lambatnya menyelesaikan tugas
Kehadiran dan ketekunan dlm proses pembel
Peran serta dlm tugas kelompok
Kemampaun kerja sama dan penyesuaian sosial
• Analisis prestasi bel
2. Menentukan potensi
Jika hasil tes anak memiliki skor IQ rata2 namun prestasi bel
rendah maka diindikasikan tergolong kesubel, jika IQ 70 ke
bawah TG, jika IQ 71 – 89 slow learner
3. Melokalisasi letak kesubel/mennetukan bidang studi yg
perlu diremidi (menemukan dmn letak kesubel dg
membandingkan prestasi bel tertentu dg skor rata2 dlm
kelas.
4. Menentukan gejala kesubel (misal kesulitan dlm
membedakan huruf b dan d, dimana menunjukkan gangguan
persepsi visual yg disebabkan disfungsi neurologis)
5. Analisis berbagai faktor yg terkait (analisis terhadap
hasil pemeriksaan psikolog, dokter, dll) dan mengaitkan
dg hasil diagnosis yg sudah dilakukan
6. Menyusun rekomendasi
Berdsarkn hsl diagnosisguru dpt menyususn suatu
rekomendasi thd program pembel. Dpt berupa PPI,
dimana pelaksanaannnya dievaluasi tim ahli
7. Menentukan prioritas
Dilakukan dg cara
mengenali latar
belakang PDD
Menemukan PDD yg diduga mengalami kesubel
Menemukan dimana letak kesulitannya (pd mapel atau bidang studi apa? dan
aspek apa kesubel dialami PDD?). Dapat dilakukan dg cara membandingkan
skor dg rerata masing2 bidang studi. Untuk mengetahui aspek atau bagian
mama kesubel dirasakan dapat dilakukan dg memeriksa hasil tes.
Dpt dilakukan dg cara meneliti faktor2 ( internal) yg ada pd diri PDD dan
faktor eksternal yg menghambat proses pembel PDD.
Dlm menentukan upaya akomodasi perlu dikomunikasikan atau didiskusikan dg
berbagai fihak yg dipandang berkepentingan. Rencana pemberian akomodasi harus
disesuaikan dg jenis kesulitan yg dimiliki PDD.
Bantuan dpt diberikan melalui program remidial, layanan bimbingan dan konseling,
atau referal,
1. Teratah pada perumusan metode perbaikan
DKB mengumpulkn berbagai informasi yg bermanfaat u
menyusun program
a. Diagnosis etiologis: bertujuan mengetahui penyebab kesubel
b. Diagnosis terapiutik: bertujuan menyusun program (info yg digali
terkait potensi, hambatan dan lingkungan saat ini)
2. Diagnosis harus efisien
Diagnosis hedaknya berlangsung sesuai kebutuhan.
a. General diagnostik: dilakukan berdasarkan hasil evaluasi rutin
b. Diagnostik analitis: dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan
medis
c. Case study diagnostik: dilakukan jika beberapa kasus
menunjukkan intelegensi rata2 dan tdk ditemukannya disfungsi
neurologis
3, penggunaan catatn kumulatif (sepanjang tahun)
4. Valid dan reliabel
5. Penggunaan tes baku (tes yg teruji validitas dan
reliabiliasnya) co: tes intelegensi
6. Penggunaan Prosedur informal
Guru tdk harus terpaku pd tes baku, dimana hsil observasi
memegangperan penting dlm menegakkan diagnosis
7. Kuantitatif
Didasarkan pd pola2 skor
8. Dilakukan secara berkesinambungan
Bentuk pengajaran yg bersifat korektif (perbaikan). Jadi pengajaran remidial merupakan bentuk
khusus pengajaran yg bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yg dpt menimbulkan
masalah atau kesulitan dlm belajar bagi PDD.
Remidial dilakukan secar individual agar PDD mampu mengikuti pembel secara klasikal shngga
mencapai hasil bel yg optimal.
Bantuan yg diberikan lbh menekannkan pd usaha perbaikan cara belajar, cara mengajar,
penyesuaian materi pelajran dg karakteristik PDD, dan usaha mengatasi hambatan atau
permasalahan yg dihadapi PDD.
Tujuan Umum:
Membantu PDD mencapai hasil bel yg sesuai dg tujuan pengajaran yg telah
ditetapkan dlm kurikulum.
Tujuan Khusus:
Membantu PDD yg mengalami kesubel agar mencapai prestasi yg diharapkan
melalui proses perbaikan dalam PBM (Sugiharto, 2007:173).
Fungsi Pengajaran Remidial:
Fungsi korektif:
PBM tujuan, metode, materi, alat cara belajar, evaluasi dll.
Dlm pembelajaran hal tsb harus ditinjau u mengadakan perbaikan agar membantu
tercapainya hsl bel yg optimal. Perbaikan tergantung jeis dan sifat kesubel yg dialami
PDD
Fungsi Pemahaman
Pemahaman thdp kesubel yg dialami membantu PDD dlm mengubah dan memperbaiki
cara belajar, memilih materi dan fasilitas bel, shg PDD dpt melaksanakan tugas2
belajarnya dg baik
Fungsi penyesuaian
PDD dibantu u belajar sesuai dg keadaan dan kemmapuan yg dimiliki. Penyesuaian
beban bel dpt memberikan peluang PDD u memperoleh prestasi bel yg baik
Fungsi pengayaan
Menyediakan atau menambah berbagai materi yg tidak atau belum disampaikan dlm
pembelajaran umumnya. penggunaan alat dan metode lebih dikembangkan agar PDD
memperoleh hasil yg lebh mendalam tentang materi tsbt.
Fungsi akselerasi
Mempercepat pengajaran dg menambah waktu (frekuensi pertemuan) dan materi untuk
mengejar kekurangan yg dialami PDD
Fungsi terapiutik
PDD dg kesubel kemungkinan dpt mengalami hambatan aspek kepribadian, shg dg
membantu mengatasi kesubel berrati mengatasi hambatan kepribadinnya
(Sugiharto, 2007:174)
Pendekatan Pengajaran Remidial: