MASYARAKAT
Budi Purwanto
1
Mahasiswa sekolah pascasarjana Universitas Persada Indonesia-YAI
e-mail: budip3@gmail.com
ABSTRAK
Tindakan bodoh dan konyol cepat direplikasi setiap orang, kemampuan melihat (visual) lebih dulu ada
sebelum manusia mampu berbicara dan menulis, kemampuan merekam dan menyimpan kejadian pada acara
ditelevisi lebih kuat dan mudah diingat kembali, maka jadilah politikus, insan pers serta pemilik media yang
unggul. Uji teori kulvitasi nyata dan terbukti benar.
Keyword: replikasi, visual, politikus, media, pers
Berdasar teori Kultivasi, Perilaku politikus yang Dari data tersebut, mencengangkan bahkan
ditanyangkan dan di saksiskan oleh pemirsa dibaca beberapa di antaranya ditayangkan secara langsung
sebagai tindakan nyata, dan diduga mampu (Live) oleh TV nasional, dan kutipan tayangannya
mempengaruhi mental serta diduga mampu di ulang-ulang (lebih dari satu minggu waktu
mendorong memirsanya mereplikasi apa yang telah tayang) media mainstream televise nasional
disaksikan di dalam tayangan ( Perilaku gaduh, (seluruhnya) menjadikan kasus ini sebagai head
membuat bibit gaduh, kemudian memanen line, tentu hal ini membuat imajinasi public
kegaduhan) (pemirsa Televisi) yang menikmati tontonan seperti
ritual dipaksa menyaksikan.
bahwa Hipotesisnya adalah membahas budaya lokal sangat penting dalam mengeksplorasi
kemungkinan seperti permainan online yang efek perilaku penonton televise. selama bertahun-
mendalam dalam tayangan televisi (akan) tahun. Kesehatan psikososial mendapat sedikit
mengubah persepsi pemain tentang dunia nyata perhatian dalam kaitannya dengan waktu menonton
di sekitar mereka (pemirsa) karena mengandung televise (Hammermeister et.al, 2005).
karakter manusia dan kekerasan berulang (Dmitri Bahwa kondisi kesehatan psychology
Williams, 2006). Pada uji keadaan dan kondisi mendapat penanganan dan perhatian lebih sedikit,
bahwa manusia cenderung melakukan perbuatan Kejadian penting yang terjadi di ruang
melalui dan dengan contoh yang telah ada, pernah publik/masyarakat (heterogen) akan mampu
di lihat, didengar, dan disaksikan sehingga (bila) menyajikan replikasi yang bahaya. Ini
tidak dilakukan secara spontan saat di saksikan menunjukkan bahwa teori kultivasi akan berlaku
(umunya anak-anak tidak meniru secara langsung pada tayangan televisi, sehingga mampu meracuni
jika dalam pengawasan), tetapi untuk pemirsa perilaku, memberi materi ajar untuk mereplikasi
televisi yang telah merekam keadaan yang viral sehingga bahaya laten tontonan yang membuat
serta di tayangkan secara berulang oleh (di dalam gaduh tidak berhenti pada satu generasi, bahkan
otak kecil), pada ketika yang berbeda dapat mampu di deliver antar generasi melalui kotak
mereplikasi kejadian yang telah tersimpan dalam ajaib yang bernama televisi.
memory yang dimiliki tersebut serta bisa saja Analisis kultivasi merupakan salah satu
mereplikasi disaat si empunya memori dalam bagian dari tiga strategi keadaan dari kejadian
keadaan tertentu (misal: dalam keadaan yang mirip yang lebih besar, yaitu keadaan (dimana)
dengan kejadian yang pernah di lihat, didengar, dan membahas Indikator Kultural. Tiga strategi
disaksikan) pemahaman yang perlu dilakukan untuk
pada uji yang berbeda bahwa, pemirsa pengembangan keadaan tersebut misalnya sebagai
yang menonton program drama hukum di Televisi berikut,
cenderung mendukung keyakinan yang salah
daripada pemirsa yang terlibat langsung dalam
program tersebut (Jensen et al, dalam Hey Yeung Institutional process (analisa proses),
Lau, 2015). merupakan strategi yang mengangkat
Review tiap kasus yg di tonton, misalnya tentang tekanan dan keterbatasan yang
banyak kejadian (pelanggaran hukum) dimana dapat mempengaruhi bagaimana pesan
kejahatan merupakan hasil rekayasa atau replikasi, media yang dipilih, dihasilkan, dan
bahkan dengan motif yang setara dan hampir sama, disebarkan;
ini semakin menguatkan bahwa orang-orang Message system (analisa sistem pesan),
(pemirsa) yang terpapar dari tontonan televisi merupakan strategi yang mengangkat
dengan tema ”tindak-kejahatan”, beberapa untuk mengukur dan memantau gambaran
berperilaku yang nyaris sama, ini membuktikan umum dalam acara televisi.
bahwa teori kultivasi memang benar dan terjadi. Cultivation (Analisa kultivasi), merupakan
Manusia dilahirkan dilingkungan strategi ungkapan yang mempelajari apa
“simbolis” dengan televisi sebagai mainstream. dan bagaimana televisi membantu
Anak-anak mulai dapat melihat beberapa tahun menghasilkan konsepsi penonton (tentang)
sebelum mereka dapat membaca, bahkan sebelum kenyataan, Prespektif kultivasi pada awal
mereka dapat berbicara. Tindakan anak-anak perkembangannya lebih memfokuskan
dimulai dari tindakan meniru, dan teori ini benar kajian pada studi televisi dan khalayak.
terbukti, Dapat dibayangkan, tiap orang
dapat berinteraksi meskipun secara verbal serta Menilik beberapa ulasan diatas, berikut
pendengaran yang memiliki keterbatasan, oleh penajaman tentang kejadian yang ada berdasar
karena karena yang bersangkutan pernah melihat beberapa pendalaman dari asumsi dari teori
dan berinteraksi terhadap lingkungan sekitar maka kultivasi, masing masing adalah
dapat saja merekonstruksi keadaan. Kasus ini
membuktikan bahwa, siapapun yang pernah Pervasive (menyebar dan hampir dimiliki
melihat, maka akan mmapu mereplikasi apa yang seluruh keluarga), bahwa gaduh politik baik itu
pernah dilihatnya, hal ini terjadi karena” naluri seting atau benar keadaannya masuk ke ruang
survival” manusia. Dapat di prediksi, jika gaduh privat (tiap individu), hal ini membuat semua orang
politik yang menjadi tontonan, maka suatu ketika mengetahui dan menjadi perbincangan public,
akan melanjutkan kegaduhan, meskipun dalam artinya hal ini bermula di ruang terbatas
porsi yang berbeda, karena tindakan ini hanya (organisasi), menyebar ke ruang privat kecil
replikasi saja dan begitu mudah untuk di tiru, (individu/keluarga), dan meluas ke ruang public
perhatian harus diberikan kepada orang orang uang (menjadi perbincangan massa)
dalam sejumlah waktunya dihabiskan untuk Assesible (dapat diakses tanpa memerlukan
menonton televisi. Teori kultivasi dan kemampuan literasi atau keahlian lain), dimana
berita gaduh politik ini disiarkan berulang kali, George Gerbner, Cultivation analysis: an
bahkan dengan mudah di akses ke ruang privat dan overview, mass communication &
public (di jaringan TV dan internet), sehingga society, scholarly milestone,1998
mudah di konsumsi secara luas. H.A.Saefudin dan Antar Venus, Cultivation
Coherent (mempersentasikan pesan dengan theory, Mediator vol.8 no.1, 2007
dasar yang sama tentang masyarakat melintasi Ido Prijana Hadi, cultivation theory: sebuah
program dan waktu). Bahwa keadaan gaduh politik perspektif teoritik dalam analisis
menjadi meluas dan menjadi rahasia umum (tiap televisi, journal scriptura, vol.1 no.1,
orang mengetahui). Menjadi pesan luas dengan 2007
dasar berita yang equal, dan disiarkan berulang. Jon Hammermeister & Barbara Brock et.al.
Aplikasi kultivasi dalam prakteknya Life Without TV? Cultivation
tergambar dengan beberapa kejadian berikut: Theory and Psychosocial Health
Characteristics of Television-Free
Efek tayangan televisi, pecandu berat televise Individuals and TheirTelevision-
akan menganggap bahwa apa yang terjadi di Viewing Counterparts, health
televisi itulah dunia sesungguhnya. Pada teori communication, 2005
Kultivasi memusatkan perhatian pada pengaruh Lau, hey yeung, cultivation effect of
media komunikasi, (khususnya televisi). Televisi television broadcasting and online media,
merupakan sarana utama masyarakat untuk belajar Online Communication Research
tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya serta Centre, Department of Journalism and
adat kebiasaannya karena tontonan di televise Communication Hong Kong Shue Yan
umumnya dianggap seperti kejadian sesungguhnya. University , Hong Kong , China
Nova Yuliati, televise dan Fenomena
Simpulan Kekerasan perspektif teori
Teori kultivasi dimana pengaruh tontonan Kultivasi,Mediator vo.6, no1,
televisi dapat direplikasi oleh setiap orang yang 2005
pernah melihat, mendengar dan menyaksikannya
adalah nyata dan dapat di uji, dimana tindakan
politikus yang membuat gaduh serta ditayangkan
melalui mass media televisi adalah teruji “turut
serta menyuburkan perilaku gaduh di masyarakat”,
karenanya butuh kedewasaan sebagai politikus,
sebagai pers dan sebagai editor khususnya untuk
tayangan yang menyeret pemirsa kepada gaya
replikasi pada kondisi waktu yang tidak terduga
nantinya (case replikasi negative).
Teori kultivasi dapat di implementasikan
kepada keadaan dan arah replikasi yang positive,
misalnya siaran televisi yang mampu menunjukkan
perilaku elegant dari insan politukus, atau acara
apapun yang sifatnya dapat menyuburkan tindakan
nyata yang membangun, positifisme dan ini
membutuhkan mental serta moral politikus, insan
pers serta kepedulian pemilik media televisi yang
unggul, tidak hanya mengejar ratting tetapi
kepedulian membangun sumberdaya manusis
Indonesia yang cerdas dan berahlak melelui
tayangan yang beretika.
5. DAFTAR PUSTAKA: