P E N G E RT I A N D A N H A K I K AT F I K S I
KEBENARAN FIKSI
BY
MUHAMMAD CHAIRUL ARIS
R I S M AWAT I A B U B A K A R
A D E A D R I YA N T I N U R A K B A R
FA K H R I YA H H AYAT WA H D A H
RAISA MURNI ANANDA
PENGERTIAN DAN HAKIKAT FIKSI
1. Dunia kesastraan mengenal prosa sebagai salah satu
genre sastra.
2. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi
(fiction), teks narative (narrative text) atau wacana
naratif (narrative discource).
3. Fiksi berarti ceritaan rekaan atau cerita khayalan.
4. Fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak
menyaran kepada kebenaran sejarah (Abrams,1981:61)
PENGERTIAN DAN HAKIKAT FIKSI
11. Sebuah karya fiksi haruslah tetap merupakan cerita yang menarik, tetap
merupakan bangunan struktur yang koheren, dan tetap mempunyai tujuan
estetik (Wellek & Werren.1956:212)
12. Cerita fiksi dianggap dapat membuat manusia menjadi manusia lebih arif,
atau dapat dikatakan sebagai “memanusiakan manusia”.
13. Dalam dunia kesusastraan terdapat suatu bentuk karya sastra yang
mendasarkan diri pada fakta yang disebut juga sebagai nonfiksi. Abrams
(1981:61) menyebutnya sebagai fiksi historis (historiscal fiction), fiksi
biografis (biographical fiction) jika menjadi dasar penulisan fakta biografis,
dan fakta sains (science fiction) jika yang menjadi dasar penulisan adalah ilmu
pengetahuan.
KEBENARAN FIKSI
1. Kebenaran dalam fiksi adalah kebenaran yang sesuai dengan
keyakinan pengarang,kebenaran yang telah diyakini
“keabsahannya” sesuai deengan pandangannya terhadap
masalah hidup dan kehidupan.
2. Dunia fiksi mengandung berbagai kemungkinan daripada
yang ada di dunia nyata, hal ini dikarenakan dalam fiksi
pengarang dapat mengkreasi,memanipulasi dan menyiasati
berbagai masalah kehidupan yang dialami.
3. Aristoteles mengatakan bahwa sastra lebih tinggi dari
filosofis dibandingkan dengan sejarah
4. Sastra dapat mengemukakan hal-hal yang mungkin
terjadi,hal-hal yang bersifat hakiki dan universal
(Teeuw,1984:243)
KEBENARAN FIKSI
5. Sastra mengemukakan berbagai peristiwa yang masuk
akal dan harus terjadi berdasarkan tuntutan konsistensi dan
logika cerita (Teew,1984:121)
6. Wellek & Werren (1989:278-9) mengemukakan bahwa
realitas dalam karya fiksi merupakan ilusi kenyataan dan
kesan meyakinkan yang ditampilkan,namun tidak selalu
merupakan kenyataan sehari-hari
7. Aristoteles memandang bahwa karya sastra merupakan
paduan antara unsur mimetik dan kreasi,peniruan dan
kreativitas,khayalan dan realitas.