Anda di halaman 1dari 67

KESEHATAN PENERBANGAN

DALAM PERJALANAN HAJI


KKP KELAS I SOEKARNO HATTA
29 APRIL 2023
PRINSIP DASAR
KESEHATAN PENERBANGAN
• Manusia bukan hidup di udara / di ketinggian
• Proses adaptasi
• Hipobarik
• Hipoksia
• Hipotermi
PENERBANGAN HAJI
• Penerbangan lama ( 10 jam)
• Jumlah seat ditambah
• Belum pernah terbang
• Jamaah risti
• Airline asing
DEEP VEIN THROMBOSIS
DVT atau Coach class Thrombose atau Economic class
syndrome yaitu Thrombuse pd vena tungkai sebab
terbang lama > 15 jam.
Gejala :
Nyeri
Nyeri tekan
Pembengkaan betis
Diagnosa. Atrial Fibrilasi, nyeri dada, sesak nafas.
Muncul pada 24 jam pertama.
Colour duplex doppler scanning
Venografi ascending
Scanning paru, angiografi paru.
ECONOMY CLASS SYNDROME
“SINDROMA KELAS EKONOMI”
“COACH CLASS THROMBOSIS”

• Suatu fenomena penyumbatan “vena-dalam” oleh Trombus akibat


pengaruh lingkungan dalam pesawat terbang pada satu penerbangan
jarak jauh

• Kebanyakan terjadi pada penumpang kelas ekonomi dalam


penerbangan komersial
AEROPATHOPHYSIOLOGY
 Cabin Altitude 5000 feet  ATM Cabin 632 mmHg  PO2 122 mmHG (149 mmHg) 
Hipoksia Relatif.
1. Aktifitas Fibrolitik menurun  Visikositas darah meningkat (> kental)
2. Terlepasnya relaxing factor ↓  kontraksi vena meningkat

 Kelembaban Rendah  Perubahan Hemoreologi dan Biokimia Darah : Plasma Protein


meningkat  Aliran melambat 2/3

 Tekanan gas dalam G.I meningkat  Distensi G I  Menekan Vena  Stagnasi

 Statis aliran darah  Filtrasi Kapiler meningkat  hemokonsentrasi  Pembentukan


Trombus (Gumpalan Darah)
PENCEGAHAN
Gerakkan jari kaki dan tangan
Berjalan-jalan di kabin
Kompres Stocking
Cukup minum dan makan snack

TERAPI
Anti coagulan
Thrombectomy
Vena Cava Filter
Fibrinolitic.
HYPOXIA SIGN & SYMPTOMS

 Air hunger
 Rapid Breathing
 Fatigue
 Cyanosis
 Nausea
 Lethargy
 Headache
 Poor Coordination
 Dizziness
 Poor Judgement
 Tingling
 Unconsciousness
 Euphoria
Anemia, Peny. Paru, Asthma, PPOM, PJK

Hipoksia
TANDA HIPOKSIA
 ketajaman penglihatan
Terganggu adaptasi gelap
 Reaction time
 adjustment/ ketajaman pertimbangan
Gangguan koordinasi otak dan otot
 fungsi sensorik
Cyanosis, hilang kesadaran
Th/ O2 100%
Chamber O2
MEKANISME HIPOKSIA

O2 berdifusi dari alveoli masuk ke aliran


darah : O2 alveoli 60 mmhg  kejenuhan oksi
• Terikat hb hb 90%  sesuai ketinggian 10.000 feet
• Larut dalam plasma ( sedikit) Terbang > 10.000 feet  alveoli < 60
mmhg
Hb + O2  oksi hb O2 yg dilepas oleh oksi hb <
Po2 dalam alveoli < po2 udara jaringan akan kekurangan O2 
pernafasan HIPOKSIA
MOTION SICKNESS
Adalah respon normal tubuh terhad ap gerakan dan
situasi lingkungan yang tidak biasa.

