Anda di halaman 1dari 29

LISTRIK

DINAMIS
HELSA RAHMAH
XII MIPA 1
HUKUM OHM
Hukum ohm merupakan salah satu ilmu dasar dari elektronika. Ilmu yang satu ini sangat
berguna untuk membantu kita dalam menghitung arus, tegangan, atau resistansi dari suatu
rangkaian listrik. Dimana hukum ohm menyatakan hubungan antara matematis dan arus,
tegangan, dan juga resistansi jaringan. Nama dari hukum tersebut diambil dari seorang ahli
fisika dan juga matematika asal Jerman bernama Georg Simon Ohm. Ohm adalah orang
pertama yang meneliti hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial di sebuah
penghantar. Pada penelitian tersebut, Ohm menemukan hubungan yang matematis antara kuat
arus listrik dan beda potensial, yang pada akhirnya dikenal dengan nama Hukum Ohm.
Hukum Ohm yaitu berbunyi, “arus yang
mengalir di suatu penghantar sebanding
dengan beda potensial yang ada di antara
ujung-ujung penghantar dengan syarat
suhunya tetap atau konstan.
1. HUBUNGAN KUAT
ARUS DAN TEGANGAN
Kuat arus listrik yang terjadi pada suatu penghantar berbanding
lurus dengan beda potensial atau tegangan kedua ujung penghantar.
2. HAMBATAN
Hambatan suatu penghantar sebanding dengan panjang penghan-
tar dan berbanding terbalik dengan luas penampangnya.

Keterangan:
R= hambatan peghantar (2)p
= hambatan jenis (2m)
|= panjang penghantar (m)
A= luas penampang (m²)
• Hambatan jenis (p) suatu penghantar bertam- bah besar
secara linear karena kenaikan suhu.
• Hambatan penghantar (R) juga merupakan fungsi linear
dari suhu.
3. RANGKAIAN HAMBATAN

a. Rangkaian Seri

Hambatan satu dengan hambatan lainnya


disu- sun secara berurutan.

Besar hambatan pengganti dihitung dengan


menggunakan rumus,
b. Rangkaian Paralel

• Hambatan satu dengan hambatan


lainnya disusun secara berdampingan.
• Tiap hambatan bertemu pada satu titik
percabangan.

Besar hambatan pengganti dihitung dengan


menggunakan rumus,
HUKUM
KIRCHHOFF
Hukum Kirchoff 1 disebut juga sebagai junction rule atau hukum percabangan
yang memenuhi kekekalan muatan. Hukum ini biasanya digunakan dalam
rangkaian yang multisimpal serta memiliki beberapa titik percabangan yang
membagi arus listrik.
Dalam keadaan yang konstan, tidak ditemukan adanya akumulasi muatan listrik
di setiap titik yang ada dalam rangkaian. Ini berarti, jumlah muatan yang masuk
ke dalam setiap titik sama dengan jumlah muatan yang keluar dari titik tersebut.
1. HUKUM KIRCHHOFF I
Hukum Kirchhoff I yaitu berbunyi, "Jumlah kuat arus listrik yang masuk
ke titik cabang akan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik
tersebut ".
Jumlah arus masuk = Jumlah arus keluar
2. HUKUM KIRCHHOFF II
Hukum Kirchhoff II yaitu berbunyi, " Jumlah keseluruhan voltase di
sekitar loop tertutup yang ada dalam suatu rangkaian, mempunyai besar
yang sama dengan nol ".

Pada rangkaian tertutup, jumlah aljabar ggl sumber


arus dengan penurunan potensial, sama dengan nol.
ATURAN HUKUM
KIRCHHOFF II
1. UNTUK SETIAP LINTASAN TERTUTUP,
GRAMEDS HARUS MEMILIH LOOP DENGAN
ARAH TERTENTU. KAMU BEBAS
MENENTUKAN ARAH LOOP-NYA (APAKAH
MAU SEARAH JARUM JAM ATAU
BERLAWANAN), NAMUN LEBIH BAIK
GUNAKAN ARAH YANG SEARAH DENGAN
ARUSNYA.
2. JIKA ARAH LOOP YANG ADA DI SUATU
CABANG SAMA DENGAN ARAH ARUSNYA,
MAKA PENURUNAN TEGANGAN (IR) AKAN
MEMILIKI TANDA POSITIF. JIKA ARAHNYA
BERLAWANAN, MAKA TANDANYA MENJADI
NEGATIF. MISALNYA, ARAH LOOP DAN ARUS
ITU SEARAH DENGAN JARUM JAM, MAKA
PENURUNAN TEGANGANNYA JADI POSITIF.
3. KALAU SAAT MENGIKUTI ARAH LOOP,
KUTUB SUMBER TEGANGAN YANG DIJUMPAI
PERTAMA KALI ADALAH KUTUB POSITIF,
MAKA GERAK GAYA LISTRIK (GGL)-NYA JADI
BERTANDA POSITIF. SEDANGKAN, KALAU
YANG DIJUMPAI PERTAMA KALI ADALAH
KUTUB NEGATIF, MAKA GGL-NYA JADI
BERTANDA NEGATIF.
3. KUAT ARUS LISTRIK PADA
HAMBATAN RANGKAIAN
SEDERHANA
Dalam rangkaian hanya terdapat satu buah
sumber arus, maka:

Sehingga besarnya kuat arus dirumuskan dengan,


4. KUAT ARUS LISTRIK PADA
RANGKAIAN SEDERHANA

Dalam rangkaian hanya terdapat satu buah


sumber arus, maka:

Sehingga besarnya kuat arus dirumuskan dengan,


5. KUAT ARUS LISTRIK PADA
RANGKAIAN TERTUTUP

Misal, arah arus dan penelusuran loop searah


dengan jarum jam, sesuai dengan hukum
Kirchoff II maka:
ALAT UKUR
LISTRIK
1. AMPREMETER

• Berfungsi untuk mengukur besarnya arus


listrik. Dipasang seri dalam rangkaian.
• Dalam rangkaian, amperemeter
dilambangkan dengan simbol
2. VOLMETER

• Berfungsi untuk mengukur besarnya


tegangan dalam rangkaian listrik.
• Dipasang paralel dalam rangkaian.
• Dalam rangkaian, volmeter dilambangkan
dengan simbol
3. MULTIMETER

• Dapat berfungsi sebagai voltmeter,


amperemeter, dan ohmeter.
• Pada multimeter analog, besar
simpangan jarum sebanding dengan besar
satuan (voltage, kuat arus, atau nilai
hambatan) yang sedang diukur.
DAYA LISTRIK
1. PENGERTIAN DAYA LISTRIK

Daya, adalah besar usaha atau energi listrik per satuan waktu.
2. DAYA PADA ALAT-ALAT LISTRIK
Misalnya, pada sebuah lampu bertuliskan 40W/220V, hal ini berarti
menunjukkan:
•Pada tegangan 220 V, lampu membutuhkan daya sebesar 40 watt
atau 40 joule per sekon.
• Dalam satu jam, lampu menggunakan energii listrik sebesar:
40 j/s x 3.600s = 144.000J=144kJ S
• Pemakaian daya diukur oleh kWh-meter diukur dalam satuan kWh
Jika lampu dipasang pada tegangan selain 220 V, misalnya pada tegangan 110 V,
maka daya yang diserap lampu adalah sebagai berikut.

Jadi, fungsi lampu tidak maksimal pada tegangan yang


lebih rendah daripada yang tertera pada lampu.
3. PENGHEMAT ENERGI LISTRIK

• Menggunakan peralatan listrik dengan daya kecil.


• Mematikan peralatan listrik jika tidak digunakan.
• Mengurangi lamanya pemakaian listrik.
• Menggunakan alat listrik hemat energi.
4. PEMANFAATAN LISTRIK DALAM
KEHIDUPAN
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai