Anda di halaman 1dari 46

1

PENDAHULUAN
Pelayanan Kesehatan di Embarkasi - Debarkasi Haji
A. Pemeriksaan kesehatan dalam rangka menetapkan
laik/ tidak laik terbang & penilaian kembali
istithaah kesehatan JH.
B. Laik / tidak laik terbang berdasar standar
keselamatan penerbangan int’l &/ peraturan
kesehatan Int’l.
C. Dlm rangka menetapkan status kesehatan
sebagaimana dimaksud , PPIH Embarkasi Bid.Kes.
berkoordinasi dengan dokter penerbangan.

(ps 15 Permenkes No.62 th. 2016 & ps 15 Permenkes No.15


th.2016).
D. Pelaksanaan kekarantinaan kesehatan
(ps 14 huruf f Permenkes No.62 th 2016).

 Memastikan tidak ada JH dengan penyakit


menular yang belum diterapi.
 Memastikan seluruh JH telah divaksinasi
sesuai prosedur yang berlaku.
Penerbangan Haji
 Transportasi penerbanganlingkungan kabin jauh
berbeda perubahan2 fisiologis.
 Masalah utamaperubahan tekanan udara bersifat
hipobarik, hipotermi, & hipohumidity.*
 Individu sehat tidak ada masalah.
 Ada masalah medis sebelumnya/ masalah medis yg
dapat memburuk selama penerbanganlingk. akan
perparah kondisi.

4
FAKTOR RISIKO JAMAAH HAJI INDONESIA

 Jamaah Kategori Usia Lanjut dan Risiko


Tinggi;
 Belum pernah terbang lama (±9-10 jam);
 Jamaah tidak jujur terhadap kondisi
kesehatan;
 Kondisi Matra di Arab Saudi (Iklim Cuaca
dan Budaya).

5
PELAYANAN KEDOKTERAN PENERBANGAN
PADA ANGKUTAN UDARA HAJI

TUJUAN:
1. Mencegah terjadinya darurat medis selama
penerbangan.
2. Mengantisipasi kemungkinan terjadinya darurat
medis selama penerbangan.
3. Pengawasan medis selama penerbangan terhadap
jamaah haji risiko tinggi.
4. Menangani secara profesional bila terjadi
kedaruratan medis selama penerbangan haji.

6
Pengaruh Lingkungan Penerbangan terhadap Faal
Tubuh
I. Atmosfir
 Lapisan udara yang kelilingi bumi
 T.d campuran gas: N2 78,08%; O2 20,95%; CO2 0,03%; 0,001% (
krypton, xenon, neon, helium, argon, hydrogen, & radon).

7
II. Pengaruh ketinggian pada faal tubuh
 Dg ber+nya ketinggian, maka terjadi hal2 sbb:

 Akibatkan perubahan faal tubuh, a.l:


1) Hipoksia
2) Disbarisme
3) Hipotermi akibat suhu atmosfer ↓
4) Pe ↑an radikal bebas pd jar. tubuhrisiko signifikan (-).
8
1) Hipoksia
 Penurunan PAO2 menyebabkan transfer O2 ke sel &
jaringan <<
 Gejala hipoksia:

Subyektif Obyektif
1. Air hunger (rasa ingin manarik 1. Frekuensi nadi & pernapasan
napas panjang terus-menerus) meningkat
2. Sakit kepala & pusing 2. Sianosis (kulit, bibir & kuku
3. Lelah kebiruan)
4. Mual 3. Gangguan cara berpikir &
5. Mengantuk konsentrasi
6. Penglihatan kabur & 4. Gangguan koordinasi gerak
menyempit 5. Kejang
7. Kesemutan & baal 6. Pingsan
8. Euforia
9
 Contoh kasus hipoksia dalam penerbangan:
a.

 Tragedi Helios AirwaysFlight 522 pd 14-8-2005;


 Pilot lupa tekan tombol
"otomatis" pd katup
pengatur tekanan udara dlm kabin;
 Sebelum jatuh pesawat masih terbang
berputar2 ± 3 jam dg nyaris seluruh kru &
semua penumpangnya tertidur lemas karena
kehabisan O2.
10
Pesawat komersial terbang di ketinggian 38.000 kaki

 Kabin pesawat dibuat bertekanan  ketinggian kabin di


mana para awak pesawat dan penumpang ada di dalamnya,
menjadi jauh lebih rendah dibanding ketinggian jelajah pesawat
yang sebenarnya.
Ketinggian kabin pesawat komersial bisa mendekati 8.000
kaki ketika terbang ketinggian 38.000 kaki.
Tekanan kabin tidak dapat dibuat sama persis dengan
tekanan pada permukaan laut.
b. Dikenal sebagai
"pesawat hantu",
pesawat carteran
Beechcraft Super King
Air jatuh di dekat
Burketown di
Queensland, Australia
pada tanggal 4
September 2000 yang
menewaskan 8
penumpang dan awak.

