Anda di halaman 1dari 11

Tutor Kuliah

S-1 Ilmu Hukum

Topik 16/10
PENGANTAR ILMU HUKUM/PTHI/ ISIP 4130.210010
Hukum Sebagai Ilmu Pengetahuan/ Masyarakat,
Hubungan Masyarakat Dengan Hukum/Definisi Hukum
Menurut Para Ahli

Tutor Online
Muhammad Iqbal, SH.,MH.
HUKUM SEBAGAI ILMU
PENGETAHUAN
Hukum Sebagai Ilmu
Pengetahuan

 Ada 2 (dua) pendapat Sarjana yang mengatakan bahwa Hukum adalah


Ilmu dan ada pendapat Sarjana yang lainnya yang mengatakan bahwa
Hukum bukan Ilmu.
 Ilmu (pengetahuan) dalam Bahasa Inggris Science (pengetahuan),
Bahasa Latin Scientia, Scire (mengetahui) Bahasa Yunani Episteme
(pengetahuan).
 Ilmu (KBBI)  Pengetahuan tentang sesuatu bidang yang tersusun
secara sistematis / bersistem menurut metode-metode tertentu yang
dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang
itu.
 Ilmu memiliki 3 (tiga) dimensi  masyarakat, proses kegiatan, produk.
(Arief Sidharta)
 Ilmu (pengetahuan)  pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri
(terminology) yang mempunyai ciri-ciri / tanda-tanda, syarat-syarat
tertentu, terdiri dari objek, tujuan, metode, empiris, universal dan
sistematis. Kemudian ilmu menurut pakar hukum sebagai suatu ilmu
memenuhi syarat-syarat seperti yang disebutkan secara terminology
sudah terpenuhi. Seperti contoh ilmu hukum sendiri.
DUA PENDEKATAN POKOK
DALAM KEILMUAN HUKUM

PENDEKATAN FILSAFAT
PENDEKATAN TEORI HUKUM
ILMU

PANDANGAN PANDANGAN FILSAFAT HUKUM


POSITIVISTIKN NORMATIF

TEORI HUKUM
ILMU EMPIRIS ILMU NORMATIF

DOGMATIK HUKUM
SOSIO LEGAL
YURISPRUDENCE DAN
SOSIOLEGAL
YURISPRUDENCE
KEBUTUHAN PRAKTIK
PENELITIAN
HUKUM
KUANTITATIF DAN
KUALITATIF
Ilmu hukum empiris memisahkan secara tajam antara fakta dan norma, antara pernyataan yang
bersifat deskriptif dan normatif. Ilmu empiris merujuk bahwa untuk memperoleh pengetahuan
yang faktual tentang kenyataan actual dan karena itu bersumber dari data empiris (pengalaman
dan eksperimental). ilmu empiris disebut ilmu positif, yang terdiri dari ilmu-ilmu alam dan ilmu-
ilmu manusia.
Philipus M Hadjon, ilmu hukum memiliki karakter yang khas (ilmu tersendiri) atau Sui Generis
artinya tidak ada bentuk lain dari ilmu lain yang dapat dibandingkan dengan ilmu hukum. Ciri ilmu
hukum sebagai sui generis, yaitu : karakter normatif ilmu hukum, terminology ilmu hukum, jenis
ilmu hukum dan lapisan ilmu hukum.
Ilmu hukum normatif memiliki sifat normatif dan sarat akan nilai, sifat, tugas ilmu hukum
normatif, yakni :
mendeskripsikan hukum positif, mensistematisasi hukum positif, menganalisis hukum positif,
menginterpretasi hukum positif, dan menilai hukum posItif.
MASYARAKAT, HUBUNGAN MASYARAKAT DENGAN
HUKUM, DEFINISI HUKUM MENURUT PARA AHLI
MASYARAKAT DAN HUBUNGAN HUKUM
DENGAN MASYARAKAT

Istilah masyarakat menurut Bahasa Arab, syaraka, yang berarti ikut serta,
berpartisipasi, atau masyaraka yang berarti saling bergaul, masyarakat dalam Bahasa
Inggris yaitu society dan community kemudian latin societas yang artinya kawan.

Masyarakat terbentuk adanya interaksi sosial, faktor-faktornya adalah : imitasi,


identifikasi, sugesti, motivasi, simpati dan empati

Abdul Syani, berkumpul, Bersama, hidup Bersama dan saling berhubungan, dan saling
mempengaruhi. Selo Sumardjan juga berpendapat orang-orang yang hidup Bersama dan
menghasilkan kebudayaan

Stratifikasi sosial dalam masyarakat, terdiri dari tertutup, terbuka dan campuran.

Masyarakat dapat diukur melalui ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan, ukuran kehormatan, dan
ukuran ilmu pengetahuan.
Masyarakat dan hukum adalah dua entitas yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam ilmu hukum terdapat adagium “ubi societas ubi ius” (dimana ada masyarakat
disitu ada hukum). Hukum tidak dibuat melainkan tumbuh dan berkembang Bersama
masyarakat.
Pandangan ini bertitik tolak bahwa didunia ini terdapat banyak bangsa dan tiap – tiap
bangsa memiliki “volgeist” jiwa rakyat. Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai
dengan hukum yang hidup (living law) dalam masyarakat.
Definisi Hukum Menurut Para Ahli

Menurut L.J. Van Apeldoorn (Inleiding tot de studie van het Nederlandsche Recht
tidak dapat mendefinisikan suatu hukum karena sulit dalam pelaksanaannya hukum
yang didefinisikan tersebut sama dengan kenyataannya. Begitu pula dengan
pendapat Immanuel Kant bahwa Sarjana Hukum masih mencari-cari suatu definisi
hukum.

Sulitnya mendefinisikan hukum karena sifatnya abstrak, dan hal yang diatur sangat
luas sekali. Secara normatif dan dogmatik dapat dapat dikatakan bahwa hukum
mengatur seluruh segi kehidupan manusia, mulai dari sebelum manusia lahir sampai
dengan manusia itu meninggal. Didalam kenyataannya tidak semua segi kehidupan
diatur dan harus diselesaikan oleh hukum. Ada hal-hal tertentu yang didalam
kenyataannya tidak membutuhkan campur tangan hukum.

Paham menurut para yuris dalam mendefinisikan hukum, diantaranya adalah paham hukum alam,
Anthropologis, Historis, positibvis dan Dogmatis, sosiologis, Realis.
L.J. Van Apeldoorn mengatakan bahwa definisi dari hukum tersebut sangat
berharga, jika merupakan hasil pikiran dan penyelidikan sendiri. Definisi ada
faedahnya karena memberikan pemahaman mengenai suatu hal terutama
keberadaan hukum bagi orang-orang yang akan mempelajarinya.

Banyak para sarjana yang mendefinisikan hukum sebagai himpunan dari


peraturan-peraturan hukum konkret yang mengatur kegiatan kehidupan manusia
yang dapat dipaksakan pelaksanaannya.
Pandangan ini sebenarnya dialndasi oleh paradigma teori hukum murni Hans
Kelsen dan John Austin.
Sulitnya mendefinisikan hukum oleh para ilmuwan yang disebabkan oleh faktor
intern dan faktor ekstern.

Kewajiban untuk mengetahui Batasan dan definisi hukum juga merupakan keinginan
tahuan manusia untuk mempelajari mengetahui hukum sekaligus memahami dan
menggali pengetahuan ttg hukum yang luas cakupannya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai