Anda di halaman 1dari 57

SIFAT OPTIK

GELOMBANG
ELEKTROMAGNETIK
BY : Kelompok 1
01
---
Laju Perambatan
Gelombang
Elektromagnetik
Laju perambatan gelombang elektromagnetik
1.  
material Konstanta Dielektrik
Vakum 1
udara 1,00058986 0,00000050 Tabel Permeabilitas relative dan
constant dielektrik sejumlah
teflon 2,1 material
Ploietilen 2,25
Konstanta dielektrik relatif material
mika 3-6
yang dapat ditembus cahaya sangat
Silikon Dioksida 3,9 bervariasi. Namun permeabilitas
safir 8,9-11,1 relatif hampir semuanya mendekati
satu. Material dengan permeabilitas
Glas Pirex 3,7-10
relatif di atas satu umumnya tidak
Intan 5,5-10 dapat dilewati cahaya karena
Garam 3-15 material tersebut merupakan material
Silikon 11,68 magnetik yang umumnya tidak
transparan. Jadi, secara umum laju
Amonia 17 – 26 rambat cahaya dalam material hanya
Metanol 30 bergantung pada konstanta dielektrik
Etilen Glikol 37
Gliserol 41,2 – 42,5
Air 1,77
02
---
Spektrum Gelombang
Elektromagnetik
Spektrum gelombang elektromagnetik
 
Gelombang Mikro
Gelombang mikro digunakan untuk memancarkan sinyal televisi dan telepon melalui cakram logam yang
dipasang di pemancar-pemancar. Radiasi latar belakang microwave (microwave background radiation)
merupakan sisa proses dentuman besar (big bang) dan berasal dari semua arah di alam semesta.
Gelombang Inframerah
Radiasi inframerah ditemukan tahun 1800 oleh William Herschel. Semua benda yang hangat
memancarkan gelombang inframerah. Gelombang inframerah dapat menembus asap maupun debu lebih
mudah daripada cahaya tampak sehingga detektor inframerah digunakan oleh tim penyelamat untuk
mendeksi orang atau oleh tentara dalam penyerangan dalam tempat berasap
Cahaya Tampak
Cahaya Tampak adalah gelombang elektromagnetik yang sangat membantu manusia atau hewan untuk
melihat benda-benda di sekelilingnya. Sel-sel dalam retina sangat sensitive pada cahaya tampak. Hanya
bayangan benda yang dihasilkan oleh cahaya tampak yang dapat dideteksi retina. Cahaya tampak dapat
dihasilkan oleh benda yang suhunya cukup tinggi, seperti matahari, api, atau filamen dalam lampu. Cahaya
tampak juga dihasilkan akibat transisi electron dalam atom dari keadaan dengan energi tinggi ke keadaan
dengan energi rendah.
Gelombang ultraviolet
Sinar ultraviolet dihasilkan akibat perubahan ringkat energi electron dalam atom. Sinar
ultraviolet sering digunakan untuk memendarkan material yang disebut fosfor untuk berpendar
sehingga menghasilkan warna tertentu. Beberapa lampu yang menghasilkan warna tertentu
sebenarnya di bagian dalamnya mengandung lapisan bahan fosfor. Di dalam lampu tersebut
dibangkitkan sinar ultraviolet, yang apabila mengenati lapisan fosfor terjadi perpendaran
dengan memancarkan warna tertentu. Sinar ultraviolet cukup energetic dan dapat mengionisasi
atom sehingga berbahaya untuk sel-sel hidup yang dapat meyebabkan kanker kulit.
Sinar-X
Sinar-X dihasilkan ketika electron diperlambat dalam waktu yang sangat singkat,
misalnya saat electron yang berkecepatan sangat tinggi dihentikan akibat tumbukan dengan
permukaan logam. Sinar-X pertama kali ditemukan oleh Willian Rontgern (1845-1923), ketika
melakukan percobaan dengan sinar katoda. Ia mengamati bahwa layar fosfor yang jaraknya
beberapa meter dari sinar katoda mengalami perpendaran. Diamati juga bahwa sinar-X dapat
memenbus dengan mudah bagian tubuh yang lunak, tetapi diserap oleh material yang lebih
rapat seperti logam dan tulang. Sejak saat itu, sinar-X digunakan dalam kedokteran untuk
mengamati kerusakan pada tulang, seperti tulang patah.
Sinar Gamma
Sinar gamma dihasilkan akibat perubahan susunan inti atom akibat peluruhan radioaktif., ketika
inti radioaktif melakukan perubahan ke kondisi dengan enegri lebih rendah maka dipancarkan sinar
gamma. Pada perubahah tersebut, baik nomor atom maupun nomor massa tidak berubah. Sinar
gamma juga dihasilkan ketika terjadi reaksi nuklir, atau pemusnahan partikel elementer. Contohnya
pertemuan electron negative dan electron positik (positron) menghasilkan sinar gamma. Sinar gamma
sangat energetic dan memiliki kemampuan penembusan yang kuat
Mengapa transisi dalam inti atom menghasilkan sinar gamma? Inti atom tersusun oleh proton dan
neutron yang berada pada jarak yang sangat dekat. Gaya antar partikel-partikel tersebut luar biasa
besarnya. Akibatnya energi potensial yang dihasilkan amat besar. Dengan demikian, perubahan
sedikit saja pada penyusunan partikel-partikel tersebut menghasilkan perubahan energi yang sangat
besar. Perubahan energi tersebut bersesuaian dengan energi foton sinar gamma. Oleh karena itu,
transisi keadaan ini yang menuju ke keadaan energi lebih rendah akan disertai pemancaran sinar
gamma. Sebaliknya, transisi keadaan inti ke keadaan dengan energi lebih tinggi akan diikuti oleh
penyerapan sinar gamma
03
---
Pemantulan
Cahaya
Pemantulan Cahaya
Pemantulan Cahaya, proses terpancarnya kembali cahaya apabila mengenai permukaan
benda yang terkena cahaya tersebut. Cahaya yang jatuh pada bidang pembatas dua material
mengalami pemantulan dengan sudut pantul yang sama persis dengan sudut datang.
Hukum pemantulan cahaya Cahaya mempunyai beberapa aturan, yang dimana biasa
menyebutnya dengan hukum pemantulan cahaya. hukum tersebut memiliki bunyi:
1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal ada dalam satu bidang datar yang mana
ketiganya berada dalam satu titik potong bidang pantulnya.
Dan secara matematis pemantulan cahaya bisa dirumuskan dengan :
Rumus Pemantulan Cahaya

Rumus Jumlah bayangan


n = (3600/α)-1
dimana
n = banyak jumlah bayangan (buah)
α = sudut antara dua cermin (derajat)
Rumus Pemantulan Cahaya
θi = θr
Ii sin θi = Ir sin θr
Dimana
θi = sudut datang (derajat)
θr = sudut pantul (derajat)
Ii = sinar datang
Ir = sinar pantul
Rumus Indek Bias
n1 sin θi = n2 sin θr
dimana
04
---
Pembiasan
Cahaya
Pembiasaan Cahaya
PEMBIASAAN CAHAYA, adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya yang terjadi
ketika cahaya melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda. Pembiasan
terjadi apabila  sinar datang membentuk sudut tertentu cahaya datang tidak tegaklurus
terhadap bidang batas (sudut datang lebih kecil dari 90 O) terhadap bidang batas. Dan,
Cahaya adalah Gelombang elektromagnetik yang merambat lurus ke segala arah
dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s dan mempunyai panjang gelombang sekitar 380–750
nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
Dan bisa disimpulkan, Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas
cahaya melewati bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias
mutlak suatu bahan ialah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan
kecepatan cahaya di bahan tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan
indeks bias dua medium berbeda. Dan, Indeks bias relatif medium kedua terhadap
medium pertama ialah perbandingan indeks bias antara medium kedua dengan indeks
bias medium pertama. Pembiasan cahaya menyebabkan kedalaman semu dan
pemantulan sempurna.
Pembiasan cahaya dapat terjadi  dikarenakan perbedaan laju cahaya pada kedua medium. Laju cahaya pada
medium yang rapat lebih kecil dibandingkan dengan laju cahaya pada medium yang kurang rapat.
Menurut Christian Huygens (1629-1695) : “Perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa dengan laju
cahaya dalam suatu zat dinamakan indeks bias.”
Dan secara matematis dapat dirumuskan :

