dengan gangguan
kejang demam dan
lympompa
Dosen Pengampu:
Sutrisno,APP.,M.Kes.
Disusun Oleh:
1. Denada Aulia (P07220121085)
2. Desita Ayuwastika (P07220121060)
3. Tasya Kurnia Putri (P07220121089)
4. Umi Briliyanti (P07220121092)
Pengertian kejang demam dan
LYMPOMPA
kejang demam merupakan kejang selama masa kanak-kanak setelah
usia 1 bulan, yang berhubungan dengan penyakit demam tanpa
disebabkan infeksi sistem saraf pusat, tanpa riwayat kejang.
Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures, kejang demam
adalah bangkitan kejang pada bayi dan anak, biasanya terjadi antara
umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak
terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab lain (Deliana,
2016). eonatus dan tidak berhubungan dengan kejang simptomatik
lainnya
Limfoma adalah penyakit keganasan primer dari jaringan limfoid
yang bersifat padat atau solid meskipun kadang-kadang dapat menyebar
secara sistemik. Secara garis besar, limfoma maligna dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu: limfoma Hodgkin (LH) dan limfoma
nonHodgkin (LNH) (Adnyana, 2017).
Karakteristik utama dari sel Reed Sternberg adalah adanya dua buah
inti yang saling bersisian yang di dalamnya masing-masing berisi
sebuah anak inti asidofilik yang besar dan mirip dengan inklusi yang
dikelilingi oleh daerah sel yang jernih
Etiologi Kejang demam dan lympompa
1. Kejang Demam
Beberapa teori dikemukan mengenai penyebab terjadinya kejang demam: Faktor
keturunan memegang peranan penting untuk terjadinya kejang demam, 25-50% anak
dengan kejang demam mempunyai anggota keluarga yang pernah mengalami kejang
demam sekurangkurangnya sekali. Faktor penting lainnya terjadinya kejang demam
pada anak adalah suhu badan(Arifuddin Adhar, 2016). Menurut (Scharfman, 2007)
terdapat beberapa jenis kejang secara umum, yaitu:
1. Kejang tonik-klonik
2. Kejang petit-mal
3. Kejang tonik
4. Kejang atonik
5. Kejang mioklonik
6. Kejang klonik
2. Lympoma
Penyebab pasti dari Limfoma Hodgkin (LH) hingga saat ini masih belum jelas diketahui
namun beberapa factor seperti paparan infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus),
Virus Epstein Barr (EBV), HTLV-1 dan HHV-8, karsinogen yang ada di lingkungan sekitar,
kelainan genetik tertentu seperti Wiskott-Aldrich Syndrome (Parkway Cancer Centre, 2015).
Menurut Risnah (2020) beberapa faktor predisposisi yang dapat menyebabkan terjadinya
Limfoma antara lain :
a. Usia Penyakit limfoma banyak ditemukan pada usia dewasa muda yaitu antara 18-35
tahun dan pada orang diatas 50 tahun.
b. Jenis kelamin Penyakit limfoma lebih banyak diderita oleh pria dibandingkan Wanita
c. Gaya hidup yang tidak sehat Risiko limfoma meningkat pada orang yang mengkonsumsi
makanan tinggi lemak hewani, merokok, dan yang terkena paparan UV.
d. D) Pekerjaan Beberapa pekerjaan yang sering dihubugkan dengan resiko tinggi terkena
limfoma adalah peternak serta pekerja hutan dan pertanian. Hal ini disebabkan adanya
paparan herbisida dan pelarut organik
Patofisiologi
1. Kejang Demam
Pada demam, kenaikan suhu 10C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme
basal 10 - 15 % dan kebutuhan O2 meningkat 20 %. Pada seorang anak
berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh
dibandingkan dengan orang dewasa (hanya 15%) oleh karena itu, apabila
suhu tubuh naik dapat mengubah keseimbangan membran sel neuron dan
dalam waktu singkat terjadi difusi dari ion kalium dan natrium melalui
membran listrik. dengan bantuan ”neurotransmitter”, perubahan yang terjadi
secara tiba-tiba ini dapat menimbulkan kejang(Irdawati, 2009
2. Lympoma
Perubahan sel limfosit normal menjadi sel limfoma merupakan akibat terjadinya
mutasi gen pada salah satu sel dari sekelompok sel limfosit tua yang tengah
berada dalam proses transformasi menjadi imunoblas (terjadi akibat adanya
rangsangan imunogen). Beberapa perubahan yang terjadi pada limfosit tua
antara lain:
a) Ukurannya semakin besar
b) Kromatin inti menjadi lebih halus
c) Nukleolinya terlihat
d) Protein permukaan sel mengalami perubahan.
Pathway LYMPOMPA
Manifestsi
1. Kejang DemamKlinik
Manifestasi klinis kejang demam pada anak kejang terjadi apabila demam disebabkan oleh infeksi virus
saluran pernapasan atas, roseola atau infeksi telinga. Namun pada beberapa kasus tertentu antara lain:
• Kejang demam terjadi sebagai gejala dari penyakit meningitis atau masalah serius lainnya.
• Selain demam yang tinggi, kejang-kejang juga bisa terjadi akibat penyakit radang selaput otak,
tumor, trauma atau benjolan di kepala serta gangguan elektrolit dalam tubuh.
• Kejang demam biasanya terjadi pada awal demam dimana anak akan terlihat aneh untuk beberapa
saat, kemudian kaku, kelojotan dan memutar matanya.
• Anak tidak responsif untuk beberapa waktu, napas akan terganggu, dan kulit akan tampak lebih
gelap dari biasanya. Setelah kejang, anak akan segera normal kembali.
• Kejang biasanya berakhir kurang dari 1 menit.
• Kejang sendiri terjadi akibat adanya kontraksi otot yang berlebihan dalam waktu tertentu tanpa bisa
dikendalikan.
• Timbulnya kejang yang disertai demam ini diistilahkan sebagai kejang demam (convalsio febrillis)
atau stuip/step
2. Lympoma
Gejala utama limfoma adalah pembesaran kelenjar. Yang paling
sering dan mudah dideteksi adalah pembesaran kelenjar didaerah
leher. Pembesaran kelenjar didalam dada atau abdomen lebih susah
dideteksi. Gejala-gejala selanjutnya tergantung pada lokasi penyakit
dan organorgan yang diserang. Pada jenis-jenis tipe ganas
(prognosis buruk) dan penyakit yang sudah dalam stadium lanjut
sering disertai gejala-gejala sistemik yaitu : panas yang tak jelas
sebabnya, berkeringat malam dan penurunan berat badan sebesar
10% selama 6 bulan
Pemeriksaan penunjang
● Kejang Demam
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Pungsi Lumbal
3. Elektroensefalografi
4. Pencitraan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan penunjang lympompa
2. Lympoma
a. Pemeriksaan Hematologi Melalui pemeriksaan dapat ditemukan adanya anemia, neutrofilia, eosinofilia,
limfopenia, serta laju endap darah dan LDH (lactate dehydrogenase serum) yang meningkat pada pemeriksaan
darah lengkap.
b. Pemeriksaan Pencitraan Pada pencitraan ditemukan gambaran radiopaque dari nodul unilateral atau bilateral
yang berbatas tidak tegas atau dapat tegas serta konsolidasi pada pemeriksaan foto polos dada proyeksi
Posterior Anterior (PA). Gambaran hiperdens dari massa jaringan lunak multipel akibat agregasi nodul pada
pemeriksaan CT scan dengan kontras di daerah thorax abdomen atau pelvis.
c. Pemeriksaan Histopatologik Pada pemeriksaan histopatologi (biopsy kelenjer getah bening) dapat ditemukan
adanya sel Reed Sternberg dengan latar belakang sel radang pleomorf .
d. Pemeriksaan Imunohistokimia Pada pemeriksaan imunohistokimia dapat ditemukan adanya penanda CD15,
CD20 atau CD30 pada sel Reed Sternberg.
e. Pemeriksaan lainnya Pemeriksaan lainnya dapat dilakukan untuk melihat penyebaran sel kanker, seperti tes
fungsi hati, ginjal dan paru, ekokardiografi dan eletrokardiografi digunakan untuk mengetahui adanya tanda
dan gejala keterlibatan organ lainnya selain kelenjar getah bening serta tes kehamilan pada penderita wanita
muda
Komplikasi
1. Kejang Demam
Menurut Wulandari & Erawati, 2016 komplikasi pada kejang demam adalah
sebagai berikut:
a. Kelainan anatomis di otak Kejang yang berlangsung lama dapat
menyebabkan kelainan di otak yang lebih banyak terjadi pada anak
berumur 4 bulan-5 tahun.
b. Epilepsi Serangan kejang berlangsung lama dapat menjadi matang di
kemudian hari, sehingga terjadi serangan epilepsi spontan.
c. Kemungkinan mengalami kematian
d. Mengalami kecacatan atau kelainan neurologis karena disertai demam.
e. Serangan kejang berlangsung lama dapat menjadi matang di kemudian
hari, sehingga terjadi serangan epilepsi spontan.
komplikasi