Anda di halaman 1dari 74

dr.

Yudistira Yunus
GANGGUAN YANG DAPAT TERJADI DIAKIBATKAN OLEH MATRA
UDARA / PENERBANGAN

1. Hypoxia
2. Kebisingan
3. Flying Fatique (Kelelahan dalam Penerbangan)
4. Gangguan Orientasi Ruang
5. Mabuk udara
HIPOKSIA
HIPOKSIA

Hipoksia adalah berkurangnya oksigen pada jaringan tubuh yang


mengakibatkan gangguan fisiologi.
PEMBAGIAN HIPOKSIA

1. Hypoxic- Hypoxia
2. Anaemic hypoxia
3. Stagnant hypoxia
4. Histotoxic hypoxia
Hipoksia Hipoksik/Hipobarik
Merupakan hipoksia akibat berkurangnya tekanan O2 arteri.
Penyebabnya adalah:
•rendahnya tekanan oksigen udara inspirasi karena berada pada
ketinggian tertentu dari permukaan bumi. Disebut juga hipoksia
karena ketinggian (hipoksia hipobarik)
Hipoksia Hipemik/anaemic
-Terjadi sbg akibat darah tidak mampu mengambil dan mengirim
O2 dalam jumlah yang cukup/memadai ke sel2 tubuh.
-Atau: kapasitas angkut O2 dari darah menurun
-Dapat disebabkan oleh beberapa faktor:
• hipovolemia akibat perdarahan
• Penyakit-penyakit darah tertentu  anemia
• Penyebab paling umum yang biasa ditemukan adalah
ketidakmampuan Hb mengikat O2  keracunan CO
(karbon monoksida)
Hipoksia Ischemik/Stagnant
•Keadaan sirkulasi darah yang abnormal, misalnya pada keadaan
cardiac output yang menurun dan venous pooling akibat gaya G.
•Dapat juga terjadi sebagai akibat dari shock, dimana jantung
tidak dapat memompa darah secara efektif.
Hipoksia Histotoksik
•Hipoksia sebagai akibat tidak sel tidak mampu untuk
menggunakan oksigen secara efektif.
•Contoh kasusnya adalah pada konsumsi alkohol, narkotika,
karbon monoksida dan sianida.
Penyebab hipoksia dalam penerbangan

1. Terbang tanpa menggunakan perangkat oksigen


2. Kegagalan sistem oksigen pesawat terbang
3. Terjadi dekompresi mendadak
(Ernsting’s Aviation Medicine 4ed, 2006)
• Jaringan otak yang oksigenasinya berkurang akan
menurunkan produksi energi dalam jaringan otak, sehingga
fungsi otak akan menurun. Akibatnya akan terjadi gangguan
mental, psikomotor, dan kognitif.
 Gangguan mental : euforia, agresif
 Psikomotor : gangguan gerakan anggota gerak
 Gangguan kognitif : proses berfikir melambat
GEJALA-GEJALA HIPOKSIA
• Gejala-gejala hipoksia sangat bersifat individual dan insidious
(tidak disadari) dan meningkat secara lambat, sehingga sulit
untuk seseorang menyadari sering tidak menyadari bahwa
dirinya mengalami hipoksia.
• Gejala-gejala Hipoksia
o Perasaan aneh atau pusing
o Euforia, sikap dan psikis yang tidak menentu
o Gangguan penglihatan (hilangnya penglihatan perifer/tepi, suram, kabur,
dan berkurangnya penglihatan malam).
o Respon berkurang pada komunikasi verbal
o Pelupa dan bertindak masa bodoh
o Kesulitan mengendalikan pesawat terbang
o Sakit kepala dan mual
o Hilang kesadaran
Contributing Factors

