KESEHATAN LINGKUNGAN
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
Enabler pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
mendasar Menjamin transparansi dan efektivitas Mempercepat ketersediaan, kualitas Mempercepat adopsi teknologi dan
pendanaan untuk sistem, dan akses dan distribusi SDM bidang kesehatan solusi kesehatan digital, meningkatkan
yang adil bagi setiap segmen populasi lintas sistem kesehatan pengambilan keputusan berdasarkan
data
2
Cascading Indikator Kemenkes
Sasaran Pembanguna Nasional (Impact)
Nasional
• IKSS K/Lmerupakan alat ukur yang mengindikasikan
keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis K/L.
Indikator Kinerja • Setiap Sasaran Strategis dapat memiliki lebih dari satu indikator
Proses
Input
Cascading Indikator (RPJMD dan Renstra Dinkes Sumbar)
Perubahan Indikator Kinerja Program : RENSTRA KEMKES REVISI
Tujuan Strategis, Sasaran Strategis, dan Indikator Sasaran
Penyiapan Penyusunan
NSPK
1 Persentase RPJMN &
Pemberian bimbingan desa/kelurahan Renstra
teknis dan supervisi dengan Stop Buang 50% 60% 70% 90%
Air Besar
Pemantauan, evaluasi, Sembarangan (SBS)
pelaporan
Pelaksanaan
2 Persentase sarana air RPJMN &
administrasi minum diawasi Renstra
/diperiksa kualitas air
minumnya sesuai 64% 68% 72% 76%
di bidang surveilans faktor risiko : standar
1. penyehatan air dan sanitasi dasar,
2. penyehatan pangan
3. penyehatan udara, tanah, dan kawasan
4. pengamanan limbah,
5. adaptasi perubahan iklim dan kebencanaan
IKP, Target, DO dan Cara Hitung (3)
Target
Program/ Definisi Operasional
Sasaran Program Outcome /Indikator 2022 2023 2024 Cara Perhitungan
Kegiatan (DO)
Program: Pencegahan dan Pengendalian
II
Penyakit
I Sasaran Program:
Meningkatnya jumlah
kabupaten/kota sehat
1 Persentase kabupaten/kota 65 80 Kabupaten/kota yang memenuhi kualitas kesling yaitu Jumlah kabupaten/kota yang
yang memenuhi kualitas kabupaten/kota yang: memenuhi kualitas kesehatan
kesehatan lingkungan 1. 50% Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) memenuhi standar lingkungan dibagi dengan jumlah
2. 65% Tempat dan Fasilitas Umum (TFU) yang dilakukan kabupaten/kota dikali 100
pengawasan sesuai standar
3. 68% sarana air minum dengan kualitas air minum sesuai standar
4. 60% desa/kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan
5. 40% RS melaksanakan penyelenggaraan kesehatan lingkungan
J Sasaran Program: Meningkatnya
kemampuan surveilans berbasis
laboratorium
1 Persentase kabupaten/kota yang 39 58 100 Presentase provinsi yang 80% kabupaten/kotanya telah memiliki labkesmas dan Jumlah provinsi dengan 80% kabupaten/kota
memiliki laboratorium kesehatan mempunyai kemampuan surveilans epidemiologi (kemampuand alam mendeteksi dan yang telah memiliki labkesmas dan
masyarakat dengan kemampuan mengendalikan penyakit potensi KLB/ wabah/ KKM) mempunyai kemampuan surveilans
surveilans epidemiologi dibagi seluruh provinsi dikali
100
2 Persentase fasyankes yang telah 60 90 100 Persentase fasyankes yang meliputi laboratorium kesehatan masyarakat, puskesmas,klinik Jumlah labkesmas, puskesmas, klinik dan
terintegrasi dalam sistem informasi dan rumah sakit yang telah terintegrasi dalam sistem informasi surveilans berbasis digital rumah sakit yang terintegrasi sistem
surveillans berbasis digital surveilans dibagi jumlah seluruh labkesmas,
puskesmas, klinik dan rumah sakit dikali 100
IKK, Target, DO dan Cara Hitung (PL)
Target
Program/ Sasaran Kegiatan Definisi Operasional
Cara Perhitungan
Kegiatan (Output)/Indikator 2022 2023 2024 (DO)
1) Persentase desa/kelurahan 60 70 90 Persentase desa/kelurahan dengan Stop Jumlah desa/kelurahan yang telah
dengan Stop Buang air besar Buang Air Besar Sembarangan (SBS) terverifikasi SBS dibagi jumlah
Sembarangan (SBS) *(II.I.1) didefinisikan sebagai desa/kelurahan yang desa/kelurahan di wilayah dan pada
seluruh penduduknya tidak lagi melakukan periode yang sama dikali 100
praktik buang air besar sembarangan melalui
proses verifikasi.
2) Persentase sarana air minum 68 72 76 Persentase sarana air minum yang telah Jumlah sarana air minum yang diawasi
yang diawasi/diperiksa dilakukan pengawasan eksternal oleh dinas yang memenuhi syarat kualitas air aman
kualitas air minumnya sesuai kesehatan dengan melakukan verifikasi atas dibagi jumlah sarana air minum yang ada
standar *(II.I.1) pengawasan internal yang memenuhi kualitas di wilayah tersebut (total sarana) dikali
air minum aman (yang dikuatkan dengan 100
hasil pengujian kualitas air minum fisik,
kimia, mikrobiologi)
TFU
Indikator Penyehatan Lingkungan dalam
Dokumen RPJMN 2020-2024 dan Renstra Kemenkes lama
Target
No Indikator 2023
2020 2021 2022 2024
Sesuai PP 66 Tahun 2014 , Tempat dan fasilitas umum adalah lokasi, sarana, dan prasarana
kegiatan bagi masyarakat umum, antara lain:
a. FASILITAS KESEHATAN;
b. FASILITAS PENDIDIKAN;
c. tempat ibadah;
d. hotel;
e. rumah makan dan usaha lain yang sejenis;
f. sarana olahraga;
g. sarana transportasi darat, laut, udara, dan kereta api;
h. stasiun dan terminal;
i. PASAR DAN PUSAT PERBELANJAAN;
j. pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas darat negara; dan
k. Tempat Dan Fasilitas Umum Lainnya
12
Indikator Tempat Fasilitas Umum dalam Renstra Kemenkes Baru menjadi bagian dari DO IKP (bagian 1)
Tempat dan Fasilitas Umum (TFU) : Lokasi, sarana, dan prasarana antara lain: fasilitas kesehatan; fasilitas pendidikan; tempat ibadah; hotel; rumah
makan dan usaha lain yang sejenis; sarana olahraga; sarana transportasi darat, laut, udara, dan kereta api;
stasiun dan terminal; pasar dan pusat perbelanjaan; pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas darat
negara; dan tempat dan fasilitas umum lainnya.
Tempat dan Fasilitas Umum (TFU) yang : Tempat dan Fasilitas Umum yang dilakukan pengawasan sesuai standard/Inspeksi Kesehatan lingkungan (IKL)
di IKL dan Memenuhi Syarat berdasarkan Renstra sasarannya yaitu :
1. Pasar yang dimaksud adalah pasar rakyat yang terdaftar di Kementerian Perdagangan/Dinas perdagangan
Kabupaten/kota
2. Sekolah yang dimaksud adalah sekolah SD/MI dan SMP/MTs yang terdaftar di Kemendikbud/Dinas
pendidikan dan Kebudayaan dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
3. Puskesmas yang dimaksud adalah puskesmas yang terdaftar (teregistrasi) di Pusdatin Kemenkes
Frekuensi pelaksanaan IKL minimal 1 kali dalam kurun waktu setahun
Memenuhi Syarat adalah hasil IKL di Tempat dan Fasilitas Umum (TFU) dengan rekomendasi telah memenuhi
standard baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan.
