SETIYO HARYONO
Pendamping Desa P3MD Kemendesa PDTT
Mobile Journalist TVDesa
TAHAP IV
ILMU JURNALISTIK
CARA PENYAMPAIAN ISI PERNYATAAN MELALUI
MEDIA MASSA PERIODIK
ISI
KOMUNIKATOR PERNYATAAN KOMUNIKAN
MEDIA
MASSA
PERIODIK
SK MJ RD TV FI OL
Kegiatan Jurnalistik
menurut UU No. 40/1999 tentang PERS
INFORMASI:
Mencari a. Tulisan MENGGUNAKAN
Memperoleh b. Suara a. Media Cetak
c. Gambar b. Media
Memiliki d. Suara dan Elektronik
Menyimpan Gambar c. segala jenis
e. Data saluran yang
Mengolah f. Grafik tersedia
Menyampaikan g. bentuk lain
Produk Jurnalistik
1. Berita
2. Pendapat : Opini, Karikatur, Tajuk Rencana,
Pojok, Kolom, Feature
BERITA
1. BERITA ADALAH KETERANGAN MENGENAI
PERISTIWA ATAU ISI PERNYATAAN MANUSIA
2. BERITA BAGI SESEORANG ADALAH
KETERANGAN MENGENAI PERISTIWA ATAU ISI
PERNYATAAN MANUSIA YANG PERLU BAGINYA
UNTUK MEWUJUDKAN FALSAFAH HIDUPNYA
3. BERITA BAGI SUATU SURAT KABAR ADALAH
KETERANGAN MENGENAI PERISTIWA ATAU ISI
PERNYATAAN MANUSIA YANG PERLU BAGI
PEMBACANYA UNTUK MEWUJUDKAN FALSAFAH
HIDUPNYA (Hoeta Soehoet, 2003, h. 23)
Sumber BERITA
• PERISTIWA. contoh: gempa, pertandingan
olahraga, banjir, sidang kabinet, dll
• DAYA PENGARUHNYA
• LOKAL
• REGIONAL
• NASIONAL
• INTERNASIONAL
Penggolongan BERITA 2
• SUMBER BERITA
• PERISTIWA
• PENDAPAT
• PERISTIWA + PENDAPAT
• KANDUNGAN FAKTA
• BERITA FAKTA
• BERITA FAKTA + PENJELASAN FAKTA
• BERITA FAKTA TERCAMPUR PENDAPAT
WARTAWAN
• BERITA BOHONG
Nilai BERITA
• KEGUNAAN BERITA
• AKTUALITAS
• KELENGKAPAN BERITA
KATA DASAR BERITA
• APA WHAT
• SIAPA WHO
• DI MANA WHERE
• KAPAN WHEN
• MENGAPA WHY
• BAGAIMANA HOW
KEMERDEKAAN PERS
PRINSIP DASAR :
• DUA SISI
• SEIMBANG
• HAK JAWAB
• HAK KOREKSI
Etika Jurnalistik
Faktor kesengajaan:
1. Tahu kode etik tapi punya niat tidak baik.
2. Kurang tahu kode etik punya niat kurang baik.
3. Persaingan pers
4. Pers hanya topeng untuk tindakan kriminalitas.
Pasal 3
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak
mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak
bersalah
Pasal 4
Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul
Pasal 5
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila
dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan
Pasal 6
Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap
Pasal 7
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia
diketahui identitasnya maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi
latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan
Pasal 8
Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau
diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis
kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat
jiwa atau cacat jasmani
Pasal 9
Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali
untuk kepentingan publik
Pasal 10
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan
tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau
pemirsa
Pasal 11
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional
PELANGGARAN KEJ :
REKONSTRUKSI KEJAHATAN
Adegan rekonstruksi kejahatan tidak boleh disiarkan
secara rinci.
Adegan rekonstruksi kejahatan seksual dan
pemerkosaan tidak boleh disiarkan.
Siaran rekonstruksi kejahatan harus memperoleh izin
dari korban kejahatan atau pihak-pihak yang dapat
dipandang sebagai wakil korban.
Kode Etik Penyiaran