Beberapa hal yang dapat menurunkan daya tahan tubuh


terhadap hipoksia:
•CO, misalnya dari asap rokok atau gas buang dari kendaraan
bermotor atau mesin
•Hb rendah
•Obat-obatan yang dapat meurunkan oxygen-carrying capacity
darah
•Rate of pressure change (Kecepatan penurunan tekanan udara)
•Suhu ekstrim (panas atau dingin) demam, kecemasan karena
kondisi-kondisi ini meningkatkan kebutuhan O2.
•Lama berada di ketinggian
•Aktifitas fisik
•Self imposed stress
Akibat hipoksia dalam penerbangan

1. Kognitif
2. Motorik
3. Mental
4. Panca Indera (Mata)
5. Hilang kesadaran
PENGARUH DAN BAHAYA HIPOKSIA
PADA PENERBANGAN

Gejala dan tanda hipoksia biasanya sulit untuk dikenali,


terutama apabila berlangsung secara
bertahap/lambat/gradually.
•5000 kaki : gangguan night vision
•12.000-15.000 kaki : gangguan judgement (mengambil
keputusan), memory, allertness (kewaspadaan), koordinasi dan
kemampuan kalkulasi, sakit kepala, drowsiness, dizziness,
euphoria atau belligerence (agresif).
•> 15.000 kaki: mulai terjadi gangguan penglihatan perifer-grey
out-tunnel vision.
Principles and Practice of Aviation Medicine. Singapore: World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd; 2009.
Time of Useful Consciousness
(Waktu Sadar Efektif)

Rentang waktu antara berkurangnya tekanan oksigen


pernapasan(PiO2) hingga saat terjadi derajat gangguan kinerja
yang bermakna disebut dengan waktu sadar efektif

Rentang waktu saat seorang mulai terpajan lingkungan dengan


tekanan oksigen inspirasi (PiO2) yang berkurang hingga tidak
mampu melakukan tindakan yang tepat.
PENGOBATAN HIPOKSIA

• Pengobatan hipoksia adalah dengan memberikan O2 100%


pada udara pernapasan.
• Bila terjadi henti napas, perlu diberikan napas buatan
bersamaan dengan pemberian O2 100%.
Pencegahan hipoksia pada penerbangan

• Penggunaan oksigen sesuai ketinggian


• kabin bertekanan
• pesawat terbang yang tidak mempunyai sistem kabin
bertekanan harus mempunyai perangkat sistem oksigen
• hypoxia training untuk melatih setiap awak pesawat agar
mengenali gejala dan tanda hipoksia
• Penggunaan pressure suit
BISING ADALAH BUNYI YANG TIDAK
DIINGINKAN YANG MENYEBABKAN
RASA TIDAK ENAK DI TELINGA DAN
DAPAT MENGACAUKAN PERHATIAN
SUMBER BISING

SUMBER BISING BERASAL DARI :


1.MESIN
2.PROPELER
3.SISTIM TRANSMISI
4.ALIRAN KELUAR DARI JET
GANGGUAN PENDENGARAN :

• ADALAH BERKURANGNYA KEPEKAAN


TERHADAP BUNYI (DALAM SUASANA SEPI)
YANG DISEBABKAN OLEH GANGGUAN SALAH
SATU ATAU BEBERAPA ALAT DALAM SISTIM
PENDENGARAN.
GANGGUAN BERSIFAT :

1. RINGAN / BERAT
2. SEMENTARA / MENETAP
DALAM PENERBANGAN ADA 2 HAL
YANG DAPAT MENYEBABKAN TERJADINYA
GANGGUAN PENDENGARAN

1. PERUBAHAN TEKANAN UDARA


2. INTENSITAS SUARA YANG TINGGI
PENCEGAHAN:

• MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG


Ada 2 macam yaitu ear plug, alat yang dimasukkan keda-lam
liang telinga, dan ear muff alat yang dipergunakan untuk
menutupi telinga dari luar.

