yang mendiami wilayah Luwu Raya yang terdiri dari Kabupaten Luwu, Kota Palopo, Kabupaten Luwu Utara dan Luwu Timur Makanan yang berasal dari olahan sagu diantaranya: Kapurung, Dange, Sinole, Lanya, Bagea, Ongol-ongol Dll. Pohon Sagu dipanen pada usia 7-10 Tahun Sagu yang tumbuh di Kabupaten Luwu ada 2 Jenis yaitu: Pengolahan Sagu di Kabupaten Luwu Tabaro Uso dan Tabaro Duri (biasanya jenis ini tidak dipelihara karena memiliki kandungan sagu yang sedikit) Hasil dari panen sagu berupa tepung sagu basah yang biasanya dikemas dalam daun sagu dengan sebutan balabba Dalam satu pohon sagu menghasilkan sekitar 60 balabba tepung sagu basah, setara 240 Liter. Pada Tanggal 2 Juni 2016 Bupati/Walikota Se-Luwu Raya menandatangan kesepahaman berkomitmen untuk Mendukung Upaya Perlindungan dan Pengembangan Tanaman Sagu di Tana Luwu Tindak lanjut dari Kesepahaman ini adalah pengembangan sains teknopark sagu pengembangan sains teknopark sagu adalah sebuah sarana berupa kawasan yang dipersiapkan secara khusus, untuk menginisiasi dan mengalirkan pengetahuan dan teknologi diantara lembaga litbang daerah, universitas dan industri. Kabupaten Luwu direncanakan menjadi pusat kawasan industry terkait sagu yang dirancang untuk menunjang industry kecil dan menengah. Kegiatan ini fasilitasi oleh tim Sago Science and Technopark Universitas Hasanuddin dengan melibatkan unsur Balitbangda dan Bappeda Pemerintah Kota Palopo dan Pemerintah Kabupaten Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur dengan Professor Hiroshi Ehara dari International Cooperation Center for Agricultural Education (ICCAE) Nagoya University – Japan sebagai JICA Expert. Kecamatan Luas Produksi Ket.
1 Larompong Selatan 71,00 830
2 Larompong 80,00 976,04 3 Suli 77,00 1045,28 4 Suli Barat 56,00 1097,56 5 Belopa 56,00 979,08 6 Belopa Utara 7,50 880,00 7 Bajo 105,00 983,78 8 Bajo Barat 96,00 1003,28 9 Latimojong 8,00 687,50 10 Bastem Utara 0,00 0,00 11 Bastem 0,00 0,00 12 Kamanre 2,20 795,45 13 Ponrang Selatan 22,50 1014,63 14 Ponrang 120,00 881,76 15 Bupon 51,55 907,78 16 Bua 58,50 911,76 17 Walenrang 12,50 633,33 18 Walenrang Utara 360,50 936,86 19 Walenrang Timur 45,00 886,96 20 Walenrang Barat 7,25 833,33 21 Lamasi 60,00 863,01 22 Lamasi Timur 40,50 919,35 Jumlah 1.337,00 Ha 889,000 Kg. Potensi Pengembangan Sagu Harga tepung sagu yang menjanjikan karen permintaan akan tepung sagu semakin meningkat sebab menjamurnya Rumah Makan dari olahan sagu terutama Warung Kapurung dan kue-kue kering sebagai oleh-oleh di Kabupaten Luwu Ditetapkannya Perda No. 3 Tahun 2018 tentang Perlindungan Sagu oleh Pemda Kabupaten Luwu yang memberi jaminan dan perlindungan terhadap keberadaan lahan tanaman sagu Sebagai Kawasan industry sagu, Pemkab luwu telah menyiapkan lahan seluas 50 Ha untuk Kawasan Industri sagu di Kecamatan Bua Tantangan Pengembangan Sagu
Alih Fungsi Lahan Tanaman sagu menjadi lahan persawahan dan
perumahan Jangka waktu panen pohon sagu yang sangat lama membuat petani sulit membudidayakan pohon sagu karena kebutuhan petani harus dipenuhi tiap hari Belum adanya tindakan budidaya seperti pemupukan dalam pengembangan tanaman sagu di Kabupaten Luwu Kepemilikan hamparan sagu biasanya dimiliki oleh rumpun keluarga bukan perorangan sehingga menyulitkan dalam pembinaan petani KESIMPULAN
Tanaman sagu bagi masyarakat Luwu selain makanan
pokok warga, juga dikenal dengan berbagai manfaat terhadap lingkungan dan menjadi penopang ekonomi masyarakat sehingga pengambangan sagu menjadi sangat penting untuk dilakukan kedepan.
Dukungan berbagai pihak terutama investor sangat
dibutuhkan guna mewujudkan Kawasan teknopark sagu dimana Kabupaten Luwu menjadi Kawasan Industri sagu. SEKIAN DAN TERIMAKASIH