Anda di halaman 1dari 26

PROGRAM KERJASAMA PEMERINTAH BADAN

USAHA (KPBU)
Widjanarko

E-LEARNING KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA (KPBU)


TINGKAT DASAR

Jakarta, Mei 2020


Setelah mengikuti mata pelajaran,
Program peserta diharapkan dapat :
Kerjasama Standard Kompetensi.
Menerangkan program Kerjasama
Pemerintah Pemerintah Badan Usaha (KPBU).
Badan Kompetensi Dasar
Usaha 1. Menerangkan kerangka Kerjasama
Pemerintah Badan Usaha (KPBU);
(KPBU) 2. Menerangkan implementasi proyek
Kerjasama Pemerintah Badan Usaha
(KPBU) di Indonesia.
3. Menerangkan faktor-faktor
kesuksesan dan kegagalan dalam
proyek Kerjasama Pemerintah
Badan Usaha (KPBU);
Mind Map
Value for Money, Transeperancy, Competition; Adequate
Risk Allocation; Budgetary Responsiblity

Prinsip
Tujuan Program cakupan
Pelaksanaan
Cakupan
Kerangka
Hukum
(1)Kebijakan (policy)
(2)Kerangka
(6)KPBU Pemda
Hukum

UU KPBU

Komunikasi dan
Pelibatan Stake
holder Proses KPBU
Kerangka Kerja
Tanggung Jawab
Keterbukaan (5)Tata Kelola (3)Proses dan Institusi :
Informasi Program Tanggung Pelaksanaan
Jawab Institusi
Tanggung Jawab
Peran BPK
Insiutisi : Review
dan Approval
Peran Parlemen Dedicated
(4)Kerangka Unit KPBU
Peran Regulator Pengelolaan
Independen Keuangan Negara
Penilaian
Implikasi Fiskal
Pengendalian Laporan dan
Eksposure Akuntansi Fiskal
Penganggaran
Komitmen
Pemerintah

Project
Tipe Komitmen Development
Fiskal Pemerintah Facility (PDF)

Contingent Viability Gap


Direct Liability
Liability Payment

Availability
Payment

Ternination
Compensastion Guarantee on Debt Guarantees and Shadow
Ligitation Payment
Clauses Particular Risk Other Credit Toll/Output
Commitment
Enchancement Based Payment
Kerangka Kerja KPBU.
Kerangka kerja KPBU terdiri
(1) dari :
Kebijakan Kebijakan, prosedur, dan aturan
(6) (2)
lembaga, yang bersama sama
menentukan cara KPBU
KPBU Kerangka
diidentifikasi, dinilai; dipilih,
Pemda Hukum dipriorItaskan, dianggarkan
Kerangka untuk pengadaan,
Kerja
KPBU (3) Proses Dipantau, dan
(5) Tata dan dipertanggungjawabkan oleh
Tanggung unit yang mendapat peran;
Kelola
Program Jawab
(4) Institusi
Kerangka
Pengelolaa
n Keuangan
Negara
Kebijakan KPBU : Tujuan Progam
Meningkatkan investasi infrastruktur, Prinsip
dengan mengakses keuangan swasta;
Pelaksa
naan
Mendorong pendekatan biaya
seumur hidup untuk infrastruktur;
Kebijakan
Menempatkan fokus pada kualitas KPBU
layanan kepada pengguna akhir; Tujuan Cakupa
Program n
Mengakses kapasitas manajemen
melalui operasi infrastruktur swasta;
Kebijakan KPBU merupakan
Value For Money dalam penyediaan artikulasi alasan di balik niat
infrastruktur dan layanan publik;
pemerintah untuk
Meningkatkan akuntabilitas; menggunakan KPBU guna
Memanfaatkan inovasi dan efisiensi memberikan layanan publik.
sektor swasta;

Merangsang pertumbuhan ekonomi.


Kebijakan KPBU : Cakupan Program

Jenis kontrak KPBU. 19 Sektor Ukuran proyek.


Memprioritaskan jenis kontrak yang Priotitas pada sektor yang paling Keseimbangan antara ukuran
paling konsisten dengan tujuan membutuhkan investasi atau minimum dengan biaya
kebijakan pemerintah;  peningkatan kinerja layanan, transaksi yang tinggi.
Kerangka Pengelolaan Keuangan Negara
Kerangka Kerja Alokasi anggaran
Peran Parlemen komitmen fiskal KPBU
(4)Kerangka
Peran
Pengelolaan melalui penjaminan dan
Regulator
Independen
Keuangan Negara
direct liability (belanja
pemerintah) dapat
(1)Penilaian (2)Pengendalian (4)Laporan berimplikasi terhadap
Implikasi
Fiskal
Eksposure dan Akuntansi
Fiskal
keuangan negara.
Oleh karena itu perlu
(3)Penganggaran dilakukan :
Project
Tipe Komitmen Development Penilaian implikasi fiskal dari
Fiskal Pemerintah Facility (PDF)
proyek KPBU.
Contingent Viability Gap
Liability
Direct Liability
Payment Kontrol eksposur agregat
KPBU
Availability
Payment
Transparansi dalam akun dan
Ternination Debt Guarantees Shadow
Ligitation Payment
Compensasti Guarantee on
and Other Credit Toll/Output laporan pemerintah.
on Clauses Particular Risk
Commitment Enchancement Based
Payment
Tipe Komitmen Fasilitas/ Instrumen Fiskal Pemerintah

Persiapan Proyek Proses Tender Konstruksi

Project Viability Availability


Development Gap Pembebasan
Payment Penjaminan Pembiayaan
Fasilitas Fund (PDF) Funding Lahan
(AP)
(VGF)

Entitas Kemenkeu Kemenkeu


Pengelola LMAN PT SMI
(Penugasan ke *berdasarkan PJPK PT PII BPN
PT SMI & PT PII) req. PJPK
Tipe Komitment Fiskal Pemerintah : Direct Liability dan Penjaminan
Skema KPBU Direct Liabilty (Belanja Pemerintah):

Project Development Facility (PDF) untuk membantu


PJPK Kemenkeu PJPK:
 Menyusun Kajian Akhir Pra Study ( Final Business
Penyiapan & Case[FBC).
 Pendampingan Transaksi ( Lelang Pengadaan Badan
Pendampingan Fasilitas
Perjanjian Penyiapan dan Badan Pelaksana KPBU);
PDF
KPBU  PMK 223/PMK.011/2012.
Dukungan Kelayakan (VGF)
 Fasilitas dalam bentuk kontribusi tunai atas sebagian
Sponsor biaya konstruksi
Fasilitas  Diberikan kepada Badan Usaha
Badan
VGF  Dasar Hukum PMK 223/PMK.011/2012
Usaha
Lender Penjaminan Infrastruktur
Perjanjian  Penjaminan atas kewajiban finansial PJPK
Layanan Penjaminan  Dilaksanakan oleh PT PII (persero)
 Dasar hukum Perpres 78/2010, PMK
260/PMK.011/2010
Pengguna Penjaminan
PT PII
Layanan
 Pembayaran Ketersediaan Layanan (AP)
 Bentuk pengembalian investasi berupa pembayaran
Perjanjian Regres
secara berkala oleh Menteri/Kepala Lembaga atau
Kepala Daerah kepada Badan Usaha
 Dasar hukum PMK 260/PMK.08/2016 (KPBU Pusat),
Permendagri No. 96/2016 (KPBU Daerah)

Pembayaran AP masuk ke dalam kategori jenis Belanja


Barang & Jasa.
Tipe Komitmen Fiskal Pemerintah : Viability Gap Fund

Economic Viable
Mengurangi Dampak
Polusi Lingkungan Financially not viable

Mengurangi Biaya Biaya Pendapatan Viability


Biaya Tarif (user Perawatan Perawatan dari Gap
cost)
Pelayanan Funding

Mengurangi (revenue
waktu tempuh ( Biaya Modal Biaya Modal from Users)
travel time).
Benefit Ekonomi Biaya Ekonomi Biaya Proyek Pendapatan
Proyek
Tipe Komitmen Fiskal Pemerintah : Penjaminan
Compensation Clauses
komitmen untuk memberi kompensasi atas
kerusakan/kerugian karena peristiwa force
majeure yang tidak dapat diasuransikan

Komitmen pembayaran pemutusan


Komitmen untuk membayar jumlah yang
disepakati, seandainya kontrak diakhiri karena
gagal bayar oleh pihak publik atau swasta.

Jaminan utang atau peningkatan kredit


lainnya
Jaminan pada variabel risiko tertentu. Komitmen untuk membayar kembali sebagian
Janji kompensasi kepada swasta atas kehilangan pendapatan jika atau seluruh utang yang digunakan untuk
variabel risiko tertentu menyimpang dari level yang ditentukan membiayai suatu proyek. Jaminan digunakan
secara kontrak, a.l. : untuk memberikan lebih banyak keamanan
kepada pemberi pinjaman bahwa pinjaman
Jaminan pada permintaan yang tersisa di atas tingkat yang mereka akan dibayar kembali.
ditentukan;

Nilai tukar yang tersisa dalam rentang tertentu;


Komitmen untuk membeli tanah yang dibutuhkan untuk proyek
atau relokasi orang/kegiatan.
Di Indonesia, Penjaminan yang dilakukan oleh PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia baru menjamin
kewajiban finansial PJPK berupa kewajiban untuk membayar kompensasi finansial kepada Badan Usaha
atas terjadinya risiko infrastruktur yang menjadi tanggung jawab pihak PJPK.
Siklus proses KPBU
Tahap Perencanaan Persiapan/Feasibility Study Transaksi Konstruksi dan Operasi

(1)Identifikasi Proyek (4) Fasilitasi Kajian Awal dan Kajian Akhir


KPBU Dalam RPJM. Pra Study Kelayakan, Ouput : Dok OBC dan
FBC

(2) Seleksi dan


I.Bappenas Penilaian Usulan
Proyek KPBU.

(3)Output : Daftar
Kategori Proyek KPBU

(6)Market (7)LARAP (9)Market


Sounding Sounding
II.Menteri K/L (Konfirmasi)
(5)
selaku PJPK
Konsultasi Publik
dibantu : (10) PQ, Evaluasi
Panitia
Bidder, RfP,Award
Pengadaan;
Tim KPBU; (1)Dok Perencanan (2)Studi (3)Usulan (4) Kajian (8)Penyusunan Tandatangan Konstruksi Operasional Terminasi
Badan dan Identikasi Proyek Proyek Pendirian BU scr komersial
Pendahuluan Awal Pra Kajian Akhir Pra
Penyiapan. KPBU KPBU KPBU;
Study Study Tandatangan LA,
Kelayakan Financial Close.
,

(1)Menerima usulan (2) Pengajuan persetujuan (3)Persetujuan (4)Pembentukan


fasilitas penyiapan kajian prinsip kpd Menkeu prinsip Menkeu dan Tim KPBU
dan pendampingan Tandatangan
transaksi (PDF) dari PJPK. Kesepakatan Induk
III.Dit. dgn PJPK
PDPPI,DJPPR,
Kemenkeu (5)Menerima usulan (6)Persetujuan (7)Menerima dari PJPK (8)Menerima (9)Menerima (10)Pencaira
dibantu : PT.PII persetujuan prinsip Menkeu dan permohonan usulan besaran usulan n VGF oleh
sebagai BUMN dukungan kelayakan Tandatangan persetujuan besaran final, dan pendirian PPJK melalui
ditunjuk (VGF) PJPK setelah Kesepakatan VGF setelah penerbitan surat BUPPKS, KPPN.
selesai FBC. Induk dgn PJPK penetapan pemenang, Menkeu. rencana sign
penyiapan
LA.
pesiapan dan
penjaminan;
PT. SMI untuk
Penjaminan
pembiayaan.

Konfirmasi Pendahuluan Fasiliitas Availability Payment Assistansi Penyiapan KPBU


Konfirmasi Final AP Penganggaran Dana AP
(AP). AP
Lembaga Pelaksana Program KPBU (Insitutional Arrangement)

Tahap Institusi Tujuan/Output


Mengidentifikasi dan menyetujui proyek
Perencanaan Bappenas, KPBU, Fasiliitasi Kajian Awal/Akhir Pra
PJPK
Study Kelayakan.

PJPK, Dit. PPI, Kajian Akhir Pra Study Kelayakan dibantu Dit.
Persiapan Pelaksana PPI, atau Pelaksana Fasilitas PDF (PT SMI &
Fasilitas PDF PT.PII).

PPJK dibantu : Lelang Pengadaan


Transaksi Tim Pengadaan,
Tim KPBU Badan Usaha Pelaksana

Pekerjaan Sipil Pembangunan &


Konstruksi Badan Usaha
Pelaksana Penyediaan Infrastruktur

Badan usaha Penyediaan Pelayanan,


Operasional Pelaksana Manajemen Kontrak,
KPBU/SPV & PJPK Monitoring
Contoh Alokasi Risiko di Sektor Air Minum
Contoh Proyek KPBU
Contoh Proyek Dengan Skema Avalibity Payment : Palapa Ring West Package

Availability Payment (AP) / Pembayaran


Ketersediaan Layanan

 Banyak digunakan di infrastruktur sosial dan


 Dikenal dengan istilah Availability Payment – AP
(penggantian biaya investasi + margin)
 Risiko naik turunnya pembayaran dari pengguna
layanan ditanggung oleh pemerintah (demand risk)
 Jumlah pembayaran kepada pihak swasta ditentukan
oleh ketersediaan layanan yang disediakan swasta
 Jika layanan yang tersedia tidak memenuhi standar
minimum maka pembayaran AP akan dipotong
 Pengguna layanan infrastruktur membayar layanan
(jika ada) kepada pemerintah
Contoh Proyek Dengan Skema User Payment: SPAM Umbulan

Pengguna
membayar

 Banyak digunakan di
infrastruktur ekonomi
 Risiko naik turunnya
pembayaran dari pengguna
layanan ditanggung oleh
pihak swasta (demand risk)
17
2.
Faktor Pendorong dan Sukses Program Kerjasama
Pemerintah Badan Usaha (KPBU)
Faktor Pendukung Proyek Sukses versus Proyek Gagal

Proyek KPBU Yang


Kriteria Sukses :
Proyek Commercially
KPBU Persiapan yang tepat feasible
wkt ; tahap transaksi
Layak
secara yang andal, serta Bankability
Tehnologi. pengoperasian yang
Government
professional, menjaga financial Reliable
hilangnya potensi capability timetable
Layak
Secara VfM. Avoid Breach
Avoid Cost
Ekonomis Overrun

Secara Tahap Penyiapan & Transaksi:


Komersial layak Project Gagal : - Proyek Ditunda dan atau cakupannya di
( Bankable dan
kompetitive), definisikan ulang
Realisasi potensi VfM - Proyek dibatalkan
hilang/berkurang
Terjangkau selama siklus proyek
(Affordable) KPBU. Tahap Manajemen Kontrak:
VfM Badan Usaha Default atau Bankrut
Kritikal Area Pendorong Redefinisi/Pembatalan Proyek KPBU
Pra Tanda Tangan Kontrak : proyek batal sebagai KPBU karena kurang layak; Gagal Lelang. Kontrak tandatanganb, sebelum diterbitkan penjaminan.
Tahap Perencanaan Persiapan/Feasibility Study Transaksi

(1)Identifikasi (4) Fasilitasi Kajian Awal dan Kajian Akhir Pra Study Kelayakan, Ouput :
Proyek KPBU Dok OBC dan FBC
Dalam RPJM.
(2) Seleksi dan
Penilaian
I.Bappenas Usulan Proyek
KPBU.
(3)Output :
Daftar Kategori
Proyek KPBU

(3)Market (4)LARAP Tidak Market


Sounding Kurang Optimal, Sounding
Konsultasi Publik Optimal. sehingga tanah (Konfirmasi)
bermasalah dan
tender gagal.

II.Menteri K/L (6) Tender Kurang


selaku PJPK Persiapan
dibantu : Sehingga Tidak
Panitia ada respon saat
Pengadaan; PQ.
Tim KPBU;
Badan
Penyiapan. Dok Perencanan (1)Studi Usulan (2)OBC (5)Penyusunan Kajian Kontrak dengan
dan Identikasi Proyek
Pendahuluan Kadaluarsa Akhir Pra Study BU KPBU
Proyek KPBU
Kadaluarsa KPBU Kadaluarsa ( tidak ditandatangani
feasibel secara sebelum
komersial dan ekonomi. persetujuan
Penjaminan.

(1)Menerima usulan fasilitas (2) Pengajuan persetujuan prinsip kpd (3)Persetujuan (4)Pembentukan
III.Dit. penyiapan kajian dan pendampingan Menkeu prinsip Menkeu dan Tim KPBU
transaksi (PDF) dari PJPK. Tandatangan
PDPPI,DJPPR,
Kesepakatan Induk
Kemenkeu
(5)Menerima usulan (6)Persetujua (7)Menerima dari PJPK (8)Menerima
dibantu :
persetujuan prinsip n Menkeu dan permohonan persetujuan usulan besaran
PT.PII sebagai dukungan kelayakan Tandatangan besaran VGF setelah penetapan final, dan
BUMN (VGF) PJPK setelah selesai Kesepakatan pemenang, penerbitan surat
ditunjuk FBC. Induk dgn Menkeu.
penyiapan PJPK
pesiapan dan
penjaminan;
Penjaminan
PT. SMI untuk
pembiayaan.
Konfirmasi Pendahuluan Fasiliitas Availability Payment (AP). Assistansi Penyiapan KPBU AP Konfirmasi Final AP
DOs and DON’Ts Dalam Program KPBU
DOs DON’Ts

Tetapkan strategi sesuai kondisi politik, sosial 1 Hindari program yang ambisius di luar
dan ekonomi, dan prinsip prinsip realitas dan jangkauan akses investasi dan keuangan
berhati hati. swasta/internasional;

Hidari proyek teknologi yang belum teruji


sebelumnya.

Pilih proyek KPBU sesuai prioritas nasional 2 Hindari proyek kecil (as general rule). Pilih paket
dan memberikan value for money (VfM). program yg terdiri dari proyek-proyek kecil
daripada proses pengadaan sendiri sendiri.

Pilih kandidat KPBU yang tepat, 3 Hindari memilih opsi proyek KPBU hanya karena
efisiensi,maksimalkan, dan lindungi tidak diperhitungkan sebagai hutang publik.
pelaksanaannya.
Jangan menggunakan KPBU sebagai opsi kecuali
jika proyek tersebut cocok untuk menjadi KPBU.

Pilih KPBU ketika proyek memberikan VfM atau


menguatkan VFM.
DOS and DON’TS
DOS DON’TS
Proyek KPBU memerlukan pembiayaan yang Jangan memulai proses KPBU kecuali mampu
besar dalam siklusnya. 4 memenuhi sumber daya dan tahu kompleksitas
proses yang tinggi.
Hindari pembatasan jumlah lembaga yg terlibat di KPBU.
Pastikan siap memenuhi kebutuhan sumber
KPBU menuntut tingkat spesialisasi dan upaya lebih yang
daya untuk proyek KPBU. membutuhkan kerjasama inter lembaga/instansi.

Lakukan penilaian proyek secara rinci untuk Jangan luncurkan proyek KPBU kecuali layak dari sisi
memastikan kelayakannya. 5 ekonomi, keuangan, komersial, keterjangkauan dan
teknis.

Dedikasikan sumber daya untuk menyusun


tender dan kontrak, dan mengelola prosesnya. 6 Jangan percaya bahwa penilaian kelayakan adalah
segalanya. Potensi VfM yang melekat dapat hilang
melalui desain / perancangan yang tidak memadai.
Proses tender dalam persyaratan kualifikasi harus
mendapatkan kompetisi efektif yang maksimum.
DOS and DON’TS
DOS DON’TS

Alokasikan waktu yang cukup untuk proses Jangan menetapkan batas waktu yang terlalu ambisius.
pelelangan (persiapan; pra qualifikasi/PQ; 7 Sektor swasta kurang bersedia menawar proyek jika
mereka tidak yakin dengan kemampuan pemerintah
evaluasi bidder, dan tender). untuk memenuhi jadwal.

Berikan perhatian dan sumber daya untuk Jangan berasumsi bahwa begitu kontrak
mengelola kontrak di luar pengadaan.
8 ditandatangani, tugas telah selesai. Pemerintah
perlu proaktif mengelola kontrak sampai selesai.

Mengorganisasikan kerangka kerja 9 Jangan tetapkan KPBU sebagai strategi kebijakan


pemerintah, kelembagaan dan kebijakan (pada tingkat program) kecuali benar benar telah
untuk mengelola KPBU secara terprogram. siap.
Kontrol implikasi fiskal dan evaluasi proyek
dan program untuk perbaikan permanen.
Lampiran
success factors
Koordinasi “KPBU membutuhkan
Komitmen yang yang efektif
kuat dari PJPK antarlembaga lebih dari sekedar
terkait Proses komitmen dari
Kapasitas dan penetapan
kapabilitas PJPK proyek
penyandang dana.
dalam mengelola
didasarkan atas Terdapat aspek
KPBU (termasuk
memahami aspek kajian yang kepemimpinan, teknis,
legal dan komersial memadai dan hukum, kelembagaan,
dari kerja sama penyiapan proyek
yang baik
dan komersial yang
Kualitas Sinkronisasi
penyiapan proyek regulasi (bila harus dimiliki di suatu
(feasibility study) diperlukan) struktur proyek.”

Dana untuk
Akses sumber
pembiayaan
pembiayaan
penyiapan
jangka panjang
proyek

25
1. 6. Example of Project Failure in Indonesia PPP Project
Implementation: Central Kalimantan Coal Railways Project

Description Specification
Central Kalimantan Coal Railways Project General Profile
Main project feature  Railway System Development with total length of 425 km
 Temporary Coal river port in Ranggailung and Floating Crane in Tanjung Tawas Offshore
with capacity of 35 mtpa
Lakutan  Tanjung Tawas Special Coal Terminal development with capacity of 50 mtpa
Biha  Power Plant development to support railway and terminal operation with capacity of 55
MW
Muara Tuhup Lahei

Stage 2
Hurung Transportation Target - Phase I Stage 1 : 13.8 mtpa
- Phase I Stage 1+2 : 33.4 mtpa
Bintangninggi - Phase I+II : 49.7 mtpa
Ahmatan

Supply chain transportation - Phase I : Railway – Temporary River Port– Barge – Offshore Floating crane – Panamax type
Phase I Beliti concept vessel
- Phase II : Railway – Special Coal Terminal – Panamax Type Vessel
Liungkara
Stage 1

Palung
Project Information
Murutuwu  The Government Contracting Agencies (GCA) of Central Kalimantan Coal Railways Project (“Project”) is the
Provincial Government of Central Kalimantan.
Kualasirau
Ranggailung  The GCA requested Guarantee Facility for the Project.

Tambakkayu
 In the mean of time, the GCA had entered the tender process and had awarded the Project before the Project
determined as a PPP Project through Guarantee mechanism.
Tatas
Phase II  The Project was definitively cancelled as a PPP Project because the process did not comply to The Presidential
Rule No. 38/2015:
Basarang
Terusankarya  The accountability and transparency of the tender process until bid award was disputable (due diligence
Tanjung Tawas issues).

 The Guarantee Facility can not be earned to the Project that already awarded.
Station
Primary Sub Station
Temporary River Port
Floating Crane (temporary)  In addition, there were some issues on the Project that could not be clarified by the GCA, such as: the financing
Special Coal Terminal
scheme that applied to the project and the risk allocation that undefined clearly.

Anda mungkin juga menyukai