Gejala:
mual, berkeringat dingin, hiper salivasi,
pusing, letargy, muntah (setelah muntah
gx mereda)

Faktor resiko
Laut > Udara > Mobil > Kereta Api
Wanita > Pria
Muda > Tua
Penumpang > Awak pesawat
Penumpang > Pengemudi
Unexperience traveller > experience traveller
MEKANISME HIPOKSIA

PENCEGAHAN PENGOBATAN
• Perut jgn kosong • Dramamine
• Kepala tetap tegak bila mulai • Scopolamin
mual • Promethazine
• Jgn membaca/ menunduk • Antihistamin
• Dengarkan Musik
• Pandangan lurus kedepan
Definisi Dysbarism

Berbagai perubahan fisiologis akibat pengembangan gas dalam


tubuh yang timbul akibat turunnya tekanan barometer, di luar
dari efek hipoksia
Mekanisme Ekspansi Gas
Pada waktu tekanan barometer turun, tekanan udara didalam tubuh
tetap
• Gas-gas didalam tubuh mengembang agar tercapai keseimbangan
• Hukum Boyle ( P1xV2 = P2xV2 )

Bila terhambat
• Gas tidak dapat keluar
• Tekanan dalam rongga meningkat
• Sakit
Faktor yang mempengaruhi terjadinya Dysbarism :

A. Umum :
B. Individu :
1. Ketinggian

2. Kecepatan Kenaikan 1. Umur


3. Lamanya terpapar 2. Bentuk Tubuh
3. Kepekaan Individual
4. Kegiatan Fisik
4. Kesamaptaan
EFEK PERUBAHAN TEKANAN
1. Nyeri telinga tengah
2. Nyeri sinus paranasal
3. Nyeri tambalan gigi
4. Nyeri saluran pencernaan
5. Nyeri sendi
6. Nyeri kepala
7. Nyeri dada
8. Nyeri kulit
Gas Expansion in
the Ear Climb
Gas Expansion in
the Ear Descent
frontal sinus

sphenoidal sinus

Cavities Containing Gas:


Sinuses
maxillary sinus
UDARA DI SALURAN NAFAS DAN PARU-PARU

 Only a problem if epiglottis closed

 Pneumothorax

 Arterial Gas Embolism

 Pneumomediastinum

 Subcutaneous emphysema
PENCEGAHAN

 Tidak terbang saat sedang flu

 Tambalan gigi yang tidak sempurna harus di perbaiki

 Sebelum terbang tidak makan makanan yang


menimbulkan gas pencernaan
PERUBAHAN TEK BAROMETER
Thd telinga tengah
-Pasien jgn tidur waktu descend (penurunan ketinggian)
-Pasien anak hrs disusui
-Pasien ISPA hrs di beri nasal drop/decongestan
-Bila ingin Flatus jgn ditahan
-Post trauma / operasi bahaya trapped gas

NUTRISI DLM PENERBANGAN


Terbang perlu energi yg disebabkan oleh stres terbang tinggi,
Kelembaban, suhu rendah dan dehidrasi.
JET LAG
Bila terbang melewati > 4 zona waktu terjadi disinkronisasi Irama sirkadian
(jam biologis)
Sebab : Kurang persiapan psikofisiologi
Keterbatasan waktu di tempat tujuan
Faktor kabin
Beda waktu dengan tempat tujuan

-Gejala : Lelah mental dan fisik


Dehidrasi
Penurunan Energi
Penurunan Performance dan motivasi
Gangguan tidur
Jet lag

Bila bentuk bumi dianggap bulat


0 0 = kota greenwich di inggris
Gmt

Di bagi 360 garis meridian


Sinar matahari mencapai 1 meridian dalam 4
menit
Maka 1 jam = 15 meridian satu wilayah waktu “ time
zone”
Dunia terdapat 24 wilayah waktu
BARAT TIMUR
SIANG ARAH ARAH SIANG
TERASA PENERBANGAN TERASA
PANJANG PENDEK

CONTOH : BBWI 07.00 B TENG WI BTWI 08.00


08.00

PENERBANGAN > 4 WILAYAH WAKTU

BERPENGARUH THDP IRAMA CIRCADIAN


(DESINKRONISASI)

TDK MAMPU MENYESUAIKAN

GEJALA PSIKOFISIOLOGI

Jet lag
Pathofisiologi
Belum jelas :
Faktor exogen (geografi)
Faktor endogen (hormonal)

Faktor yang berpengaruh:


Usia dan pengalaman
Faktor Individu
Arah (Barat ke Timur lebih terasa)
Keadaan kabin
Jumlah penumpang
Zona waktu yg di lewati
Cuaca buruk
Ditempat tujuan:

• Aktivitas biasa
• Bila tiba siang hari jgn langsung tidur
• Olah raga
• Bila tiba malam hari langsung tidur,
• bila susah minum pil tidur max 3 hari.
• Sesuaikan jam lokal
EVAKUASI MEDIS UDARA
• Makan sebelum terbang
• Salah konsep tentang perut kosong.
• 1 ½ sampai dgn 2 jam makan sebelum take off bisa mengurangi efek hipoksia,
disbarism dan aelerasi.
• Syarat Preflight meal
• Berat dan volumenya kecil
• Mudah dicerna tapi tinggi kalori
• Sedikit lemak
• Rendah serat
• Produksi gas sedikit
• In flight meal
• Mengandung vitamin
• Tidak mengandung gas krn vakuolisasi berkembang 1 ½ kali
• Interval 4-5 jam
• Mengandung suplemen cairan
• Dilarang makan yg menyebabkan haus
NUTRISI PASIEN
• -Cukup mengandung air
• -Bila diinfus harus konsisten
• -Bahaya motion sickness bagi yang menggunakan asupan oksigen
• -Pemberian melalui nasogastrik tube tidak di rekomendasi

EVAKUASI MEDIS DGN KONDISI KHUSUS


Penyakit kardiovaskuler
• -Tindakkan medis rumah sakit asal diteruskan
• -Kabin altitude diatas 5000ft perlu oksigen
• -Tempatkan pasien pada resusitasi board
• -Med attendent kualifikasi khusus
Penyakit Paru
• -Pneumotorak yang tidak teratasi mrpkn kontra indikasi
• -Bila dievakuasi perlu syarat khusus
Anemia
-tranfusi di lanjutkan
-Minimal Hb 8.5 mg%
Penyakit GIT
-Trapped gas di GIT
-Cemas mual dan muntah
-Pasca ops abdomen hrs ditunda terbang sampai dgn s.d 48 jam
-Pasang nasogastric tube
-Post kolostomi bawa cadangan bag
Penyakit Neuorologi
-Asupan oksigen perlu untuk odema cerebri dan
tekanan intrakranial yg meningkat
-Kabin altitude tdk boleh lbh 6000 ft
-Posisi kepala pada trauma capitis
-Bila ada CSF yg keluar hidung hati-hati
-Epilepsi hipoksia mrpkn faktor presipitasi
PENYAKIT JANTUNG & SIRKULASI
Ki : mci < 6 mg
Gagal jantung
Koroner
Perlu persiapan :
Pjk/angina pectoris :
o2, obat2
Dpt jalan 80 meter
Naik tangga 10 – 12 anak tdk sesak

Hipertensi : batas terbang 200/100 mmhg


Obat2an
Terbang bila diperlukan u th/ lebih lanjut

KARDIOVASKULER
Sangat potensial
Congestive heart failure
Miocardial infection
-TD tinggi dg komplekasi
 perlu O2 suplemen
Gagal jantung yg tdk terkontrol KI
-PJK tdk terbang 3-6 minggu stl serangan
-Anjuran pakai Kursi roda
PENYAKIT SARAF
Stroke  < 3 minggu pasca Tdk terbang
Hemiplegi – Stretcher Case
Epilepsi  24 jam sbl terbang th/ 

Sinus barotrauma
Ortic barotrauma
Operasi telinga tengah  tdk terbang sp ruang tel tengah
kering & Ventilasi N
GIT:

Pasca laparotomi 10 hari – 2 mg


Reseksi usus -6 mg
Bleeding -3 mg
Colosttomy kantong cadangan

Operasi abdomen  10 hari


BLEEDING GIT  3 minggu
KASUS-KASUS KHUSUS
KELAINAN JIWA
-Penerbangan dpt memprovokasi terjadi ansietas
Stimulus yg tdk biasa al:
Kebisingan, Vibrasi, Ggn tidur, Lingk asing
-Ggn jiwa perlu pertimbangan & pendamping medis
-Obat sedasi hati2
 terbentuk gas pd usus   mobilitas Diapragma  ggn
pernafasan
Potensi Barotrauma, DVT (duduk lama)

DIABETES MELITUS
Time zone memp pola makan
 Oad/insulin  hati2 mudah hipoksia
Tdk terbang : gd puasa > 250 mg%
insulin > 50 u/hari
KEHAMILAN
-Tdk membahayakan kehamilan
-Pesawat terbang bukan tempat ideal u persalinan
-Tdk perlu Medical Clearnce , kecuali
Persalinan diperkirakan dl 4 minggu/-
Tdk ada kepastian perkiraan lahir
Riwayat kehamilan multiple
Riwayat komplikasi persalinan
-Tdk disarankan : kehamilan pd bulan terakhir & minggi
pertama post partum
KEHAMILAN (2) :
Dekat; tdk masalah u primigravida
Multigravida 36 minggu
Jauh : primigravida 36 minggu
Multigravida 32 minggu

