Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 1

PENGERTIAN DAN LATAR


BELAKANG
PENDIDIKAN INKLUSI

Dosen pengampu :
Wahyuni S Psi. M. Psi
PENGERTIAN PENDIDIKAN INKLUSI

Inklusi berasal dari kata inclusion yang berarti penyatuan.


Inklusi mendeskripsikan sesuatu yang tidak membeda-bedakan
latar belakang kehidupan anak karena keterbatasan fisik maupun
mental. Inklusif merupakan model program pendidikan bagi anak
berkelainan atau cacat dimana penyelenggaraannya dipadukan
bersama anak normal dan tempatnya di sekolah umum dengan
menggunakan kurikulum yang berlaku di lembaga bersangkutan.
Pendidikan inklusif menjamin akses dan kualitas anak sesuai
dengan tingkat kemampuan dan menjamin kebutuhan mereka
dapat terpenuhi dengan baik.
Tetapi pada hakikatnya pendidikan inklusif tidak hanya
sebatas untuk memberi kesempatan kepada anak berkebutuhan
khusus untuk menikmati pendidikan yang sama, namun hak
berpendidikan juga untuk anak-anak lain yang kurang
beruntung, misalnya :
• anak dengan HIV/AIDS
• anak-anak jalanan
• anak yang tidak mampu (fakir-miskin)
• anak-anak korban perkosaan
• korban perang dan lainnya
Tanpa melihat agama, ras dan bahasanya. Konsep
pendidikan inklusif memiliki lebih banyak kesamaan dengan
konsep yang melandasi gerakan ‘Pendidikan untuk Semua’
dan ‘Peningkatan mutu sekolah’. Namun kebijakan dan
praktek inklusi anak berkebutuhan khusus (penyandang cacat)
telah menjadi katalisator utama untuk mengembangkan
Dan pernyataan-pernyataan di atas mengisyaratkan bahwa sekolah
reguler yang berorientasi inklusi merupakan alat untuk memerangi sikap
diskriminasi, menciptakan masyarakat yang ramah, mencapai pendidikan
bagi semua, sehingga akan memberikan pendidikan yang efektif kepada
mayoritas anak dan meningkatkan efisiensi karena akan menurunkan
biaya bagi seluruh sistem pendidikan.

“ Inklusi itu masa depan, milik ras manusia, hak


asasi manusia, pengupayaan agar bisa hidup
berdampingan satu sama lain, bukanlah sesuatu
hal yang harus dilakukan kepada seseorang atau
untuk seseorang, dilakukan bersama bagi satu
sama lain, bukanlah sesuatu yang kita lakukan
sedikit saja”.
(Marsha Forest, 2005: 19).
Latar Belakang Pendidkan Inklusi

 Pendidikan inklusif dilatar belakangi oleh ketidakpuasan terhadap sistem


pendidikan sebelumnya yang dianggap kurang memberikan keleluasaan
terhadap anak yang berkebutuhan khusus untuk mememasuki sekolah-
sekolah umumatau pendidikan formal sebagaimana halnya dengan anak-
anak normal lainnya.
 Pelaksanaan pendidikan inklusif di Indonesia dipayungi UUD 1945 pasal
3: tentang hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan,
kemudian Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal
32 tentang pendidikan khusus dan layanan khusus.
 Penjelasan pasal 15 UU SISDIKNAS yaitu: Pendidikan khusus
merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang
berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang
diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus
pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.
 Jaminan pelaksanaan pendidikan inklusif dari
berbagai instrumen hukum internasional yang telah
diratifikasi Indonesia, seperti Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia (1948), Deklarasi Dunia tentang
Pendidikan untuk Semua (1990), Peraturan Standar
PBB tentang Persamaan Kesempatan bagi Para
Penyandang Cacat (1993), Pernyataan Salamanca
dan Kerangka Aksi UNESCO (1994), Undang-
undang Penyandang Kecacatan (1997), Kerangka
Aksi Dakar (2000) dan Deklarasi Kongres Anak
Internasional (2004).
 Salah satu kesepakatan Internasional yang
mendorong terwujudnya sistem pendidikan inklusi
adalah Convention on the Rights of Person with
Disabilities and Optional Protocol yang disahkan
Landasan-landasan Pendidikan Inklusif
1.  Landasan filosofis
2. Landasan yuridis
a.  Nasional
b. Internasional
3. Landasan pedagogis
4. Landasan empiris

Anda mungkin juga menyukai