Anda di halaman 1dari 49

Pers

Kegiatan-penyiapan,pencarian,penyuntingan, & penulisan,
dan penyampaian informasi tertentu kepada masyarakat,
melalui media tertentu.
• Pers kekuatan sosial yang menjalankan kontrol
secara bebas dan bertanggung jawab kepada
(masyarakat dan kekuatan2 sosial lainnya)
• the fourth estate setelah 3 lembaga kekuasaan
berputar dalam proses pemerintahan: eksekutif,
legislatif, dan yudikatif.
• Pers dari fungsinya mampu memengaruhi massa
dengan  daya persuasinya yang kuat dan pengaruh
yang besar kepada Masyarakat
(to influence)
PERS SEBAGAI PEMBENTUK OPINI PUBLIK

- Silang pendapat sering muncul dlm berbagai forum ilmiah,


media massa, melalui interaksi antar persona. Arus informasi
yang bercorak pro dan kontra di sekitar isu pembaharuan terus
bergulir.
- Pers memang memiliki kekuatan yg besar dlm membentuk
pendapat umum (public opinion)

- unsur pokok Opini Publik :


1. Pernyataan (expression)
2. Sikap (attitude)
3. Masalah masyarakat (social issue)
FUNGSI MEDIA JURNALISTIK
Secara umum fungsi media :
1. To inform
2. To Educate
3. To entertaint
4. To Social Control
5. (+) to guidance, to influence, etc..
• Fungsi tambahan
ttg Penyiaran) :
1. Fungsi Kebudayaan
2. Fungsi Ekonomi
Berdasarkan media yg digunakan untuk
menyebarluaskan informasi , terbagi :

Jurnalistik cetak (print journalism)


Jurnalistik Radio (Radio journalism)
Jurnalistik Televisi (Television journalism)
Jurnalistik online (online journalism)
TIPOLOGI PERS

A. Pers Berkualitas (quality newspaper)  dikelola


secara konseptual & profesional walaupun orientasi
bisnisnya tetap komersial. Tulisan pers berkualitas
termasuk berat, segala sesuatu dilihat menurut
pandangan, aturan, norma, etika dan kebijakan yang
sudah baku. Penerbitan pers berkualitas ditujukan
untuk masyarakat kelas menengah atas.
B. Pers Populer (popular newspaper)  Cara penyajian
sesuai sengan selera zaman, cepat berubah-rubah,
sederhana, tegas-lugas, enak dipandang, mudah
dibaca, karya warna, dan sangat kompromistis dengan
tuntutan pasar. Pers populer sangat menekankan nilai
serta kepentingan komersial.
C. Pers Kuning (yellow newspaper)  Penyajian pers ini
banyak mengeksploitasi warna. Penataan judul sering
tak beraturan, tumpang tindih. Pers kuning
menggunakan pendekatan SCC (sex, conflict, crime).
Lebih banyak mengangkat persoalan dan gambar
berselera rendah.
Termasuk dalam cakupan Jurnalis ;

 Pemimpin Umum
 Pemimpin Redaksi
 Wapimred
 Redaktur
 Koordinator Liputan 
 Reporter 
 Editor  
 Kolumnis
 Fotografer (Photo Journalist)
 Cameraman (VJ = Video Journalist)
Unsur-Unsur Berita

5W + 1H :
(1) What -Apa yang terjadi dalam suatu peristiwa?
(2) Who -Siapa yang terlibat didalamnya?
(3) Where -Di mana terjadinya peristiwa itu? 
(4) When -Kapan terjadinya? 
(5) Why - Mengapa peristiwa itu terjadi?
(6) How  - Bagaimana terjadinya?

Angle : - Sudut pandang wartawan saat menulis berita 


- Pertanyaan besar yang akan dijawab dengan berita itu
KRITERIA BERITA
 BARU
 LUAR BIASA
 PENTING
 MENARIK
 MENYANGKUT KEHIDUPAN MANUSIA
 MENGANDUNG KEBENARAN
NILAI KEKUATAN BERITA
 Kedekatan dg pemirsanya(proximity)
 Dampak personal
 Immediate (segera)
 Relevan
 Dramatis
 Menghibur (Entertain)
 Mengandung Konflik
 Ketokohan
 Langka
 Berakibat pd orang banyak
 Kontroversial
 Kekuatan Gambar
MEDIA ENVIRONMENT
Power of Influence

Media Law Production House


MEDIA
Code of Ethics News Agencies
PERSONEL
Code of Conducts Programs Distributor

Government Govt. Subsidies


Media Owners Advertising
Parliament License Fee

MEDIA
Ratings Transmission
Publics Satellite
Opinions Transponder

AUDIENCE
IDEALISME vs BISNIS

IDEALISM
DEMOCRACY
CONSTITUTION
RELIGION

PROFESSIONALISM
MORAL VALUES
NATIONAL NORM
Broa
dca
st Law

Code of Ethic
n
BUSINESS Pub
lic
Opi
nio

PROFIT
MARKET DRIVEN
RATINGS
COMPETITIONS
USES & GRATIFICATIONS
JURNALISTIK MEDIA ELEKTRONIK

I. Radio  Radio memiliki banyak kelebihan:


1. Kesederhanaan bentuk (portability)
2. Kemampuan yang tinggi untuk menjangkau setiap
pendengarnya yang melakukan kegiatan lain. Bahkan
Radio dipandang para ahli sebagai Kekuatan kelima (the
fifth estate), karena siaran radio:
a. Bersifat langsung
b. Tidak mengenal jarak dan rintangan
c. Mempunyai daya tarik sendiri seperti:
suara, musik dan efek suara.
II. Televisi  Marshall Mcluhan mengatakan media televisi
telah mampu menggiring masyarakat pada corak berfikir
‘kaca spion’ (rear view) “Segala sesuatu yang dilihat sebagai
realitas yang bukan sesungguhnya”
Televisi pendidikan (educational television) dirancang
untuk memperkaya hasil proses belajar mengajar pada dunia
pendidikan.Perkembangan dan perubahan media televisi
(program/peningkatan teknologi barunya) akan menawarkan
cara baru bagi publik dalam pemanfaatan sarana televisi di
masa mendatang.
JURNALISTIK FOTO

• Penggunaan foto jurnalistik dalam koran dan


majalah mulai berkembang tahun 1930-an.
• Foto jurnalistik tumbuh menjadi suatu konsep dalam
sistem komunikasi yang disebut komunikasi foto
(photographic communication)
• Foto digunakan sebagai salah satu bentuk media dalam
berkomunikasi antar manusia.
• Foto menempati kunci model dalam proses komunikasi
massa, yang dipadukan dg esetika.
* Foto lambang yang berdimensi visual, yang dapat
mendeskripsikan sesuatu pesan yang tidak secara eksplisit
tertuang dalam komunikasi baik lisan maupun tulisan.
* Edwin Emery (1971:248) seni menyampaikan suatu cerita
lewat foto & gambar, dilihat dari sisi fungsinya foto
jurnalistik memiliki:
1. Menginformasikan (to inform)
2. meyakinkan (to persuade)
3. Menghibur (to entertain)
PRODUK JURNALISTIK

a. Tajuk Rencana/Editorial  opini berisi pendapat dan


sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan
teradap persoalan aktual, fenomenal dan kontroversial
yang berkembang di masyarakat.
b. Karikatur  dalam Encyclopedia of the art menga-takan
karikatur sebagai representasi sikap atau
seseorang dengan cara “melebih-lebihkan/ sindiran
sehingga melahirkan kelucuan. Karikatur sering digunakan
untuk sarana kritik sosial dan politik.
c. Pojok  Kutipan pernyataan singkat narasumber atau
peristiwa tertentu yang dianggap menarik atau
kontroversial untuk kemudian dikomentari oleh pihak
redaksi dengan kata-kata/kalimat yang mengusik,
menggelitik, dan adakalanya reflektif.
d. Artikel  Tulisan lepas berisi opini seseorang yang
mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya
aktual dan kontroversial dengan tujuan memberitahu
(informatif), memengaruhi dan meyakinkan (persuasif
argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca
(rekreatif). Ada beberapa jenis artikel: artikel praktis,
artikel ringan, artikel halaman opini dan artikel analisis
ahli.
e. Kolom  Opini singkat seseorang yang lebih banyak
menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan
terhadap suatu persoalan atau keadaan yang terdapat
dalam masyarakat.
f. Surat Pembaca  Opini singkat yang ditulis oleh
pembaca dan dimuat dalam rubrik khusus surat pembaca.
Surat Pembaca biasanya berisi keluhan atau komentar
pembaca tentang apa saja yang menyangkut kepentingan
dirinya atau masyarakat.
Berita
Unsur-Unsur Berita

5W + 1H :
(1) What -Apa yang terjadi dalam suatu peristiwa?
(2) Who -Siapa yang terlibat didalamnya?
(3) Where -Di mana terjadinya peristiwa itu? 
(4) When -Kapan terjadinya? 
(5) Why - Mengapa peristiwa itu terjadi?
(6) How  - Bagaimana terjadinya?

Angle : - Sudut pandang wartawan saat menulis berita 


- Pertanyaan besar yang akan dijawab dengan berita itu
KRITERIA BERITA
 BARU
 LUAR BIASA
 PENTING
 MENARIK
 MENYANGKUT KEHIDUPAN MANUSIA
 MENGANDUNG KEBENARAN
NILAI KEKUATAN BERITA
 Kedekatan dg pemirsanya(proximity)
 Dampak personal
 Immediate (segera)
 Relevan
 Dramatis
 Menghibur (Entertain)
 Mengandung Konflik
 Ketokohan
 Langka
 Berakibat pd orang banyak
 Kontroversial
 Kekuatan Gambar
PIRAMIDA TERBALIK
Asumsi pola piramida terbalik:
Memudahkan khalayak pembaca.
Memudahkan reporter/editor memotong bagian berita yang tidak
penting
Memudahkan jurnalis dalam menyusun pesan/beritanya.
Menghindari kemungkinan terlewatnya fakta/informasi yang penting.
Piramida terbalik
------------------------------------------------------------------
Headline/Judul berita
Dateline--------------------------------------------------------
Lead/teras berita
-----------------------------------------
Body/tubuh berita
----------------------------------
Leg/kaki berita
-------------------------
Ending
-----------------
Reportase dan Penggalian Data
Langkah-langkah melakukan reportase :
1. Melakukan wawancara/melihat kejadian - sebagai data
awal (straight news yang harus dikembangkan)
2. Melakukan pengamatan lapangan - melihat langsung ke
lapangan untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas
3. Melakukan penelitian/riset dokumentasi - memperkuat
data-data kuantitatif dan kualitatif melalui dokumen-
dokumen
4. Melakukan trik-trik penyamaran jika kesulitan dalam
menembus sumber berita
5. Menggalang jaringan yang luas untuk memudahkan
mencarai informasi
Penggolongan Reportase

• Fokus peliputan:
• Reportase tempat (lokasi)
• Reportase Peristiwa
• Reportase situasi
• Cara peliputan:
• Reportase biasa
• Repotase mendalam (depth reporting)
• Reportase selidik (investigative reporting)
Penggolongan Terduga

Fakta ⋆ Sidang (kabinet,pengadilan)


⋆ Seminar/diskusi/lokakarya
⋆ Olahraga (latihan/kompetisi)
Peristiwa ⋆ Serimonial (upacara/setijab)
⋆ Pameran/open house
⋆ Seni (pertunjukan/kontes)
Fakta ⋆ Keagamaan (misa/waisak)
⋆ Fenomena alam (gerhana)

Pendapat
Tak terduga
• ttg peristiwa yg dialami
• ttg peristiwa yang disaksikan  Bencana
• ttg suatu yang dikerjakan  Musibah
• ttg suatu hal  Kejahatan
• ttg dirinya
Wawancara
Wawancara?

Kegiatan tanya jawab yang dilakukan reporter atau wartawan dengan


nara sumber untuk memperoleh informasi menarik dan penting yang
diinginkan
Jenis-jenis Wawancara Berita
Berdasarkan bentuknya;
1. Wawancara sosok pribadi (personal interview)

2. Wawancara berita (news interview)


Wawancara diselenggarakan sehubungan dengan adanya
berita besar dengan maksud memperoleh pedapat atau
tanggapan dari orang yang berwenang.
3. Wawancara jalanan (man in the street interview)
Wawancara diadakan di jalan-jalan umum dengan menyetop dan
menanyai orang yang lewat tentang pendapat mereka berkenaan
dengan suatu berita penting.
4. Wawancara sambil lalu (casual interview)
wawancara tidak direncanakan secara khusus tetapi
berlangsung secara kebetulan.
5. Wawancara telepon (telephone interview)
6. Wawancara tertulis (written interview)
7. Wawancara kelompok ( discussion interview)
wawancara dilakukan dengan sekelompok orang.
(Flyod G. Arpan dalam Toward Better Communications
seperti dikutip Mappatoto)
10 Tahap wawancara
1. Jelaskan maksud wawancara
2. Lakukan riset latar belakang
3. Ajukan, biasanya melalui telepon, janji untuk wawancara
4. Rencanakan strategi wawancara anda (susun pertanyaan menurut
rencana yang anda ingin tanyakan)
5. Temui responden anda
6. Ajukan pertanyaan serius anda yang pertama ( Mulailah dengan topik
yang menguatkan ego orang yang diwawancara)
7. Lanjutkan menuju inti dari wawancara
8. Ajukan pertanyaan-pertanyaan keras bila perlu (simpan untuk akhir
wawancara)
9. Pulihkan (bila perlu), dampak dari pertanyaan keras tersebut
10. Akhiri dan simpulkan wawancara anda.
Hal yang harus diperhatikan selama wawancara:

 Menjaga suasana
 Bersikap wajar
 Memelihara situasi (jangan terjebak dalam situasi perdebatan
dengan orang yang sedang kita wawancarai)
 Tangkas dalam menarik kesimpulan
 Menjaga pokok persoalan
 Kritis (untuk mendapatkan informasi terinci dan selengkap-
lengkapnya)
 Sopan santun
MENEMBUS SUMBER
• .     Cari nama, alamat, nomor telepon sumber berita di mana saja.
Coba kontak dulu via telepon. Yakinkan pentingnya wawancara ini,
jelaskan bahwa wartawan bekerja dengan deadline. Bicaralah secara
baik-baik, jelaskan wawancara mengenai apa.
 Terlebih dulu pikirkan apa yang menjadi masalah
pokok dalam wawancara ini.
 Selain itu, angle atau “sudut pandang”-nya yang khas,
apa? Misalnya wawancara dengan Oma Irama, bisa
banyak hal yang kita tanyakan. Tapi “sudut padang”
atau angle yang sudah kita sepakati dalam Rapat
Perencaan, tentang apa? Tentang keluarganya, karirnya
sebagai musisi, atau tentang seni dan dakwah?
• Tuliskan sekitar 7 sampai 10 pertanyaan pokok yang ada kaitannya
dengan angle persoalan yang hendak kita persoalkan
 Ketika kita memulai wawancara, sebaiknya jangan
pertanyaan pokok yang pertama kali kita lontarkan.
Tapi “basa-basi” dulu mengenai beberapa hal yang
ringan-ringan. Bisa masalah pribadi, bisa masalah-
masalah yang sedang jadi pembicaraan umum. Tapi
usahakan masih ada kaitannya dengan pertanyaan
pokok. Tujuannya supaya suasana menjadi cair (tidak
terkesan resmi).
 Jangan malu menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
Baik menyangkut materi persoalan, maupun
menyangkut nama dan ejaan sebuah istilah dalam
bahasa asing (Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Arab).
 Kalau sumber berita menyebut nama orang asing,
catat namanya dengan benar dan apa keahliannya.
Begitu pula kalau ia menyebut nama atau judul
sebuah buku, catat dengan baik pengarangnya, tahun
terbitnya, penerbitnya, dan seterusnya
 Jangan sekali-kali “hanyut” oleh omongan sumber berita
yang ngelantur.
 Kitalah pemandunya, BUKAN DIA. Kalau dia mulai
melenceng dari pokok persoalan, jangan segan-segan
memotongnya, tapi tentu saja dengan sopan.
 Kalau ada keterangan yang kurang jelas, tanyakan
kembali. Kalau Anda ragu dan tidak sependapat,
debatlah (dengan sopan), sampai jelas betul
persoalannya.

Anda mungkin juga menyukai