Waspada gejala hipoksia!!


Cepat, tidak disadari, &
membahayakan
12
 Penatalaksanaan hipoksia: beri O2 100%; turunkan
ketinggian pesawat; ruang udara bertekanan tinggi
(hyperbaric chamber)

Aircraft
emergency
descent
O2 mask deploy

Hyperbaric Chamber
13
2) Disbarisme
 Definisi: semua kelainan yg tjd sebagai akibat
perubahan tekanan udara di sekitar tubuh,
kecuali hipoksia.
 Macamnya:
a. Trapped gas: pengembangan gas2 dlm rongga
tubuh (telinga, sinus, gigi, sal.cerna) t.u saat
pesawat turun dari ketinggian jelajah;
b. Evolved gas: penguapan gas2 (t.u N2) yang
terlarut dlm sel & jaringan tubuh lalu
membentuk gelembung udara pd organ
tertentu.

14
 Penatalaksanan disbarisme secara umum: beri O2 100% &
terapi gejala yg dirasakan.
 Pencegahan & penatalaksanaan khusus utk trapped gas:
menguap, mengunyah permen karet, menelan ludah, valsava
maneuver, minum/ teteskan obat pilek, tambal gigi berlubang.
 Pencegahan untuk evolved gas:
a. Hindari minuman yang mengandung gas, a.l: minuman
bersoda, minuman beralkohol
b. Tidak makan makanan yang menghasilkan gas dalam
lambung, misal: kacang-kacangan, ubi jalar, kubis, petai,
bawang, jengkol, semangka, timun.

Valsava maneuver

15
* Lama Penerbangan 8 – 10 Jam
( Penerbangan Jarak Jauh )

•Jumlah Penumpang/JHI 15 % ( > banyak) dari Penerbangan


Reguler, Tempat duduk Serba sempit susah bergerak

* Ketinggian Terbang 30.000 – 40.000 Feet dg Pressurize


Cabin Setara 5.000 – 8.000 feet
Atmosfer dalam Pesawat :
Tek. Udara : 632 mmHg (Ground Lv 760 mmHg)
PO2 : 122 mmHg (Ground Lv 149 mmHg)
PAO2 : 79 mmHg (Ground Lv 103 mmHg)
PaO2 : 55 mmHg (Ground Lv 98 mmHg)
 Hipoksik Hipoksia Relatif
Dengan bertambahnya ketinggian, maka terjadi hal2 sbb:

kenaikan laju jantung, curah jantung, tonus vaskuler


perifer, tekanan darah, dan perfusi pulmoner dalam usaha
mempertahankan aliran darah dan suplai O2 khususnya
ke organ vital seperti otak & jantung.
17
Pada orang-orang di mana fungsi jantung dan parunya sudah
ada kelainan akibat turunnya kadar oksigen dalam darah
arteri sejak di ketinggian fisiologis (permukaan laut)

Sulit menyesuaikan dengan keadaan hipoksia hipobarik


selama penerbangan,
juga memperparah disfungsi otonom jantung & paru yang
diderita,

risiko terjadinya kegawatdaruratan kardiovaskuler dan


respirasi selama penerbangan juga akan semakin meningkat.
Masalah Kesehatan pada
Penerbangan Jarak Jauh (HAJI)

1. Kelembaban, udara dingin, dehidrasi.


a.Kelembaban (humiditas) 40-50%
(ketinggian kabin), akibatkan:
 Udara >> kering hati2 pengguna lensa
kontak.
 Penguapan keringat ↑ JH lansia.
b.Udara dingin udara kabin dingin/ sejuk
memicu berkemih ↑
c. Dehidrasi pengeluaran urine + penguapan
keringat >>.

19
2. Kelelahan, penyebab:
a. Persiapan & perjalanan dr rumah - asrama haji,
bandara asal , & selama penerbangan.
b. Getaran
ditimbulkan dari 4 mesin jet
c. Bising pesawat

3. Jet Laggangguan irama sirkadian pengaruhi sistem


biologis tubuh (waktu tidur - bangun, pengaturan suhu
tubuh, perubahan TD, produksi kencing, & sistem
endokrin).
4. Mabuk gerak t.u saat pesawat alami turbulensi.

20
5. Problem BAB-BAKlokasi toilet, perlengkapan toilet, &
perbedaan model TOILET.

Model
toilet di
dalam
pesawat

21
6. Sakit kepalaakibat hipoksia hipobarik

7. Waspadai kedaruratan
jantung & pembuluh darah
pada penerbangan ≥ 8 jam
trmasuk penerbangan
hajipaparan hipoksia
hipobarik akan perparah
kelainan fungsi saraf jantung.
8. Deep Vein Thrombosis
(Trombosis vena dalam)
posisi duduk lama pd kelas
ekonomi (trmasuk pnb haji).
22
 Pencegahan trombosis vena dalam selama pnb jarak jauh:
a. b. c.

d. e.

23
9. Waspadai Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
 risiko perburukan >> o.k ↓ tekanan udara dalam
kabin.
a. b.

24
Kasus JH meninggal di pesawat akibat
penyakit kardiovaskuler atau PPOK selama
embar-debar tahun 2014-2018

Embarkasi Debarkasi
4 4

1 1 1 1

0 0 0
2014 2015 2016 2017 2018

25
10. Jamaah Haji wanita hamil
 pengaruh
lingk.penerbangan dpt
timbulkan kontraksi
berlebihan pd rahim.
 SKB Menteri Agama dan
Menteri Kesehatan No.458
Tahun 2000 tentang Calon
Jemaah Haji Hamil.

26
SKB MENAG DAN MENKES NO 458 TH 2000 DAN
1852A /MENKES-KESOS/SKB/XI/2000

•WUS Perlu Test Kehamilan

•< 14 Mg  TUNDA KEBERANGKATAN

•14 – 26 Mg : BERANGKAT:
-Tlh di Vaksinasi Meningitis

•> 26 Mg  TUNDA KEBERANGKATAN


UMUR RAWAN KEHAMILAN
 KURANG 14 MNGGU…..JANIN BELUM
MASUK RONGGA PERUT
 28 MINGGU……RAHIM SANGAT PEKA
TERHADAP RANGSANGAN KECIL,
PREMATURE
 32 MINGGU…..HEMODILUSI, BEBAN
BERAT SYSTEM, PERUBAHAN SEDIKIT
INDUKSI PERSALINAN
11. Penyakit menular, akibat dari:
 Kapasitas penumpang pd pesawat haji ↑ 15%  muat >>
 Penerbangan jarak jauh (≥ 10 jam)
 Turunnya daya tahan tubuh
 Usia lanjut

a. b.

29
1. Pengaruh Kelembaban, Udara Kering dan Dehidrasi
• Kelembaban (40-50%)
• Udara kering
• Dehidrasi
• Udara dingin  18 – 22 °c  Rsg otak ingin BAK Lansia yg
Prostat
• Anemia hipoksia
• Kelelahan

2. Aerotitis atau Barotitis, rasa sakit / gangguan organ telinga


bagian tengah  ascend or descend

3. Trapped Gas dalam saluran Cerna


4. Kamar Kecil, toilet atau Jamban yang berbeda bentuknya dengan yang
di rumah
5. Deep Vein Trombosis, economy class syndrome, nyeri
tekan/pembengkakan daerah betis, asimptomatik nyeri dada atrial
fibrilasi trombo emboli paru
6. Waspada darurat jantung
7. Waspada PPOK
8. Obstructive Sleep Apnea, fenomena berkurangnya aliran udara
pernafasan yang terjadi saat tidur, akibat obstruksi saluran nafas,
penyebab sudden death
9. Masalah Spesifik Pada JHI Wanita
Penundaan Haid
JHI Wanita Hamil ( hati-hati trimester akhir, pemasangan safety belt)
Melahirkan di tanah Suci
Angkutan Bayi Aterm dan Bayi Prematur

10. Headache
10. Sakit Kepala ec Hipoksia
dan Stress

11. Jet lag

12. Motion sickness


EVAKUASI MEDIS JEMAAH HAJI SAKIT DG
PESAWAT TERBANG

1. Pertimbangan Medis Evakuasi Commercial flight


NOT Air Ambulance!!
2. Persyaratan Medis Laik Evakuasi Udara.
3. Prosedur Evakuasi:
a. Mengisi Medical Information Form (MEDIF).
b. Mengajukan permohonan (Kepada Maskapai
Penerbangan)
c. Menyiapkan Pendamping, Alkes dan Obat.
d. Memberikan info pada petugas kesehatan/ Instansi
Kesehatan yang akan menangani di tempat tujuan.

33
Surat Keterangan Laik/ Tidak Laik Terbang

1. Semua kasus penyakit menular atau penyakit yang


bisa ditularkan oleh penumpang.
2. Penumpang dengan cacat fisik atau mental yang
dapat membahayakan penerbangan atau secara
signifikan dapat mengganggu kenyamanan
penumpang lainnya.
3. Bila kondisi penumpang membahayakan
keselamatan penerbangan atau mungkin dapat
memicu pendaratan di luar rencana penerbangan.
4. Penumpang yang tidak bisa mengurus diri sendiri
dan membutuhkan bantuan khusus.
5. Penumpang yang kondisi medisnya bisa memburuk
secara signifikan akibat perubahan tekanan kabin
selama penerbangan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai