Anda di halaman 1dari 18

MATA KULIAH

POLITIK HUKUM KENOTARIATAN

Dosen Pengajar : Dr. WAYAN KARYA,


S.H., M.H.
KELOMPOK 5 :

1. Tri Wulan Delima ( 2021010462015 )


2. Surahman ( 2021010462007 )
3. Yudha Syahputra ( 2021010462037 )
4. Encep Cahyadi ( 2021010462027 )
5. Hendri Rico Pambudi ( 2021010462010 )

Kelas T.02 Eksekutif


SLIDESMANIA.C

Tugas Persentasi
Apa itu Politik Hukum

Secara Etimologis, Politik Hukum berasal dari istilah hukum Belanda “Rechtspolitiek” yang
terdiri dari dua kata, Recht dan Politiek. yang menurut kamus Van Der Tas Artinya “Beleid”, kata
Beleid berarti Kebijakan (Policy). Politik Hukum adalah Kebijakan mengenai Hukum.

Kebijakan, menurut kamus bahasa Indonesia adalah “Rangkaian konsep dan asas yang menjadi
garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan sesuatu”.

Definisi Politik Hukum


Rangkaian Konsep dan Asas yang menjadi garis besar dan Dasar Rencana dalam pelaksanaan
suatu Pekerjaan Kepemimpinan dan Cara bertindak dalam Bidang Hukum.
Politik hukum sebagai suatu bagian dari kebijakan negara yang berkenaan dengan hukum atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1
Lanjutan.

Politik Hukum adalah bagian dari ilmu hukum yang menelaah perubahan ketentuan hukum yang berlaku
dengan memilih dan menentukan ketentuan hukum tentang tujuan beserta cara dan sarananya untuk mencapai
tujuan dalam memenuhi perubahan kehidupan masyarakat sebagai hukum yang di cita-citakan (ius
constituendum).
(Prof. Dr. H. Abdul Latif,, S.H., M.H dan H. Hasbi Ali, S.H., M.S., Politik Hukum, Jakarta, Sinar Grafika 2019:vi)

2
Beberapa Pendapat Ahli Hukum Tentang Politik Hukum Menurut :

2. PADMO WAHJONO:
Kebijakan Dasar yang menentukan Arah, Bentuk, maupun isi dari
1. TEUKU MUHAMMAD RADHIE:
Hukum yang akan dibentuk. Kebijakan Penyelenggara Negara tentang
Suatu Pernyataan Kehendak Penguasa Negara Mengenal
apa yang dijadikan kriteria untuk menghukumkan sesuatu yang di
Hukum yang berlaku di Wilayahnya dan ke Arah mana Hukum
dalamnya mencakup Pembentukan, Penerapan, dan Penegakan
akan dikembangkan.
Hukum.
(Padmo Wahyono, Indonesia Negara Berdasarkan atas Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta,
1986:160)

Dari definisi beberapa ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur dari politik hukum
ialah adanya Penguasa, Wilayah, Kebijakan juga Pelaksana Kebijakan tersebut.

3
Lanjutan.

3. SOEDARTO
Kebijakan negara melalui badan-badan negara yang berwenang untuk menetapkan peraturan-
peraturan yang dikehendaki yang diperkiran akan dipergunakan untuk mengekspresikan apa yang
terkandung dalam masyarakat dan untuk mencapai apa yang di cita-citakan.

4
Lanjutan.

4. Prof. Dr. MOH. MAHFUD MD:

Arahan atau garis resmi yang dijadikan dasar pijak dan cara untuk membuat dan melaksanakan hukum dalam
rangka mencapai tujuan bangsa dan negara.
Pijakan utama Politik Hukum Nasional adalah tujuan negara yang kemudian melahirkan Sistem Hukum Nasional
yang harus dibangun dengan pilihan isi dan cara tertentu.
Dan atau Politik Hukum adalah Legal Policy (Kebijakan Hukum), dimana telah dilaksanakan atau akan
dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah yang meliputi beberapa hal penting sebagai berikut :
1. Pembangunan Hukum yang berintikan pembentukan hukum atau pembaharuan terhadap materi-materi
hukum, agar lebih sesuai dan relevan dengan keadaan;
2. Pelaksanaan ketentuan hukum yang telah ada, termasuk dilaksanakannya penegasan Fungsi lembaga dan
Pembinaan para Penegak Hukum.

Berdasarkan Ruang Lingkup Politik Hukum yang dikemukakan oleh Prof. Moh. Mahfud MD tersebut,
mengantarkan kepada pengertian tentang Politik Hukum yang meliputi pembuatan dan pelaksanaan hukum yang
dapat menunjukkan kemana arah hukum itu dibangun dan ditegakkan seiring dengan dinamika masyarakat
secara luas.
(Politik Hukum Indonesia,

5
Lanjutan.

Dari pengertian politik hukum menurut para ahli hukum di atas maka dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksudkan dengan politik hukum adalah serangkaian
konsep, asas, kebijakan dasar dan pernyataan kehendak penguasa negara yang
mengandung politik pembentukan hukum, politik penentuan hukum dan politik
penerapan serta penegakan hukum, menyangkut fungsi lembaga dan pembinaan
para penegak hukum untuk menentukan Arah, Bentuk maupun isi hukum yang akan
dibentuk, hukum yang berlaku di wilayahnya dan mengenai arah perkembangan
hukum yang dibangun serta untuk mencapai Tujuan Negara.

6
Kebijakan Dasar politik hukum menentukan Arah dan bentuk

Padmo Wahjono dalam bukunya “Indonesia Negara Berdasarkan atas Hukum” mendefinisikan politik hukum
sebagai kebijakan dasar yang menentukan arah, bentuk maupun isi dari hukum yang akan dibentuk.
Definisi ini masih bersifat abstrak dan kemudian dilengkapi dengan sebuah artikelnya yang berjudul “Menyelisik
Proses Terbentuknya Perundang-undangan”, yang dikatakan bahwa politik hukum adalah Kebijakan Penyelenggara
negara tentang apa yang dijadikan kriteria untuk menghukumkan sesuatu. Dalam hal ini kebijakan tersebut dapat
berkaitan dengan Pembentukan Hukum, Penerapan Hukum dan Penegakannya Sendiri.

Politik hukum merupakan legal policy atau garis (kebijakan) yang akan atau telah dilaksanakan secara nasional
oleh Pemerintah Indonesia yang meliputi:
1. Pembangunan hukum yang berintikan pembuatan dan pembaruan terhadap materi-materi hukum agar dapat
sesuai dengan kebutuhan;
2. Pelaksanaan ketentuan hukum yang telah ada termasuk penegasan fungsi lembaga dan pembinaan para penegak
hukum.
Dari pengertian tersebut di atas Politik Hukum mencakup Proses Pembuatan dan Pelaksanaan Hukum yang dapat
menunjukan Sifat dan ke Arah mana hukum akan dibangun dan ditegakkan.

7
Lanjutan.

Politik Hukum dapat dijabarkan sebagai kemauan atau kehendak negara terhadap hukum. Artinya, untuk apa
hukum itu diciptakan, apa tujuan penciptaannya dan kemana arah yang hendak dituju. Politik Hukum adalah
kebijakan pemerintah mengenai hukum mana yang akan dipertahankan, hukum mana yang akan diganti,
hukum mana yang akan direvisi dan hukum mana yang akan dihilangkan.

Dengan demikian melalui politik hukum negara membuat suatu rancangan dan rencana pembangunan hukum
nasional di Indonesia. Pencapaian pembangunan hukum akan mendorong pencapaian tujuan hukum yang
selanjutnya mengarah pada terciptanya tujuan negara. Tujuan hukum untuk menciptakan suatu keadilan,
kemanfaatan, ketertiban dan kepastian hukum tidaklah dengan mudah dapat dipenuhi apabila di dalam setiap
hukum yang ada terkandung tujuan negara.

Pencapaian tujuan hukum akan mengarah atau menuju pada pencapaian tujuan negara. Sebagai sarana
tercapainya tujuan negara, maka tujuan hukum harus tercapai terlebih dahulu sehingga tujuan negara akan
terwujud dengan baik.

8
Maksud kebijakan penyelenggara Negara, Arah dan Bentuk Hukum

• Kebijakan penyelenggara negara, bahwa adanya suatu lembaga atau badan


yang berwenang dalam suatu negara yang membuat dan menetapkan
kebijakan tersebut (dalam hal ini Pemerintah/Eksekutif) dan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR/Legislatif);

• Menentukan bentuk, isi, dan arah hukum. Dimana nilai dan isi yang
ditentukan menurut Purnadi Purbacaraka berasal dari filsafat hukum yaitu
tujuan yang diinginkan dan dogmatik hukum yaitu cara untuk mencapai
tujuan. Pembahasan penentuan bentuk, isi, dan arah hukum difokuskan pada
proses pembentukan Ius Constituendum dan Ius Constitutum dalam
menghadapi perubahan kehidupan masyarakat.

9
Visi Politik Hukum Nasional

Politik Hukum Mengarah pada cita-cita bangsa yakni Masyarakat yang adil dan Makmur berdasarkan
Pancasila

Tujuan umum dari politik hukum nasional, yaitu :

a. Memahami pemikiran-pemikiran yang melatar belakangi penetapan


ketentuan hukum yang berlaku hingga mampu menerapkan
ketentuan hukum itu sesuai dengan tujuannya;

b. Memilih pemikiran-pemikiran yang dapat menjadi dasar penentapan


ketentuan ius constituendum dari ius constitutum yang berlaku
dalam menghadapi perubahan kehidupan masyarakat hingga mampu
menetapkan ketentuan hukum baru sesuai kebutuhan kehidupan
masyarakat;

c. Memahami kebijakan yang mengariskan kerangka dan arah tata


hukum yang berlaku hingga dapat menerapkan dan mengembangkan
hukum sesuai kebutuhan kehidupan masyarakat dalam suatu sistem.

10
Misi Politik Hukum Nasional
Misi umum dari politik hukum nasional, yaitu :

a. untuk menjamin terpenuhinya nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila


dan Pembukaan UUD 1945.

b. untuk mewujudkan kepastian hukum dan keadilan dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

c. untuk mewujudkan kebahagiaan dan kedamaian dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

d. untuk mengatur ketertiban dan ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat,


berbangsa dan bernegara;

e. untuk mewujudkan kesederhanaan hukum, kesatuan hukum dan pembaharuan


hukum dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

f. untuk mengatur hak dan kewajiban dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
secara teratur sesuai dengan hak asasi manusia;

11
Lanjutan.

g. untuk menjamin perlindungan, penghormatan, pemajuan, kepastian dan keadilan


dalam pemenuhan hak asasi manusia;

h. untuk menjamin terbentuknya suatu kekuasaan negara secara demokratis dan


konstitusional;

i. untuk menentukan struktur dan pembagian dan pembatasan kekuasaan negara


secara seimbang dan konstitusional;

j. untuk menetapkan bentuk, isi, dan arah dari setiap peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia;

k. untuk mewujudkan suatu negara yang dapat melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
Kemerdekaan dan Perdamaian Abadi serta Keadilan Sosial.

12
Makna dari Hukum yang akan dibentuk

Pengertian politik hukum tidak hanya mengandung makna pembentukan


hukum melalui pembentukan peraturan perundang-undangan (legal subtance)
sebagaimana yang dipahami selama ini, namun juga dalam arti penguatan para
penegakan hukum dan sarana penegakan hukum (legal structure) serta
pembangunan budaya hukum (legal culture). Namun terdapat unsur tambahan
yang penting ditambahkan selain dari ketiga unsur pokok diatas, menurut kami
penulis yaitu Sarana dan Prasarana yang memberikan daya dukung terhadap
awal pembentukan hingga pelaksanaan sehingga tujuan hukum dapat tercapai
dengan baik dalam kehidupan kemasyarakatan.

13
Pernyataan Kehendak Penguasaan Negara

Dalam praktiknya, hukum kerap kali menjadi cermin dari kehendak pemegang kekuasaan
politik sehingga tidak sedikit orang yang memandang bahwa hukum sama dengan
kekuasaan.

Menurut Pareto bahwa dalam setiap masyarakat terdapat aktivitas politik yang tidak dapat
ditahan dari individu-individu dan elit-elit lapisan bawah hingga atas. Dalam setiap
masyarakat terdapat orang-orang atau individu-individu terbaik yang diperlukan
kehadirannya pada kekuasaan hukum sosial atau politik penuh. Elit, adalah individu
berkualitas mampu mencapai kedudukan tertentu dalam lapisan masyarakat, antara lain
memiliki kelebihan dalam kekayaan dan kecerdasan.

Kekuasaan menurut Miriam Budiharjo adalah kemampuan seseorang atau sekelompok


orang untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa
sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang
mempunyai kekuasaan itu.

14
Apa yang dimaksud hukum yang berlaku di wilayahnya

Landasan konstitusional Pembentukan Peraturan Daerah berdasarkan Pasal 18 ayat (6)


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang mengamanatkan Pemerintah
Daerah berhak menetapkan Peraturan Daerah dan Peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan
tugas pembantuan.
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah diatur mengenai “Perencanaan penyusunan Perda dilakukan dalam Program
Pembentukan Perda”. Perencanaan penyusunan Peraturan Daerah dilakukan dalam Program
Pembentukan Peraturan Daerah melalui Tahapan Perencanaan, Penyusunan, Pembahasan,
Penetapan dan Pengundangan.
Maka dari itu Program Pembentukan Peraturan Daerah (Propemperda) merupakan potret politik
hukum yang berisi rencana pembangunan peraturan perundang-undangan yang disusun oleh DPRD
dan Kepala Daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun berdasarkan skala prioritas pembentukan
rancangan Perda.

Bila dilihat dari beberapa hal yang berkaitan dengan pembenahan substansi hukum, maka dapat
dikatakan bahwa Politik Hukum dalam Pembentukan Peraturan Daerah diarahkan pada permasalahan
terjadinya tumpang tindih dan inkonsistensi peraturan perundang-undangan dan implementasi yang
menghambat peraturan pelaksanaannya.

15
Lanjutan.

Dasar Hukum Pemerintahan Daerah :

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang mencabut
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Peraturan Daerah baik tingkat provinsi maupun tingkat daerah/Kabupaten dst..

16
TERIMA KASIH
SLIDESMANIA.C

Anda mungkin juga menyukai