• Ear plug
Terbuat dari karet, plastik atau kapas yang dipadatkan dengan
lilin. Alat ini dimasukkan kedalam liang telinga sesuai dengan
ukuran masing-masing, dapat mengurangi intensitas bunyi
sebesar 35 dB.
• Ear muff
Mempunyai efek perlindungan sama dengan ear plug. Bila
dipakai bersama-sama dengan ear plug akan mengurangi
intensitas bunyi sebesar 40 dB. Mudah dipakai dan dibuka,
sehingga sesuai bila dipakai di tempat yang kebisingannya
tidak berlangsung terus menerus.

Gambar. Petugas yang bekerja pada lingkungan bising diwajibkan menggunakan alat pelindung
telinga (ear defender) untuk melindungi fungsi pendengarannya.
• Mengurangi suara yang keras dengan cara
akustis misalnya dengan menggunakan bahan
penyerap (peredam) suara pada dinding,
plafon dan lain – lain

• Melakukan pemeriksaan audiometri teratur


bagi yang kerja dilingkungan bising
KOMUNIKASI DALAM LINGKUNGAN BISING

• Telinga dapat membedakan berbagai jenis suara


dengan frekwensi yang berbeda yang terdengar
sekaligus. Akan tetapi bila ada 2 macam suara
dengan frekwensi yang sama dan hanya berbeda
dalam intensitas, maka telinga hanya akan
mendengar suara yang intensitasnya lebih tinggi.
Dengan perkataan lain suara yang mempunyai
intensitas lebih tinggi tersebut menutupi (masking
out) suara yang intensitasnya lebih rendah
KELELAHAN DALAM
PENERBANGAN (FLYING
FATIGUE)
dr.Debbi Anggraini
– Kelelahan yang sangat, mirip stress,
bersifat kumulatif
Jenis-jenis Kelelahan

• acute skill fatigue


• chronic flying fatigue
acute skill fatigue
• Penyebab kelelahan jenis ini terutama adalah faktor
kejiwaan dan faktor fisiologis penerbangan.
• Faktor-faktor fisiologis seperti hipoksia, kadar gula darah
yang rendah, kekurangan cairan tubuh atau baru sembuh
dari sakit akan melemahkan ketahanan terhadap adanya
beban psikologis di atas hal yang sama terjadi apabila
keadaan lingkungan kurang menguntungkan, misalnya
cuaca buruk, turbulensi, bising di dalam ruangan kokpit
maupun pada headphones, suhu yang terlalu panas atau
dingin dan lain sebagainya.
gejala
• Penurunan fungsi psikomotor : berupa
penurunan koordinasi
• Penyempitan skala perhatian : berakibat
timbulnya kecenderungan untuk melupakan
bagian-bagian yang penting dari suatu tugas,
tidak mampu melakukan pengawasan
terhadap seluruh instrument, lambat
melakukan cross check.
chronic flying fatigue

• menumpuknya sisa kelelahan yang belum


dipulihan secara lengkap  kelelahan kronis
• Di Indonesia ketentuan pembatasan jam terbang
ditetapkan dalam CASR (Civil Aviation Safety
Regulation) part 42 section 42.6.0.3
– penerbangan dengan dua orang penerbangan
tanpa flight engineer, jam terbang maksimum
untuk penerbang adalah 110 jam selama 30 hari
berturut-turut
– Apabila terbang dengan flight engineer, jam
terbang maksimum untuk penerbang adalah 120
jam dalam waktu 30 hari berturut-turut. serta
1.050 jam dalam periode 12 bulan.
– Sedangkan untuk flight engineer jam terbang
maksimum adalah 125 jam selama 30 hari
berturut-turut, serta 1.100 jam dengan periode 12
bulan.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
timbulnya kelelahan
• Faktor psikologis : kecemasan, penundaan
penerbangan yang tidak menentu, rute
penerbangan yang membosankan.
• Faktor fisik : kondisi fisik yang tidak fit, jam
terbang yang terlalu banyak, jam terbang
istirahatnya (rest hour) yang kurang, beban
pekerjaan serta tugas-tugas sampingan yang
terlalu besar.
• Faktor fisiologis : hipoksia, masalah
perbedaan waktu (time zone difference), suhu dan
kelembaban udara, bising dan getaran.
Gejala-gejala kelelahan
• Terjadinya kesalahan-kesalahan dalam membuat keputusan.
• Dalam mengontrol pesawat : kecepatan reaksi berkurang, control
yang kurang halus, ketepatan waktu terganggu.
• Konsentrasi menurun, mudah lupa, timbul kesalahan-kesalahan
dalam melakukan tugas yang sederhana dan rutin misalnya dalam
membuat gliding angle serta speed pada saat pendaratan.
• Apatis waktu sudah membuat kesalahan, performance yang rendah.
• Menunda-nunda dalam membuat keputusan.
• idak teliti dalam mengawasi seluruh
• Mudah tersinggung, kurang rasional.
• Semangat kerja menurun.
• Memotong hal-hal yang kurang dianggap perlu, melewati beberapa
daftar check list.
• Denyut nadi serta frekuensi pernapasan meningkat.
• Susah tidur, pencernaan terganggu, berat badan menurun.
Mencegah fatigue
• Diet dan Hidrasi
• Terdapat beberapa rekomendasi yang mengatur pola
diet dan hidrasi untuk mengurangi efek dari kelelahan.
Untuk melawan kelelahan,“minum banyak cairan,
khususnya air putih” dan “makan makanan tinggi
protein”. Hindari alkohol, tembakau atau kafein
– Kualitas tidur.
• Ciptakan Lingkungan yang kondusif untuk tidur 
kunci dari kualitas dan kuantitas tidur yang baik.
– Ritme Sikardian.
• Gangguan ritme sikardian memiliki dampak yang besar
terhadap kelelahan. Tubuh seharusnya memiliki jadwal
yang teratur untuk mengetahui kapan waktu untuk
terjaga dan kapan waktu untuk tidur.
Tips mengurangi kelelahan penerbangan
• Jangan bekerja berlebihan atau dalam keadaan mengantuk sebelum
terbang.
• Tidur ringan dilakukan sebelum dan awal penerbangan malam.
• Tidur normal selama dua malam sebelum terbang dan setelah melakukan
penerbangan.
• Hindari rotasi shift terbang yang terlalu sering; shift terbang dapat
dilakukan kembali setelah dua hingga tiga minggu.
• Lepas tugas malam dari jadwal terbang malam yang panjang.
• Usahakan untuk menetapkan jam biologis tubuh untuk tidur saat berada di
zona waktu yang berbeda dengan cara mendapatkan kesempatan untuk
tidur selama waktu tidur menurut zona waktu kota asal.
• Ikuti jadwal waktu tidur dan makan secara konsisten dari hari ke hari.
• Jauhi kafein dan alkohol beserta hidangan makanan yang banyak sebelum
tidur.
• Lakukan teknik relaksasi dan hygiene
• lingkungan tempat untuk tidur harus bebas dari suara, cahaya, suhu
ruangan yang ekstrim dan gangguan lainnya.
SESEORANG DISEBUT MENGALAMI
GANGGUAN ORIENTASI RUANG APABILA
ORANG TERSEBUT TIDAK DAPAT
MENGETAHUI SECARA TEPAT POSISI, SIKAP
MAUPUN GERAKAN DIRINYA ATAU
PESAWATNYA TERHADAP PERMUKAAN BUMI
INDERA PENGLIHATAN
Mata adalah sistim pengindera terpenting yang dapat
memberikan informasi tentang orientasi tubuh terhadap
sekeliling serta tentang posisi dan sikap pesawat terhadap
permukaan bumi.
Bila seseorang terbang dalam situasi pandang yang bagus,
tidak akan ditemui banyak kesulitan dalam menafsirkan
dan meneruskan informasi tentang orientasi tubuhnya.
Akan tetapi bila situasi pandang jelek misalnya pada
malam hari atau cuaca buruk, penerbang harus
menentukan posisi serta sikap pesawat, sepenuhnya dari
instrumen, dia harus menafsirkan informasi simbolis yang
terbaca dalam instrumen tersebut
Dalam hal ini tubuh kehilangan referensi yang penting untuk
mempertahankan orientasinya, berupa petunjuk-petunjuk luar
yang dapat dilihat dengan mata.
Dengan latihan dan pengalaman, penerbang akan memperoleh
kemampuan membaca serta menafsirkan tanda-tanda di dalam
instrumen dengan baik, baik waktu terbang visual (siang hari)
maupun waktu terbang dengan instrument (malam hari).
CONTOH GANGGUAN ORIENTASI RUANG

1. THE LEANS (MIRING)


Lebih sering terjadi dibanding dengan gangguan
orientasi lain. Penerbang merasa pesawat dalam
keadaan miring (bank) meskipun sebenarnya level.
Hal ini disebabkan karena salah satu wing bergerak
turun dengan percepatan anguler di bawah 2,5
derajat per-detik2 se-hingga tidak dirasakan oleh
penerbang.
Pada waktu melihat instrument baru menyadari bahwa pesawatnya miring
meskipun perasaannya mengatakan level. Berdasarkan apa yang dilihat
dari instrument dia mengembalikan pesawatnya ke posisi level dengan
percepatan anguler lebih besar dari 2,5 derajat per-detik2.
Di sini penerbang merasa dalam posisi miring ke arah gerakan "recovery"
tadi meskipun instrument menunjukkan posisi level. Jadi terjadi konflik
antara perasaan dan apa yang dilihat di instrument. Biasanya untuk
mengatasi konflik tersebut penerbang memiringkan kepalanya berlawanan
arah dengan gerakan "recovery" tadi.
GRAVEYARD SPIN DAN GRAVEYARD
SPIRAL
• Disebabkan ketidakmampuan canalis semisirkularis
menangkap adanya gerakan anguler sepanjang waktu
berlangsungnya gerakan tersebut.
• Seperti sudah dibicarakan di depan kesan adanya gerakan
anguler timbul kalau canalis mendapatkan suatu
percepatan anguler bukan kecepatan anguler.
• Bila seseorang penerbang melakukan gerakan spin, dia
mendapatkan percepatan anguler sehingga merasakan
adanya gerakan anguler dari spin untuk beberapa saat (20
detik).
• Setelah itu cairan endolimfe di dalam canalis akan bergerak dengan
kecepatan yang sama dengari dinding canalis sehingga cupula tidak
terdorong lagi, mengakibatkan hilangnva kesan adanya gerakan anguler.
Bila gerakan spin dihentikan, akan terjadi perlambatan (deselerasi),
canalis berhenti berputar tapi cairan di dalamnya masih akan tetap
bergerak sesuai arah putaran untuk beberapa waktu, mendorong cupula
ke arah yang berlawanan dengan putaran.
• Penerbang akan merasakan adanya gerakan berputar ke arah yang
berlawanan dengan putaran pertama meskipun instrument tidak
menunjukkan adanya putaran.
• Bila penerbang tergoda untuk mengadakan koreksi berdasarkan apa yang
dirasakan, dia akan masuk ke dalam spin lagi dengan arah sesuai spin yang
pertama.
• Pada graveyard spiral cairan dalam canalis juga berada dalam kecepatan
yang sama dengan dinding canalis sehingga gerakan anguler berlangsung
terus tanpa dirasakan, hanya di sini gerakan anguler bukan berupa spin
tetapi berupa suatu gerakan berputar miring yang terkoordinasikan
(coordinated bank-turn).
• Gambar 14. The graveyard spiral. Setelah berhenti dari suatu spin penerbang
merasa seolah - olah berada dalam spin dengan arah berlawanan. Akibatnya ia
mengadakan koreksi sehingga timbul spin lagi deryard arah sesuai dengan spin
pertama
CORIOLIS lLLUSION
• Ilus coriolil timbul bila satu set dari canalis semisirkularis
telah mencapai keseimbangan dengan suatu kecepatan
anguler yang konstan kemudian kepala digerakkan dalam
bidang yang berlainan dengan bidang perputaran
pertama.
• Jadi terjadi suatu percepatan anguler dibidang
perputaran kedua (akibat gerakan dari kepala), dan pada
saat yang bersamaan terjadi suatu perlambatan
(deceleration) anguler pada bidang perputaran pertama.
• Ternyata akan timbul kesan atau perasaan berputar
bukan pada kedua bidang telah disebut tadi.
OCULOGYRAL ILLUSION

• Pada waktu berhenti dari suatu spin, suatu benda


diluar kelihatan seolah-olah bergerak.
• Hal ini disebabkan adanya gerakan fisiologis dari mata
yang disebut nystagmus sewaktu spin dan masih akan
berlangsung beberapa saat setelah spin berhenti.
• Bila suasana pandangan diluar terang gangguan ilusi
ini hanya berlangsung singkat, tapi suasana
pandangan kurang baik gangguan bisa berlangsung
lama (beberapa detik sampai beberapa menit).
SOMATOGRAVIC DAN OCULOGRAVIC
ILLUSIONS
• Ilusi somatogravic adalah suatu kesalahan persepsi terhadap
adanya suatu gaya yang bekerja pada tubuh yang berlainan
dengan gaya yang biasa diterima dalam kehidupan sehari -
hari (gaya berat 1 g).
• Contoh: Ketidakmampuan seorang penerbang untuk
merasakan adanya kemiringan pesawat sewaktu melakukan
perputaran miring yang cukup lama.
ILUSI OCULOGRAVIC

ILUSI OCULOGRAVIC adalah suatu kesan pandangan


yang salah yang menyertai terjadinya ilusi
somatogravic, yaitu pada waktu pesawat mengalami
percepatan linier disamping dirasakan adanya ''nose-up
attitude' dari pesawat, benda-benda yang berada
didalam lapangan pandangan ter-lihat lebih tinggi dari
keadaan sebenarnya.
Sebaliknya bila terjadi perlambatan benda-benda
tersebut akan terlihat lebih rendah dari tempat
sebenarnya.
ELEVATOR ILLUSION
• Terjadi sewaktu ada percepatan vertical
keatas (up-drought) dirasakan adanya gerakan
keatas (betul) disertai dengan ikut
bergeraknya benda-benda yang dilihat keatas
(salah).
• Hal sebaliknya terjadi bila ada percepatan
vertical ke bawah (down drought).
THE BREAK OFF PHENOMENON
• Suatu kelainan persepsi yang biasanya dialami oleh
penerbangan pesawat bertempat duduk tunggal
yang terbang pada ketinggian diatas 30.000 kaki
dalam suatu penerbangan yang monoton (cruising
dalam keadaan level dengan arah yang konstan).
• Penerbang merasa seolah-olah dirinya terpisah dari
lingkungan, merasa terisolir, bahkan merasa seolah-
olah berada diluar pesawatnya.
FASCINATION

• Penerbang terpaku pada suatu sasaran


atau obyek tertentu sehingga melupakan
petunjuk - petunjuk untuk
mempertahankan orientasinya.
• Misalnya dalam latihan menembak sasaran,
karena terpaku pada sasaran maka
penerbang tidak mengontrol pesawatnya
dengan tepat.
PENCEGAHAN

