Anda di halaman 1dari 11

Dialog Antar Umat

Beragama
Agama Islam
Latar Belakang

• Tampaknya perlu diketahui, meskipun di Makkah berlangsung perdagangan yang sangat ramai, namun
tidak ada organisasi negara, birokrasi atau tentara. Di Makah inilah ajaran Islam diturunkan. Kejujuran
yang dimiliki Muhammad, sebagaimana telah disinggung, dilengkapi dengan sifatnya yang suka
merenung karena memikirkan kondisi masyarakatnya, sehingga membawanya untuk secara rutin
mengasingkan diri di sebuah gua di bukit Hira, yang terletak beberapa mil sebelah utara Makkah. Di
tempat inilah, dalam waktu-waktu kesunyian yang lama, beliau merenungi hidupnya dan penyakit
masyarakatnya, untuk mencari makna yang lebih mendalam. Di tempat ini pula, pada usia empat puluh
tahun, di bulan Ramadhan, Muhammad sang pemimpin karavan (rombongan haji, peziarah makam,
pedagang) menjadi Muhammad sang Rasul Tuhan (utusan Tuhan). Pada malam, yang oleh kaum
Muslim disebut sebagai "malam lailatul qadar."
Ajaran Pokok

• Pokok-pokok ajaran Islam ada tiga, yang pertama iman atau akidah yaitu keyakinan atau percaya,
yang kedua syari'ah adalah suatu tatacara pengaturan atau undang-undang tentang perilaku hidup
manusia untuk mencapai keridhaan Allah Swt, yang ketiga akhlak kondisi mental, hati, batin
seseorang yang mempengaruhi perbuatan
Tata Pribadatan

• Ibadah wajib dalam Islam dilakukan dengan menunaikan shalat lima waktu, yaitu shalat di waktu
subuh, dhuhur, ashar, magrib, dan isya. Selain itu, ibadah berupa kegiatan lain seperti puasa,
berdzikir, menunaikan shalat sunah, hingga membaca Al Quran.
Kitab Suci

• al-qur'an merupakan kitab suci yang di dalamnya penuh tuntunan sejarah masa lalu dan ikutan
sampai dengan hari zaman kelak serta sejumlah keistimewaan lainnya
Hari Raya

• Dua hari raya Islam yang utama adalah Idulfitri dan Iduladha yang dirayakan seluruh umat Islam di
dunia. Keduanya dirayakan berdasarkan kalender lunar (Hijriah) dan bukan kalender solar
(Gregorian), sehingga setiap tahun hari raya tersebut dilaksanakan pada tanggal Gregorian yang
berbeda.
Aliran Aliran
1. Syiah
Syiah terbagi dalam empat kelompok, yaitu Zaidiyah, Ismailiyah, Isna Asyarirah, dan Ghulat. Perkembangan syiah di Indonesia
melalui beberapa tahapan. Pertama bersamaan masuknya Islam. Kedua, pascarevolusi Islam Iran. Ketiga, melalui cendekiawan
Indonesia yang belajar di Iran. Keempat, tahap keterbukaan melalui pendirian organisasi ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia.
Syiah memiliki beberapa pandangan, yaitu:
• Syiah menolak hadits yang tidak diriwayatkan oleh Ahlul Bait
• Memandang imam itu orang suci
• Tidak mengakui Ijma tanpa adanya imam
• Memandang bahwa menegakkan kepemimpinan atau pemerintahan termasuk rukun agama
• Tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar As-Shiddiq, Umar Ibnul Khattab, dan Usman bin Affan.

Dalam ajaran Syiah, seseorang dikatakan beriman jika memenuhi lima rukun, yaitu At-Tauhid, An Nubuwwah, Al Imamah, Al
Adlu, dan Al Ma’ad.
2. Sunni (Ahlus Sunnah wal Jamaah)

Umat Islam di Indonesia dominan aliran Ahlus Sunnah wal Jamaah. Dalam ajaran Sunni,
seseorang yang beriman wajib memenuhi enam rukun iman. 
Dilansir Alkhairaat, penganut aliran Ahlu Sunnah wal Jamaah atau Sunni tak terbatas dua
organisasi, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) saja, melainkan banyak juga
organisasi lainnya.
3. Khawarij

Menurut sejarahnya, aliran khawarij setuju adanya perdamaian antara Ali bin Abi
Thalib dengan Muawiyah saat terjadi perang Siffin. Orang-orang khawarij berpandangan,
pelaku dosa besar adalah orang kafir. Mereka juga berpendapat bahwa surat Yusuf bukan
termasuk surat dalam Qur'an, karena dianggap mengandung cerita-cerita.
4. Islam Jamaah

Mengutip Majelis Ulama Indonesia (MUI), paham Islam Jamaah muncul di Indonesia pada 1970-an. Ajarannya
dianggap sesat dan menimbulkan keresahan, sampai akhirnya ajaran ini dilarang pemerintah pada 1971.
Namun, mereka terus beraktivitas secara mengubah nama, kemudian memuncak pada 1977 hingga 1978.
Paham yang dianut aliran ini, yaitu:
Menganggap umat Islam yang tak termasuk Islam Jamaah termasuk 72 golongan yang pasti masuk neraka
• Umat Islam harus mengangkat Amirul Mukminin yang menjadi pusat pimpinan
• Pengikut aliran ini harus memutuskan hubungan dengan penganut golongan lain, walaupun orang tuanya
sendiri, dianggap tidak sah salatnya jika dilakukan di belakang orang yang bukan Islam Jamaah.
• Perkawinan yang sah dalam aliran ini adalah perkawinan yang direstui oleh Amirul Mukminin
5. Ahmadiyah Qadian

Mengutip laporan ilmiah publikasi Universitas Andalas, Ahmadiyah berasal dari Qadian


di India. Berdiri pada 23 Maret 1889 oleh Mirza Ghulam Ahmad. Ahmadiyah memiliki
kepercayaan, ada nabi setelah Muhammad, yaitu Mirza Ghulam Ahmad. Seiring dengan
perkembangannya, ajaran Mirza berhasil menyebar ke negara lain, yaitu Inggris, Amerika,
Jerman, dan Indonesia.
Di Indonesia, Ahmadiyah pertama kali dikenal oleh tiga orang Sumatera Barat yang pergi
ke India pada 1922. Mereka menyebarkan ajaran itu di Padang Maulan, Bukittinggi, Padang
Panjang, Batu Sangkar, hingga Solok.

Anda mungkin juga menyukai