• Modal Operasional
Modal operasional adalah modal yang harus Anda keluarkan untuk membayar biaya operasi bulanan
dari bisnis Anda.Contohnya pembayaran gaji pegawai, pulsa telepon bulanan, PLN, air, bahkan
retribusi.
C.Modal Aktif & Pasif
1. Modal Konkret (Aktif)
Modal konkret atau modal aktif adalah modal yang dapat dilihat secara kasat mata dan
berwujud.Contoh modal konkret adalah uang, bahan baku, gedung atau tempat usaha, kendaraan,
mesin, gudang, dan
lain-lain
2. Modal Abstrak ( Pasif)
Modal abstrak adalah modal usaha yang tidak dapat dilihat secara kasat mata. Nilainya susah ditakar
langsung.Meskipun demikian,modal abstrak sangat penting bagi keberlangsungan jalannya
perusahaan.
Contoh modal abstrak adalah ilmu pengetahuan, skill, hak cipta, brand, media sosial, koneksi usaha,
manajerial, dan sebagainya. Modal konkret dan modal abstrak sama-sama dibutuhkan untuk
membangun dan mengembangkan perusahaan.
D. Cara Memperoleh Modal Usaha
1. Dana Sendiri
Kita dapat memperoleh modal usaha dengan menggunakan dana sendiri. Misalnya dengan
menggunakan dana simpanan yang sudah kita tabung selama ini. Jika belum cukup, maka kita juga
bisa menutupi kekurangan dana tersebut dengan menjual sebagian aset berharga yang kita miliki saat
ini misalnya Logam Mulia atau perhiasan.
2. Mengajukan Peminjaman Modal Usaha ke Bank / Koperasi
Sebelum pengajuan ini tidak jarang pihak Bank atau Koperasi ingin mengetahui profil usaha yang akan
kita buat berupa proposal atau bahkan beberapa meminta kita untuk menyampaikan Feasibility Study
yang bertujuan untuk menilai kelayakan implementasi sebuah bisnis dilihat dari Hanya saja,
sebagaimana namanya pinjaman kita harus mengembalikan biaya tersebut dalam jangka waktu tertentu
ditambah bunga pinjaman yang besarannya bekisar antara 8-10% per tahun.
3. Mencari Investor
Hampir sama dengan menjalin kerjasama, cara ini juga membantu kita mendapatkan dana dari pihak
ketiga. Bedanya, investor biasanya hanya memberikan modal berupa dana tanpa ikut terjun langsung
dalam operasional. Hal lain sama seperti cara di atas, hal-hal seperti pembagian hasil atau
kesepakatan lain harus dibuat berupa perjanjian tertulis agar kedua belah pihak tidak ada yang merasa
dirugikan bila terjadi sesuatu di kemudian hari.
E. Modal Dasar Kewirausahaan
1. Modal Kemauan
Kemauan adalah tekad atau niat yang kuat dan motivasi yang tinggi. Tekad, niat dan motivasi atau
disebut kemauan merupakan modal utama yang harus ada pertama kali. Karena dengan tekad, niat
dan kemauan serta motivasi yang kuat akan membuat seseorang tersebut bersungguh-sungguh untuk
mencapai sesuatu yang diinginkan.
2. Modal Kemampuan
Kemauan dan tekad saja tidak cukup apabila digunakan sebagai modal untuk berwiausaha.Untuk
memperoleh peluang berwirausaha diperlukan modal kemampuan (ketrampilan).Kemampuan ini harus
dimiliki sebab yang dihadapi seorang wirausaha adalah resiko dan tantangan.Bila hanya bermodal
nekat dan tanpa memiliki ketrampilan untuk memperhitungkan risikonya maka yang dihadapi adalah
sebuah kegagalan.
Oleh sebab itu, kemampuan atau ketrampilan yang harus dimiliki dalam berwirausaha diantaranya:
a. Ketrampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan risiko.
b. Ketrampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.
c. Ketrampilan dalam memimpin dan mengelola.
d. Ketrampilan berkomunikasi dan berinteraksi.
e. Ketrampilan teknik usaha yang akan dilakukan
E. Modal Dasar Kewirausahaan
3. Modal Pengetahuan
Sebuah usaha untuk berkembang dan suskes, tidak cukup menggunakan modal kemauan dan
kemampuan (ketrampilan) saja, tetapi harus dilengkapi dengan modal pengetahuan. Modal pengetahuan
adalah nilai
tidak berwujud dari suatu organisasi yang terdiri dari pengetahuan, hubungan, teknik yang
dipelajari,prosedur, dan inovasinya.
Ada beberapa modal atau bekal pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha, diantaranya:
• Bekal pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki atau dirintis dan lingkungan usaha yang ada
• Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
• Bekal pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan.
Tingkat kemauan, kemampuan, dan pengetahuan dikenal dengan istilah kompetensi kewirausahaan.
Selain ketrampilan dan pengetatahuan, uang tidak kalah penting adalah sikap, motivasi, dan komitmen
terhadap
pekerjaan yang akan dihadapinya.
F. Jenis Jenis Laba
4 jenis laba yang umumnya akan masuk ke dalam pembukuan akuntansi :
1. Laba kotor penjualan
Jenis penghasilan yang pertama adalah laba kotor penjualan yang merupakan selisih dari
harga pokok penjualan dan penjualan bersih.Penghasilan kotor ini juga belum dikurangi
dengan
jumlah beban operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu.
2. Laba operasional
Jenis selanjutnya adalah penghasilan bersih operasional yang merupakan pengurangan
penghasilan kotor penjualan dengan semua biaya produksi, biaya administrasi, biaya
penjualan,
dan biaya operasional lainnya.
3. Laba sebelum pajak
Selanjutnya ada jenis penghasilan bersih sebelum pajak. Hal ini juga disebut dengan Earning
Before Tax (EBIT) yang merupakan pendapatan menyeluruh perusahaan sebelum terkena
potongan pajak
perseroan.
4. Laba sesudah pajak
Jika sebelumnya ada jenis penghasilan bersih sebelum pajak, maka jenis selanjutnya yaitu
penghasilan bersih setelah pajak.Jenis ini bisa diperoleh dari laba kotor yang dikurangi pajak,
F. Jenis Jenis Laba
Jenis Laba Berdasarkan Sifatnya
Terdapat beberapa jenis keuntungan (laba) berdasarkan sifatnya Yaitu :
a. Laba Psikis (Psychic Income)
Penghasilan bersih jenis satu ini bisa Anda rasakan ketika produk atau jasa perusahaan
mengalami peningkatan kepuasaan dari konsumen.
Hal ini memang sulit untuk diukur karena kepuasan manusia sangat tergantung dari
kemakmuran dan pencapaian tingkat sosial.Jadi, meskipun jumlah penghasilan bersihnya
sama, hal ini tidak berarti kepuasan setiap orang sama.
b. Laba Riil (Real Income)
Jenis selanjutnya yaitu laba riil yang berarti ada kenaikan kemakmuran ekonomi.
c. Laba Uang (Money Income)
Selain 2 jenis laba di atas, ada jenis lainnya yaitu money income.
Jenis ini adalah terjadinya kenaikan jumlah uang dalam satu periode tanpa
mempertimbangkan faktor daya beli dan hanya fokus pada pengukuran penghasilan bersih
akuntansi.
Perlu Anda ketahui bahwa penghasilan bersih akuntansi berkaitan dengan money income,
sedangkan penghasilan bersih ekonomi berkaitan dengan real income.
G. Unsur Unsur Laba
1. Pendapatan
Pendapatan adalah peningkatan aktivitas perusahaan atau penurunan kewajiban perusahaan dalam
satu periode akuntansi. Hal ini bisa didapatkan dari kegiatan operasional berupa kredit atau penjualan
barang dari perusahaan.
2. Beban
Unsur beban merupakan pengeluaran atau pemakaian aset dalam satu periode akuntansi yang
digunakan untuk aktivitas operasi.Bebas juga disebut berkurangnya aktiva atau penurunan manfaat
ekonomi dalam satu periode akuntansi, sehingga terjadi penurunan ekuitas.
3. Biaya
Unsur biaya adalah uang kas perusahaan yang dikorbankan untuk memproduksi barang atau jasa
yang kemudian hari akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Apabila ada biaya yang sudah kadaluarsa, maka biaya ini disebut sebagai beban.
4. Untung-Rugi
Unsur laba selanjutnya yaitu untung-rugi. Keuntungan perusahaan merupakan peningkatan ekuitas
dari transaksi yang mempengaruhi suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu, namun bukan dari
pendapatan investasi pemilik perusahaan.
5. Penghasilan
Unsur laba selanjutnya yaitu unsur penghasilan yang meliputi keuntungan (gain) dan pendapatan
(revenue). Unsur penghasilan merupakan arus masuk bruto yang berasal dari manfaat ekonomi
H. Cara Menghitung Laba Bersih
Cara menghitung laba bersih cukup sederhana, hanya mengumpulkan semua data yang
Anda butuhkan yang bisa jadi rumit.
Hal tersebut karena sama dengan total pendapatan setelah pengeluaran, untuk menghitung
pendapatan bersih.
Anda cukup mengambil total pendapatan untuk jangka waktu tertentu dan mengurangi total
pengeluaran Anda dari periode waktu yang sama.
Agar dapat membawa manfaat seoptimal mungkin, Anda harus tahu cara menghitung laba
bersih.
Berikut adalah berbagai rumus yang dapat Anda gunakan untuk menghitung pendapatan
bersih:
Laba Bersih = Total Pendapatan – Total Pengeluaran
Anda juga dapat menggunakan rumus berikut:
Laba Bersih = Laba Kotor – Beban
Jika Anda ingin menghitung margin pendapatan bersih, bagilah laba bersih dengan total
pendapatan dan kalikan dengan 100. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Margin Laba Bersih = (Laba Bersih / Total Pendapatan) X 100