• Keterbatasan kemampuan alat pengindera terhadap


gerak-an gerakan dari pesawat terbang mendorong
perlunya pe-ngetahuan mengenai sebab-sebab,
mekanisme, serta penang-gulangan gangguan orientasi
dikuasai oleh para awak pesawat, agar dapat diperkecil
kemungkinan terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh
gangguan tadi.
• Penerangan - penerangan, ceramah-ceramah serta
demons-trasi melalui film mengenai hal tersebut secara
periodik perlu diadakan.
• Gangguan orientasi sering terjadi sewaktu terbang instrument, oleh
sebab itu pengalaman dan latihan terbang instrument dalam berbagai
keadaan sangat diperlukan.
• Instrument pesawat dibuat sebaik mungkin dan dapat dipercaya
sehingga kesalahan persepsi dapat diatasi dengan jalan berpegang
sepenuhnya pada informasi yang diberikan oleh instrument tersebut.
• Letak tombol atau panel instrument dibuat sedemikian sehingga
penerbang tidak perlu terlalu banyak menggerakkan kepala.
• Beberapa obat seperti obat tidur (barbiturat), antihistamin, obat - obat
anti mabuk perjalanan dan alkohol akan meningkatkan kepekaan
terhadap timbulnya gangguan orientasi, sehingga perlu dihindari paling
sedikit 12 jam sebelum tugas-tugas penerbangan.
MABUK UDARA
MABUK UDARA
• Termasuk dalam kelompok gangguan yang disebut motion sickness.
Motion sickness adalah suatu keadaan yang ditandai terutama oleh
perasaan mual, muntah, keringat dingin serta pucat yang
disebabkan oleh adanya rangsangan gerak yang tidak biasa dialami
oleh tubuh.
• Motion sickness merupakan pengertian yang umum. Yang termasuk
dalam kelompok gangguan ini adalah. air sickness car sickness, sea
sickness, dan lain-lain
• Sebetulnya gangguan ini juga bisa timbul meskipun sebenarnya
tidak ada gerak dari tubuh misalnya pada simulator sickness atau
cinema sickness dimana penderita dalam keada­an diam sedang
yang bergerak obyek (gambar) yang dilihat.
PENYEBAB MOTION SICKNESS

• Motion sickness dapat timbul karena


bermacam - macam sebab diantaranya adalah
rangsangan vestibuler, rangsangan
penglihatan, rangsangan bau - bauan, faktor
kejiwaan dan lain - lain.
RANGSANGAN VESTIBULER.

• Merupakan faktor terutama. Rangsangan yang abnormal


terhadap canalis semisirkularis seperti berada diatas kursi
putar, didalam ruangan yang berputar, terkena
rangsangan coriolis dan lain-lain dapat menyebabkan
timbulnya motion sickness.
• Juga rangsangan terhadap utriculus dan sacculus
misalnya gerakan naik turun bila berada diatas kapal yang
terkena gelombang, rangsangan baik terhadap canalis
maupun terhadap organ otolith misalnya gerakan
aerobatik, kesemuanya dapat menyebabkan timbulnya
motion sickness.
RANGSANGAN PENGLIHATAN
• Misalnya melihat film yang melukiskan sebuah
kapal dilaut yang bergelombang besar,
melihat gerakan - gerakan didalam simulator
dan lain-lain.
• Sebaliknya bila seseorang terkena goyangan
kapal tapi mata dipusatkan kearah suatu titik
yang tidak bergerak di-daratkan maka motion
sickness dapat dihindari
RANGSANGAN BAU- BAUAN

• Bau asap rokok, bau bagian tertentu


dari pesawat misalnya galley, toilet,
bau muntah orang lain dan lain - lain,
dapat menimbulkan motion sickness.
RANGSANGAN KEJIWAAN
• Beberapa faktor kejiwaan mempunyai
peranan penting terhadap timbulnya
motion sickness, misalnya rasa takut,
rasa tidak aman sewaktu naik pesawat
terbang.
GEJALA - GEJALANYA
• Gejala utama yang dirasakan : mual-mual. Gejala utama yang ditemukan
muntah, pucat dan keringat dingin. Umumnya gejala motion sickness dimulai
dengan rasa tidak enak diperut, diikuti oleh mual-mual yang makin lama makin
kuat kemudian muka menjadi pucat dan keluar keringat dingin.
• Air ludah menjadi banyak, badan terasa hangat, kepala terasa ringan, kadang-
kadang disertai perasaan depresi dan apatis.
• Bila rangsangan gerak berjalan terus mual-mual bertambah kuat dan mencapai
puncaknya dengan timbulnya muntah - muntah.
• Pada orang yang peka muntah masih dapat timbul sampai beberapa hari.
Penderita motion sickness biasanya tidak dapat mengerjakan tugas - tugasnya,
tidak dapat menjaga dirinya sendiri maupun orang lain.
• Keadaan diperberat dengan timbulnya dehidrasi dan gangguan keseimbangan
elektrolit dalam tubuh, disebabkan oleh muntah yang berulang-ulang.
FAKTOR - FAKTOR MEMPENGARUHI KEPEKAAN
1. Faktor Umur
Kepekaan berubah-ubah pada umur-umur tertentu
• Pada umur dibawah 2 tahun jarang terjadi motion sickness kepekaan meningkat dan
mencapai puncak pada umur 10 — 13 tahun, kemudian menurun secara lambat.
• Diatas usia 50 tahun jarang ditemukan gangguan ini.

2. Faktor Jenis Kelamin


Wanita lebih mudah terkena motion sickness dari pada laki-laki.

3. Aktifitas Pikiran dan Mental


Orang yang sedang berkonsentrasi perhatian maupun pikiran pada tugas-tugasnya
lebih jarang terkena dibandingkan dengan orang yang banyak waktu untuk
merasakan adanya gangguan. Kecemasan dan rasa takut meningkatkan kepekaan.
PENCENGAHAN DAN PENGOBATAN
• Perbaikan pada design pesawat dapat juga mengurangi terjadinya motion
sickness misalnya perbaikan pada sistim autopilot dapat mengurangi
terjadinya gerakan-gerakan tertentu dibagian belakang dari pesawat, juga
pengaturan suhu serta ventilasi didalam kabin akan membantu mengurangi
terjadinya motion sickness.
• Apabila seseorang atau penumpang pesawat sudah terkena motion sickness
awak kabin dapat menolongnya dengan antara lain memisahkan penumpang
tersebut dengan penumpang lain, dapat juga memindahkannya ketempat
yang goncangannya kurang kuat, tempat duduk dibuat dalam posisi ‘recline’
• Pemberian bau yang kuat seperti amonia kadang-kadang dapat menolong.
Oksigen diberikan apabila goncangan yang kuat terjadi penerbangan yang
sangat tinggi.
• Yang terakhir adalah pencegahan dan pengobatan dengan menggunakan
obat-obat anti motion sickness,
OBAT-OBAT ANTI MOTION SICKNESS

• Obat-obat anti motion sickness yang dikenal diantaranya adalah yang


termasuk golongan 1- hydrobromide, golongan dimenhydrinate (antimo,
dramamine), golongan promethazine Hcl (phenergan) dan sebagainya.
• Tidak ada pembatasan tertentu mengenai penggunaan obat - obatan
anti motion sickness untuk penumpang. Umumnya obat - obat tersebut
bereaksi setelah 1/2 sampai 2 jam dan bekerja sampai 4 - 6 jam bahkan
bisa lebih lama lagi.
• Dianjurkan untuk diminum 1/2 sampai 1 jam sebelum take-off dan
diulang setelah 4 sampai 6 jam tergantung kepekaan tiap - tiap orang.
Bila sudah terjadi muntah - muntah yang berat sehingga dapat
menyebabkan dehidrasi, obat-obat tersebut diberikan melalui suntikan.
TERIMA KASIH
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai