Anda di halaman 1dari 69

Pelatihan Kekarantinaan

Ciloto, 3 Mei 2016


Djunadi
Pendahuluan
• Manusia diciptakan hidup di darat, organ tubuh
bekerja dan berfungsi baik dalam kondisi
lingkungan darat yang mengelilinginya.
• Kemajuan teknologi penerbangan merancang
pesawat terbang dengan kecepatan tinggi & dapat
naik ke ketinggian cukup tinggi.
• Memahami pengaruh penerbangan terhadap
fisiologis manusia, kegiatan penerbangan akan
berlangsung aman tanpa ada gangguan penyakit
maupun penularannya.
2
• Maksud & Tujuan :
Agar setiap personel KKP dapat memahami
pengaruh penerbangan terhadap fisiologisis
manusia, sehingga setiap perpindahan melalui
wahana penerbangan tidak mengalami /
menyebarkan penyakit dari satu tempat ke
tempat lainnya.

3
Tata Urut :
 Pendahuluan
 Faktor resiko penerbangan
 Kondisi dalam penerbangan
 Penyakit yang dipengaruhi penerbangan
 Medical clearence dalam penerbangan
 Kelaikan melakukan penerbangan bagi penumpang
 Tata laksana penyakit menular di dalam pesawat
terbang
 Ketentuan keselamatan dalam penerbangan
 Penutup
4
Faktor Resiko Penerbangan :
 Berada di ketinggian menyebabkan perubahan
tekanan
• Bising yang disebabkan oleh suara mesin
• Terjadinya perubahan kecepatan (akselerasi)
• Getaran yang ditimbulkan oleh mesin (Vibrasi)
• Suhu ekstrim sampai ketinggian 50.000ft
• Radiasi sinar cosmic

5
Lapisan Atmosfer

6
Atmosfer Berdasar Sifat ketinggian

7
Manfaat Atmosfer :
• Melindungi bumi dari benda luar angkasa yang
jatuh ke bumi karena gaya gravitasi bumi.
• Melindungi bumi dari radiasi ultraviolet, untuk
kehidupan makhluk hidup di bumi dengan lapisan
ozon
• Mengandung bermacam-macam gas dibutuhkan
manusia, hewan dan tumbuhan untuk bernafas
dan keperluan lainnya, seperti oksigen, nitrogen,
karbon dioksida dan lain-lain
• Media cuaca yang mempengaruhi angin, awan,
salju, hujan, topan, badai dan lain sebagainya 8
Perubahan Tekanan
• Di ketinggian jelajah pesawat tekanan udara
rendah, sehingga tidak mencukupi untuk
pernapasan (> 10.000kaki)
• Pesawat dirancang pressurized cabin, 6000 –
8000ft, agar awak pesawat dan penumpang
nyaman selama penerbangan.

9
Perubahan Tekanan Menurut Ketinggian:

10
Bising
• Penerbangan menimbulkan bising dengan
intensitas, frekuensi dan lamanya paparan
yang dapat mengganggu pendengaran.
• Gangguan bising pada manusia :
– Trauma akustik
– Temporary threshold shif
– Permanent threshold shif

11
12
Alat Pelindung dari Bising :

13
Pengaruh kecepatan & percepatan
• Pesawat yang mampu melaju dg Mach 2,4 atau
lebih 2.500km/jam tanpa mengganggu fisiologi
bila straight & level
• Bila kecepatan dan arah berubah akan terjadi
gaya Gx, Gy & Gz, yang paling rentan adalah Gz.
• Penerbang mengalami lapang pandang
menyempit, pandangan kabur, gelap, pingsan
bila berlanjut terjadi kematian

14
Akselerasi....

Toleransi +Gz
11
B
9 
G-LOC C
G Level 
7

Visual symptoms
5

D Protection by
 baroreflexes
3
A

1
5 10 15 20 25
Time (Seconds)
Tunnel vision Grey out

+ Gz - Gz 16
Akselerasi....
Pencegahan :
• Reclined seating
• AGSM
• Anti G Suit

+7 to -3.5 Gz
Pengaruh penerbangan pada penglihatan

• G force pada penerbang saat melakukan


aerobatik dapat menimbulkan +Gz / -Gz
• +Gz dapat menyebabkan lapang pandang
menyempit (tunnel vision), greyout, blackout
• Bila berlanjut dapat menjadi pingsan (G-LOC)
• -Gz dapat menyebabkan Redout, sakit kepala

18
Vibrasi
• Vibrasi  / Getaran adalah gerakan bolak-balik
dalam suatu interval waktu tertentu.
• Getaran berhubungan dengan gerak osilasi
benda dan gaya
• Semua benda yang mempunyai massa dan
elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan
mesin dan struktur rekayasa (engineering)
mengalami getaran

19
Kondisi Dalam Penerbangan
• Pesawat yang terbang tinggi (40.000 kaki)
membuat awak dan penumpang nyaman karena
kabin pesawat diatur antara 6.000 – 8.000 kaki,
orang sehat tidak merasa perubahan berarti
pada keadaan ini.
• Kegagalan pressurized cabin dapat terjadi, hal ini
mengakibatkan dekompresi mendadak.

20
Aloha 243, 28 April 1988

21
Pressurized Cabin :

22
Penerbangan Helios 522

• Awak pesawat tidak mengatur cabin pada


automatis, sehingga tekanan kabin sesuai
dengan ketinggian jelajah pesawat
• Saat ketinggian 14.000kaki masker oksigen
terdeploy, alarm OXY ON menyala, pilot
berkomunikasi dengan teknisi tetapi terjadi
misinterpretasi.

23
Penerbangan Helios 522 :

24
Hipoksia :
• Kekurangan Oksigen karena menurunnya
tekanan atmosfer
• Sifat hipoksia :
 tidak terasa
 tak ada rasa sakit, bahkan terjadi eforia
 ada toleransi individu dan toleransi harian
 gejala lebih berat – pingsan – kematian
• Ada 4 hipoksia ( hipoksia hipoksik, hipoksia
anemik, hipoksia stagnant dan hipoksia toksik)

25
Hipoksia ....

Jenis Hipoksia :
• Hipoksia hipoksik, berkurangnya kadar oksigen udara
yang dihisap, atau gangguan proses difusi membran
alveoli sehingga kadar oksigen darah arteri jadi menurun.
• Hipoksia hipemik, kapasitas angkut oksigen darah
menurun, misalnya pada anemia dan keracunan CO.
• Hipoksia stagnan, keadaan sirkulasi darah abnormal,
misalnya: keadaan cardiac output menurun dan venous
pooling akibat gaya G
• Hipoksia histotoksik, terjadi bila pernapasan sel
mengalami gangguan sehingga jaringan tidak dapat
menggunakan oksigen yang ada. Misalnya pada
keracunan alkohol dan sianida.
26
Hipoksia ....
Efek Fisiologis Hipoksia :
• Tahap indiferen, gangguan hanya pada adaptasi gelap
yang terjadi pada ketinggian ± 5.000 kaki
• Tahap kompensasi, hipoksia yang terjadi masih dapat
dikompensasi secara fisiologis dengan cara
meningkatkan pernafasan, denyut nadi, tekanan darah
sistolik dan cardiac out put
• Tahap gangguan, kompensasi fisiologis tak berhasil
mengatasi pengaruh hipoksia, sehingga timbul gejala
klinisis
• Tahap kritis, kompensasi fisiologis tak berhasil
mempertahankan oksigenasi, sehingga terjadi
hilangnya kesadaran.
27
Hipoksia ....

Gejala hipoksia

• Obyektif : air hunger, frekuensi nadi + napas


meningkat, gangguan berpikir & konsentrasi,
gangguan melakukan gerakan koordinatif,
Cyanosis, lemas, kejang, pingsan bila
berlanjut terjadi kematian.
• Subyektif : malas, ngantuk, eforia

28
Hipoksia ....

Pengobatan hipoksia
• Pemberian oksigen secepatnya agar
tidak terjadi cacat / kematian
• Pada penerbangan : menggunakan
masker Oksigen atau turun dibawah
10.000 kaki
Hipoksia ....

Pencegahan hipoksia :
• Penggunaan Oksigen sesuai ketinggian
• Bernapas dengan Oksigen bertekanan +
pressure suit
• Pressurized cabin (pada pesawat transport
+ tempur)
Disorientasi :
• Disorientasi adalah berkurangnya kemampuan
seseorang untuk menentukan posisinya terhadap
permukaan bumi.
• Tubuh manusia memiliki 3 macam organ pengatur
keseimbangan, yaitu : mata, alat vestibuler, alat
proprioseptif.
• Dalam penerbangan hanya mata yang dapat
diandalkan menerima/menilai rangsang sensor,
baik kaitannya dengan permukaan bumi, pesawat
udara lain, maupun instrument, sistem vestibuler
dan alat proprioseptif kurang dapat dipercaya.
31
Organ Vestibuler :

32
Organ Proprioseptis :

33
Mabuk Gerak :
• Mabuk gerak : kumpulan gejala terdiri dari lemas, pucat,
keringat dingin, menguap, sakit kepala, daya pikir
menurun, nausea dan muntah sebagai reaksi terhadap
rangsangan gerak yang belum terbiasa.
• Banyak terjadi karena kondisi faktor psikogenik dan
vestibulogenik, bila faktor vestibulogenik dominan gejala
timbul pada cuaca buruk atau ketika melakukan
manuver tajam (aerobatik)
• Biasanya gejala menghilang dengan cepat setelah
mendarat. Bila faktor psikogenik dominan seseorang
menjadi sakit meskipun dalam keadaan cuaca baik, atau
bahkan sebelum pesawat take off. Gejala yang timbul
dapat berlanjut setelah penerbangan selesai.
34
Dysbarisma :
• Semua kelainan akibat perubahan tekanan
• Ada 2 :
 Akibat pengembangan gas dalam rongga tubuh
Akibat penguapan gas terlarut dalam tubuh
• Apabila ketinggian dicapai dengan perlahan,
perbedaan tekanan akan disesuaikan dengan
lancar

35
Disbarisma ....

• Gas dalam tubuh manusia dapat mengembang,


bahkan yang sehat sekalipun pernah mengalami efek
ini.
• Pengembangan gas : gangguan gastrointestinal,
aerotitis, barosinusitis, aerodontalgia.
36
Disbarisma ....
Gejala :
• Apabila penyesuaian tidak tercapai, terjadi sakit
perut hebat, turun tekanan darah- pingsan

Pencegahan :
Agar tidak terkumpul gas dalam sal cerna :
tidak minum soda, minuman mengandung
CO2, makanan membentuk gas
Tindakan :
Ketinggian dikurangi sampai gejala hilang,
usahakan keluarkan gas, banyak mengadakan
gerakan
37
Pengaruh penerbangan pada pendengaran

• Penerbangan menimbulkan bising dengan


intensitas, frekuensi dan lamanya paparan
yang dapat mengganggu pendengaran.
• Gangguan bising pada manusia :
– Trauma akustik
– Temporary threshold shif
– Permanent threshold shif

38
Jetlag
• Perjalanan dengan pesawat terbang yang melewati
beberapa daerah waktu (time zone) dapat
menimbulkan stres pada penumpangnya.
• Efek psikologis dan fisiologis berpengaruh serius
pada penumpang meskipun sementara, sampai
berhasil menyesuaikan diri pada perubahan yang
dialaminya.
• Penyesuaian psikologis cepat, penyesuaian
fisiologis perlu waktu. Penyesuaian fisiologis
termasuk : siklus tidur, siklus makan, suhu tubuh,
denyut nadi, fungsi ginjal, kadar hormon,
kewaspadaan mental dan kelelahan fisik. 40
Jetlag……
Gejala Jetlag :

• Tergantung jumlah zona waktu


• Masa pada hari (pagi-malam)
• Perbedaan pribadi
- Sakit kepala
- Kelelahan, pola tidur tidak biasa (insomnia)
- Disorientasi, kepeningan, iritabilitas
- Depresi kecil
- Sembelit atau diare
41
Jetlag……

• Gejala cenderung lebih buruk ketika


melakukan penerbangan dari barat ke timur
pada zona waktu (London-Jakarta).
• Semakin besar zona waktu yang dilewati,
semakin berat gejala yang terjadi.

42
Mencegah / Mengatasi Jetlag :

• Melatonin : hormon alami yang ada dalam


tubuh, tetapi juga tersedia dalam bentuk
suplemen.
• Menyesuaikan diri dengan tempat tujuan.
• Hindari Alkohol dan Kafein.
• Nikmati perjalanan
• Gunakan terapi cahaya terang.

43
Jetlag……
Zona Waktu :

44
Jetlag……
Jenis Perjalanan :

: Perjalanan dari barat ke timur : gejala lebih berat

: Perjalanan dari timur ke barat : gejala lebih ringan 45


Penyakit Yang Dipengaruhi Penerbangan :

• Penyakit kardiovaskuler
• Ibu Hamil dan bayi baru lahir
• Penyakit pernapasan
• Anemia
• Penyakit THT
• Pasien dengan Psikotik dan Neurologis

46
Penyakit Kardiovaskuler

• Penurunan Oksigen dalam


penerbangan dapat mempengaruhi
orang dengan penyakit jantung
• Pasien tidak diperbolehkan
terbang : myocard infark, angina tak
stabil, gagal jantung kongestif,
hipertensi tak terkontrol, aritmia tak
terkontrol

47
Ibu Hamil dan Bayi baru lahir

• Peningkatan resiko persalinan


saat di pesawat, maskapai
melarang ibu hamil akhir minggu
36 kehamilan tunggal dan 32
minggu kehamilan kembar
• Bayi diijinkan setelah 1 minggu
(normal), 6 bulan untuk yang
prematur

48
Penyakit Pernapasan

• Orang dengan gangguan


pernapasan tidak diijinkan
terbang
• Sesak napas saat istirahat,
infeksi pernapasan aktif
termasuk pneumonia dan
infeksi virus
• Pneumothorax tak stabil

49
Pasien Anemia

Penumpang dengan
hemoglobin < 7,5 g/dl
dilarang terbang, karena
memiliki resiko hipoksia lebih
tinggi.
Pasien dengan penyakit sel
sabit juga tidak diijinkan
terbang

50
Pasien dengan masalah THT

• Penumpang dilarang terbang


bila ada masalah THT :
sinusitis akut, polip hidung
besar, infeksi telinga tengah.
• Hal ini berhubungan dengan
penurunan tekanan udara
dan berkurangnya kada
oksigen

51
Pasien dengan Psikotik dan Neurologis

 Pasien Psikotik akut dan pasien


epilepsi tak terkontrol tidak
diijinkan terbang.
 Pasien epilepsi terkontrol
diijinkan terbang dengan
pemberitahuan potensi ambang
kejang karena efek kelelahan,
makan tertunda, hipoksia dan
irama sirkadian.
52
Medical Clearence
Penumpang yang sedang atau setelah sakit perlu
mendapatkan pertimbangan medis dari dokter
sebelum melakukan penerbangan dengan aman
tanpa bantuan medis selama penerbangan.
Misalnya kesulitan bernapas, angina tidak stabil,
penyakit terminal, dll
Seorang penumpang membutuhkan inflight oksigen.
Seorang penumpang membutuhkan peralatan medis
inflight misalnya tandu, inkubator, dll

