Anda di halaman 1dari 55

PENGELOLAAN ADMINISTRASI

PERTANAHAN PENDAFTARAN HAK


ATAS TANAH

Oleh : WAHYUDI WIDODO, A.Ptnh., M.H.


Plt. Kepala Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran
Kantor Pertanahan Kota Tegal
Tegal, 25 Januari 2023
Disampaikan pada Pelatihan Teknis Manajemen Pertanahan
Pola BIP Kota Tegal
(Berbasis E-Learning)
KONDISI PENDAFTARAN TANAH DI INDONESIA

• Registrasi lengkap desa per desa, kota per


Kondisi Hingga Tahun 2016 Setelah PTSL kota, kabupaten dan provinsi di luar
± 44 juta bidang kawasan hutan.
±16,5 juta bidang ±32 juta ±34 juta
bidang bidang Belum terdaftar. • Dari total 126 juta bidang tanah yang ada di
Indonesia, ±82 juta bidang telah didaftar
In progress hingga tahun 2019 tanah yang belum
13% 25% 26%
didaftar s.d. saat ini mencapai ±35%
2021-2024 • Dari ±82 juta bidang tanah terdaftar baru
PP No. 24/1997 Inpres No. 2/2018 disertipikatkan ±68 juta bidang tanah
PP No. 10/1961
Permen No. 6/2018
sehingga backlog sertipikat untuk tanah
1961 – 1997 1997 – 2016 –
2016 2019
PTSL 2020 terdaftar sebanyak 14 juta bidang
DEKLARASI
DESA/KELURAHAN
Total bidang tanah terdaftar ± 82 juta bidang (65%) LENGKAP
Total bidang disertipikatkan± 68 juta bidang (54%)
126 juta bidang tanah Manfaat Pendaftaran Tanah

• Sebelum PTSL penerbitan sertipikat hanya 500 ribu s/d 800 ribu
bidang pertahun, untuk penyelesaiannya membutuhkan waktu 80 tahun.
• Dengan PTSL pendaftaran tanah dapat diselesaikan pada tahun 2024.
Menyelesaiakan Mendorong
Kepastian Konflik Bentuk Tertib
Hukum Inklusi Administrasi
Pertanahan Keuangan

#ATRBPN Melayani, Profesional, Terpercaya 2


DASAR PENGELOLAAN PERTANAHAN

Bunyi Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 adalah 


"Bumi, air, dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat".  
KENYATAAN SEJARAH
Undang-Undang Agraria 1870 
(Agrarische Wet 1870) diberlakukan pd th 1870 
oleh Engelbertus de Waal (Menteri Jajahan)

Hak-hak yang didaftar menurut


Overschrijvings-ordonnantie
Hak Atas Tanah
menurut Hukum Barat Hak Eigendom,
(BW) Hak Erfpacht,
Hak Opstal,
Hak Gebruik dan Vruchtgebruik,,

Domeinverklaring
KETENTUAN KONVERSI (UU No. 5 Tahun 1960)
DASAR & KETENTUAN POKOK (UU NO. 5 Tahun 1960)

UUPA
UU Agraria 1870  24/9/1960
(Agrarische Wet
1870) oleh:
Engelbertus de
Waal (Menteri
Jajahan)

“domeinverklaring” ps
1 ‘Agrarisch Besluit” Eigendom HM Negara: Hak
Erfpacht HGU Menguasai
Agr Eigendom
Opstal HGB Ps.2(1)
landerijenbezitrecht,
altijddurende erfpacht Gebruik dll HP
HPL PP 10/61
Yasan, Pasini, PP 24/97
HMSRS
Tdk didaftar Gogolan, Andarbeni HT?
Overschrijvings- WAKAF
ordonnantie
Gran Sultan dll
Jaminan hukum? H/CV

Konversi
Hak Menguasai Negara
1. Bumi, air dan ruang angkasa (BAR) termasuk kekayaan yang
terkandung di dlmnya pd tingkat tertinggi di kuasai oleh
Negara, sbg organisasi kekuasaan seluruh rakyat.
2. Hak Menguasai dari Negara memberi wewenang utk :
a. mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan,
persediaan dan pemeliharaan BAR tsb;
b. Menentukan dan mengatur hubungan2 hukum antara
orang-orang dgn BAR;
c. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara
orang-orang dan perbuatan2 hukum yg mengenai BAR;
3. Wewenang yg bersumber pd Hak Menguasai dari Negara
digunakan utk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
PENGATURAN HAK PENGUASAAN ATAS TANAH
DALAM HUKUM TANAH NASIONAL

Rencana Umum Tata Ruang,


Mengatur dan menyelenggarakan
Penatagunaan Tanah,
peruntukan, penggunaan,
Konsolidasi Tanah,
persediaan dan pemeliharaan
Landreform, Pengendalian
bumi, air dan ruang angkasa
Pertanahan dan Ruang

Hak
Hak Bangsa Hak Primer : HM, HGB, HGU, HP
Menguasai Menentukan dan mengatur
Indonesia di atas tanah Negara
Negara hubungan-hubungan hukum
Ps. 1 ayat Hak Sekunder : HGB, HP, di atas
Ps. 2 ayat (2) antara orang-orang dengan bumi, tanah HM/HPL, Hak Sewa
(2) UUPA
UUPA air dan ruang angkasa Hak-hak lain : HPL, HMSRS, HT

Menentukan dan mengatur • Pengadaan tanah untuk


hubungan-hubungan hukum kepentingan umum
antara orang-orang dan perbuatan • Perolehan tanah secara langsung
: jual beli, tukar menukar, hibah,
hukum yang mengenai bumi, air
atau cara lain yang disepakati
dan ruang angkasa
Pasal 4 ayat (1) UUPA:
Atas dasar hak menguasai dari negara tersebut Pasal 2 ditentukan
adanya macam-macam hak atas permukaan bumi yang disebut
tanah yang dapat diberikan kepada orang-orang baik sendiri
maupun bersama-sama dengan orang lain serta badan-badan
hukum.
Status Tanah dalam Pendaftaran Tanah
Satus Tanah di
Indonesia

Tanah yang belum Tanah yang sudah


terdaftar bersertipikat

Tanah sudah Tanah belum


ada hak ada hak

Tanah Tanah Tanah


Tanah bekas
bekas milik Negara Negara
hak lama
adat bebas bekas hak
TURUNAN PERATURAN PERTANAHAN TERKAIT
DENGAN UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA
(Undang-undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja)

 PP No. 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah,


Satuan Rumah Susun dan Pendaftaran Tanah
 PP No. 19 Tahun 2021 tentyang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
 PP No. 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah
Terlantar
 PP No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
PP No. 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah,
Satuan Rumah Susun dan Pendaftaran Tanah ini mencabut:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna
Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hall Pakai Atas Tanah
b. Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2O1 5 tentang Pemilikan
Rumah Tempat Tinggal atau Hunian Oleh Orang Asing Yang
Berkedudukan di Indonesia
c. Ketentuan mengenai jangka waktu pengumuman Pendaftaran
Tanah secara sistematik dan jangka waktu pengumuman Pendaftaran
Tanah secara sporadik dalam Pasal 26 ayat (1) dan ketentuan Pasal
45 ayat (1) huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 7997
tentang Pendaftaran Tanah
Catatan : Pasal 88 (1) Pengumuman hasil pengumpulan data fisik dan
data yuridis: a. dalam Pendaftaran Tanah secara sistematik dilakukan
selama 14 (empat belas) hari kalender; b. dalam Pendaftaran Tanah
secara sporadik selama 30 (tiga puluh) hari kalender.
PP No. 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum ini
mencabut:
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan
Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun
2O12 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum
PP No. 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan
Tanah Terlantar ini mencabut:
a. semua peraturan pelaksanaan yang mengatur
mengenai penertiban dan pendayagunaan Tanah
Telantar yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan atau belum diganti berdasarkan
Peraturan Pemerintah ini; dan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010
tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah
Terlantar
PP No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional dan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2019 tentang
Rencana Tata Ruang Laut
TERJADINYA HAK ATAS TANAH
1) Berdasarkan Pasal 2 UUPA :
a. Karena Undang-Undang
 Konversi
 Pengakuan Hak
b. Penetapan Pemerintah (Beschikking)
2) Berdasarkan Pasal 23 huruf a angka 2 :
Pemberian Hak Atas Tanah oleh Pemegang Hak Milik
(Akta PPAT)
PEMBERIAN HAK ATAS TANAH
 Pemberian Hak Atas Tanah adalah Penetapan Pemerintah yang
memberikan suatu Hak Atas Tanah, termasuk perpanjangan jangka
waktu hak dan pembaharuan hak serta pemberian hak di atas Hak
Pengelolaan (Pasal 26 PP 18 Tahun 2021).
 Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian hak atas tanah
1. Status tanah yang tersedia (tanah Negara, tanah dalam kaw. hutan,
tanah bekas hak barat, tanah milik adat, tanah ulayat).
2. Subyek hak yang memohon hak atas tanah (perorangan/badan
hukum/instansi pemerintah).
3. Jenis hak yang dapat diberikan (disesuaikan dengan subyek hak atas
tanah, penggunaan tanahnya dan Rencana Tata Ruang dan Wilayah).
4. Persetujuan penggunaan tanah dari Pemegang Hak Pengelolaan
(HGB/HP di atas HPL).
JENIS HAK ATAS TANAH

