Anda di halaman 1dari 22

Pengaruh Bentuk Pesan Pencegahan

Covid-19 terhadap Motivasi Proteksi


Diri Mahasiswa Institut Komunikasi dan
Bisnis LSPR

Disusun Oleh:
Afdaliza
21172350036
LATAR BELAKANG
Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah
1. Salah satu dampak dari Covid yang cukup 1. Apakah intervensi pesan pencegahan berupa
sigifikan adalah sistem pendidikan di ancaman dapat memotivasi individu untuk
Indonesia, yang menggunakan sistem memproteksi diri?
pembelajaran daring 2. Apakah intervensi pesan pencegahan berupa
2. Memunculkan berbagai pro dan kontra pesan persuasi dapat memotivasi individu
dalam pelaksanaannya, sehingga untuk memproteksi diri?
pemerintah mengatur dan menerapkan 3. Apakah intervensi pesan pencegahan berupa
sistem pembelajaran Hybrid pesan ancaman dan persuasi dapat memotivasi
3. LSPR menjadi institusi pendidikan swasta individu untuk memproteksi diri?
pertama yang menjalankan sistem 4. Jenis pesan apa yang lebih efektif terhadap
pembelajaran Hybrid motivasi proteksi diri?
4. Berbagai macam metode dan bentuk pesan
yang disampaikan oleh tim LSPR dalam
meningkatkan Motivasi Proteksi Diri
mahasiswa agar dapat menerapkan protokol
kesehatan secara ketat selama
pembelajaran Hybrid dilakukan, namun
masih ada juga mahasiswa yang
menjalankan dengan baik, namun ada juga
yang masih perlu diingatkan.
5. Untuk itu perlu dikaji bentuk pesan
pencegahan yang efektif dalam
meningkatkan proteksi diri Mahasiswa.
Penelitian Sebelumnya

Bavel, V., Rodr, N., & Briggs, P. (2018). Using


protection motivation theory in the design of nudges
to improve online security behavior. Journal of
Human -Computer Studies, 123, 29–39.
https://doi.org/10.1016/j.ijhcs.2018.11.003

Lewis, I., Watson, B., & Tay, R. (2007). The role of


fear appeals in improving driver safety : A review
of the effectivemess of fear-arousing (threat)
appeals in road safety advertising. Internasional
Journal of Behavioreal Consultation and Therapy,
3(2), 142-146. DOI: 10.1037/h0100799

Albarracin, D., Wilson, K., Tannenbaum, M. B.,


Zimmerman, R. S., Helper, J., Jacobs, S., Saul. L.
(2015). Appealing to fear : A meta-analysis of fear
appeal effectiveness and theories. American
Psychology Association, 141(6), 1178-1204.
http://dx.doi.org/10.1037/a0039729
Teori
Teori motivasi proteksi adalah teori yang dikembangkan oleh Rogers pada
tahun 1975 yang berdasarkan pada penemuan teori Lazarus (1966) dan Lavental
(1970). Rogers. R. W. (1975; 1983)
menjelaskan teori motivasi proteksi adalah teori perlindungan diri yang
digunakan untuk membahas bagaimana komponen ketakutan individu tentang
peristiwa atau hasil tertentu dapat memotivasi perubahan perilaku individu untuk
melindungi diri dari peristiwa tertentu.
Komponen Motivasi Proteksi
Terjadinya motivasi proteksi diri didasari oleh proses threat appraisal yang
meliputi (a) komponen perceived severity yaitu tingkat keparahan dan
konsekuensi dari sebuah ancaman atau bahaya ; (b) komponen perceived
vulnerability yaitu penilaian terhadap kerentanan individu terpapar oleh sebuah
ancaman atau bahaya; (c) komponen maladaptive response rewards yaitu
persepsi atau imbalan yang dirasakan dari perilaku mempertahankan tindakan
yang berisiko
Proses coping appraisal melibatkan beberapa komponen seperti (a) komponen response efficacy yaitu
efektivitas yang akan dirasakan jika individu melakukan tindakan pencegahan yang telah direkomendasikan;
(b) komponen self-efficacy merupakan persepsi individu terhadap kemampuannya untuk melakukan
perilaku pencegahan yang direkomendasikan; dan (c) komponen response cost yaitu biaya seperti, waktu
usaha, dan dana yang dibutuhkan untuk melakukan perilaku pencegahan yang direkomendasikan

Proses Pengiriman Pesan


Model teori komunikasi Sender Message Channel Receiver (SMCR) adalah model yang menjelaskan
proses pesan yang disampaikan dari pengirim kepada penerima. Model teori ini dikembangkan dari model
komunikasi linier oleh Shannon dan Weaver pada tahun 1948, dengan konsep dasar komunikasi sebagai
proses mengirim dan menerima pesan atau mentransfer informasi dari pengirim kepada penerima. Lalu
model teori tersebut dikembangkan oleh David Berlo pada tahun 1960 yang dinamakan dengan Sender
Message Channel Receiver (SMCR) atau Berlos’s SMCR model (Berlo, D. K., 1960).
Definisi Pesan Pencegahan Mengancam dan Pesan pencegahan dapat diartikan sebagai isi
Persuasi pemikiran berupa simbol yang berisikan usaha atau
● cara mencegah terjadi suatu kemungkinan yang
Pesan adalah isi pemikiran dan perasaan yang tidak diinginkan baik yang disampaikan baik secara
dikirimkan oleh komunikator kepada komunikan dengan verbal atau non verbal.
harapan komunikan dapat mengerti dan memahami apa Sedangkan Arti kata mengancam pada Kamus
yang dipikirkan dan dirasakan oleh komunikator Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online memiliki
(DeVito, 1992). makna sebagai sebuah peringatan mengenai
Sedangkan menurut peneliti lainnya pesan merupakan kemungkinan kesengsaraan atau musibah yang
bagian dalam proses komunikasi yang terdiri dari akan terjadi.
pemikiran dan perasaan seseorang yang disampaikan Sedangkan persuasi adalah bagian dari proses
menggunakan lambang atau bahasa yang disampaikan untuk mengubah atau membentu perilaku,
kepada orang lain (Effendy, 2010). kepercayaan, opini dan sikap.
Pesan juga diartikan sebagai sebuah simbol yang
digunakan untuk mengkomunikasikan informasi secara Maka jika dikaitkan dengan pengertian pesan
teratur baik secara verbal atau non verbal (Blake & dan pencegahan, pesan pencegahan
Haroldsen, 1975). mengancam dapat diartikan sebagai isi
pemikiran yang berisi sebuah usaha dengan
memberikan peringatan mengenai kemungkinan
musibah yang akan terjadi.
Sedangkan pesan pencegahan berupa persuasi
dapat diartikan sebagai sebuah isi pemikiran
yang bertujuan untuk mengubah perilaku
penerima pesan.
Hipotesis Penelitian
Peneliti mengajukan hipotesis bahwa adanya pengaruh antara
ketiga jenis pesan, mengancam, pesan persuasi dan pesan
ancaman yang dikaitkan dengan pesan persuasi. Terhadap
motivasi proteksi diri. Sedangkan berdasarkan efektifitas pesan
gabungan yaitu pesan ancaman yang dikaitkan dengan persuasi
lebih efektif dalam meningkatkan motivasi proteksi diri
Metodologi Penelitian
Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi Experiment dan menggunakan jenis desain subjek
Between Subject Design.

Quasi experiment Pada penelitian menggunakan kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sebagai
pembanding, kemudian diberikan pretest dan posttest.

Sedangkan jenis desain subjek between subject design adalah desain subjek dengan rancangan beda subjek yang
terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu motivasi proteksi diri sebagai dependent variable dan bentuk
pesan pencegahan sebagai independent variable yang terdiri dari dua jenis pesan yaitu pesan mengancam dan
pesan persuasi.
Unit Analisis data

Kriteria Partisipan

● Mahasiswa Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR;


● memiliki kesadaran yang rendah terhadap perlindungan diri dari penyakit COVID-19, yang akan
diketahui melalui hasil pengukuran motivasi proteksi;
● partisipan memiliki kemampuan untuk membaca;
● Memiliki jaringan internet dan alat komunikasi minimal telepon genggam / handphone dan
● bersedia menjadi partisipan penelitian selama satu (1) minggu.

Pada penelitian ini peneliti tidak membatasi jenis kelamin partisipan, partisipan dengan jenis kelamin
laki-laki ataupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat menjadi partisipan.
Peneliti dalam penelitian ini juga tidak membatasi karakteristik, seperti agama, ras, suku bangsa dan
domisili
Teknik Sampling
Pengumpulan sampel terlebih dahulu dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan karakteristik
yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Setelah mendapatkan sampling frame, maka dilanjutkan dengan melakukan Random
Assignment dengan teknik Simple Random Sampling untuk membagi partisipan ke
dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Random Assignment adalah proses menempatkan sampel penelitian secara acak ke


dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sedangkan teknik simple random
sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi
Desain Penelitian

Penelitian Quasi Experiment dengan menggunakan desain Nonequivalent


Control Experiment dilakukan dengan melibatkan 4 kelompok yang terdiri dari
3 kelompok eksperimen dan 1 kelompok kontrol. Kelompok eksperimen terdiri
dari 1 kelompok dengan treatment pesan mengancam, 1 kelompok dengan
treatment pesan persuasi dan 1 kelompok dengan treatment pesan mengancam
dan pesan persuasi.
Keterangan :
NR : Nonrandom Assignment

O1 : Pre test

O2 : Post test

Xa1 : Treatment pesan mengancam

Xa2 : Treatment pesan persuasi

Xa3 : Treatment pesan persuasi & mengancam


Alat Ukur Penelitian

Alat ukur yang digunakan adalah PMT Questionnaire yang telah dikembangkan
oleh peneliti Al-Rasheed, M. (2020), item pertanyaan terdiri dari 20 pertanyaan
yang dikembangkan berdasarkan setiap komponen motivasi proteksi yaitu
Perceived Severity, Perceived Vulnerability, Response Efficacy, Self-efficacy,
Response Cost, dan Maladaptive Response Rewards.
Alat ukur PMT Questionnaire terdiri dari 8 butir negatif dan 6 butir positif.
Kuesioner ini menggunakan skala likert 5 point dari 1 (sangat tidak setuju) hingga
5 (sangat setuju). Nilai hasil uji realibilitas menunjukkan nilai alpha cronbach
instrumen alat ukur PMT adalah 0.807 dengan keseluruhan nilai internal
consistency > 2.00 sehingga tidak ada butir pertanyaan yang dibuang.
Bab 4.Hasil Penelitian

Data Sample yang memiliki nilai Motivasi Proteksi


diri rendah
Kelompok Total

PreTest PreTest PreTest PreTest


Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperime
Pesan Pesan Pesan PreTest n Pesan
Ancaman Gabungan Persuasi Kontrol Ancaman

Jenis_Ke pria
7 8 6 7 28
lamin

wanita 8 7 9 8 32

Total 15 15 15 15 60
Gambaran Variabel Motivasi Proteksi Data Pre Test
Kelompok Mean Std Deviation Minimum Maximum

K.E. Ancaman 2.7800 0.29081 2.15 3.10

K. E. Persuasi 2.6133 0.35580 2.00 3.10

K. E. Ancaman &
2.8700 0.28648 2.00 3.10
Persuasi

Kelompok Kontrol 2.9567 0.07988 2.80 3.10


Gambaran Variabel Motivasi Proteksi Data Post test
Kelompok Mean Std Deviation Minimum Maximum

K. E. Ancaman 3.5533 0.17975 3.35 3.85

K. E. Persuasi 3.6433 0.33105 2.85 4.15

K. E. Ancaman &
3.6700 0.21696 3.40 4.10
Persuasi

Kelompok Kontrol 2.8667 0.23654 2.30 3.20


Pembahasan
Berdasarkan hasil olah data pada penelitian ini diketahui bahwa ketiga kelompok
eksperimen yang diberikan perlakuan berupa pesan mengancam, pesan persuasi, dan pesan
gabungan mengalami perubahan berupa peningkatan nilai pre test ke post test jika
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil signifikansi yang diperoleh pada ketiga kelompok
eksperimen dengan pesan ancaman, persuasi dan gabungan terdapat perbedaan nilai pre test
ke post test yang signifikan, sedangkan pada kelompok kontrol menunjukkan tidak adanya
perbedaan nilai pre test ke post test secara signifikan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pesan persuasif yang dikaitkan dengan pesan
ancaman lebih efektif untuk meningkatkan motivasi proteksi mahasiswa dibandingkan dengan
pesan berupa ancaman atau pesan persuasi saja, nilai mean pada pesan berupa ancaman
yang dikaitkan dengan pesan persuasi sebesar 3.6700 sedangkan mean pesan persuasi
sebesar 3.6433 dan mean pesan ancaman sebesar 3.5533.
● Terimakasih
Referensi
Effendy, O. U. (2010). Dinamika komunikasi. Remaja
Rosdakarya.
Floyd, D. L., Prentice-Dunn, S., & Rogers, R. W. (2000). A meta-
analysis of research on protection motivation theory.
Journal of Applied Social Psychology, 30(2), 407–429. DOI:
10.1111/j.1559 1816.2000.tb02323.

DeVito, J. A. (1992). The interpersonal communication book (6th


ed.). HarperCollins.

Rogers. R. W. (1975). A Protection Motivation Theory of Fear


Appeals and Attitude Change1. The Journal of Psychology,
91(1), 93–114. https://doi.org/10.1080/00223980.1975.9915803

Rogers. R. W. (1983). Cognitive and psychological processes in


fear appeals and attitude change: A revised theory of protection
motivation. Dalam Cacioppo, J. T & Petty, R. E (Eds.), Social
psychophysiology: A sourcebook (h. 153–176). Guilford Press.

Anda mungkin juga menyukai