53
Kondisi yang memerlukan medical clearence :
• Asma dalam 48 jam sebelum terbang.
• Trauma kepala 2 minggu sebelum penerbangan.
• Serangan Jantung 21 hari sebelum penerbangan
• Operasi dada 10 hari sebelum penerbangan
• Sakit telinga dan sinus 48 jam sebelum penerbangan.
• Stroke 10 hari sebelum penerbangan
• Fobia ketinggian, jika ragu terhadap kemampuan mengatasi ketakutan.
• Operasi perut 10 hari sebelum penerbangan
• Anemia dibawah 7,5 g/dl
• Bayi sebelum umur 7 hari
• Luka tembus pada mata, yang mengakibatkan kebocoran cairan
vitreus.
• Pneumothorax , masa penyembuhan sebelum 14 hari.
• Gips/ plaster cast, gips harus di belah jika sebelum 48 jam .
54
Prosedur Penetapan Laik Terbang
• Syarat orang sakit melakukan perjalanan dengan
penerbangan terjadwal yaitu :
Calon penumpang dinyatakan laik terbang oleh
dokter untuk melakukan penerbangan
Check in 3 jam atau lebih dikarenakan akan ada
pemeriksaan dari dokter airport apabila diaggap
perlu oleh petugas check in 
Didampingi oleh keluarga / petugas kesehatan
didalam pesawat

55
Penerbangan terjadwal….

Calon penumpang bisa berdiri atau duduk


(karena ada fasilitas whellchair dari check in
hingga naik pesawat, disarankan untuk
dimintakan dulu sebelum pemesanan tiket)
Penyakit yang diderita tidak termasuk penyakit
menular lewat udara
Calon penumpang sakit tidak memerlukan alat
bantu khusus yang harus digunakan selama
penerbangan seperti (alat bantu pernafasan,
oksigen dan lain lain) 

56
Apabila kondisi pasien menggunakan alat bantu &
tidak bisa duduk,
Minimal 1-2 hari sebelumya melakukan pemesanan
langsung ke airlines yang diinginkan karena ada set up
kursi pesawat yang harus disesuaikan dengan kebutuhan
pasien
Tambahan tempat duduk untuk penumpang sakit yang
pengangkutannya dalam posisi tidur dan penumpang
dengan ukuran tubuh besar.

57
Penggunaan stretcher di dalam pesawat disesuaikan
dengan fasilitas pesawat 
Fasilitas tambahan tempat duduk penumpang sakit
dilarang ditempatkan di dekat pintu jendela darurat
(emergency exit).

58
Tatalaksana Penyakit Menular
• Karantina : pembatasan kegiatan / pemisahan
seseorang diduga terinfeksi penyakit meski belum
menunjukan gejala penyakit.
• Karantina juga pemisahan peti kemas, alat angkut
atau barang yang diduga terkontaminasi orang/barang
lain, untuk mencegah penyebaran penyakit.
• Tujuan karantina adalah mencegah masuk dan
keluarnya penyakit karantina, penyakit menular, dan
penyakit potensi wabah, serta pengamanan terhadap
penyakit baru di wilayah kerja, bandara, pelabuhan,
dan lintas batas darat negara.
59
Tatalaksana penyakit menular….

• Identifikasi faktor resiko penyakit di pelabuhan


adalah upaya melalui kegiatan pengamatan,
penyelidikan epidemiologi, pencatatan dan
pelaporan terhadap faktor risiko penularan
penyakit potensi wabah.
• Secara operasional penyelenggaraan identifikasi
risiko penyakit potensial wabah : alat angkut
(kapal laut dan pesawat), manusia
(ABK/crew,penumpang) dan muatannya
(termasuk konteiner atau kargo).
60
Karantina :
• WHO (2005), kantina adalah pembatasan kegiatan dan atau
pemisahan sesorang yang diduga terinfeksi penyakit meski belum
menunjukan gejala penyakit.
• Karantina juga termasuk pemisahan peti kemas, alat angkut atau
barang yang diduga terkontaminasi dari orang/barang lain,
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran
penyakit atau kontaminasi.
• Depkes RI (2007), karantina adalah kegiatan pembatasan atau
pemisahan seseorang dari sumber penyakit atau sesorang yang
terkena penyakit atau bagasi, alat angkut, komoditi yang
mempunyai risiko menimbulkan penyakit pada manusia.

61
Penyakit Menular,
Kep Kemenkes RI Nomor: 356/SK/Menkes/2008 fungsi karantina dan
surveilans epidemiologi pengawasan dan pemeriksaan :
• kedatangan kapal dari luar negeri,
• kedatangan kapal dari dalam negeri
• keberangkatan kapal ke luar,
• keberangkatan kapal ke dalam negeri,
• kedatangan pesawat dari luar negeri,
• keberangkatan pesawat ke luar negeri,
• keberangkatam pesawat ke dalam negeri,
• kedatangan penumpang pesawat dari luar negeri,
• kebangkatan penumpang pesawat ke luar negeri,
• kesehatan kedatangan anak buah kapal dari luar negeri,
• kesehatan anak buah kapal ke luar negeri, pemeriksaan dan penerbitan
dokumen kesehatan kapal/pesawat.
62
Pembatasan penularan penyakit :

• Penumpang yang menderita penyakit menular


diijinkan naik pesawat apabila masa aktif
penularan penyakit telah dilewati
(menyertakan surat keterangan dokter yang
merawat, disyahkan oleh dokter di KKP)
• Penyakit yang menular melalui udara langsung
tidak diijinkan naik pesawat terbang.

63
Ketentuan Keselamatan Penerbangan :

• Keselamatan Penerbangan adalah terpenuhinya


persyaratan keselamatan dalam pemanfaatan
wilayah udara, pesawat udara, bandar udara,
angkutan udara, navigasi penerbangan serta
fasilitas penunjang dan fasilitas umum.
• Pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah, untuk
mewujudkan penyelenggaraan penerbangan yang
selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur
serta terpadu dengan moda transportasi lain.
64
Tanggungjawab Pemerintah :
• Menjamin sarana transportasi yang disediakan
memenuhi persyaratan keselamatan penerbangan
secara konsisten dan terus menerus.
• Secara konsisten dan terus menerus melakukan
pengawasan dengan pengecekan terhadap pemenuhan
peraturan perundang-undangan dan peraturan
keselamatan penerbangan yang berlaku;
• Penegakan hukum secara konsisten terhadap
pelanggaran pemenuhan regulasi secara admnisistrsi
berupa pencabutan sertifikat.

65
Kewajiban Maskapai :

• Prosedur pengoperasian pesawat udara


• Personil pesawat udara
• Fasiltas peralatan pesawat udara
• Airline Contingency Plan
• Airline Emergency Plan

66
Pembatasan oleh Kemhub :
• Kementrian Perhubungan membatasi usia pesawat udara
yang dioperasionalkan pertama kali oleh maskapai
penerbangan nasional maksimal 10 tahun dan 70.000
pendaratan.
• Dalam pengoperasian pesawat terbang komersial,
maskapai penerbangan terlebih dahulu memiliki AOC
(Aircraft Operating Certificate atau Sertifikasi
Pengoperasian Pesawat) dan organisasi perawatan
pesawat terbang (lazim disebut juga Maintenance, Repair
and Overhaul Station/MRO) memiliki sertifikat AMO
(Approved Maintenance Organization) diterbitkan Ditjen
Hubud.
67
Penutup :
• Dalam melaksanakan tugas melalui media
penerbangan ada beberapa hal yang perlu
diketahui.
• Kegiatan penerbangan apabila dilaksanakan
sesuai dengan prosedur, akan berlangsung
dengan aman
• Untuk mencapai kondisi aman dan tugas yang
paripurna diperlukan sumber daya manusia
yang sehat dan terampil
68
Sekian dan Terimakasih
Semoga Bermanfaat

69

Anda mungkin juga menyukai