Anda di halaman 1dari 22

• Bukan tingkah laku tertentu, melainkan kesatuan kumpulan tingkah

laku yang mempunyai pola. Misalnya : merokok, melompat,


menangis merupakan tingkah laku, tetapi bukan merupakan Gaya
Kerja.Dua orang yang memiliki Gaya Kerja berbeda, pada suatu saat,
dapat menampilkan tingkah laku yang sama.

• Didapatkan sebagai sebuah penyimpulan berdasarkan persamaan-


persamaan yang muncul dalam berbagai kegiatan konkrit. Misalnya;
Gaya Kerja X, ditandai oleh cara bertanya yang berbelit-belit,
menjelaskan sesuatu tidak to the point, mengabaikan informasi
dalam mengambil keputusan, dll.

• Bukan Kepribadian

• Bukan Temperamen
1. Menganggap orang lain adalah “pembantu”, untuk
menyelasaikan pekerjaan atau kepentingannya.
2. Menganggap dirinya adalah “pembantu” orang lain,
untuk mencapai kepentingan orang tersebut.
3. Menganggap dirinya dan orang lain adalah pribadi yang
berdiri sendiri, yang tidak saling bergantung satu dengan
lainnya.
4. Menganggap dirinya dan orang lain, bersama-sama
harus memikirkan kepentingan pihak lain.
5. Menganggap dirinya dan orang lain adalah mitra kerja,
yang saling memiliki kepentingan yang bergantung satu
dengan lainnya.

Dari sini terlahir 5 (lima) macam Gaya Kerja


Macam-macam Gaya-Kerja
Cara melakukan perundingan akan sangat
dipengaruhi oleh anggapan dasar yang diyakini
oleh orang yang bersangkutan.

Cara berhubungan ini (atau bisa disebut cara


berunding) lazim juga disebut Gaya-Kerja.

Bergantung dari cara yang dipakai seseorang


dalam berunding, kita dapat menggolongkannya
ke dalam salah satu dari lima Gaya-Kerja,
Yaitu:
Macam-macam Gaya-Kerja
1. Gaya Kerja Komandan
2. Gaya Kerja Pelayan
3. Gaya Kerja Bohemian
4. Gaya Kerja Birokrat
5. Gaya Kerja Manajer
1. Gaya Kerja Komandan
Umumnya merasa benar sendiri, dan mempunyai
keyakinan bahwa ia tahu apa yang seharusnya
ia lakukan.
Biasanya berusaha memaksa orang lain untuk
mengikuti pendapatnya.
Dalam suatu kerja sama, ia umumnya berusaha
berperan sebagai “pengambil keputusan”, dan
mengharapkan orang lain mendukung ide dan
gagasannya.
Tidak ingin dibantu-apalagi dipengaruhi-dalam
menentukan apa yang seharusnya ia lakukan.
Gaya Kerja Komandan
• Sebagai seorang atasan ia cenderung
mendikte bawahannya.
• Sebagai bawahan ia tidak ragu-ragu untuk
membantah atasannya.
• Kerja sama dengan orang lain yang
sederajat, cenderung menempatkan diri
sebagai “pemimpin” dan berusaha
mempengaruhi kelompoknya untuk
bertindak mengikuti jalan pikirannya.
2. Gaya Kerja Pelayan
• Keinginan kuat untuk disenangi/diterima
orang lain.
• Tidak tahan bila merasa dimusuhi orang
lain dan beranggapan hubungan baik
dengan orang lain selalu membawa
keberuntungan.
• Selalu menjaga perasaan orang lain.
• Kepentingan orang lain harus didahulukan
daripada kepentingan sendiri.
Gaya Kerja Pelayan
• Ketika berhubungan dengan rekan-rekan
yang setingkat, cenderung mengalah pada
pendapat orang lain.
• Dalam kedudukan sebagai atasan,
cenderung lebih sering “membujuk” dari
pada mengancam, dan biasanya sulit
mengambil keputusan bila ada dua
bawahannya yang punya pandangan yang
saling bertentangan.
3. Gaya Kerja Bohemian
• Orangnya tidak mau merepotkan dan tidak mau
direpotkan, segan untuk bekerja sama, lebih
senang untuk bekerja sendiri dan bertanggung
jawab secara pribadi pada hasil pekerjaannya.
• Sikapnya tidak terlalu peduli pada hasil kerja
sama atau hasil akhir dari suatu perundingan,
yang paling utama adalah kepentingan dirinya,
tidak terlalu peduli pada perasaan orang lain,
dan tidak takut jika tidak disenangi orang lain.
Gaya Kerja Bohemian
• Dalam beberapa hal banyak persamaan dengan
gaya komandan, perbedaannya gaya komandan
cenderung menganggap orang lain harus
memikirkan kepentingannya, bohemian tidak.
• Dalam situasi kerja yang melibatkan lebih dari
dua orang, dan terlibat dalam proses
perundingan, gaya bohemian biasanya tidak
mau terlalu terlibat dalam proses perundingan,
Cuma ingin segera tahu apa yang diharapkan
dari mereka.
4. Gaya Kerja Birokrat
• Ia sangat teliti memperhatikan prosedur
dan aturan yang berlaku.
• Selalu berusaha untuk bertindak sesuai
dengan aturan yang telah digariskan.
• Pada dasarnya tidak ingin dipersalahkan
di kemudian hari, dan karenanya berusaha
sekuat-kuatnya untuk memiliki “dasar
hukum” bagi tiap tindakannya.
Gaya Kerja Birokrat
• Anggapan yang dipakainya dalam berhubungan
dengan orang lain, adalah semua pihak bekerja
bersama untuk kepentingan pihak lain yang
lebih tinggi, yang sudah menggariskan
peraturan-peraturan yang berlaku.
• Karyawan dengan gaya birokrat biasanya hanya
menjalankan apa yang sudah menjadi
kewajibannya, tanpa berusaha untuk mencapai
hasil yang diharapkan.
5. Gaya Kerja Manajer
• Ia berpegang teguh pada slogan: “Kerja sama
yang baik adalah kerja sama yang memuaskan
semua pihak”.
• Selalu berusaha mencapai yang terbaik bagi
semua pihak.
• Percaya bila semua pihak mendapat
keuntungan, maka kepatuhan terhadap putusan
yang diambil akan lebih kuat, dan orang akan
lebih bergairah dalam mengerjakan hal-hal yang
ditugaskan kepadanya.
Gaya Kerja Manajer
• Gaya manajer umumnya menyadari bahwa
penafsiran mereka terhadap kata-kata orang lain
belum tentu sesuai dengan maksud pihak yang
mengucapkan kata-kata itu.
• Oleh karena itu dalam mengkaji gagasan pihak
lain, mereka tidak segan untuk mengajukan
pertanyaan untuk memperoleh penjelasan yang
lebih mendalam.
• Mereka tidak akan berusaha “membodohi” atau
mengakali rekan kerjanya, dan dalam menekan
pihak lain selalu berusaha tidak merugikan pihak
lain.
Mengkomunikasikan gagasan
Mengkaji gagasan pihak lain
Menangani keluhan
Menolak permintaan
Menyampaikan kritik
Menyelesaikan konflik
Mengambil keputusan
Mengkomunikasikan Gagasan
Pada dasarnya, mengkomunikasikan
gagasan adalah tindakan untuk memberi
penjelasan pada pihak lain mengenai hal
yang merupakan keyakinan dan harapan
pihak pertama.
Gagasan yang dikemukakan bisa berupa
tuntutan, permintaan, saran, atau bisa
juga perasaan-perasaan.
Mengkaji Gagasan Pihak Lain
Adalah tindakan yang dilakukan (pihak
pertama) untuk memahami jalan pikiran
pihak kedua, baik yang meliputi
kepentingan yang ingin mereka peroleh
maupun saran yang mereka berikan.
Tindakan ini bisa dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau
dengan mengamati tingkah laku pihak
kedua.
Menangani Keluhan
Adalah tindakan penyelesaian masalah
yang dilakukan pihak pertama
sehubungan dengan pernyataan (keluhan)
yang disampaikan oleh pihak kedua, yang
menganggap bahwa kenyataan yang ada
tidak sesuai dengan harapannya (harapan
pihak kedua).
Menolak Permintaan
Bila hal-hal yang diminta (secara langsung
atau tidak) oleh pihak kedua tidak mungkin
dipenuhi, maka ia harus (terpaksa)
menolak permintaan itu. Penolakan ini
bisa ia lakukan secara terang-terangan
atau secara diam-diam.
Menyampaikan Kritik
Menyampaikan kritik tidak selalu harus
berupa penyampaian celaan. Kritik
sebetulnya berarti evaluasi/penilaian yang
juga bisa berakhir secara positif. Oleh
karena itu penyampaian kritik dapat juga
berupa komentar-komentar yang positif.
Menyelesaikan Konflik
Menyelesaikan konflik adalah tindakan pihak
pertama untuk menyelesaikan kondisi
pertentangan yang disebabkan adanya
kepentingan yang saling berbenturan.
Pada dasarnya seseorang bisa bersikap
mengalah, menuntut agar mengalah, atau
bekerja sama untuk mencari
kemungkinan-kemungkinan agar
kepentingan kedua pihak terpenuhi.
Mengambil Keputuan
Dalam suatu kerja sama bisa saja terjadi
konflik yang tidak terselesaikan, maka ada
kalanya seseorang harus mengambil
keputusan mengenai apa yang akan ia
lakukan dalam situasi seperti itu.

Anda mungkin juga menyukai