TFU yang hasil IKL nya Tidak Memenuhi Syarat (TMS) harus ditindak lanjuti oleh Penyelenggara/Pengelola TFU
untuk dilakukan Intervensi bersama dengan sektor/OPD terkait.
FORMULA
: Jumlah TFU yang dilakukan IKL dan Memenuhi Syarat
--------------------------------------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah TFU yang terdaftar
No. INDIKATOR BASELINE 2022 2023 2024
1 TFU yang dilakukan IKL dan Memenuhi Syarat 22% 25% 28% 31%
Indikator Tempat Fasilitas Umum dalam Renstra Kemenkes Baru menjadi bagian dari DO IKP (bagian 2)
Tempat dan Fasilitas Umum (TFU) : Lokasi, sarana, dan prasarana antara lain: fasilitas kesehatan; fasilitas pendidikan; tempat ibadah; hotel; rumah makan dan usaha
lain yang sejenis; sarana olahraga; sarana transportasi darat, laut, udara, dan kereta api; stasiun dan terminal; pasar dan pusat
perbelanjaan; pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas darat negara; dan tempat dan fasilitas umum lainnya.
Tempat dan Fasilitas Umum (TFU) yang : Tempat dan Fasilitas Umum dilakukan pengawasan sesuai standard/Inspeksi Kesehatan lingkungan (IKL) berdasarkan Renstra
dilakukan Pengawasan sesuai standard sasarannya yaitu :
(Inspeksi Kesehatan Lingkungan)
1. Pasar yang dimaksud adalah pasar rakyat yang terdaftar di Kementerian Perdagangan/Dinas perdagangan Kabupaten/kota
2. Sekolah yang dimaksud adalah sekolah SD/MI dan SMP/MTs yang terdaftar di Kemendikbud/Dinas pendidikan dan
Kebudayaan dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
3. Puskesmas yang dimaksud adalah puskesmas yang terdaftar (teregistrasi) di Pusdatin Kemenkes
Frekuensi pelaksanaan IKL minimal 1 kali dalam kurun waktu setahun
Pengawasan sesuai standard (IKL) adalah IKL yang dilakukan sudah sesuai dengan NSPK yang telah ditetapkan. Hasil dari IKL
tersebut Memenuhi Syarat kesehatan lingkungan (MS) atau Tidak Memenuhi Syarat kesehatan lingkungan (TMS) yang
direkomendasikan oleh Puskesmas/Dinas Kesehatan Kab/Kota kepada Penyelenggara/Pengelola TFU.
TFU yang hasil IKL nya Tidak Memenuhi Syarat (TMS) harus ditindak lanjuti oleh Penyelenggara/Pengelola TFU untuk dilakukan
Intervensi bersama dengan sektor/OPD terkait.
FORMULA
:
Jumlah TFU yang dilakukan pengawasan sesuai standard (IKL)
--------------------------------------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah TFU yang terdaftar
Rekomendasi
tidak
ya
Memenuhi
Eksternal
Syarat (MS) Kepala Daerah
melalui OPD
Hasil IKL
Kepala / Terkait
Sekolah, Pasar, Puskesmas/ Rekomendasi/
Puskesmas Saran Tindak
Dinas Kesehatan Tembusan
Lanjut laporan - Dinkes Provinsi
Kab/Kota
- Kemenkes
ya melalui Input di sistem
Memenuhi
Internal informasi (ESATU)
Syarat (MS)
tidak
Perbaikan/Intervensi Kesling
Lokus TFU yang menjadi prioritas 1. Pengawasan Eksternal dilaksanakan oleh tenaga kesehatan lingkungan/ Hasil IKL dan Rekomendasinya dilaporkan
pengawasan saat ini adalah Sekolah/ sanitarian Puskesmas/ dinas kesehatan melalui dan menggunakan Formulir kepada Kepala OPD terkait untuk dapat
madrasah (SD/MI, SMP/Mts, Pasar, Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL), dilakukan minimal satu tahun sekali ditindaklanjuti
dan Puskesmas), untuk TFU lain untuk masing-masing lokus.
dapat dilakukan pengawasan mengacu Hasil IKL dan rekomendasinya juga di
pada peraturan daerah masing-masing. 2. Pengawasan Internal dilaksanakan oleh penyelenggara/ penanggung jawab berikan ke Pihak penyeenggara (Sekolah,
TFU secara mandiri menggunakan Buku Rapor Kesehatan Lingkungan Pasar dan Puskesmas) sebagai feedback dan
dilakukan minimal satu bulan sekali. untuk tindak lanjut/Intervensi Kesling
15
Alternatif diantaranya:
BAGAIMANA 1. Dapat menginput lokus TFU (sekolah, pasar dan puskesmas)
JIKA yg sdh teregister namun hasil IKL tahun lalu masih belum
TERKENDALA memenuhi syarat dan aksesnya masih dimungkinkan utk
KARENA dijangkau,
KETERBATASAN 2. Dapat juga mengutamakan dari sisi faktor risiko penyakit
SDM, (population at Risk) misal pada lokus pasar diutamakan
ANGGARAN , yang jumlah pedagang nya lebih banyak.
WAKTU ?? 3. Jika lokus sudah MS pengawasan eksternal dapat dilakukan
dua tahun sekali, namun dengan mewajibkan penyelenggara/
penanggung jawab TFU melakukan pengawasan internal
(penilaian mandiri) dan melaporkannya setiap bulan kepada
Puskesmas/ dinas Kesehatan setempat.
INDIKATOR KAB/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN KKS
RPJMN TAHUN 2020-2024
Definisi Operasional
Kabupaten/kota yang melaksanakan seluruh
tatanan dengan kriteria :
1. memiliki SK Tim Pembina,
2. memiliki SK forum,
3. memiliki rencana kerja Tim Pembina dan
Forum
4. mempunyai laporan hasil verifikasi oleh
tim pembina tingkat provinsi
(PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 13 TAHUN 2022 TENTANG
PERUBAHAN PERMENKES NO.21 TAHUN 2020 TENTANG RENCANA STRATEGIS
KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020-2024 (HAL.428))
Kabupaten Kota Sehat (KKS) : Jumlah kabupaten/ kota sehat adalah Kabupaten/kota yang melaksanakan seluruh
tatanan, memiliki SK Tim Pembina, Memiliki SK forum, rencana kerja dan mempunyai
laporan hasil verifikasi oleh tim pembina tingkat provinsi
Cara Perhitungan
Kabupaten Kota Sehat (KKS) : Jumlah Kabupaten/Kota yang telah memenuhi kriteria penyelenggaraan
Kabupaten/Kota Sehat
4. FORM
PELAKSANAAN
PEMBINAAN DAN
VERIFIKASI
PENYELENGGARAAN
KKS OLEH TIM
PEMBINA PROVINSI
3. FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA
SEHAT (KKS) OLEH TIM PEMBINA PROVINSI
TAHUN 2022 TRIWULAN …..
Catatan :
Goal Rencana Kerja TP-KKS dan Forum KKS selama masa kerjanya adalah untuk mencapai
predikat sebagai kabupaten/kota sehat (PADAPA/WIWERDA/WISTARA), sesuai dengan
kewenangan masing-masing.
2. Capaian ODF Kabupaten/Kota
Rekapitulasi Persentase Capaian Desa/Kelurahan ODF
1
2
dst.
Keterangan :
% Desa/Kel ODF = Jumlah Desa atau Kelurahan yang ODF dibagi jumlah Desa/Kelurahan
3. Capaian Nilai Tatanan
Rekapitulasi Persentase Capaian Nilai Tatanan
% Nilai Tatanan
No Kab/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2022 B. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2022
Tentang Perubahan Permenkes No.21 Tahun 2020 Tentang Perubahan Permenkes No.21 Tahun 2020
Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2020-2024 (Hal.162), Menjelaskan Bahwa: Tahun 2020-2024 (Hal.428), Menjelaskan Bahwa:
• DO Kabupaten/Kota Sehat Tahun 2020 dan 2021
(Permenkes no.21 tahun 2020) target tahun 2020 = 110
Dan target tahun 2021 = 220. • DO Kabupaten/kota sehat Tahun 2022 - 2024
• Kabupaten/Kota dengan kriteria : (Permenkes no.13 tahun 2022) target tahun 2022 =
280, tahun 2023 = 380 Dan target tahun 2024 = 420.
Melaksanakan 4 tatanan yaitu pemukiman, sarana dan
prasarana umum, masyarakat sehat yang mandiri dan • Jumlah kabupaten/ kota sehat adalah Kabupaten/kota
ketahanan pangan, kawasan pendidikan dan kawasan yang melaksanakan seluruh tatanan, memiliki SK Tim
pasar Memiliki SK Tim Pembina KKS, Memiliki SK Pembina, Memiliki SK forum, rencana kerja dan
Forum dan rencana kerja laporan hasil verifikasi oleh tim mempunyai laporan hasil verifikasi oleh tim pembina
pembina tingkat provinsi tingkat provinsi
Pra Syarat ODF (Open Defecation Free)
Kategori PADAPA harus mencapai minimal 80%
Desa/Kelurahan ODF (Open Defecation Free);
Penghargaan Swasti Saba Kategori WIWERDA harus
mencapai minimal 90% Desa/Kelurahan ODF (Open
Defecation Free);
Penghargaan Swasti Saba Kategori WISTARA harus
mencapai minimal 100% Desa/Kelurahan ODF
(Open Defecation Free).
PEMBERITAHUAN AWAL Penghargaan Swasti Saba diberikan kepada
PELAKSANAAN Kab/Kota dengan rincian sebagai berikut :
VERIFIKASI KKS • Penghargaan Swasti Saba Padapa : Jika
TINGKAT PUSAT TAHUN kab/kota telah memenuhi seluruh indikator
2023 pokok dan capaian indikator setiap tatanan
(SURAT MENDAGRI TGL antara 71 %-80%
22 MARET 2022) • Penghargaan Swasti Saba Wiwerda : Jika
kab/kota telah memenuhi seluruh indikator
pokok dan capaian indikator setiap tatanan
antara 8 1%-90%
• Penghargaan Swasti Saba Wistara : Jika
kab/kota telah memenuhi seluruh indikator
pokok dan capaian indikator setiap tatanan
minimal 91%
Indikator pokok yang dimaksud merupakan indikator proksi / utama dalam setiap tatanan.
Indikator setiap tatanan yang dimaksudkan bahwa seluruh tatanan wajib diselenggarakan dan tidak ada
lagi tatanan pilihan.
TPP
DASAR HUKUM
UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
PP No. 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
PP No. 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan
PP No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko
3 Pertanyaan Dalam IKL terdapat pertanyaan Dalam IKL sudah tidak ada lagi pertanyaan yang
tentang lab yang membutuhkan bukti dukung membutuhkan bukti dukung hasil laboratorium.
hasil laboratorium Pertanyaan tentang lab dibuat terpisah
PERSENTASE TEMPAT PENGELOLAAN PANGAN (TPP) YANG MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI MENURUT KECAMATAN
Jasa Boga Restoran TPP Tertentu Depot Air Minum Rumah Makan Kelompok Gerai Sentra Pangan
Pangan Jajanan Jajanan/Kantin
NO Kecamatan
Terdaft LAIK HSP Terdaft LAIK HSP Terdaft LAIK HSP Terdaft LAIK HSP Terdaft LAIK HSP Terdaft LAIK HSP Terdaft LAIK HSP
ar Jumlah % ar Jumlah % ar Jumlah % ar Jumlah % ar Jumlah % ar Jumlah % ar Jumlah %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Total
Sumber :
emonev hsp
36
DEFINISI OPERASIONAL
Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) : Tempat Pengelolaan Pangan olahan siap saji yang selanjutnya disebut TPP adalah sarana produksi untuk
menyiapkan, mengolah, mengemas, menyimpan, menyajikan dan/atau mengangkut pangan olahan siap
saji baik yang bersifat komersial maupun non komersial.
TPP yang menjadi sasaran prioritas pengawasan dan pembinaan adalah TPP komersial
TPP komersial adalah usaha penyediaan pangan siap saji yang memperdagangkan produknya
secara rutin, yaitu jasa boga/ketering, restoran, TPP tertentu dan Depot Air Minum (DAM),
gerai pangan jajanan, gerai pangan jajanan keliling, dapur gerai pangan jajanan, dan sentra gerai
pangan jajanan/kantin.
Jumlah TPP : TPP yang terdaftar di wilayah kerja kabupaten/kota dan kantor kesehatan pelabuhan.
Jasa boga/katering : Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) yang produknya siap dikonsumsi bagi umum di luar tempat usaha
atas dasar pesanan dan tidak melayani makan di tempat usaha (dine in).
Restoran : Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) yang produknya siap dikonsumsi bagi umum di dalam tempat
usaha/melayani makan di tempat (dine in) serta melayani pesanan di luar tempat usaha.
Rumah makan : Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) yang produknya siap dikonsumsi bagi umum di dalam tempat
usaha/melayani makan di tempat (dine in) dan melayani pesanan di luar tempat usaha yang dapat
menggunakan dapur rumah tangga dengan bangunan permanen, semipermanen atau bangunan
sementara seperti warung tenda.
37
DEFINISI OPERASIONAL
Depot air minum : Usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dalam bentuk curah dan
menjual langsung kepada konsumen.
Sentra pangan jajanan/kantin : TPP bagi sekumpulan gerai pangan jajanan dengan ataupun tanpa proses pemasakan yang dikelola oleh
pemerintah/pemerintah daerah/swasta/ institusi lain dan memiliki struktur pengelola/penanggung
jawab. Contoh sentra pangan jajanan/kantin di pusat perbelanjaan, perkantoran, institusi, kantin satuan
pendidikan dan sentra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Gerai pangan jajanan : TPP yang produknya siap dikonsumsi (tanpa pengolahan) bagi umum dan dikelola menggunakan
perlengkapan permanen maupun semipermanen seperti tenda, gerobak, meja, kursi, keranjang,
kendaraan dengan atau tanpa roda atau dengan sarana lain yang sesuai. TPP ini tidak memiliki proses
pemasakan, tetapi hanya menjual pangan yang sudah siap dikonsumsi (contoh: menjual nasi uduk, atau
snack).
Dapur Gerai Pangan Jajanan : TPP yang menyediakan/mengolah pangan bagi gerai pangan jajanan atau gerai pangan jajanan keliling
yang berbeda lokasi dengan penjualan baik dalam satu wilayah kerja maupun berbeda lokasi
(puskesmas/ kabupaten/kota/provinsi).
Gerai Pangan Jajanan Keliling : TPP yang produknya siap dikonsumsi bagi umum dengan ataupun tanpa proses pemasakan yang
dikelola menggunakan perlengkapan semipermanen yang bergerak/berkeliling seperti
gerobak/pikulan/kendaraan/alat angkut dan sejenisnya dengan atau tanpa roda atau dengan sarana lain
yang sesuai.
Kelompok gerai pangan jajanan : Terdiri dari gerai pangan jajanan, gerai pangan jajanan keliling dan dapur gerai pangan jajanan
TPP tertentu TPP yang produknya memiliki umur simpan satu sampai kurang dari tujuh hari pada suhu ruang
38
DEFINISI OPERASIONAL
TPP memenuhi syarat : TPP yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi yang memenuhi minimal nilai
higiene sanitasi standar.kesehatan
Persentase Tempat : TPP yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi yang memenuhi minimal nilai
Pengelolaan Pangan (TPP) standar dibagi jumlah seluruh TPP terdaftar dikali 100%
yang memenuhi syarat
higiene sanitasi
Kewajiban Sertifikat Laik Jasa boga, sestoran, TPP tertentu, dan Depot Air Minum (DAM)
Higiene Sanitasi (SLHS)
Kewajiban label Rumah makan, kelompok gerai pangan jajanan, dan sentra pangan
pengawasan/pembinaan jajanan/kantin
FORMULA
Persentase Tempat Jumlah TPP yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi yang memenuhi minimal nilai standar
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------x100%
Pengelolaan Pangan (TPP) Jumlah TPP terdaftar
yang memenuhi syarat
higiene sanitasi
39
Sistem Informasi Kelola Limbah Medis
(Sikelim)
Definisi Operasional dan Target Indikator Kelola Limbah
• Definisi Operasional
• Fasyankes (rumah sakit dan Puskesmas) yang melakukan pemilahan, pewadahan,
pengangkutan yang memenuhi syarat, penyimpanan sementara limbah B3 di Tempat
Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPSLB3) yang berizin serta melakukan
pengolahan secara mandiri sesuai persyaratan atau berizin dan/atau bekerja sama
dengan jasa pengolah limbah B3 yang berizin.
• Target
• Tahun 2020: 2.600 Fasyankes (capaian 2.431 Fasyankes)
• Tahun 2021: 3.000 Fasyankes (capaian 3.421 Fasyankes)
• Tahun 2022: 4.850 Fasyankes
• Tahun 2023: 6.250 Fasyankes
• Tahun 2024: 8.800 Fasyankes
Definisi Operasional dan Target Indikator Kesehatan
Lingkungan
• Definisi Operasional
• Rumah sakit yang terdaftar yang memenuhi standar pelayanan dasar kesehatan lingkungan
meliputi air, sanitasi, higiene, kelola limbah, dan kebersihan lingkungan berdasarkan instrumen
kesehatan lingkungan pada sistem informasi kelola limbah medis.
• Rumah Sakit: Rumah Sakit yang terdaftar
• Persentase rumah sakit yang melaksanakan penyelenggaraan kesehatan lingkungan:
Jumlah rumah sakit yang melaksanakan penyelenggaraan kesehatan lingkungan dibagi jumlah rumah sakit yang
terdaftar dikali seratus persen
Formula:
• Target
• Tahun 2022: 40% RS
• Tahun 2023: 50% RS
• Tahun 2024: 60% RS
Pratinjau Sikelim Pengguna
umum
Administrator Fasyankes
Dinkes
Kemenkes Kabupaten/
Kota
Dinkes
Provinsi
Pengguna Umum
Limbah Kesehatan
Fasyankes Lingkungan
Dinkes Provinsi
Mengelola akun pengguna Fasyankes
dan Dinkes kabupaten/kota
• DEFINISI OPERASIONAL
Kabupaten/Kota yang telah memiliki Peta Kerentanan/risiko,
memiliki Rencana Kerja, ada Intervensi.
• Rencana Kerja
1. Rencana Kerja Masyarakat :
minimal 1 desa/kelurahan di lokasi yang rentan, rencana aksi, prioritas aksi,
implementasi aksi
2. Rencana Kontingensi Bidang Kesling :
kab/kota telah menyusun upaya kesehatan lingkungan dalam dokumen
rencana kontingensi penanggulangan bencana
• Intervensi
Intervensi terhadap 4 penyakit prioritas yang sensitive iklim baik berupa
KIE (poster/leaflet, dll), penggerakan masyarakat, perbaikan atau
pembangunan sarana, pengembangan teknologi tepat guna atau adaptif terhadap
perubahan iklim, rekayasa lingkungan di minimal 1 desa/kelurahan
• Formula penghitungan indikator
Kab/kota yang menyelenggarakan : jumlah kab/kota yang menyelenggarakan adaptasi perubahan
adaptasi perubahan iklim dan iklim dan kebencanaan lingkungan
kebencanaan lingkungan
Jumlah kab/kota rentan adaptasi perubahan iklim dan kebencanaan
lingkungan
• Catatan
Jumlah kab/kota yang rentan : 500 kab/kota
sumber : Inarisk BNPB
Sekian dan Terima Kasih