Hak Primer adalah hak yang Hak Sekunder adalah hak


langsung diberikan oleh Negara atas tanah yang berasal
kepada pemegang haknya. dari tanah pihak lain.
HAK MILIK

• Hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang
atas tanah, dengan mengingat ketentuan Pasal 6 (Ps. 20 ayat (1)
UUPA);
• Terkuat dan terpenuh tidak berarti, bahwa hak itu merupakan hak
yang “mutlak, tidak terbatas dan tidak dapat diganggu gugat”;
• Hanya untuk membedakan dan menunjukkan, bahwa di antara hak
atas tanah yg dapat dipunyai orang HM lah yg terkuat (jangka waktu
tdk terbatas) dan terpenuh (wewenangnya paling luas).
• Subyek :
1. WNI;
2. Bdn Hkm yg dpt mempunyai HM (PP No. 38 Th 1963):
a. Bank Pemerintah;
b. Badan Keagamaan dan Badan Sosial yg ditunjuk Pemerintah
(tanah yang benar-benar berkaitan langsung dengan tupoksinya)
HAK MILIK
• Terjadinya HM :
a. Terjadinya HM menurut Hukum Adat diatur dengan PP;
b. HM terjadi karena :
1. Penetapan Pemerintah, menurut cara dan syarat-sayarat yang ditetapkan dengan PP;
2. Ketentuan UU;

• HM hapus bila :
a. Tanahnya jatuh kepada Negara :
1. Karena pencabutan hak berdasarkan Ps. 18 UUPA
2. Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya;
3. Karena diterlantarkan;
4. karena ketentuan Ps. 21 ayat (3) dan Ps. 26 ayat (2) UUPA;
b. Tanahnya musnah
HAK GUNA USAHA
• Hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, dalam jangka
waktu (35 th + 25 th + 35 th) guna perusahaan pertanian, perikanan atau
peternakan;

• Luasnya min 5 Ha, dengan ketentuan jika luasnya 25 Ha atau lebih harus memakai
investasi modal yang layak dan teknik perusahaan yang baik, sesuai dengan
perkembangan zaman;

• HGU dapat diperpanjang /diperbaharui, jika memenuhi syarat (Pasal 22 PP 18 Tahun


2021) :
1. Tanahnya masih diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat dan tujuan
pemberian haknya;
2. syarat-syarat pemberian hak tsb dipenuhi dengan baik oleh pemegang hak, dan
3. Pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai pemegang hak.
HAK GUNA USAHA
• Subyek :
1. WNI;
2. Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan
di Indonesia.

• HGU terjadi karena Penetapan Pemerintah dengan keputusan pemberian


hak oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk;
HAPUSNYA HAK GUNA USAHA
• HGU hapus karena :
a. Jangka waktunya berakhir;
b. Dibatalkan haknya oleh pejabat yang berwenang sebelum jangka waktu
berakhir karena :
1. Tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban pemegang hak/atau dilanggarnya
ketentuan Pasal 31 PP. No. 18 Tahun 2021;
2. Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
c. Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir;
d. Dicabut untuk kepentingan umum;
e. Diterlantarkan;
f. Tanahnya musnah;
g. Ketentuan dalam Ps. 30 ayat (2) UUPA;
h. Pasal 31 Poin i PP No. 18 Tahun 2021
HAK GUNA BANGUNAN
• Hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan
miliknya sendiri, dengan jangka waktu maks 30 th dan dapat diperpanjang paling
lama 20 th Pasal 37 PP No. 18 Tahun 2021

• Sesudah jangka waktu HGB dan perpanjangannya berakhir, kepada pemegang hak
dapat diberikan pembaharuan HGB di atas tanah yang sama;

• HGB atas tanah negara dapat diperpanjang atau diperbaharui, jika memenuhi
syarat :
a. Tanahnya masih dipergunakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat dan tujuan
pemberian haknya;
b. Syarat-syarat pemberian hak dipenuhi dengan baik oleh pemegang hak;
c. Pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai pemegang hak;
d. Tanah tersebut masih sesuai dengan RTRW.
HAK GUNA BANGUNAN
• Subyek :
1. WNI;
2. Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di
Indonesia.

• TERJADINYA HGB:
a. HGB atas tanah negara : dgn Keputusan Pemberian Hak oleh Menteri atau pejabat
yang ditunjuk;
b. HGB atas tanah HPL : dgn Keputusan Pemberian Hak oleh Menteri atau pejabat yg
ditunjuk berdasarkan usul pemegang HPL;
c. HGB atas tanah HM : dgn pemberian oleh pemegang HM sesuai Akta PPAT;
HAK GUNA BANGUNAN
• HGB hapus karena :
a. Jangka waktunya berakhir;
b. Dibatalkan oleh pejabat yang berwenang, pemegang HPL atau pemegang
HM sebelum jangka waktunya berakhir karena :
1. Tidak dipenuhinya kewajiban pemegang hak dan/atau dilanggarnya
ketentuan Pasal 46 PP No. 18 Tahun 2021;
2. Tidak dipenuhinya syarat-syarat atau kewajiban-kewajiban yang tertuang
dalam perjanjian pemberian HGB
c. Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir;
d.Dicabut untuk kepentingan umum;
e.Diterlantarkan;
f. Tanahnya musnah;
g. Ketentuan dalam Ps. 36 ayat (2) UUPA.
HAK PAKAI
• Hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai
langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang
dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat
yang berwenang memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemilik
tanahnya, yang bukan perjanjian sewa menyewa atau perjanjian pengolahan
tanah, segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan-
ketentuan UU ini (UUPA);

• Jangka Waktu Hak Pakai :


a. Selama Jangka Waktu tertentu (maks 25 Th + 20 th);
b. Selama tanahnya dipergunakan untuk keperluan tertentu;
HAK PAKAI
• Subyek :
1. WNI;
2. Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di
Indonesia;
3. Departemen, LPND, dan Pemda;
4. Badan-badan keagamaan dan sosial;
5. Orang asing yang berkedudukan di Indonesia;
6. Badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia;
7. Perwakilan negara asing dan perwakilan badan Internasional.
• HP atas tanah Negara dapat diperpanjang atau diperbaharui, jika memenuhi syarat
:
1. Tanahnya masih diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat dan tujuan
pemberian haknya;
2. syarat-syarat pemberian hak tersebut dipenuhi dengan baik oleh pemegang hak,
dan
3. Pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai pemegang hak.
HAK PENGELOLAAN
• Hak menguasai dari Negara yang kewenangan
pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada
pemegangnya (PP No. 18 Tahun 2021)
• Hak Pengelolaan dalam sistematika Hak-Hak
Penguasaan atas tanah tidak dimasukkan dalam
golongan Hak-Hak Atas Tanah
• HPL lahir melalui Penetapan Pemerintah
(pemberian hak)
• Luas Tanah HPL tidak dibatasi tetapi disesuaikan
dengan kebutuhan peruntukan dan penggunaan
tanahnya
SUBYEK HAK PENGELOLAAN
1. Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia
dan berkedudukan di Indonesia yang seluruh modalnya
dimiliki oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang
bergerak dalam kegiatan usaha sejenis dengan industri dan
pelabuhan (BUMN dan BUMD)
2. Lembaga pemerintah dan instansi Pemerintah Pusat atau
Pemda, BUMN, BUMD
KEWENANGAN PEMEGANG HPL
Hak Pengelolaan memberikan wewenang kepada
pemegangnya untuk :
1. Merencanakan peruntukkan dan penggunaan
tanahnya;
2. Menggunakan tanah untuk keperluan sendiri;
3. Menyerahkan bagian dari tanahnya kepada pihak
ketiga menurut persyaratan yang telah ditentukan
bagi pemegang hak tersebut yang meliputi segi
peruntukkan, segi penggunaan, segi jangka waktu dan
segi keuangannya.
SIFAT HAK PENGELOLAAN
• Tergolong hak yang wajib didaftarkan menurut
ketentuan Peraturan Pemerintah No. 24/1997
tentang Pendaftaran Tanah;
• Tidak dapat dipindahtangankan;
• Tidak dapat dijadikan jaminan hutang;
• Berisi kewenangan perdata dan kewenangan
publik;
• Jangka waktu HPL adalah selama tanah tersebut
dipergunakan sesuai ketentuan dalam pemberian
HPL tersebut.
PEMBERIAN HAK DI ATAS TANAH HPL
1.Perjanjian penyerahan
penggunaan tanah
2.Pengusulan pemberian hak
kepada pihak ketiga oleh
pemegang HPL
3.Permohonan hak oleh pihak
ketiga kepada Negara (melalui
pemegang HPL)
HAPUSNYA HAK PENGELOLAAN
HPL hapus karena :
a.Dibatalkan haknya oleh Menteri karena :
b.Dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya
c.Dilepaskan untuk kepentingan umum
d.Dicabut berdasarkan undang-undang
e.Diberikan hak milik
f.Ditetapkan sebagai tanah telantar atau
g.Ditetapkan sebagai tanah musnah

PP No. 18 Tahun 2021


Pasal 19 UU No. 5 Tahun
1960

KEPASTIAN HUKUM

Terkait tugas PPAT


PENYELENGGARA

KEMENTERIAN PELAKSANA
AGRARIA DAN TATA
RUANG/BPN Kepala
Kantah

PPAT dibantu Pejabat lain


DEFINISI dan TUJUAN PENDAFTARAN
TANAH Rangkaian
Kegiatan yg
dilakukan
Pemerintah

Mengenai Bidang
1
Tanah & Sarusun, Terus-menerus
Kepastian & Perlindungan
Termasuk Tanda Hukum
Berkesinambunga
bukti hak, serta n dan Teratur
Hak-hak yang
membebani
Tujuan 2
5

Tersedianya Tertib.
Informasi Administrasi
Pertanahan

4
3
JAMINAN KEPASTIAN HUKUM

Kebenaran data fisik dan data yuridis

Subyek hak : Pemilik/pemegang hak


Obyek hak : Batas-batas dan luas
Kepastian bidang tanah
hukum Jenis hak : hak-hak atas tanahnya

Sangat tergantung pada alat


bukti kepemilikan tanah
Pelaksanaan Pendaftaran Tanah

• Satuan wilayah tata usaha Pendaftaran Tanah adalah desa atau


kelurahan
• Satuan wilayah tata usaha Pendaftaran Tanah Hak Guna Usaha, Hak
pengelolaan, hak tanggungan dan Tanah Negara adalah
Kabupaten/Kota
Pendaftaran Tanah Pertama Kali
 Pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah kegiatan pendaftaran yang dilakukan terhadap
obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar berdasarkan PP 10/1961 dan PP 24/1997

 Obyek Pendaftaran Tanah :


 Tanah Hak Milik;
 Tanah Hak Guna Usaha;
 Tanah Hak Guna Bangunan;
 Tanah Hak Pakai; Hak Atas
 Tanah Hak Pengelolaan; Tanah sesuai
 HM Satuan Rumah Susun; UUPA
 Hak Tanggungan (HT);
 Tanah Wakaf.
Pendaftaran Tanah Pertama Kali

Pendaftaran tanah pertama kali harus memenuhi 3 unsur data :


1.Data administrasi yaitu kelengkapan berkas persyaratan dari pemohon
2.DataFisik yaitu data mengenai letak, luas dan batas bidang tanah serta
penguasaan fisik di lapangan
3.Data yuridis yaitu data status kepemilikan bidang tanah berdasarkan alat
buktinya
PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI

Pembuktian Hak Lama

Alat bukti sebagai dasar pembukuan hak/penerbitan sertifikat :


Berita Acara Pengesahan Data Fisik dan Yuridis (di.202) oleh Pejabat
yang berwenang

Di dalam pengesahan data fisik dan yuridis hak lama berdasarkan


ketentuan Pasal 24 ayat 1 PP No. 24 Tahun 1997 jo Pasal 60, 76
PMNA/Kepala BPN No. 3 Tahun 1997, dibedakan menjadi :
a. Bukti kepemilikan lengkap, melalui konversi penegasan hak
b. Bukti kepemilikan tidak lengkap, melalui pengakuan hak
c. Bukti kepemilikan tidak ada sama sekali, melalui pengakuan hak
PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI
(Lanjutan)
a). Bukti lengkap,
Dokumen asli yang membuktikan adanya hak :

• Groose hak eigendom yang diterbitkan sejak berlakunya UUPA, sampai


tanggal pendaftaran dilaksanakan menurut PP 10 Tahun 1961 di daerah
yang bersangkutan, atau

• Surat bukti hak milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Swapraja


yang bersangkutan

• Sertifikat HM yang diterbitkan berdasarkan PMNA No. 9 Tahun 1959,


atau

• SK Pemberian HM dari pejabat yang berwenang, baik sebelum ataupun


sejak berlakunya UUPA, yang tidak disertai kewajiban untuk
mendaftarkan haknya, tetapi telah dipenuhi kewajiban yang disebut di
dalam Surat Keputusannya, atau
• Petuk Pajak Bumi/Landrete, girik, kekitir dan Verponding Indonesia
sebelum berlakunya PP No. 10 Tahun 1961, atau

• Akta pemindahan hak yang dibuat di bawah tangan, yang dibubuhi


tanda tangan Saksi Kepala Adat/Kepala Desa/Kelurahan, yang dibuat
sebelum berlakunya PP ini, dengan disertai alas hak yang dialihkan,
atau

• Akta ikrar - wakaf / Surat Ikrar wakaf yang dibuat sebelum atau sejak
mulai dilaksanakan PP No. 28 Tahun 1977, dengan disertai alas hak
yang diwakafkan, atau
• Risalah Lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang yang
berwenang, yang tanahnya belum dibukukan, dengan disertai
alas hak yang dialihkan, atau

• Surat penunjukan atas pembelian kaveling tanah pengganti


tanah, yang diambil oleh Pemerintah atau Pemda, atau

• Surat Keterangan Riwayat Tanah yang pernah dibuat oleh


Kantor PBB dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau

• Lain-lain bentuk alat pembuktian tertulis dengan nama apapun


juga sebagaimana dimaksud dalam Pasal II, VI dan VII
Ketentuan Konversi UUPA
b). Bukti tidak lengkap,
Apabila bukti kepemilikan sebagaimana dimaksud dalam huruf a) tidak
lengkap/tidak ada, dapat dilakukan dengan bukti lain misalnya bukti
kwitansi pembelian tanah akta jual beli, pembayaran PBB, dll yang
dilengkapi dengan pernyataan yang bersangkutan, dan keterangan
yang dapat dipercaya dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi dari
masyarakat setempat, yang tidak mempunyai hubungan keluarga
dengan yang bersangkutan, dan membenarkan bahwa yang
bersangkutan adalah pemilik tanah tersebut.

c). Bukti tidak ada sama sekali


Apabila bukti sebagaimana dimaksud dalam huruf a) dan b) tidak ada, dapat
dilengkapi :
1. Surat peryataan dari pemohon yang menyatakan :
• Bahwa penguasaan tanah itu telah dilakukan dengan iktikad baik;
• Bahwa penguasaan tanah itu tidak pernah diganggu gugat, dan karena
itu dianggap diakui dan dibenarkan oleh masyarakat hukum adat atau
desa/kelurahan yang bersangkutan;
• Bahwa secara fisik tanahnya secara nyata dikuasai dan digunakan
sendiri oleh pihak yang bersangkutan;
• Bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa.
• Bahwa pemohon telah menguasai secara nyata bahwa tanah yang
bersangkutan selama 20 tahun atau lebih secara berturut-turut, atau
telah memperoleh penguasaan itu dari pihak atau pihak-pihak lain
yang telah menguasainya, sehingga waktu penguasaan pemohon
dan pendahulunya tersebut bejumlah 20 tahun atau lebih.

• Bahwa apabila pernyataan tersebut memuat hal-hal yang tidak


sesuai dengan kenyataan, penandatangan bersedia dituntut di
muka Hakim secara pidana maupun perdata, karena memberikan
keterangan palsu.

2. Keterangan dari kepala Desa/Lurah dan sekurang-kurangnya 2


(dua) orang saksi yang kesaksiannya dapat dipercaya, karena
fungsinya sebagai tetua adat setempat dan/atau penduduk yang
sudah lama bertempat tinggal di desa/kelurahan letak tanah yang
bersangkutan, dan tidak mempunyai hubungan keluarga dengan
pemohon sampai derajat kedua, baik dalam kekerabatan vertikal
maupun horizontal, yang membenarkan apa yang dinyatakan oleh
pemohon dalam surat pernyataaan di atas.
Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah

Pemeliharaan data pendaftaran tanah adalah kegiatan


pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan
data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah,
daftar nama, surat ukur, buku tanah, dan sertipikat
dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian.

Pemegang hak yang bersangkutan wajib mendaftarkan


perubahan tersebut kepada Kantor Pertanahan.
Perubahan Data Yuridis

Terjadi pembebanan hak baik dengan hak atas


tanah lain atau dengan hak tanggungan
(dibuktikan dengan APHT) dan peralihan HT

Perubahan Perubahan data pendaftaran tanah berd.


Putusan atau Penetapan Pengadilan
Status Hak
Pembaharuan HAT dan
Hapusnya Hak atas tanah
Perubahan Data Yuridis

Peristiwa hukum, yang dibuktikan dengan adanya


surat keterangan kematian dan surat keterangan
waris
Perubahan
Pemindahan hak melalui Jual-Beli, Tukar-
Pemegang Menukar, Hibah, Inbreng, dibuktikan dengan
Akta PPAT. Untuk Lelang dibuktikan dengan
Hak Risalah Lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang

Pembagian Hak Bersama dan


Perubahan nama pemegang hak

Dasar perubahan data pendaftaran tanah :


Akta Jual Beli, Akta Tukar Menukar, Akta Hibah, Akta Pemasukan
Dalam Perusahaan, Akta Pembagian Hak Bersama, Akta Pemberian Hak
Tanggungan, Akta Pemberian HGB di atas HM, Akta Pemberian HP di
atas HM
PENOLAKAN PENDAFTARAN PEMELIHARAAN
DATA PENDAFTARAN TANAH
Kakantah dapat
menolak Pendaftaran
Peralihan dan
Pembebanan Hak

Sertipikat/surat
tanah menjadi obyek
keterangan HAT
sengketa di Pengadilan
tidak sesuai data di
Kantor Pertanahan
akta PPAT batal atau
Perbuatan dibatalkan oleh putusan
hukum tidak Pengadilan
dibuktikan akta
PPAT atau akta PPAT
kutipan risalah dibatalkan oleh
lelang para pihak
TERIMA KASIH

ayani, Profesional, Terpercaya

Anda mungkin juga menyukai