Anda di halaman 1dari 32

Basic Fire Training

Corporate HSE Department


PT. Rekayasa Industri
General Rules
 Matikan dering telepon

 Ketahui tangga darurat kebakaran

 Ketahui letak muster point


Tujuan
 Memberikan gambaran mengenai sistem
tanggap darurat
 Mengetahui jenis-jenis bahaya ditempat
kerja
 Mengetahui sistem proteksi kebakaran
Definisi Keadaan Darurat
 Keadaan darurat adalah suatu kondisi yang
tidak normal atau yang tidak diinginkan yang
terjadi pada tempat/kegiatan yang cenderung
membahayakan manusia, merusak peralatan
atau harta benda atau merusak lingkungan
sekitarnya yang disebabkan oleh sesuatu dari
dalam atau luar, sehingga tidak
memungkinkan dilaksanakannya kegiatan
manajemen secara normal (OSHA, 2001)
Definisi Keadaaan Darurat
 Federal Emergency Management
Agency (FEMA, 1993), yang termasuk
keadaan darurat antara lain : kebakaran,
banjir, badai, gempa bumi, kegagalan
sistem komunikasi, ledakan, dan lain-
lain.
Definisi Keadaan Darurat
 Keadaan darurat medis adalah suatu
kondisi medis yang memerlukan
tindakan sesegera mungkin guna
mencegah kematian, kecacatan,
kerusakan perusahaan, peralatan
ataupun lingkungan kerja
Landasan Hukum
 UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 2: “Setiap
perusahaan wajib melaksanakan upaya
keselamatan kerja guna melindugi setiap
pekerja dari bahaya keselamatan dan
kesehatan kerja dan ataupun setiap
pekerja yang berada didalam maupun di
luar ruangan tempat kerjanya.”
 Permenaker No. 186/1999 tentang Unit
Penanggulangan kebakaran di tempat
kerja
 Permenaker No. 04/1980 tentangsyarat-
syarat pemasangan dan pemeliharaan
alat pemadam api ringan
Jenis-jenis bahaya
 Secara umum, jenis bahaya terbagi atas:
• Physical hazards (bahaya fisik) : meliputi kebisingan,
radiasi (pengion, elektromagnetik atau bukan pengion),
panas, dingin, getaran dan tekanan.
• Chemical hazards (bahaya kimia) : Beberapa pajanan
adalah daya ledakan, dapat terbakar, perkaratan,
oksidasi, daya racun, toksisitas, menyebabkan kanker.
• Biological hazards (bahaya biologi) : Virus, bakteri,
jamur dan organisme lainnya. Beberapa bahaya biologi
seperti AIDS atau Hepatitis B secara potensial dapat
mengancam kehidupan.
• Ergonomic hazards (bahaya ergonomi) : Contoh dari
permasalahan ergonomi meliputi manual handling, lay
out tempat kerja dan desain pekerjaan.
• Psychological hazards (bahaya psikososial) : seperti
stres, kekerasan di tempat kerja, jam kerja yang panjang,
kurangnya kontrol dalam mengambil keputusan
Kebakaran
 Api atau kebakaran adalah suatu
peristiwa/reaksi kimia yang terjadi secara
cepat / berantai antara bahan bakar dan zat
asam (udara) dalam perbandingan yang tepat
dan disertai adanya panas.

 Kebakaran terjadi jika ketiga unsur saling


bereaksi satu dengan yang lainnya Tanpa
adanya salah satu unsur diatas maka api tidak
akan dapat terjadi.
Klasifikasi Bahaya Kebakaran
Berdasarkan Tempat kerja
 Berdasarkan Kepmenaker No. 186
Tahun 1999, setiap tempat kerja harus di
identifikasi jenis bahaya kebakaran yang
ada di area tempat kerjanya.
Teori Segitiga Api
Oksigen

Kebakaran Bahan
Bakar
Api
Fire Triangle
 Kebakaran hanya dapat terjadi jika
ketiga komponen berikut bereaksi.
Fire Tetrahedron
Fire Tetrahedron
 Teori fire tetrahedron ini adalah
tambahan dari segitiga api dimana
kebakaran dapat terjadi apabila terdapat
reaksi kimia dari ketiga rantai reaksi
kebakaran (panas, udara, bahan bakar).

Adanya
reaksi kimia
Klasifikasi Kebakaran
 Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 04/MEN/1980, kebakaran diklasifikasikan
menjadi:
• Kebakaran kelas A: kebakaran yang menyangkut benda-
benda padat kecuali logam. Contoh : Kebakaran kayu,
kertas, kain, plastik, dsb
• Kebakaran kelas B: Kebakaran bahan bakar cair atau gas
yang mudah terbakar.
• Kebakaran kelas C: Kebakaran instalasi listrik bertegangan
• Kebakaran kelas D: Kebakaran instalasi listrik bertegangan
• Kebakaran kelas F: Kebakaran akibat aktivitas memasak
Sistem Proteksi Kebakaran
 Sistem Proteksi Kebakaran Aktif
 Sistem Proteksi Kebakaran Pasif
Sistem Proteksi Kebakaran Aktif
(1)
 Alarm Kebakaran
 Detektor
• Metal Detector
• Smoke Detector
• Heat Detector
Sistem Proteksi Kebakaran Aktif
(2)
 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
• APAR adalah alat yang ringan serta mudah
dilayani oleh satu orang untuk memadamkan
api pada mula terjadi kebakaran
• Dry Chemical
• Foam
• Air
• CO2
Bagian-Bagian APAR
Sistem Proteksi Kebakaran Aktif
(3)
 Sistem Hidran
 Sistem Sprinkler
Sistem Sprinkler
 Sprinkler adalah salah satu jenis sistem
proteksi kebakaran aktif yang terdiri dari
water supply system, memiliki water
pressure dan sistem distribusi pipa
tersendiri yang akan langsung terhubung
ke sistem sprinkler yang terdapat di area
tempat kerja
 Sistem sprinkler digunakan pertama kali di
US pada tahun 1874.

 Tujuan dari penggunaan sistem sprikler ini


adalah untuk melindungi dan mengurangi
dampak kejadian kebakaran pada property
dan manusia pada khususnya
 Sistem sprinkler ini digunakan pada gedung-
gedung bertingkat dan gedung-gedung yang
memiliki basement yaitu 23 m diatas /
dibawah permukaan tanah (baru dapat
digunakan pada gedung diatas 2 tingkat)
 Aktivasi sistem sprinkler umunya dalam
waktu 1 dan 4 menit
 Jenis sprinkler
• Foam sprinkler
• Water spray sprinkler
Sistem Proteksi Kebakaran
Pasif
 Pintu darurat
 Tangga darurat
 Penunjuk arah evakuasi
 Telepon darurat
 Jalur evakuasi
 Assembly point
Pintu Darurat
 Sarana pintu darurat untuk
mempermudah proses evakuasi bila
terjadi kebakaran.
 Pintu ini hanya dapat digunakan pada
saat terjadinya kebakaran dengan kata
lain tidak digunakan untuk lalu lalang
pekerja saat melakukan aktivitas kerja
sehari-hari.
Penunjuk Arah Evakuasi
 berdasarkan University of New South
Wales (UNSW) petunjuk arah jalan
keluar juga harus terpasang pada setiap
pintu darurat dengan tulisan “EXIT” atau
“KELUAR” dengan dasar penampang
berwarna hijau dan tulisan berwarna
putih.
Telepon Darurat
 Secara umum dalam suatu perusahaan,
ketika terjadi keadaan darurat
(kebakaran, dll) adalah:
• Pemadam kebakaran
• Ambulance unit
• Polisi
• dll
Jalur Evakuasi & Assembly
Point
 Berdasarkan Occupational Safety and Health
Administration (OSHA) mengenai Workplace
Emergency Plan (2001) mencantumkan tentang
persyaratan minimum yang wajib dimiliki oleh
suatu perusahaan dalam merencanakan suatu
perencanaan prosedur keadaan darurat adalah
dengan memiliki rute evakuasi dan prosedur
keadaan darurat seperti peta area kerja dan
tempat berkumpul yang aman.
Diskusi
Sekian
&
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai