Anda di halaman 1dari 21

Oleh : Budi siswoyo

NIM. II/PR/2228/0003
DEFINISI

Croup (Laringotrakeobronkitis) adalah suatu infeksi


virus yang menyebabkan peradangan dan
pembengkakan pada saluran pernafasan bagian atas
(laring, trakea dan bronkus).
PENYEBAB
VIRUS PARA INFLUENSA
RESPIRATORY SYNCYTIAL VIRUS ( RSV )
VIRUS INFLUENSA TIPE A & B
GEJALA

PILEK, HIDUNG MELER, BERSIN, DEMAM RINGAN


DAN TERKADANG BATUK
BIASANYA BERLANGSUNG 3-4 HARI
KROUP SPASMODIK = SERING KAMBUH
PEMERIKSAAN FISIK BERVARIASI TERGANTUNG
DERAJAT TANDA/GEJALA DISTRESS PERNAFASAN
PATOFISIOLOGI
Virus masuk melalui “port de entry” mulut dan
hidung viremia/bakterimia menimbulkan
gejala/reaksi tubuh melakukan perlawanan tjd
inflamasi,eritema & edema laring&trakea shgga
menggangu gerakan plika vocalis stridor dan
obstruksi saluran nafas
Laringotrakeobronkitis dan
laringotrakeobronkitispneumonitis
PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK

Jika ringan tdk prlu dirawat dirumah sakit


Bisa digunakan humidifier
Jika berat dilakukan tindakan& obat2an
1. Epineprin nebulasi
2. Kortikosteroid
3. IVFD perhatikan ada tdknya dehidrasi
4. trakeostomi
KOMPLIKASI

Otitis Media
Pnemonia
Sinusitis
PENGKAJIAN

1. Riwayat penyakit masa lalu


2. Pemeriksaan fisik
fokus utama pengkajian pernafasan adalah :
 Pola nafas
 Kedalaman
 Usaha serta irama pernafasan
3. Faktor pertumbuhan & psikososial
4. Pengethuan klien dan keluarga
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan bronchospasme, edema mukosa, akumulasi
mukus.
 Intervensi
a) Jelaskan pada klien dan keluarga beberapa tindakan
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan proses
pengeluaran sekret.
R/ Pengetahuan yang memadai memungkinkan
keluarga dan klien kooperatif dalam tindakan
perawatan.
b) Anjurkan kepada klien dan keluarga agar
memberikan minum lebih banyak dan hangat
kepada klien.
 R/ Peningkatan hidrasi cairan akan mengencerkan
sekret sehingga sekret akan lebih mudah
dikeluarkan.
c) Lakukan fisioterapi nafas dan latihan batuk efektif
 R/ Fisoterapi nafas melepaskan sekret dari tempat
perlekatan, postural drainase memudahkan
pengaliran sekret, batuk efektif mengeluarkan
sekret secara adekuat.
d) Observasi: Pernafasan (rate, pola, penggunaan otot
bantu, irama, suara nafas, cyanosis), tekanan darah,
nadi, dan suhu.
 R/ Tanda vital merupakan indikator yang dapat
diukur untuk mengetahui kecukupan suplai
oksigen.
2. Resiko gangguan keseimbangan cairan (defisit)
berhubungan dengan penurunan intake oral,
dyspnoe, tacypnoe.
 Intervensi
a) Jelaskan pada klien dan keluarga tentang manfaat
dari pemberian minum yang adekuat.
 R/ Pengetahuan yang memadai memungkinkan
keluarga dan klien kooperatif terhadap tindakan
keperawatan.
b) Anjurkan kepada keluarga untuk memberikan
minum yang adekuat.
 R/ Intake cairan yang adekuat mencegah timbulnya
defisit cairan.
c) Kolaborasi dalam pemberian cairan perparenteral.
 R/ anak yang mengalami dyspnoe akan mengalami
kesulitan dalam asupan perenteral/ per os.
d) Observasi intake dan output
 R/ mengetahui sejak dini dengan menghitung secara
tepat agar tidak terjadi defisit cairan.
e) Observasi tanda vital dan produksi urine serta
keadaan umum.
 R/ Gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh
dapat mengakibatkan perubahan pada tanda vital,
produksi urine.
3. Hipertermi berhubungan dengan bakterimia, viremia
 Intervensi:
a) Jelaskan pada keluarga tindakan perawatan yang
akan dilakukan.
 R/ Pengetahuan yang memadai memungkinkan
klien dan keluarga kooperatif terhadap tindakan
keperawatan.
b) Berikan kompres.
 R/ Penurunan panas dapat dilakukan dengan cara
konduksi melalui kompres.
c) Anjurkan kepada keluarga dan klien untuk minum
lebih banyak.
R/ Hidrasi cairan yang cukup dapat menurunkan
suhu tubuh.
d) Anjurkan kepada keluarga untuk memakaikan baju
yang tipis dan menyerap keringat untuk klien.
R/ Penurunan suhu dapat dilakukan dengan tehnik
evaporasi.
e) Kolaborasi dalam pemberian antipiretik.
R/ Antipiretik mengandung regimen yang bekerja
pada pusat pengatur suhu di hipotalamus.
f) Observasi tanda-tanda vital.
R/ Peningkatan suhu tubuh mencerminkan masih
adanya bakterimia, viremia
DAFTAR PUSTAKA

Wong, Donna L, Christina Algiere Kerparisin, Carya


Stoer mer Hess. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik.
Edosi 6. Jakarta : EGC. 2002
http://www.scribd.com/doc/71468182/13/
LARINGOTRAKEOBRONKITIS
http://medicastore.com/penyakit/942/Krup.html

Anda mungkin juga menyukai