Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertolongan pertama atau yang sering disingkat (PP) adalah

pemberian pertolongan secara segera atau secepatnya kepada korban

kecelakaan tidak hanya keceleka'an tapi orang sakit dan

luka.(Sarana,Juliati Susilo, Alan Darwin.2009)

Resusitasi jantung paru (RJP) adalah serangkaian usaha

penyelamatan hidup pada henti jantung. Walaupun pendekatan yang

dilakukan dapat berbeda-beda,tergantung penyelamat, korban dan

keadaan sekitar, tantangan mendasar tetap ada,yaitu bagaimana

melakukan RJP yang lebih dini, lebih cepat dan lebih efektif.

untuk penyebabnya, pengenalan akan adanya henti jantung dan tindakan

segera yang harus dilakukan menjadi prioritas utama.

Perkiraan ini tidak termasuk mereka yang diperkirakan meninggal

akibat henti jantung dan tidak sempat diresusitasi. Walaupun usaha untuk

melakukan resusitasi tidak selalu berhasil, lebih banyak nyawa yang

hilang akibat tidak dilakukannya resusitasi. Banyak korban henti-jantung

berhasil selamat jika orang disekitarnya bertindak cepat saat jantung

bergetar atau ventrikel fibrilasi (VF) masih ada, tetapi resusitasi

kebanyakan gagal apabila ritme jantung telah berubah menjadi

tidak bergerak dan asistole.

1
Sebagian besar korban henti jantung adalah orang dewasa, tetapi

ribuan bayi dan anak juga mengalaminya setiap tahun. henti jantung akan

tetap menjadi penyebab utama kematian yang prematur, dan perbaikan

kecil dalam usaha penyelamatannya akan menjadi ribuan nyawa yang

dapat diselamatkan setiap tahun.

Bantuan hidup dasar boleh dilakukan oleh orang awam dan juga

orang yang terlatih dalam bidang kesehatan. Rantai kehidupan

mempunyai hubungan erat dengan tindakan resusitasi jantung paru,

karena penderita yang diberikan RJP, mempunyai kesempatan yang amat

besar untuk dapat hidup kembali.

Pertolongan pertama atau bantuan hidup dasar sangat penting untuk

saya dan orang-orang maupun manyarakat dalam memahami sekaligus

tau bagaimana cara melakukannya. Karna di luar sana kita

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pertolongan pertama ?

2. Apa yang dimaksud sistem pernafasan dan sirkulasi ?

3. Apa yang dimaksud dengan bantuan hidup dasar ?

4. bagaimana teknik pemberian bantuan hidup dasar ?

C. Tujuan Penulis

1. Tujuan Umum

Untuk lebih paham akan apa yang di maksud dengan bantuan

hidup dasar.

2. Tujuan Khusus

2
a. untuk mengetahui pengertian bantuan hidup dasar.

b. untuk mengetahui apa-apa saja klasifikasi bantuan hidup dasar.

c. untuk mengetahui bagaimana teknik pemberian bantuan

pernapasan.

D. Manfaat Penulis

1. Manfaat bagi KSR

a. Sebagai bahan referensi bagi pembaca.

b. Sebagai materi pembelajaran untuk mengetahui lebih

banyak mengenai bantuan hidup dasar.

2. Manfaat bagi penulis

a. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang apa yang

dimaksud dengan bantuan hidip dasar.

b. Untuk meningkatkan kemampuan dalam penanganan

bantuan hidup dasar.

E. Metode Penelitian

Dalam penyusunan makalah ini digunakan metode penulisan

berdasarkan kajian pustaka dan situs internet.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertolongan Pertama

Pertolongan pertama adalah pemberian pertolongan segera kepada

penderita sakit atau cedera, kecelakaan yang memerlukan

penganganan medis dasar.

1. Macam-macam Penolong

Dalam suatu kejadian biasanya ada 3 macam penolong, yaitu :

a. Orang Awam : Tidak terlatih atau memiliki sedikit pengetahuan

pertolongan pertama.

b. Penolong Pertama : Kualifikasi ini yang dicapai oleh KSR PMI.

c. Tenaga Khusus/Terlatih : Tenaga yang dilatih secara khusus

untuk menanggulangi kedaruratan di lapangan.

2. Tujuan Pertolongan Pertama

Sebagai seorang penolong pertama kita harus mengetahui

tujuan dari pertolongan pertama itu sendiri karena hal ini lah yang

akan menjadi pegangan seorang penolong dalam menyelamatkan

penderita. tujuan dari pertolongan pertama adalah :

a. Menyelamatkan jiwa

b. Mencegah cacat

c. Memberikan rasa nyaman

Proses penyembuhan dalam beberapa kondisi dan situasi

terkadang seorang penolong akan dihadapkan pada situasi yang

4
gawat dan tidak memungkinkan untuk menjalankan ketiga tujuan

tersebut, dalam hal inilah seorang penolong harus menentukan

pilihan Dalam hal ini seorang penolong harus menyelamatkan jiwa

sipenderita, jika resikonya sipenderita cacat atau merasa

tidak nyaman abaikan saja, karena yang terpenting adalah tujuan

yang pertama yaitu menyelamatkan jiwa sipenderita.

3. Kewajiban Seorang Penolong

Agar dapat melakukan tugasnya seorang penolong pertama

harus menjalankan kewajibannya seperti tercantum dibawah ini

supaya penderita memperoleh upaya pertolongan yang maksimal :

a. Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang

sekitarnya.

b. Dapat menjangkau penderita.

c. Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam

nyawa.

d. Meminta bantuan/rujukan.

e. Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya.

f. Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita.

g. Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat.

h. Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi.

5
4. Alat Perlindungan Diri

Keamanan penolong merupakan hal yang sangat penting,

sebaiknya dilengkapi dengan peralatan yang dikenal sebagai Alat

Perlindungan Diri antara lain :

a. Sarung tangan lateks

b. Kaca mata pelindung

c. Baju pelindung

d. Masker penolong

e. Masker Resusitasi

f. Helm

B. Sistem Pernafasan dan Sirkulasi

Tubuh manusia terdiri dari beberapa sistem diantaranya yang

utama adalah sistem pernafasan dan sistem peredaran darah. Kedua

sisitem ini merupakan komponen utama untuk mempertahankan hidup

seseorang. Terganggunya salah satu atau kedua fungsi ini dapat

mengakibatkan ancaman kehilangan nyawa pada seseorang.

Tubuh dapat menyimpan makanan untuk beberapa minggu dan

menyimpan air untuk beberapa hari, tetapi hanya dapat menyimpan

oksigen untuk beberapa menit saja, sistem pernafasan memasok

oksigen (O2) ketubuh sesuai dengan kebutuhan dan juga

mengeluarkan korbon dioksida (CO2).

Sistem sirkulasi inilah yang bertanggung jawab memberikan

pasokan oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Selain iti

6
sistem ini jaga yang bertanggung jawab untuk membuang sisa-sisa

makanan dari jaringan tubuh. Komponen-komponen yang

berhubungan dengan sirkulasi adalah :

a. Jantung

b. Pembuluh darah (arteri,vena dan kapiler)

c. Darah dan bagian-bagaiannya.

Jantung berfungsi untuk memompa darah dan kerjanya

berhubungan erat dengan sistem pernafasan. Makin cepat kerja

jantung maka semakin cepat pula frekuensi pernafasan seseorang

dan sebaliknya. Sedangkan jantung dapat berhenti bekerja karena

banyak sebab, antara lain :

a. Penyakit jantung

b. Gangguan pernafasan

c. Syok

d. Komplikasi penyakit lain.

Pada bayi dan anak, kasus-kasus gangguan pernafasan sangat

sering menyebebkan terjadinya henti jantung, sehingga pada

penderita yang lebih muda pembebasan dan penguasaan jalan nafas

harus lebih mendapat perhatian.

7
C. Pengertian Bantuan Hidup Dasar

Bantuan hidup dasar adalah usaha untuk mempertahankan

kehidupan saat penderita mengalami keadaan yang mengancam

nyawa. (rido.2008)

Bantuan Hidup Dasar atau Basic Life Support (BLS) adalah usaha

yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan pada saat pasien

atau korban mengalami keadaan yang mengancam nyawa.(Deden

Eka PB at 1:10:00)

Keadaan darurat yang mengancam nyawa bisa terjadi sewaktu-

waktu dan di mana pun. Kondisi ini memerlukan bantuan hidup dasar.

Bantuan hidup dasar adalah usaha untuk mempertahankan kehidupan

saat penderita mengalami keadaan yang mengancam

nyawa.

Tujuan dari Bantuan Hidup Dasar sebagai berikut: :

1. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi.

2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi

dari korban yang mengalami henti jantung atau henti nafas

melalui Resusitasi Jantung Paru (RJP).

3. Tekankan hidup korban.

4. Mencegah cacat.

5. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses

penyembuhan.

8
Waktu sangat penting dalam melakukan Bantuan Hidup Dasar.

salah satu keadaan manusia yang harus dikenali oleh penolong

adalah mati, walau pada dasarnya keadaan ini merupakan keadaan

yang terakhir yang ingin dihadapi oleh seorang penolong. Dalam

istilah kedokteran dikenal dua istilah untuk mati; mati klinis dan mati

biologis.

Penderita dinyatakan mati klinis bila pada saat melakukan

pemeriksaan penderita, penolong tidak menemukan adanya

pernafasan dan denyut nadi yang berarti sistem pernafasan dan

sistem peredaran darah terhenti. penderita masih memiliki

kesempatan sekitar 4-6 menit sebelum kerusakan otak terjadi, bila

tidak segera diatasi maka akan terjadi mati biologis.

Mati biologis berarti kematian sel, yaitu karena terganggunya

pasokan oksigen dan zat makanan ke sel-sel yang menyusun jaringan

akan terganggu.pada manusia kematian biologis paling cepat terjadi

pada sel-sel otak, yaitu berkisar 8-10 menit setelah henti jantung

kecuali penderita berada di suhu yang ekstrim dingin, melakukan

resusitasi selama satu jam atau lebih dan berhasil.

Walaupun munyul agak lama, ada beberapa tanda yang dapat

menjadi pedoman sudah terjadinya kematian pada seseorang. Tanda-

tanda ini dikenal sebagai tanda pasti mati yaitu :

9
a. Lebam mayat

b. Kaku mayat

c. Pembusukan

Kita dapat melakukan Bantuan Hidup Dasar pada saat:

1. Henti napas

Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran

udara pernapasan dari korban. Contohnya seperti dibawah ini :

a. Tenggelam

b. Pukulan

c. Obstruksi jalan nafas

d. Epiglotitis

e. Overdosis obata-obatan

f. Tersengat listrik

g. Infark miokard

h. Tersambar petir

i. Koma akibat berbagai macam kasu

2. Henti jantung

Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal) merupakan tanda

awal akan terjadinya henti jantung.Hal-hal yang harus diperhatikan

apabila menemukan korban yang henti napas,henti jantung dan

menemukan Tanda- tanda kematian .

a. Bahaya

1. Lihat situasi dan kondisi sebelum bertindak

10
2. Sadari apakah ada hal-hal yang dapat membahayakan

penolong dan korban

3. Tanggapan

Tanggap adalah tanggapan korban atas tebusan yang kami berikan,

dengan penilaiannya ASNT.

a. Awas

Penderita ini sadar dan mengetahui keberadaanya artinya dia

menyadari lingkungannya. Waktu pada saat itu serta namanya.

Biasanya pada pasien tanggap terhadap orang, waktu dan tempat.

b. Suara

Penderita hnya menjawab/ bereaksi bila di panggil atau

mendengar suara. Penderita ini dikatakan respon terhadap

(rangsang) suara.

c. Nyeri

Penderita hanya bereksi terhadap rangsangan nyeri yang

diberikan oleh penolong, misalnya cubitan kuat, penekanan

ditengah tulang dada (bila tidak ada cedera dada ). Bila penderita

respon terhadap suara maka rangsangan nyeri ini tidak perlu

diberikan.

d. Tidak respon

Penderita tidak bereksi terhadap rangsangan apapun yang

diberikan oleh penolong. Tidak membuka mata, tidak bereksi

11
terhadap suara dan sama sekali tidak bereaksi pada rangsanyan

nyeri.

4. Kontrol Jalan Udara

Bila tidak ditemukan respons pada korban maka langkah

selanjutnya adalah penolong menilai pernafasan korban apakah

cukup kuat Untuk menilainya maka korban harus dibaringkan

terlentang dengan jalan nafas terbuka.

Lidah paling sering menyebabkan sumbatan jalan nafas pada

kasus-kasus korban dewasa tidak ada respon, karena pada saat

korban kehilangan kesadaran otot-otot akan menjadi lemas termasuk

otot dasar lidah yang akan jatuh ke belakang sehingga jalan nafas

jadi tertutup.

Penyebab lainnya adalah adanya benda asing terutama pada bayi

dan anak. Tindakan-tindakan yang lain kecil peluangnya untuk

berhasil bila jalan nafas korban masih terganggu. Beberapa cara

yang dikenal dan sering dilakukan untuk membebaskan jalan nafas:

a. Angkat dagu tekan dahi

Teknik ini dilakukan pada penderita yang tidak mengalami

trauma pada kepala, leher maupun tulang belakang.

Adapun cara melakukan teknik ini dengan :

1. Letakkan tangan anda pada dahipenderita gunakan tangan

yang paling dekat kepala penderita

12
2. Tekan dahi sedikit mengarah kebelakang dengan telapak

tangan sampai kepala penderita ujung rahang bawah.

3. Angkat dagu kedepan lakukan gerakan ini bersama tekanan

dahi sampai kepala pada posisi ekstensi maksimal.

4. Pertahankan tangan didahi penderita untuk menjaga posisi

kepala tetap ke belakang.

5. Buka mulut penderita dengan ibu jari tangan yang menekan

dagu.

b. Perasat pendorong rahang bawah (jaw thrust maneuver)

Teknik ini digunakan sebagai pengganti teknik tekan dahi

angkat dagu. Perlu diingat teknik ini sangat sulit dilakukan tetapi

merupakan teknik yang aman untuk membuka jalan nafas bagi

penderita yang mengalami trauma pada tulang belakang.

Adapun cara melakukan teknik ini dengan :

1. Berlutut di sisi atas kepala letakkan kedua siku penolong sejajar

dengan posisi penderita, kedua tangan memegang sisi kepala.

2. Kedua sisi rahang bawah dipegang (jika pasien anak atau bayi

gunakan dua atau tiga jari pada sisi rahang bawah).

3. Gunakan kedua tangan untuk menggerakkan rahang bawah ke

posisi depan secara perlahan. Gerakan ini mendorong lidah ke

atas sehingga jalan nafas terbuka.

4. Pertahankan posisi mulut pasien tetap terbuka.

13
Jangan lupa memeriksamulut penderita terutama yang mengalami

penurunan respon atau tidak ada respon, apakah ada suatu

benda yang dapat menyumbat saluran nafas (sisa makanan, gigi

palsu dan lainnya).

c. Breathing Support (Bantuan Pernafasan)

Jika seseorang bernapas berhenti maka sipembantu harus

berusaha memberikan bantuan pernapasan. Teknik yang

digunakan untuk memberikan bantuan pernafasan yaitu:

1. Menggunakan mulut penolong

a) Mulut ke masker RJP

b) Mulut ke APD

c) Mulut kemulut/hidung

2. Menggunakan alat bantu

Kantung masker berkatup (bag valve mask/BVM)

d. membersihkan jalan nafas

posisi pemuliha, bila penderita dapat bernafasdengan baik dan

tidak ada kecurigaan adanya cedera leher, tulang punggung atau

cedera lain yang dapat bertambah parah akibat tindakan ini maka

letakkan posisi pemulihan atau juga dikenal dengan istilah posisi

miring mantap.salah satu cara untuk melakukan posisi pemulihan

(sesuaikan dengan keadaan di lapangan) :

1. letakkan lengan kiri penderita di atas kepalanya, lalu silangkan

tungkai kanan penderita diatas tungkai kiri.

14
2. Jaga bagian bawah penderita dan raihlah bahu kanannya

3. Balikkan penderita kearah penolong lalu letakkan tangan

kanannya dibawah bagian muka.

4. Tekuk bagian lutut tungkai yang berada disebelah atas.

Sapuan jari, teknik ini hanya dilakukan pada penderita yang

tidak sadar, pada tindakan ini penolong menggunakan jarinya

untuk membuang benda padat yang mengganggu jalan nafas.

1. Balikkan penderita pada sisi kirinya (jangan lakukan ini pada

cedera leher dan tulang belakang)

2. Buka mulut penderita dan lihat kedalam

3. Masukan jari kepipi bagian dalam sampai geraham yang paling

belakang

4. Bentuk jari seperti kait lalu upayakan mengambil benda yang

penyumbat dan hati-hati jangan sampai malah memasukkan

benda makin kedalam.

C. Teknik Pemberian Bantuan Hidup Dasar

1. Memastikan jalan nafas terbuka dengan baik ( Airway )

Keadaan jalan nafas dan respon penderita merupakan dasar

penatalaksanaan penderita. Cara menentukan keadaan jalan nafas

tergantung dari keadaan penderita, apakah ada respon atau tidak.

15
a. Pasien dengan respon baik

Perhatikan pada saat penderita berbicara, perhatikan tidaknya

gangguan suara atau gangguan berbicara, atau suara tambahan.

Karna suara tambahan dapat menjadi petunjuk adanya gigi,

darah atau benda lainnya dalam saluran nafas.

b. Pasien yang tidak respon

Perlu dilakukan tindakan segera untuk memastikan jalan nafas

terbuka. Bila tidak ada kecurigaan cedera spinal gunakan teknik

angkat dau-tekan dahi.

2. Menilai pernafasan ( Breathing )

Setelah jalan nafas dipastikan terbuka dengan baik dan bersih

maka penolong harus menentukan pernafasan penderita, periksa

ada tidaknya nafas dengan cara lihat, dengar dan rasakan nilai

selama 3-5 detik. Bila penderita tidak bernafas maka segera

lakukan tindakan bantuan hidup dasar dan resusitasi jantung paru.

3. Menilai (Sirkulasi) dan menghentikan pendarahan berat

Pada pemeriksaan ini penolong menilai apakah jantung melakukan

tugasnya untuk memompah darah keseluruh tubuh. Pastikan

denyut jantung cukup baik dan tidak ada pendarahan yang

membahayakan nyawa.

a. Penderita respon

Periksa nadi radial (pergelangan tangan), sedangkan untuk bayi

yang diperiksa adalah nadi brakial (bagian dalam lengan atas)

16
b. Penderita tidak respon

Periksa nadi karotis (leher) ada tidaknya nadi diperiksa dalam

waktu 5-10 detik. Bila tidak ada nadi segera lakukan resusitasi

jantung paru. Dan pastikan bahwa tidak ada pendarahan yang

dapat mengancam nyawa, termasuk pendarahan tidak terlihat.

4. Hubungi bantuan

Apabila dirasa perlu, segera minta bantuan rujukan. Mintalah

bantuan kepada orang lain untuk melakukannya atau lakukan

sendiri.

Resusitasi tidak dilakukan pada :

a. Kematian normal, seperti yang biasa terjadi pada penyakit akut

atau kronik yang berat.

b. Stadium terminal suatu penyakit yang tak dapat disembuhkan lagi.

c. Bila hampir dapat dipastikan bahwa fungsi serebral tidak akan

pulih, yaitu sesudah ½ – 1 jam terbukti tidak ada nadi pada

normotermia tanpa RJP.

kesalahan dalam melakukan RJP dan akibat yang ditimbulkannya

adalah sebagai berikut :

1) Korban tidak dibaringkan pada bidang yang keras, hal ini akan

menyebabkan pijatan jantung luar kurang efektif.

17
2) Korban tidak horizontal, jika kepala korban lebih tinggi maka jumlah

darah yang ke otak berkurang.

3) Teknik tekan dahi angkat dagu kurang baik, maka jalan nafas

masih terganggu.

4) Kebocoran saat melakukan nafas buatan, menyebabkan

pernafasan buatan tidak efektif.

5) Lubang hidung kurang tertutup rapat dan mulut korban kurang

terbuka saat pernafasan, menyebabkan pernafasan buatan tidak

efektif.

6) Letak tangan kurang tepat dan arah tekanan kurang baik, bisa

menimbulkan patah tulang, luka dalam paru-paru.

7) Tekanan terlalu dalam dan terlalu cepat, maka jumlah darah yang

dialirkan kurang.

Rasio kompresi dan nafas buatan tidak baik, maka oksigenisasi

darah kurang

a) Mulut ke APD

b) Mulut ke mulut / hidung

c) Menggunakan alat bantu:

Bahaya bagi penolong yang memiliki resusitasi dari mulut ke mulut:

18
(1). Penyebaran penyakit

(2). Kontaminasi bahan kimia

19
Kesalahan pada RJP

KESALAHAN AKIBAT

Penderita tidak berbaring PJL kurang efektif

pada bidang keras

Penderita tidak horizontal Bila kepala penderita lebih

tinggi maka jumlah darah

yang keotak berkurang

Tekan dahi angkat dagu, Jalan nafas terganggu

kurang baik

Kebocoran saat melakukan Pernafasan buatan tidak

nafas buatan efektif

Lubang hidung kurang pernafasan buatan tidak

tertutup rapat dan mulut efektif

penderita kurang terbuka

saat pernafasan buatan

Letak tangan kurang tepat, Patah tulang, luka dalam

arah tekanan kurang baik paru-paru

Tekanan terlalu dalam atau Jumlah darah yang dialirkan

terlalu cepat kurang

Rasio PJL dan pernafasan Oksigenisasi darah kurang

buatan tidak baik

20
Skema

RESUSITASI JANTUNG PARU

KORBAN

RESPON

ADA TIDAK

AIRWAY Buka jalan nafas

BREATHING Lihat,dengar,rasakan 3-5 detik

ADA TIDAK
Nafas buatan 2×

CIRCULATION Raba nadi karotis 5-10 detik

ADA TIDAK

RESUSITASI JANTUNG
PARU (RJP)

30× pijatan dan 2× nafas buatan

21
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data yang saya peroleh, dapat simpulkan bahwa

dengan adanya pengetahuan tentang Bantuan Hidup Dasar,siapa pun

dapat memberikan pertolongan pertama yang mengalami keadaan, yang

akan mengancam nyawa penderita.

B. SARAN

Saya menyarankan kepada pembaca agar siapapun yang

mengetahui adanya korban yang memerlukan Bantuan Hidup Dasar

untuk segera ditolong agar nyawa korban bisa terselamatkan. Untuk

menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.

22
DAFTAR PUSTAKA

adsjava.blogspot.com/2012/01/bantuan hidup dasar.siti rohmahhttp//rido2

48 wordpress.com/2008/08/27allaboutfirstaidpartii /http://www.arism

aduta.resusitasijantungparu.2009.org

https://www.facebook.com/notes/lina-febriliani/dasardasaranatomifisiologi-

tubuh-manusia/416232241815558

Sarana, L. Juliati Susilo. Alan Darwis, Dkk.2009. Pedoman Pertolongan

Pertama. Markas Pusat Palang Merah Indonesia : Bandung.

Kissanti Annia,Neanya t,.Faris.2012.Panduan Lengkap Pertolongan

Pertama pada darurat klinis.pinang merah residence kav-14

jl.imogiri barat: yokyakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai