Anda di halaman 1dari 5

Cara Mengenali Layanan Perbankan Syariah

Perbedaan dengan bank konvensional terletak pada kegiatan usahanya, di mana bank syariah
menggunakan sistem perbankan syariah atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis
Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan, kemaslahatan, universalisme, serta tidak
mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram. Berikut adalah petunjuknya.
a. Coba perhatikan Logo iB yang dipasang di depan kantor bank yang telah resmi beroperasi sebagai
bank syariah (BUS, UUS dan BPRS), baik kantor pusat, kantor cabang maupun kantor layanan syariah.
Logo iB biasanya juga dipasang di papan reklame, spanduk, neon sign atau billboard.
b. Kita juga bisa mendapatkan layanan perbankan syariah di bank-bank konvensional yang membuka
layanan office channeling Bank Syariah. Penandanya adalah stiker Logo iB layanan syariah yang
umumnya terpasang di pintu masuk kantor cabang bank konvensional.
c. Biasanya di depan counter pelayanan syariah, bank ini juga memasang banner atau poster yang
memberikan penjelasan mengenai produk dan jasa perbank syariah yag tersedia. Informasi lebih
lengkap mengenai layanan syariah ini juga dapat diperoleh melalui customer service atau staf di
kantor bank konvensional tersebut.
d. Layanan bank syariah ini juga bisa kamu temukan di kantor pos terdekat. Beberapa bank syariah
telah bekerja sama dengan PT Pos Indonesia dalam rangka memperluas layanan kepada masyarakat.
Contoh Logo iB yang dipasang di depan kantor bank yang telah resmi beroperasi
sebagai bank syariah (BUS, UUS dan BPRS).
Produk Atau Layanan Perbankan Syariah

• Tabungan Syariah
Ciri khas tabungan syariah adalah menerapkan akad wadi’ah, yang artinya tabungan yang kita
simpan tidak mendapatkan keuntungan karena cuma dititip, tidak ada bunga yang diterima oleh
nasabah akan tetapi bank memberikan hadiah atau bonus kepada nasabah.
• Deposito Syariah
Deposito syariah menggunakan akad mudharabah artinya tabungan dengan sistem bagi hasil
(nisbah) antara nasabah dan bank. Keuntungan deposito dengan akad mudharabah ini biasanya
memakai perbandingan 60 : 40 untuk nasabah dan bank.
• Giro Syariah
Akad mudharabah pada giro syariah adalah akad kerjasama antara nasabah sebagai penyimpan
dana (shahibul maal) sedang bank syariah sebagai pihak yang mengelola dana (mudharib).
Giro Syariah dengan akad wadiah adalah akad titipan dana dari nasabah kepada bank syariah,
dimana bank syariah dapat mengelola dana tersebut tanpa harus memberikan imbalan kepada
nasabah jika mendapat keuntungan.
• Pembiayaan Syariah (Ijarah)
Sedangkan dalam ekonomi Islam istilah yang berkaitan dengan leasing adalah Ijarah (al ijarah) yang
berasal dari kata al ajru yang berarti al iwadhu (ganti). Berdasar SK Menteri Keuangan
No.1169/KMK.01/1991 tanggal 21 November 1991, sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan menggunakan hak
opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan
oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Perkembangan Sektor Perbankan Syariah
Perkembangan praktik perbankan syariah di Indonesia dari berbagai aspeknya telah
menunjukkan catatan pertumbuhan, baik dari sisi jumlah Bank Umum Syariah, jumlah Unit
Usaha Syariah, jumlah BPRS beserta dengan jaringan kantornya, jumlah DPK dan jumlah
pembiayaan yang disalurkan, serta jumlah asset yang cukup menggembirakan.
Namun perkembangan tersebut tidak luput dari berbagai faktor pendukung dan tantangan.
Hal itu menunjukkan bahwa upaya keras dari seluruh stake holders industri keuangan
syariah sangat dibutuhkan untuk mendukung perkembangan bank syariah di Indonesia.
Perlu keterpaduan langkah dari para praktisi, akademisi maupun asosiasi agar
pengembangan menjadi lebih efektif. Untuk itu, peran semua pihak, baik pemerintah,
ulama, akademisi, dan masyarakat dalam mempelopori dan mendorong keterpaduan
langkah untuk menjawab berbagai tantangan tersebut sangat diperlukan sehingga industri
keuangan syariah nasional semakin berkualitas, berkembang secara berkelanjutan dan
mampu bersaing dalam kancah persaingan global Untuk itu, industri perbankan syariah
perlu meningkatkan ‘kemandirian’, baik dalam hal formulasi program maupun
pembiayaannya sehingga Perbankan Syariah dapat terus berkembang.

Anda mungkin juga menyukai