dimana :
•n = indeks bias
•c = laju cahaya dalam ruang hampa
          ( 3 x 108 m/s)
•v = laju cahaya dalam zat
•Indeks bias tidak pernah lebih kecil dari 1
(artinya, n ³1), dan nilainya untuk beberapa zat
ditampilkan pada tabel disamping.
Hukum Pembiasan Cahaya
Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell melakukan eksperimen untuk
mencari hubungan antara sudut datang dengan sudut bias. Hasil eksperimen ini dikenal dengan nama
Hukum Snell yang berbunyi :
•Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.
•Hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap (disebut indeks bias).
Secara matematis, hasil bagi sudut datang dan sudut bias dinyatakan sebagai :
      
i = sudut datang ; r = sudut bias
Penerapan Pembiasan Dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam hal ini peristiwa pembiasan cahaya terjadi dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
•Sedotan Yang Tercelup Air Sebagian Tampak Membengkok, Sedotan yang sebagian batangnya tercelup di dalam air
akan tampak bengkok jika dilihat dari luar. Hal ini disebabkan cahaya datang dari udara “kurang rapat” menuju air “lebih
rapat” akan dibiaskan menjauhi garis normal. Sehingga proses pembiasan cahaya berlangsung di dalam gelas
•Dasar Kolam Tampak Dangkal, Dasar kolam akan terlihat dangkal bila dilihat dari darat, hal ini disebabkan cahaya
datang dari udara “kurang rapat” menuju air “lebih rapat” akan dibiaskan menjauhi garis normal. Sehingga proses
pembiasan cahaya berlangsung di dalam kolam. 
•Berlian Dan Intan Tampak Berkilauan, cahaya yang masuk ke dalam intan maupun berlian mengalami beberapa kali
pembiasan oleh permukaan intan maupun permukaan berlian tersebut. Hal ini disebabkan indeks bias intan yang besar
yakni 2.417 dan sudut kritis intan kecil hanya 24 derajat.
05
---
Sudut Kritis
Untuk
Pembiasan
Sudut kritis untuk pembiasan
 
 
06
---
Fiber
Optik
Fiber Optik
Salah satu aplikasi penting fenomena pemantulan total internal adalah pengiriman berkas
cahaya melalui fiber optik. Fiber optik merupakan material transparan yang berbentuk silinder
sangat kecil. Gambar 10.26 adalah contoh fiber optik yang digunakan dalam komunikasi. Fiber
optik untumnya telah dibungkus dalam satu bundelan di mana tiap bundelan mengandung
sejumlah fiber optik.
Fiber optic merupakan media transmisi dengan kemampuan transmisi dalam jumlah besar dan
cepat. Fiber optic dipilih menjadi saluran backbone untuk kepentingan telekomunikasi, dalam
hal ini penghubung antar node b. Karena fungsinya yang sangat penting maka dari segi
performa jaringan perlu dilakukan pengawasan secara rutin.
Fiber optik terdiri dari dua bagian utama, yaitu teras berupa silinder sangat kecil dengan indeks
bias n1 dan kladding yang membungkus teras dengan indeks bias n2
Pemakaian utama fiber optik dijumpai dalam dunia telekomunikasi. Karena cahaya memiliki
frekuensi di atas 1014 Hz maka jumlah data yang dapat dikirim melalui fiber optik per detik
sangat besar. Ingat, makin besar frekuensi gelombang yang digunakan untuk mengirim data
maka makin banyak data yang dapat dikirim per detiknya. Sistem fiber optik dapat membawa
percakapan telepon, TV kabel, sambungan internet, sinyal videotelekonferensi, dan lain-lain.
Fiber optik dapat membawa sejumlah sinyal percakapan telepon secara serentak.
Lalu terdapat keterbatasan pada proses penelitian fiber optic, Keterbatasan tersebut dapat diatasi
dengan pembuatan aplikasi berbasis android, dimana android merupakan operating system (OS)
yang umum digunakan oleh smartphone. Maka dari itu, untuk mengukur performa jaringan fiber
optic diperlukan software pengukur performa jaringan komunikasi fiber optic yang berbasis
Android untuk memudahkan pengguna dalam segi mobilitas yang sangat tinggi. Performa yang
dibahas dalam penelitian ini yaitu redaman total, Optical Signal to Noise Ratio (OSNR) dan Bit
Error Rate (BER).
OSNR merupakan perbandingan dari daya sinyal yang dipancarkan dengan daya noise yang
terjadi saat proses transmisi sinyal optik.
BER merupakan rasio/tingkat error bit yang ditransmisikan dari pemancar menuju penerima.
Sehingga, jika dalam proses transmisi memiliki nilai BER yang besar maka data yang
ditransmisikan akan memiliki kemungkinan terjadinya perubahan data ketika ditransmisikan
07
---
Pembiasan cahaya oleh
lapisan sejajar
Pembiasan cahaya oleh lapisan sejajar
Pembiasan cahaya oleh lapisan sejajar merupakan pergeseran arah rambat setelah melewati
material dengan tebal tertentu. Pembiasan akan terjadi 2 kali pembiasan, pembiasan pertama
dari udara ke kaca maka tentu sinar dating dibiaskan mendekati garis normal, karena dari
medium kurang rapat ke medium lebih rapat. Lalu pembiasan kedua pembiasan dari medium
yang rapat ke medium yang kurang rapat sehingga sinar biasnya menjauhi garis normal
θ1= θ2 +α= θ4

θ2 = θ3

dan,

sinα = d/AB, AB = d/sinα

cos θ2 = t/AB = t/cos θ2

sehingga:

d/sinα = t/cos θ2

d = t sin α/cos θ2

d = t sin (θ1 – θ2 ) /cos θ2


08
---
Pembiasan oleh
Permukaan Bola
Pembiasan oleh Permukaan Bola
 
 
09
---
Pembiasan Cahaya pada
Prisma
Pembiasan Cahaya pada Prisma

Prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh dua bidang datar.


Apabila seberkas sinar datang pada salah satu bidang
prisma yang kemudian disebut sebagai bidang pembias I,
akan dibiaskan mendekati garis normal. Sampai pada bidang
pembias II, berkas sinar tersebut akan dibiaskan menjauhi
garis normal. Pada bidang pembias I, sinar dibiaskan
mendekati garis normal, sebab sinar datang dari zat optik
kurang rapat ke zat optik lebih rapat yaitu dari udara ke kaca.
Sebaliknya pada bidang pembias II, sinar dibiaskan menjahui
garis normal, sebab sinar datang dari zat optik rapat ke zat
optik kurang rapat yaitu dari kaca ke udara. Sehingga
seberkas sinar yang melewati sebuah prisma akan mengalami
pembelokan arah dari arah semula. Marilah kita mempelajari
fenomena yang terjadi jika seberkas cahaya melewati
sebuah prisma seperti halnya terjadinya sudut deviasi dan
dispersi cahaya. 
θ1 adalah sudut datang pertama
θ2 adalah sudut bias pertama
θ3 adalah sudut datang kedua
θ4 sudut bias terakhir
β sudut pembias prisma
δ (delta) adalah sudut deviasi

yang dimaksud sudut deviasi adalah sudut yang dibentuk


oleh perpanjangan cahaya yang masuk pada prisma dengan
cahaya yang meninggalkan prisma. Pada setiap deviasi
berlaku rumus

θ2 + θ3 = β
θ1 + θ4 = δ + β

Proses pembiasan Cahaya pada Prisma, Cahaya yang datang dari udara menuju bidang pembias 1 pada
prisma cahaya dibiaskan mendekati garis normal. Selanjutnya cahaya akan sampai pada bidang pembias
kedua pada prisma maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal, sebelum pada akhirnya cahaya
keluar meninggalkan prisma.
Deviasi Minimum (δ min)
Deviasi mimimum  dicapai apabila sudut datang pertama sama dengan sudut bias akhir yaitu
θ1 = θ4
sehingga dari rumus diatas berlaku persamaan rumus deviasi minimum
θ1 = θ4 ⇒ 2θ1 = 2θ4 = δmin + β
karena θ1 = θ4 maka
θ2 + θ3 = 2θ2 = 2θ3 = β
jika indes bias prima = np dan indeks bias medium (udara) = nm berlaku rumus

jika β ≤ 10o, maka berlaku


10
---
Indeks Bias
Pengertian Indeks Bias
Setiap medium mempunyai suatu indeks bias tertentu, yang merupakan suatu ukuran seberapa besar suatu
bahan membiaskan cahaya. Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kelajuan cahaya di udara dengan
kelajuan cahaya di dalam zat tersebut. Kelajuan cahaya di udara selalu lebih besar daripada di dalam zat
lain. Oleh karena itu, indeks bias zat lain selain udara selalu lebih besar dari 1.
Ketika cahaya dari sebuah medium merambat melewati medium lain yang berbeda kerapatan optiknya,
cepat rambat cahaya akan berubah. Cepat rambat cahaya akan berkurang jika memasuki medium dengan
kerapatan tinggi. Sebaliknya, cepat rambat cahaya akan bertambah jika memasuki medium dengan
kerapatan rendah.
Perbandingan cepat rambat cahaya di ruang hampa (c) dengan cepat rambat cahaya di dalam medium
disebut indeks bias mutlak. Indeks bias mutlak suatu medium dapat dicari dengan persamaan berikut.
c
n =
v

Keterangan:
n = indeks bias mutlak medium
c = cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 × 10 8 m/s)
v = cepat rambat cahaya di dalam medium.
11
---
Intereferensi Cahaya
Interferensi Cahaya
Pengertian dari Interferensi cahaya adalah salah satu kombinasi dari dua gelombang cahaya sehingga
memiliki gangguan cahaya diamati dengan jelas dari kedua gelombang dengan frekuensi atau fase
yang padat.

Interferensi Cahaya terdapat dua hasil gangguan dengan jelas ketika kedua gelombang dapat saling
mengganggu dengan meningkat kan pengaruh dari timbal balik dari garis-garis yang diamati. Ketika
gelombang cahaya saling melemahkan maka dapat menghancurkan beberapa garis dengan peristiwa
pada gangguan cahaya yang dilakukan oleh para ilmuwan.

Maka dalam hal ini juga terdapat dua kondisi pada Interferensi Cahaya adalah sebagai berikut:

 Pada gelombang harus memiliki cahaya dengan perbedaan dari fasa yang memiliki frekuensi
secara bersamaan.
 Pada gelombang harus memiliki cahaya yang dapat di pantulkan secara bersamaan.
Percobaan tentang interferensi celah ganda pada cahaya merupakan percobaan
monumental yang dilakukan Thomas Young. Karena sejak saat itulah konsep tentang
gelombang cahaya diterima secara utuh. Sebelum percobaan Young, konsep gelombang
cahaya belum diterima oleh semua ilmuwan karena tidak ada eksperimen yang secara
langsung membuktikan sifat gelombang cahaya. Akibatnya, teori partikel cahaya yang
dirumuskan oleh Newton masih diterima sebagian orang. Kesulitan dalam melakukan
eksperimen tersebut muncul akibat panjang gelombang cahaya yang terlalu pendek dan
peralatan yang ada saat itu tidak mendukung untuk mengukur panjang gelombang cahaya
secara langsung. Skema percobaan interferensi celah ganda yang dilakukan Young
diperlihatkan pada gambar dibawah ini :
 
12
---
Difraksi Cahaya
Difraksi Cahaya
Difraksi merupakan pelenturan cahaya saat cahaya melalui celah sehingga cahaya akan
terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memiliki sifat cahaya yang baru

Difraksi Celah Tunggal:


Saat cahaya melalui celah yang sangat kecil maka dapat terjadi peristiwa terbentuknya pita
gelap dan terang yang disebut sebagai difraksi celah tunggal. Setelah cahaya melalui celah
tersebut, terbentuklah cahaya baru (dengan menganggap celah sebagai sumber cahaya baru)
yang menyebar ke segala arah.

Pada difraksi celah tunggal, pita terang akan menutup


satu orde-. Maka persamaannya menjadi:
Untuk pita terang:
Untuk pita gelap:
 
Difraksi pada kisi (Celah Banyak)
Jika sebuah cahaya monokromatis dilewatkan pada lempeng kisi atau celah banyak, maka akan terbentuk
pola difraksi berupa pola gelap dan terang pada layar. Kisi adalah susunan celah yang sejajar dan
memiliki ukuran yang sama, dan dapat dibuat dengan cara membuat goresan-goresan pada lempeng kaca
atau logam menggunakan ujung intan.
Hubungan antara banyaknya celah dengan jarak antar celah dirumuskan sebagai:

Di mana: N = konstanta kisi (garis/m)


Pada difraksi celah banyak, pola terang dan gelang sama dengan Interferensi.
Untuk pita terang:
 
Untuk pita terang: Untuk pita gelap:
 
13
---
Daya Resolusi
Daya resolusi
Tujuannya adalah mencari lokasi yang atmosfernya bebas dari polusi sehingga cahaya
bintang yang lemah sekali dapat direkam dengan telekop. Namun, dengan makin
berkembangnya industri atmsofer bumi tidak lagi bebeas polusi seperti beberapa abad
yang lalu. Atmosfer bumi sudah banyak diisi bahan polusi dari hasil aktivitas manusia
sehingga pengamatan bintang dengan teleskop yang berada di permukaan bumi

Gambar tsb adalah contoh hasil rekaman posisi binatng-


bintang dengan teleskop
Rayleigh membuat sebuah criteria, bahwa dua bayangan
dikatakan terpisah jika jaraknya lebih besar dari suatu nilai
minimum. Nilai minimum tersebut terjadi ketika puncak utama
bayangan satu bintang berimpit dengan minimum bayangan
bintang lainnya. Pada Gambar 10.63(a) puncak digraksi dua
bitang saangat berjauhan dan kedua bintang dapat dibedakan
dengan jelas
Kita akan kesulitan menyimpulkan apakah bayangan tersebut merupakan bayangan satu bitang atau
banyangan dua bintang berdekatan. Kriterial Rayleigh bersesuaian dengan kondisi
Lensa teleskop memiliki lebar celah D (diameter lensa). Bayangan dua bintang kelihatan terpisah jika sudut
yang dibentuk oleh berkas yang berasal dari dua bintang, , memenuhi D  sin  Untuk celah yang
berbentuk lingkaran, rumus yang lebih tepat agar bayangan dua bintang kelihatan terpisah memenuhi D  
1,22 sin
14
---
Interferensi Lapisan Tipis
Interferensi lapisan tipis Cahaya yang jatuh pada lapisan tipis juga dapat menimbulkan fenomena
interferensi. Berkas cahaya yang dipantulkan pada permukaan atas selaput dan permukaan bawah selaput
dapat berinterferensi. Posisi sudut interferensi instruktif dan konstruktif bergantung pada panjang
gelombang cahaya. Akibatnya, jika cahaya putih dijatuhkan pada selaput tipis maka cahaya pantul tampak
berwarna-warna
Lapisan tipis dengan ketebalan d dan memiliki indeks
bias n2 berada di dalam mediaum dengan indeks bias n1. Mediaum dengan
indeks bias n1 misalnya udara sedangkan lapisan tipis dapat berupa lapisan
sabun. Kita juga misalkan bahwa n2 > n1.
Cahaya dating dari mediam n1 menuju medium n2 dengan sudut
dating d. Misalkan fase cahaya gelombang tepat saat menyentuh bidang
batas atas dua medium adalah 0

Pada bidang batas dua medium


tersebut, sebagian cahaya mengalami pemantulan dan sebagian mengalami pembiasan.
i. Karena cahaya dipantulkan oleh medium dengan indeks bias lebih
besar maka cahaya pantul mengalami pembalikan fase sebesar .
Akibatnya, fase cahaya tepat setelah dipantulkan menjadi 0.
ii. Cahaya yang mengalami pembiasan tidak mengalami pembalikan
karena di sini cahaya dinatuplan oleh medium dengan indeks bias lebih kecil (indeks bias n1)
maka cahaay tidak mengalami pembalikan fase. Cahaya yang dipantulkan kemudian kembali
mencapai bidang batas pertama (titik B) dan mengalami pembiasan. Dan saat pembiasan tidak
terjadi pembalikan fase.
Gelombang datang sejajar normal. Kita tinjau kasus khusus di mana gelombang datang tegak
lurus permukaan selaput. Gelombang datang sejajar normal tidak bermakna bahwa arah datang
gelombang benar-benar sejajar dengan garis normal pada permukaan film, namun bisa juga
gelombang yang arahnya hampir sejajar dengan garis normal
15
---
Lapisan Anti Pantul
lapisan anti pantul adalah Fenomena interferensi cahaya oleh lapisan tipis seragam. Lapisan tipis dengan
ketebalan d dan memiliki indeks bias n2 berada di dalam medium dengan indeks bias n1 . Medium dengan
indeks bias n1 misalnya udara sedangkan lapisan tipis dapat berupa lapisan sabun. Kita juga misalkan bahwa
n2 > n1 . Cahaya datang dari medium n1 menuju medium n2 dengan sudut datang  d . Misalkan fase cahaya
gelombang tepat saat menyentuh bidang atas dua medium adalah 0 . Pada bidang batas dua medium
tersebut, sebagian cahaya mengalami pemantulan dan sebagian mengalami pembiasan.
Prinsip Pembuatan Lapisan Anti Refleksi Lapisan anti refleksi merupakan suatu lapisan tipis berupa selaput
yang berbentuk sedemikian rupa sehingga mampu mengurai pantulan-pantulan dari sinar-sinar yang datang
pada permukaan lensa. Lapisan ini merupakan penerapan teknologi tinggi pelapisan (coating)yang harus
memenuhi persyaratan fisik dan tehnis yang harus memenuhi tuntutan pelanggan/pemakai sehubungan
dengan faktor estetika, keyakinan warna lapisan dan dapat ditukarnya lapisan anti refleksi. oleh karena itu
Lapisan anti refleksi dibuat berdasarkan prinsip peniadaan interferensi gelombang cahaya yang datang pada
permukaan lensa kacamata. Menurut interferensi kedua gelombang intensitas atau amplitudo yang dihasilkan
oleh cahaya akan dinetralisir bila perbedaan garis edarnya sama dan mempunyai panjang ,
sebagai tambahan bahwa jika cahaya dipantulkan dari permukaan yang berindeks bias tinggi
dari suatu medium ke medium dengan index bias lebih rendah maka perambatan cahaya
mengalami perubahan fase 180 derajat, sebaliknya jika pemantulan dari medium yang
berindeks bias rendah ke medium berindeks bias tinggi tidak mengalami fase gelombang.
16
---
Polarisasi Cahaya
Secara alami, cahaya tidak terpolarisasi. Namun cahaya dapat dibuat terpolarisasi dengan bantuan instrumen
optik.
•POLARISASI LINIER
Hanya nilai medan listrik E yang berosilasi, arahnya tetap

Jika amplitudo pada sumbu-x nol (E0x = 0), maka hanya ada satu komponen, yaitu dalam sumbu-y (vertika

A. POLARISASI LINIER
A.2. POLARISASI PADA SUDUT 45⸰

Jika tidak ada perbedaan fasa ( ε = 0) dan pada sumbu-x nol (E0x = E0V), maka E x = E y.
A.2. POLARISASI PADA SUDUT 45⸰
Evolusi medan listrik terhadap waktu.

•POLARISASI SIRKULAR Nilai medan listrik tetap, arahnya yang berubah. Merupakan superposisi
polarisasi pada arah-x dan arah-y

Jika beda fasa ε= 90º dan E0x = E0y, maka E x / E0x = cos Θ dan E y / E0y = sin Θ, sehingga
diperoleh persamaan lingkaran/sirkular :
•POLARISASI ELIPTIK
Merupakan gabungan dari polarisasi linier dan polarisasi sirkular. Jadi nilai dan arah medan listrik berubah-
ubah.

Metode Polarisasi Cahaya


Secara garis besar, polarisasi dapat terjadi karena adanya fenomen
1) Pemantulan (Reflection)
2) Penyerapan (Absoption)
3) Pembiasan (Refraction)
4) Hamburan (Scattering)
Polarisasi Oleh Pemantulan :
Cahaya tak terpolarisasi dapat menjadi terpolarisasi karena adanya pemantulan
pada sudut polarisasi, yaitu p , yang dikenal dengan sudut Brewster’s. Ilustrasinya
disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. Ilustrasi pemantulan


Cahaya yang dipantulkan merupakan cahaya terpolarisasi dengan sudut Brewsters :
Polarisasi Oleh Serapan :
Jika cahaya tak polarisasi melewati suatu film Polaroid, maka molekul-molekul
penyusun film Polaroid akan menyerap sebagian cahaya yang melaluinya, sehingga
hanya cahaya tertentu saja yang berhasil melewatinya. Ilustrasi untuk fenomena ini
disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Ilustrasi penyerapan


Untuk Polaroid (Polariser) yang ideal, maka intensitas (irradiansi) output atau
intensitas yang keluar dari polaroid (I) sama dengan 1/2 dari intensitas yang datang/
awal (I0). Secara matematik dapat diekspresikan oleh
Polarisasi Oleh Pembiasan
Pembiasan terjadi ketika seberkas cahaya lewat dari 1 material/ bahan ke bahan
lainnya. Pada kedua permukaan bahan terjadi perubahan arah berkas cahaya.

Gambar 8. Pembiasan
Berkas cahaya yang dibiaskan mengalami beberapa derajat polarisasi dan terjadi
pada bidang tegak lurus permukaan. Cahaya yang datang pada suatu bahan (Kristal)
mengalami pembiasan dan terbagi menjadi 2 berkas cahaya.
Polarisasi Oleh Hamburan
Polarisasi cahaya terjadi secara parsial dari langit (sky). Polarisasi disebabkan
oleh hamburan molekul-molekul udara yang ada pada amosfer.

Gambar 9. Hamburan molekul udara di atmosfer


Warna biru dilangit disebabkan oleh karena adanya hamburan cahaya matahari
dari molekul-molekul atmosfer. Hamburan ini, yang dikenal sebagai hamburan
Rayleigh, yang lebih efektif terjadi pada panjang gelombang pendek. Hamburan
Rayleigh merupakan hamburan elastis dari cahaya matahari (gelombang
elektromagnetik) ketika cahaya matahari tersebut melewati partikel/ molekul yang
mana panjang gelombang cahaya lebih panjang dari pada panjang gelombang partikel
yang dilewatinya.
Thanks
1. ANAM AL BAIHAQI 2021-11-061 5. MOH BINTANG AFFANDI 2021-11-084
2. IHSAN RAIHAN TRIANGGONO 2021-11-065 6. FARHAN REFI A 2021-11-225
3. ALKAPIN RABATAHID 2021-11-069 7. TYAS LUTHFIANI 2021-11-090
4. M IRFAN ARIF 2021-11-079 8. MOCHAMAD IQBAL F 2018-11-166

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics
& images by Freepik.

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai