Anda di halaman 1dari 28

SUBDIT

ZOONOSIS

Cimacan , 27 Februari 2019


1
TUJUAN
PENGENDALIAN ZOONOSIS

. • Reduksi dan Eliminasi Zoonosis


1.

• Mencegah penularan dan kematian


2.

• Mencegah/membatasi/menanggulangi Kejadian Luar Biasa


3. Zoonosis
1. RABIES

• Angka kematian 100% apabila sudah menunjukkan gejala rabies dan


berpotensi menimbulkan KLB
• Distribusi pada 265 kab/kota di 26 provinsi di Indonesia.
• Pencegahan melalui pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti
Rabies (SAR) hanya memberi pengebalan untuk 1 tahun.
• Sumber penularan utama adalah gigitan Hewan Penular Rabies yaitu anjing.
98% penularan oleh gigitan anjing
Situasi Rabies di Indonesia
Tahun 2011 – 2018

Rabies tersebar di
26 prov. (NTB Jan
2019)
Ada 8 provinsi
bebas: Babel, Kep.
Riau, DKI Jakarta ,
Jateng, Jatim, DI
Yogya,Papua dan
Papua Barat.

GHPR: gigitan hewan penular rabies


Di VAR/PET : Post Exposure Treatment
Lyssa : Kematian karena Rabies, NTB,
Kab.Dompu 5 Lyssa (Jan-Feb 2019)
Rabies Pada Manusia 2017 - 2018

Prov dengan kasus Rabies


tertinggi tahun 2018 adalah:
1. Kalbar : 15
orang : 14 orang
2. Sulut : 12 orang
3. Susel : 9 orang
4. NTT : 5 orang
5. NTB (2019)
Konsep Optimalisasi Pengendalian Rabies

Sasaran: menurunkan Penguatan kapasitas


Kematian akibat
rabies E
L
• Pembentukan
I
Kegiatan: tim terpadu
• M
1. Koordinasi LS Masyarakat Tim terpadu Pelatihan
I
(One Health) vaksinasi
N
2. Surveilans HPR
Seluruh OPD • A
Pelatihan
terpadu S
tatalaksana
3. Sinergi I
KGHPR
sumberdaya LS
4. Tatalaksana R
kasus GHPR Penyuluhan A
5. Pemenuhan • Tipe media (TV lokal, • Cuci luka
logistik & Radio , SMS gateway dll) • Kemauan utk berobat B
operasional • Rutin • Informasi fasyankes yg I
6. Public • Sasaran : seluruh gol mampu memberikan
awereness masy tatalaksana kasus GHPR E
7. Pemberday
S
2. LEPTOSPIROSIS

• Disebabkan oleh bakteri Leptospira


• Berpotensi menimbulkan KLB terutama pada musim hujan.
• Angka kematian (CFR): 6 - 16 %.
• Pada awal tahun 2017 terjadi kenaikan kasus Leptospirosis di Jawa Tengah,
DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan jumlah penderita 908
orang dan meninggal 136 orang (CFR=15%).
• Pada tahun 2018 secara nasional kasus leptospirosis menurun
dibandingkan
tahun 2017.
• KLB Leptospirosis 2019 di Kalut, kematian 3 org
• Permasalahan kesulitan deteksi dini di pelayanan kesehatan,
Risiko Penularan Leptospirosis
• Berjalan di genangan air,
aktifitas di daerah banjir
• Bertempat tinggal di daerah rawan
banjir
• Higiene dan sanitasi perorangan
kurang
• Populasi tikus yang tinggi
• Rekreasi (olah raga air, berenang,
triathlon dll)
• Pekerjaan (petani, membersihkan got,
dll
• Lingkungan pemukiman kumuh
• Adanya luka atau kulit yang pecah-
Grafik Kasus Leptospirosis di Indonesia
Tahun 2007 - 2018
Grafik Leptospirosis di Indonesia
Tahun 2017 dan 2018
450 Jateng
409 paling tinggi
400
di Indonesia
350

300

250
2017 K
200
2017 M
150 123 2017 CFR
106
100 92
65
50 24
14 19
10 50
0

Jateng : 32% buruh tani


5% pengumpul kayu
2017 2018
5% IRT
Hasil Sentinel Surveilans Leptospirosis
(SSL) Juni 2017 – Des 2018

 SSL dilaksanakan
pada Pusk dan
RSUD dgn kriteria
suspek lepto.
 Masih perlu analisis
lanjutan diagnosis
paling tepat utk
fayankes primer
dan RSUD
3. ANTRAKS

• Berpotensi menimbulkan KLB


• Dapat mengakibatkan kematian apabila terinfeksi Antraks tipe pencernaan dan
pernapasan.
• Daerah endemis antraks pada ternak terdapat di 14 provinsi, tetapi laporan kasus
pada manusia dilaporkan dari 9 provinsi
• Kerugian ekonomi masyakarat karena kematian ternak dan tidak diperkenankan
menjual hasil ternaknya ke luar daerah.
• Apabila sudah menjadi daerah endemis sulit untuk membebaskan kembali karena
sifat bakteri dapat membentuk spora
Grafik Antraks di
Indonesia Tahun 2011
- 2018
4. FLU BURUNG
Distribusi Epidemiologi :
 FB pada manusia pertama dilaporkan pada Juni 2005
 Kumulatif Kasus FB sejak Juni 2005 – 2018:
 200 kasus konfirmasi; meninggal 168 (CFR= 84%)
 Tersebar sporadis di 15 Provinsi
 Terdapat 17 klaster keluarga
 Jumlah kasus menurun drastis dari 55 kasus (2006) menjadi 3 kasus (2013), 2
kasus (2015).
 Tahun 2016 tidak ditemukan kasus FB tetapi pada tahun 2017 ditemukan 1 kasus
konfirmasi dan meninggal dari Kab.Klungkung,Prov.Bali.
 Sampai dengan Agustus 2018  tidak ada laporan kasus FB

 Suspek FB th 2019 dilaporkan di Prov.Jateng


14
Grafik Flu Burung di
Indonesia Tahun 2005 -
2017
TARGET & CAPAIAN INDIKATOR
RENSTRA

TARGET

SAT
INDIKATOR
U
Capaian Capaian Capain Capaian
2015 2015 2016 2016 2017 2017 2018 2018 2019 AN

Persentase 25 73,48 40 40,15 55 55 70 65 85 Persen


Kabupaten/ Kota
yang eliminasi
Rabies pada
manusia
Tantangan Pengendalian Zoonosis

1. Pemahaman masyarakat dan pemangku kepentingan tentang zoonosis masih


terbatas.
2. Regulasi belum dijalankan secara konsisten.
3. Pertimbangan politis dan kerugian ekonomi.
4. Disparitas kapasitas sumber daya di daerah
5. Sulitnya pengawasan lalu lintas hewan dan mobilitas hewan/manusia yg
tinggi
6. Perlunya akselerasi upaya pengendalian pada penyebab penularan di
sektor hulu (sumbernya)
7. Semakin dekatnya manusia dg lingkungan/satwa liar (pembukaan hutan,
pemukiman mendekati hutan, dll)
8. Daerah pemukiman di Indonesia sangat tersebar, kepulauan dan kondisi
geografis yang sulit
No Program GAP Upaya Pencapaian target 2018 Upaya Pencapaian target 2018 (upaya
(upaya menutup gap): solusi menutup gap): solusi dukungan pusat
dengan sumber daya tersedia

1 Rabies Masih Kurangnya Melaksanakan TOT, pelatihan , OJT , Mendevelop TOT dan pelatihan yang
peningkatan kapasitas SDM secara berkala dan rutin terakreditasi dengan mensyaratkan agar
bagi Nakes baik di Prov, tenaga yang sudah dilatih tidak dimutasi
Kab/Kota dan Pusk minimal selama 2 tahun

Masih ada masyarakat yg Sosialisasi ke Masy (semua lini, Sekolah, Menyediakan VAR dan SAR sesuai
blm melaporkan ke yayasan atau kelompok2 yang ada di kebutuhan.
Fasyankes bila terkena masy) Koordinasi dengan berkoordinasi dengan
GHPR Farmalkes meninngkatkan cakupan vaksinasi
pada manusia

Banyaknya kasus yang Koordinasi Menyediakan VAR sesuai kebutuhan.


memerlukan pemberian dengan dinas peternakan Koordinasi dengan Kementan untuk
VAR yang kebutuhannya meninngkatkan cakupan vaksinasi pada
belum tercukupi secara hewan
optimal pada hewan

Surveilans Rabies dari RS ke Koordinasi meningkatkan surveilans


Dinkes belum optimal rabies dan penyakit-penyakit tertentu
potensi KLB

Surveilans Rabies dari PKM Koordinasi meningkatkan surveilans


ke Dinkes belum optimal rabies dan penyakit-penyakit tertentu
No Program GAP Upaya Pencapaian target 2018 Upaya Pencapaian target
(upaya menutup gap): solusi 2018 (upaya menutup gap):
dengan sumber daya tersedia solusi dukungan pusat

Komitmen Pemda untuk eliminasi Meningkatkan advokasi pada pimpinan


Rabies daerah

Jumlah vaksin dan serum terbatas Bekerjasama dengan lintas sektor untuk
untuk kasus Pos exposure (tdk pencatatan risti
mencukupi utk pre eksposure)
Jumlah data kebutuhan pre-
eksposur/kelompok risti belum
tercatat dengan baik

Masih terbatasnya persediaan Melakukan advokasi agar tersedia


logistik penyimpanan vaksin di anggaran melalui DAK dan usulan APBN
Kab/Kota 2020

Kurangnya koordinasi dan sharing Melaksanakan pelatihan terintegrasi


data dengan lintas sektor bekerjasama dengan NGO terkait one
health

Masih byk spesimen pada hewan Kerjasama dengan Lintas sektoruntuk


yang positif meningkatkan cakupan vaksinasi HPR
No Program GAP Upaya Pencapaian target 2018 (upaya Upaya Pencapaian target
menutup gap): solusi dengan sumber 2018 (upaya menutup gap):
daya tersedia solusi dukungan pusat

2 P2PTVZ Kendala demografi dan Kerjasama lintas sektor dalam Membentuk rabies center di
Terintegrasi geografi pemberdayaan masyarakat (Campaign Puskesmas untuk
bersama babinsa) mendekatkan akses
masyarakat agar
memperoleh vaksin

Pelaksanaan sosoalisasi Membutuhkan kesepakatan dengan ahli


dan advokasi secara dan dukungan lintas program dalam
terintegrasi pelaksanaan sosoalisasi dan advokasi
secara terintegrasi

Masih terbatasnya Memaksimalkan dana BOK, Dana desa ,


anggaran
PENCABUTAN STATUS DAERAH FOKUS PENYAKIT PES
1. Tiga daerah fokus Pes (1) Kab. Pasuruan, Jawa Timur (2) Kab. Sleman,
DIY, (3) Kab.Boyolali, Jawa Tengah
2. Kasus terakhir Pes di Kab.Pasuruan tahun 2007 dengan 82 kasus. Hingga saat
ini tidak dilaporkan kasus manusia atau rodent positif Pes di Indonesia.
3. Perlu mencabut status daerah fokus Pes dengan pernyataan Eliminasi Pes di Indonesia
setelah assessment internal dan eksternal.
4. Perlu Road Map untuk memandu upaya terpadu lintas sektor menuju Eliminasi Pes di
Indonesia dan pencabutan status daerah fokus pes.
5. Pencabutan status daerah fokus Pes tidak akan mengurangi kegiatan kesiapsiagaan
terhadap kemungkinan KLB pes.

ELIMINASI PES TAHUN 2019


Pelaksanaan Penilaian Status Pes di Boyolali Jateng, Sleman DI Yogyakarta dan Pasuruan Jatim, sudah dilaksanakan de
ngan tim Zoonosis Kemeneks, WHO, CDC Atlanta dan BBPPRV-Salatiga Jateng, dengan hasil penurunan status dengan
mengurangi kegiatan traping dan survailans tetap dilakukan secara berkala.
Capaian Target Nasional
Eliminasi Rabies tahun
2030
Target

% Kab/kota eliminasi rabies


(pd manusia)

Catatan :
Status daerah endemis Rabies ditentukan oleh Kementan : TIDAK ADA KASUS PADA
MANUSIA SELAMA 2 TAHUN BERTURUT-TURUT.
TERIMAKASIH
SALAM PRAMUKA
KELOMPOK 1
• 1.TERDAPAT 3 KASUS KEMATIAN DARI 300 ghpr
• 2.HITUNG KEBUTUHAN SAAT INI DAN PASCA KLB
• 3. HITUNG NOMINAL KEBUTUHAN YANG AKAN DI AJUKAN
UNTUK DANA BTT KE PEMDA SETEMPAT
• 4. BERIKAN LAPORAN SINGKAT HASIL INVENTIGASI DAN HASIL
NYA SEBAGAI MASUKAN KE PEMDA
KELOMPOK 2
• 1.TERDAPAT 4 KASUS KEMATIAN DARI 400 GHPR
• 2.HITUNG KEBUTUHAN SAAT INI DAN PASCA KLB
• 3. HITUNG NOMINAL KEBUTUHAN YANG AKAN DI AJUKAN
UNTUK DANA BTT KE PEMDA SETEMPAT
• DENGAN 2 RISIKO TINGGI APA YANG HARUS DILAKUKAN
• 4. BERIKAN LAPORAN SINGKAT HASIL INVENTIGASI DAN HASIL
NYA SEBAGAI MASUKAN KE PEMDA
KELOMPOK 3
• 1.TERDAPAT 4 KASUS KEMATIAN DARI 500 ghpr
• 2.HITUNG KEBUTUHAN SAAT INI DAN PASCA KLB
• 3. HITUNG NOMINAL KEBUTUHAN YANG AKAN DI AJUKAN
UNTUK DANA BTT KE PEMDA SETEMPAT
• 4. BERIKAN LAPORAN SINGKAT HASIL INVENTIGASI DAN HASIL
NYA SEBAGAI MASUKAN KE PEMDA
KELOMPOK 4
• 1.TERDAPAT 4 KASUS KEMATIAN DARI 500 GHPR
• 2.HITUNG KEBUTUHAN SAAT INI DAN PASCA KLB
• 3. HITUNG NOMINAL KEBUTUHAN YANG AKAN DI AJUKAN
UNTUK DANA BTT KE PEMDA SETEMPAT
• DENGAN 4 RISIKO TINGGI APA YANG HARUS DILAKUKAN
• 4. BERIKAN LAPORAN SINGKAT HASIL INVENTIGASI DAN HASIL
NYA SEBAGAI MASUKAN KE PEMDA
KELOMPOK 5
• 1.TERDAPAT 5 KASUS KEMATIAN DARI 600 GHPR
• 2.HITUNG KEBUTUHAN SAAT INI DAN PASCA KLB
• 3. HITUNG NOMINAL KEBUTUHAN YANG AKAN DI AJUKAN
UNTUK DANA BTT KE PEMDA SETEMPAT
• DENGAN 5 RISIKO TINGGI APA YANG HARUS DILAKUKAN
• 4. BERIKAN LAPORAN SINGKAT HASIL INVENTIGASI DAN HASIL
NYA SEBAGAI MASUKAN KE PEMDA

Anda mungkin juga menyukai