PENGERTIAN PEMILU • Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. •Dengan kata lain, pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk menjalankan kedaulatan dan merupakan Lembaga demokrasi. Sampai sekarang pemilu masih dianggap sebagai suatu peristiwa kenegaraan yang penting. Hal ini dikarenakan pemilu melibatkan seluruh rakyat secara langsung. Melalui pemilu, rakyat juga bisa menyampaikan keinginan dalam politik atau system kenegaraan. SEJARAH PEMILU DI INDONESIA Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Setelah amendemen keempat UUD 1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden, yang semula dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat dan dari rakyat sehingga pilpres pun dimasukkan ke dalam rangkaian pemilu. 1. Pemilihan Umum Tahun 1955 (Masa Parlemen) Pemilu Nasional pertama di Indonesia diselenggarakan setelah 10 tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia Terlaksanakan karena Pemilu 1946 batal terselenggara disebabkan oleh tidak adanya perundang-undangan untuk mengatur penyelenggaraan pemilu, rendahnya stabilitas keamanan negara, dan pemerintah dan rakyat fokus mempertahankan kemerdekaan. Tahapan pelaksanaan pemilu 1955 yaitu yang pertama memilih anggota DPR pada tanggal 29 September 1955 lalu Memilih anggota Dewan Konstituante pada tanggal 19 Desember 1955. 2. Pemilihan Umum Tahun 1971-1997 (Masa Orde Baru) Selama 1971-1997 terjadi enam kali penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD Tingkat I dan DPRD Tingkat II. Selama itu, pemilu nya menganut sistem perwakilan berimbang (proporsional) dengan sitem stelsel daftar. Asas yang dianut merupakan daftar, umum, bebas, dan rahasia. 3. Pemilihan Umum 1999-2014 (Masa Order Reformasi) Pemilu pertama pada masa reformasi yaitu pada tahun 1999, menggunakan system perwakilan berimbang (proporsional) dengan stelsel daftar dan asas Luber Jurdil. Pemilu 1999 dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 1999/ 13 bulan masa kekuasaan BJ Habibie Pada tahun 2004, terrdapat 3 perubahan di pemilu tahun 2004 yaitu, presiden dipilih secara langsung, dibentuknya Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan penyelenggaraan pemilu yang nasional, tetap, dan mandiri. Terdapat 2 macam, yaitu yang pertama pemilu legislative (DPR, DPD, DPRD) dilaksanakan 5 April 2004. Kedua, pemilu presiden dan wakil presiden dilaksanakan dua putaran, putaran 1 pada tanggal 5 Juli 2004 dan putaran II pada 20 September 2004. Pemilu 2009 pemilu ke-3 pada masa reformasi, diselenggarakan pada tanggal 9 April 2009 untuk memilih DPR, DPD, dan DPRD. Lalu dilaksanakan 8 Juli 2009 untuk memilih Presiden dan wakil presiden. Pada pemilu kali ini adanya ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 2,50% dengan menggunakan asas luber jurdil. Pemilu tahun 2014 pemilu ke 11 pada masa reformasi. Dilaksanakan dua kali, yang pertama pada tanggal 9 April 2014 (memilih anggota legislative) dan yang kedua pada tanggal 9 Juli 2014 (memilih presiden dan wakil presiden). Diterapkan parliamentary threshold 3,5%. Sistem pemilu 2009 ini proporsional dengan daftar calon terbuka. ASAS-ASAS PEMILIHAN UMUM DI INDONESIA •Langsung, pemilih berhak memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan hati nuraninya tanpa perantara siapapun atau apapun. Hak ini tidak dapat diwakilkan. Penggunaan hak langsung, langsung kepada siapa yang mau diberikan kekuasaan. •Umum, berarti semua warga negara yang telah memenuhi syarat sesuai dengan undang-undang berhak mengikuti pemilu tanpa ada diskriminasi. Pemilihan yang bersifat umum mengandung makna menjamin kesempatan yang berlaku menyeluruh bagi semua warga yang telah memenuhi persyaratan tertentu tanpa diskriminasi (pengecualian) berdsar acuan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, dan status sosial. •Bebas, setiap warga negara berhak memilih bebas menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapapun. Didalam demokrasi, kebebasan merupakan hal yang sangat penting. Dengan demikian, semua warga negara diberi kebebasan untuk memilih dan dipilih tanpa intervensi dan tanpa tekanan dari siapapun. •Rahasia, memberikan suaranya tanpa diketahui oleh siapapun. Kerahasiaan ini merupakan makna dari kebebasan dari sebagaimana yang disebutkan sebelumnya. •Jujur, dalam penyelenggaraan pemilu, semua yang berpatisipasi dalam pemilu tersebut harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. •Adil, setiap pemilih dan peserta pemilu mendapatkan perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak manapun. Sikap adil ini dilakukan agar tetap menjaga kualitas pemilu yang adil dan tidak berpihak kepada kepentingan individu dan kelompok terntentu. KESIMPULAN Pemilu adalah pemilihan orang-orang untuk mengisi suatu kursi jabatan untuk memimpin suatu tempat bisa jadi kepala negara,kepala daerah ataupun wakil rakyat di suatu Lembaga, tujuan dari pemilihan itu sendiri untuk memberikan hak demokrasi masyarakat untuk memilih calon pemimpin yang rakyat inginkan melalui proses kampanye yang di lakukan paslon dalam menghadapi pemilu, pemilu sendiri bertujuan sangat baik bagi kemajuan negara atau daerah di karenakan lebih mementingkan kehendak dari masyarakat itu sendiri.