0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan9 halaman
Pendidikan inklusi bertujuan untuk memberikan akses pendidikan bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus di sekolah umum dengan menggunakan kurikulum yang sama. Hal ini didasarkan pada prinsip-prinsip inklusi, hak asasi manusia, dan peraturan perundang-undangan nasional serta internasional tentang pendidikan inklusi.
Pendidikan inklusi bertujuan untuk memberikan akses pendidikan bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus di sekolah umum dengan menggunakan kurikulum yang sama. Hal ini didasarkan pada prinsip-prinsip inklusi, hak asasi manusia, dan peraturan perundang-undangan nasional serta internasional tentang pendidikan inklusi.
Pendidikan inklusi bertujuan untuk memberikan akses pendidikan bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus di sekolah umum dengan menggunakan kurikulum yang sama. Hal ini didasarkan pada prinsip-prinsip inklusi, hak asasi manusia, dan peraturan perundang-undangan nasional serta internasional tentang pendidikan inklusi.
Dosen pengampu : Wahyuni S Psi. M. Psi PENGERTIAN PENDIDIKAN INKLUSI
Inklusi berasal dari kata inclusion yang berarti penyatuan.
Inklusi mendeskripsikan sesuatu yang tidak membeda-bedakan latar belakang kehidupan anak karena keterbatasan fisik maupun mental. Inklusif merupakan model program pendidikan bagi anak berkelainan atau cacat dimana penyelenggaraannya dipadukan bersama anak normal dan tempatnya di sekolah umum dengan menggunakan kurikulum yang berlaku di lembaga bersangkutan. Pendidikan inklusif menjamin akses dan kualitas anak sesuai dengan tingkat kemampuan dan menjamin kebutuhan mereka dapat terpenuhi dengan baik. Tetapi pada hakikatnya pendidikan inklusif tidak hanya sebatas untuk memberi kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk menikmati pendidikan yang sama, namun hak berpendidikan juga untuk anak-anak lain yang kurang beruntung, misalnya : • anak dengan HIV/AIDS • anak-anak jalanan • anak yang tidak mampu (fakir-miskin) • anak-anak korban perkosaan • korban perang dan lainnya Tanpa melihat agama, ras dan bahasanya. Konsep pendidikan inklusif memiliki lebih banyak kesamaan dengan konsep yang melandasi gerakan ‘Pendidikan untuk Semua’ dan ‘Peningkatan mutu sekolah’. Namun kebijakan dan praktek inklusi anak berkebutuhan khusus (penyandang cacat) telah menjadi katalisator utama untuk mengembangkan Dan pernyataan-pernyataan di atas mengisyaratkan bahwa sekolah reguler yang berorientasi inklusi merupakan alat untuk memerangi sikap diskriminasi, menciptakan masyarakat yang ramah, mencapai pendidikan bagi semua, sehingga akan memberikan pendidikan yang efektif kepada mayoritas anak dan meningkatkan efisiensi karena akan menurunkan biaya bagi seluruh sistem pendidikan.
“ Inklusi itu masa depan, milik ras manusia, hak
asasi manusia, pengupayaan agar bisa hidup berdampingan satu sama lain, bukanlah sesuatu hal yang harus dilakukan kepada seseorang atau untuk seseorang, dilakukan bersama bagi satu sama lain, bukanlah sesuatu yang kita lakukan sedikit saja”. (Marsha Forest, 2005: 19). Latar Belakang Pendidkan Inklusi
Pendidikan inklusif dilatar belakangi oleh ketidakpuasan terhadap sistem
pendidikan sebelumnya yang dianggap kurang memberikan keleluasaan terhadap anak yang berkebutuhan khusus untuk mememasuki sekolah- sekolah umumatau pendidikan formal sebagaimana halnya dengan anak- anak normal lainnya. Pelaksanaan pendidikan inklusif di Indonesia dipayungi UUD 1945 pasal 3: tentang hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan, kemudian Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal 32 tentang pendidikan khusus dan layanan khusus. Penjelasan pasal 15 UU SISDIKNAS yaitu: Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jaminan pelaksanaan pendidikan inklusif dari berbagai instrumen hukum internasional yang telah diratifikasi Indonesia, seperti Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (1948), Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua (1990), Peraturan Standar PBB tentang Persamaan Kesempatan bagi Para Penyandang Cacat (1993), Pernyataan Salamanca dan Kerangka Aksi UNESCO (1994), Undang- undang Penyandang Kecacatan (1997), Kerangka Aksi Dakar (2000) dan Deklarasi Kongres Anak Internasional (2004). Salah satu kesepakatan Internasional yang mendorong terwujudnya sistem pendidikan inklusi adalah Convention on the Rights of Person with Disabilities and Optional Protocol yang disahkan Landasan-landasan Pendidikan Inklusif 1. Landasan filosofis 2. Landasan yuridis a. Nasional b. Internasional 3. Landasan pedagogis 4. Landasan empiris