Anda di halaman 1dari 9

PENDAMPINGAN TENAGA KESEHATAN DALAM

PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA PADA


APOTEKER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Aceh, 20 Oktober 2022

Direktorat Pengelolaan dan


Pelayanan Kefarmasian

1
KEGIATAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN KESEHATAN 2021-2024
DIPRIORITASKAN UNTUK MENDORONG 6 PILAR TRANSFORMASI KESEHATAN
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem


Hasil sistem ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
kesehatan berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan
kesehatan reproduksi makanan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat


Kategori penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan ketahanan sektor ketahanan
Mis., kampanye promosi Mis., Vaksinasi dan Mis., pemeriksaan kapabilitas kualitas layanan farmasi & alat tanggap darurat
program dan program edukasi Imunisasi, penyediaan kesehatan, tablet layanan primer sekunder & tersier kesehatan Mis., kesiapan tanggap
utama makanan sehat di penambah zat besi untuk
bencana kota, kesiapan
sekolah mengurangi anemia, Mis., Kedekatan fasilitas Mis., Kedekatan fasilitas Mis., Ketersediaan, akses,
rantai pasokan E2E,
pengelolaan penyakit layanan primer dan layanan, kapasitas kualitas, dan
rencana SDM, menjaga
kronis berbasis masyarakat, tempat tidur, kualitas keterjangkauan farmasi
kualitas layanan selama
kualitas layanan, jalur ke layanan/akreditasi rumah dan peralatan medis,
krisis
layanan sekunder sakit meningkatkan
kapabilitas R&D 1,86 T

Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
Enabler pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
mendasar Menjamin transparansi dan efektivitas Mempercepat ketersediaan, kualitas Mempercepat adopsi teknologi dan
pendanaan untuk sistem, dan akses dan distribusi SDM bidang kesehatan solusi kesehatan digital, meningkatkan
yang adil bagi setiap segmen populasi lintas sistem kesehatan pengambilan keputusan berdasarkan
data
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN NASIONAL

Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan


penguatan pelayanan kesehatan dasar (primary health care) dan mendorong peningkatan
upaya promotif dan preventif, didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi

STRATEGI NASIONAL PEMBANGUNAN KESEHATAN

Meningkatkan Percepatan Peningkatan Pembudayaan Penguatan sistem


kesehatan ibu, anak, perbaikan pengendalian perilaku hidup kesehatan
dan kesehatan gizi penyakit sehat melalui
reproduksi masyarakat GERMAS

Mencakup :
• Pengendalian resistensi antimikroba
Resistensi Antimikroba/ AMR

• AMR merupakan 1 dari 10 ancaman


kesehatan dunia
• Data Global Burden Disease (GBD): 1,27
juta kematian/tahun pada tahun 2019
• Dampak ekonomi :
• GDP turun 2 – 3,5%
• Membebani dunia US $ 100 triliun

• High Level Commitment (SDG’s) Goal 3


• 3.d.2: Persentase infeksi yang disebabkan oleh
organisme resistan antimikroba
• 3.b.3: Proporsi fasilitas pelayanan kesehatan
yang memiliki obat esensial yang tersedia dan
terjangkau secara berkelanjutan 4
Latar belakang Dampak

Penggunaan Antimikroba yang tidak tepat dalam


pelayanan kesehatan 1 Peningkatan resiko resistensi antimikroba

Pengobatan kasus infeksi menjadi kurang


2
efektif
Peresepan antimikroba yang tidak rasional oleh
tenaga kesehatan
Peningkatan risiko terhadap keamanan
3
pasien
Ketidakpatuhan pasien dalam menggunakan
antimikroba yang diresepkan 4 Tingginya biaya pengobatan

Penggunaan antimikroba secara bebas oleh


masyarakat (pembelian tanpa resep dokter)

5
Permenko PMK No.7 Tahun 2021
Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba 2020-2024

Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pengendalian resistensi


antimikroba melalui komunikasi, pendidikan dan pelatihan;

Meningkatkan pengetahuan dan bukti ilmiah melalui surveilans dan penelitian;

Mengurangi kejadian infeksi melalui tindakan sanitasi, hygiene serta


pencegahan dan pengendalian infeksi;

Optimalisasi dan pengawasan serta penerapan sanksi tindak lanjut terhadap


pelanggaran peredaran dan penggunaan antimikroba yang tidak sesuai
standar pada manusia, hewan, ikan dan tanaman;

Meningkatkan investasi untuk menemukan tata cara pengobatan, metode


diagnostik dan vaksin baru dalam upaya mengurangi masalah resistensi
antimikroba;
Membangun Tata Kelola dan koordinasi terpadu dalam rangka pengendalian
antimikroba.
Evaluasi Penggunaan Antimikroba

1 Permenkes Nomor 8 Tahun 2015 Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit

2 Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

Pelayanan Farmasi Klinik Evaluasi Penggunaan Obat

3 Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/1128/2022 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit

7
Manfaat
Data dan Hasil Evaluasi

Mengidentifikasi dan menyediakan


1 peringatan awal terhadap permasalahan
Jumlah dan pola konsumsi antimikroba
penggunaan antimikroba

Praktek peresepan dan kesesuaian Mengembangkan intervensi untuk


penggunaan antimikroba
2
menyelesaikan masalah

Tren penggunaan antimikroba dari waktu 3 Mengawasi perkembangan intervensi


ke waktu

Akses terhadap kualitas peresepan terkait


4 kepatuhan terhadap pedoman
Membandingkan data level lokal, nasional,
dan internasional
5 Meningkatkan kesadaran antar tenaga
kesehatan, konsumen, dan penentu
kebijakan
Sebagai tolak ukur/pembandingan
8

Anda mungkin juga menyukai