4 minggu/ < akan lahir


Riwayat persalinan buruk
Iata hamil < 32 minggu
BAYI
IATA ; NO LIMITATION
-Bayi > 7 hari  60 hari good
-Bayi prematur
 Alveoli blm sempurna berfungsi
-Berikan dot atau Asi selama take off dan landing

USIA LANJUT
NO LIMITATION
Problem pd mobilitas
Perlu Wheel chair , DVT, Edema
 Latihan ringan menggerakan tungkai kaki pd setiap kesempatan
KASUS TERMINAL

• Perlu tempat khusus


• Sakit berat tdk akan bertahan sp dng akhir perjalanan
tdk dpt diangkut
• U menghabiskan sisa2 umur
Dipertimbangakan sepanjang kondisi diperkirakan tidk
meninggal di pesawat
MENINGGAL :

• Dalam pesawat menimbulkan kesulitan


administratif
• Terganggu jadwal penerbangan
• Stress pd awak pesawat & penumpang lain
• Bisa mendarat di bandara paling dekat
LANSIA DLM PENERBANGAN
Perubahan fisik
-Mobilitas : check in, fraktur
-Sensoris : raba dan rasa
-Pendengaran
-Gigi berlubang
-Penglihatan
-Kardiovaskuler / paru
HT,COPD  DVT
Perubahan psikologi
Kecemasan Hyperventilasi
Fear of flying
PENYAKIT DIPENGARUHI PENERBANGAN
PENYAKIT JALAN NAFAS

Bronchitis kronis, Emphysema, Bronchiectasi,


Asthma  Perlu O2 selama perjalanan
Pneumothorax 
Terbang bila gas udara hilang OK Pengembangan/ Expansi gas

PENYAKIT DARAH
Hb < 8,5 gr/dl
Leukemia  Kombinasi anemia & Tendensi
bleeding
Pasien yg ditolak pesawat komersial

catheter tube, Penyakit infeksi yg sangat menular

Kondisi sakit berat atau motilitas yg berat shg


secara estetika mengganggu penumpang lain.

Memancarkan bau yg tak enak dan pasien yg


membuat gaduh.

Menggunakan beberapa slang bersamaan


seperti infuse, nasogastrik dsb.
PENGALAMAN KKP SOETTA 2022
KOMUNIKASI & KOORDINASI

LINTAS SEKTOR LINTAS PROGRAM :


AP2, Imigrasi, Bea Cukai, Avsec, - DINKES PROV/KAB/KOTA
Airline (Garuda & Saudi - RUMAH SAKIT
Arabian, dll - BPJS

(KKP)
TPKH DEBARKASI

UPAYA MEMBERIKAN PELAYANAN OPTIMAL


JEMAAH HAJI INDONESIA DI DEBARKASI HAJI
JAKARTA PONDOK GEDE
SISTEM DAN PROSEDUR PENGAWASAN
PESAWAT HAJI DAN MUATANNYA

KEDATANGAN PESAWAT HAJI

TIM BOARDING
KKP(DOKTER, KARANTINA, PRL) - PEMERIKSAAN SANITASI PESAWAT
PEMERIKSAAN GENDEC - PENGAMBILAN SAMPEL
MAKANAN
- PEMERIKSAAN AEROSOL

UNDER INVEST. PHEIC (-) UNDER INVESTIGASI PHEIC (+)


Pemberian K3JH Pemberian K3JH
UNDER INVESTIGASI PHEIC (+)

PERIKSA JH UNDER INVEST.

MERS CoV, EBOLA


MENINGITIS Covid
PEMBERIAN MASKER
PEMBERIAN MASKER

JH LAIN JH 2 BARIS DEPAN, JH 1 BARIS DEPAN,


BELAKANG, SAMPING BELAKANG, SAMPING KIRI
KIRI KANAN CATAT KANAN CATAT IDENTITAS
IDENTITAS & KONTAK & KONTAK DEKAT
DEKAT

JH MELEWATI
THERMALSCANNER
UNDER INVEST. PHEIC (-)

PEMERIKSAAN THERMALSCANNER
BANDARA SOETTA UNDER INVEST. PHEIC (+)

SUHU < 37,5 C SUHU > 37,5 C

KELUHAN SAKIT (-) KELUHAN SAKIT (+) RUANG WAWANCARA KHUSUS

UNDER INVEST. (-) UNDER INVEST .(+)


IMIGRASI
KLINIK DEBARKASI
NOTIFIKASI KE DINKES &
POSKO KLB
MENUJU AHPG
IMIGRASI
IMIGRASI
RUJUK RSPI
MENUJU AHPG MENUJU AHPG
ALUR PELAPORAN

UNIT-UNIT UNIT SURVEILANCE SISKOHATKES


KESEHATAN
Unit Klinik
Unit PRL POSKO KLB
Unit Karantina & SURKARKES

PPIH DEBARKASI APLIKASI APLIKASI


SISKOHAT SIMKESPEL
(PUSKES HAJI) (DITJEN P2P)
PENANGANAN JH YANG
MENINGGAL DI PESAWAT
 Petugas mengkonfirmasi jadwal kedatangan pesawat kepada Goundhandling/Airline.
 Setelah pesawat mendarat, petugas boarding ke pesawat (unit ops klinik, unit
karantina, unit PRL) sesuai dengan SOP pengawasan pesawat dan Jemaah Haji
 Dokter KKP akan konfirmasi ke dokter kloter tentang jemaah haji yang meninggal
dan penyebab kematian.
 Dokter KKP akan meminta Certificate of Death ( COD ) dan Autopsi Verbal yang
dibuat oleh dokter kloter.
 Bila dalam penyebab kematian bukan penyakit PHEIC maka jenazah akan dilakukan
evakuasi dan diserahkan pada pihak Kemenag beserta COD nya.
 Bila penyebab kematian adalah penyakit PHEIC maka evakuasi jenazah akan
dilakukan oleh petugas dengan memakai APD lengkap dan dirujuk ke RSPI.
 Petugas KKP akan menyerahkan COD pada pihak Kemenag.
 Setelah melaksanakan tugas unit karantina membuat laporan sesuai dengan form
laporan pada unit karantina.
PENANGANAN JH DI RUANG
WAWANCARA KHUSUS
• JH yang terpantau suhu ≥ 380 C dibawa ke ruang wawancara khusus dan akan dilakukan
anamnesa dan pemeriksaan oleh petugas yang ada di ruang wawancara khusus.
• Petugas di ruang wawancara khusus harus menggunakan APD minimal.
• Dokter akan menanyakan dan memeriksa JH sesuai SOP.DEB.04
• Bila pada saat anamnesa dan pemeriksaan terdapat tanda-tanda yang mengarah ke MERS-
CoV (suspek +) yaitu infeksi saluran pernapasan akut , batuk, sesak napas,pneumonia
berdasarkan gejala klinis maka dokter akan merujuk ke RSPI sesuai dengan IK Rujukan Suspek
PHEIC.
• Bila hasil anamnesa dan pemeriksaan terdapat tanda-tanda yang mengarah ke Ebola (suspek
+) yaitu demam tinggi (≥ 380 C) mendadak dan disertai paling sedikit 3 gejala yaitu sakit
kepala, tidak ada nafsu makan, lemah, sakit otot atau sendi, sesak napas, muntah, diare,
nyeri perut, sulit menelan, hiccup (cegukan) maka dokter akan merujuk ke RSPI sesuai
dengan IK Rujukan Suspek PHEIC.
• Bila suspek (-) maka petugas akan membuat notifikasi dan akan diserahkan ke unit SE (sesuai
IK.SE.DEB.01)
• Setelah selesai, petugas unit klinik membuat laporan (sesuai SOP unit Klinik) dan copy
laporan diserahkan ke unit SE.
PENGAWASAN GENDEC
PENGUKURAN SUHU TUBUH CREW
PENGUKURAN SUHU TUBUH JH
PEMANTAUAN SUHU TUBUH
PEMBERIAN K3JH
KARTU KEWASPADAAN KESEHATAN JAMAAH HAJI
PELAYANAN POLIKLINIK
PENELUSURAN SURVEILANS
PEMERIKSAAN P3K PESAWAT
EVAKUASI JH SAKIT
EVAKUASI SUSPECT
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai