Demography
Demography
ANGGOTA KELOMPOK
PENGERTIAN DEMOGRAPHY
1. Tingginya Harga Barang dan Jasa: Harga barang dan jasa untuk
pernikahan seringkali lebih mahal di NTT dibandingkan dengan
daerah lain di Indonesia. Ini bisa disebabkan oleh faktor geografis,
transportasi, dan kelangkaan barang dan jasa.
2. Adat dan Tradisi: Adat dan tradisi yang beragam di NTT membuat
pernikahan menjadi lebih mahal. Banyak acara adat dan tradisi yang
harus dilakukan selama pernikahan, seperti acara adat istiadat, acara
pengabenan, dan acara-acara lain yang membutuhkan biaya yang
cukup besar.
MAHALNYA MAHAR PERNIKAHAN DI NTT
Be//5 pun bermakna sebagai sebuah ikatan sosial yang memuat jalinan kekerabatan, kehidupan saling tolong
menolong, menghargai pihak Iain, serta sebagai upaya melindungi kaum perempuan. Makna bells di masa
kini telah mengalami pergeseran. Suatu bells dianggap sebagai proses tawar-menawar secara pribadi antara
yang tibelis dan yang membells, akibatnya muncul pengaruh yang besar bagi masyarakat Sumba. Awalnya
bells dimaknai secara kultural dan sekarang bergeser karena mengandung unsur ekonomi atau komersial.
Ketika bells dimaknai menurut kacamata ekonomi maka kehadiran bells seringkali disertai proses tawar
menawar-menawar secara pribadi dalam pranata perkawinan Sumba. Dampak lebih luas adalah munculnya
kemiskinan yang disebabkan nilai bells semakin mahal. Kewajiban untuk memenuhi nilai bells yang telah
disepakati pihak pengantin laki-laki dan perempuan cenderungtinggi. Hal ini berakibat munculnya masalah
ekonomi pihak keluarga laki-laki, sehingga usai upacara perkawinan keluarga pengantin pria terlilit hutang.
Berpijak pada kondisi sosial masyarakat seperti ini maka pemerintah Sumba mengatur pembelisan melalui
Undang-undang Peraturan Daerah. Dalam aturan itu, pemerintah menghimbau warganya untuk hidup hemat.
Nilai belis dibatasi sehingga masyarakat Sumba mengeksploitasi hewan secara berlebihan. Eksploitasi hewan
yang berlebihan akan berakibat populasinya semakln berkurang
ANALISIS PURE DEMOGRAPHY
Dilihat dari pemberian Belis tersebut diatas bila kita kaitkan denganpendapat masyarakat Manggarai
yang mayoritas penduduknya bermatapencarian petani dan peternak, bila di sandingkan dengan mata
pencaharianmasyarakat, jumIah Belis tersebut terasa begitu tinggi bagi calon mempelaipria yang akan
menikahkan calon mempeIai wanita. Apalagi jika wanitayang akan dinikahi memiliki gelar dibelakangnya
dan status sosial tertentu. Hal tersebut menyebabkan Kemungkinan Penurunan Jumlah Perkawinan dan
Juga Angka Kelahiran menjadi lebih tinggi karena tidak semua masyarakat mampu membayar mahar
wanitanya. Harga mahar tersebut yangawalnya berkisaran 90.000.000-150.000.000 bisa digantikan
dengan hewanternak seperti sapi, kerbau, kuda dengan sejumlah 2-4 ekor. Mahar yang terbilang tinggi
ini tentu menjadi permasalahan yang serius dalam perkembangan penduduk kedepannya karena
seringkali besarnya mahar menyebabkan pernikahan harus di tunda sampai dibatalkan.
Kebijakan yang mengatur?
KESIMPULAN
Dampak Mahalnya harga belis atau Mahar dari segi pure demography dan social
demography berdampak buruk pada menurunya angka fertilitas yang terjadi di
NTT terkhusus di daerah Kabupaten Sumba. Menurunnya angka fterilitas akan
menyebabkan permasalahan perkembangan penduduk di masa yang akan
datang seperti mengurangnya jumlah penduduk usia produktif dan sebagainya.
THANK YOU