Anda di halaman 1dari 18

NAMA- NAMA ANGGOTA KELOMPOK 2

AHMAD MUHAJIR
DESY WULANDARI
DITTA RACHMATIKA
ISHMIDA RIMAYANTI
LISTI ARMEA
MUHAMMAD AULIA ZIKRI
RISA NUR RAHMA NINA
SRI SUCI DARMAWATI
01 Pengertian Modal Kerja

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


02 Tingkat Modal Kerja

Kebijakan Modal 03 Strategi Modal Kerja

Kerja
04 Siklus Kas

Menghitung Kebutuhan Modal


05 Kerja

06 Memonitor Modal Kerja


Pengertian modal kerja

Kenapa perusahaan mempunyai

menurut Kasmir (2012:250) yaitu :


modal kerja ?

” modal kerja merupakaan modal yang digunakaan


untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal
karena adanya ketidaksempurnaan pasar. Karena
kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan
perusahaan hidup dalam situasi ketidaksempurnaan
dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti
pasar, keputusan modal kerja menjadi penting. Trade-
kas, bank, surat-surat berharga,piutang,persediaan
off antara risiko dengan profitabilitas menjadi acuan
dan aktiva lancar ."
yang harus diperhatikan manajer keuangan dalam

yang membuat keputusan modal kerja kaitannya dengan keputusan modal kerja.
menjadi penting :

Biaya Transaksi

Ketidaksinkronan Aktivitas

Kemungkinan Kebangkrutan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktiva Lancar

Karakteristik Bisnis Ukuran Perusahaan


Sektor usaha mempunyai Perusahaan kecil cenderung
karakteristik yang berbeda mempunyai modal kerja yang
satu sama lain, termasuk lebih tinggi dibandingkan
dalam penggunaan modal. dengan perusahaan besar.

01 02

Stabilitas penjualan
Aktivitas perusahaan 03 04

Jika perusahaan meningkat Jika penjualan stabil, aktiva lancar


aktivitasnya, aktiva lancar dan cenderung semakin kecil. Namun, Jika
hutang lancar juga akan penjualan berfluktuasi, cenderung
meningkat. semakin besar.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Utang Lancar

Faktor Eksternal
Faktor Eksternal
Industri tertentu cenderung mempunyai
hutang lancar yang lebih besar. Sebagai
contoh, usaha retail menggunakan aktiva
Faktor Internal lancer yang lebih besar dibandingkan
Manajemen mempunyai pilihan apakah dengan industry manufaktur.
menggunakan hutang lancer yang tinggi
atau yang rendah. Jika fleksibilitas Faktor Internal
manajemen cukup tinggi, manajemen akan
menggunakan hutang lancer yang lebih
kecil
Strategi Modal Kerja
a. Strategi Aktiiva Lancar
1. Matching atau Hadging,
Aktiva lancer mempunyai tingkat
Aktiva jangka panjang dan lancer yang permanen
keuntungan yang lebih kecil dibandingkan
dibiayai oleh utang jangka panjang, sedangkan aktiva
dengan aktiva tetap. Jika perusahaan
lancer dibiayai oleh jangka pendek.
mempunyai aktiva lancer yang tinggi, maka
2. Agresif,
perusahaan bisa mengurangi resiko, tetapi
Penggunaan utang jangka pendek lebih besar
konsekuensinya perusahaan akan memperoleh
diharapkan bisa meningkatkan keuntungan karena
profitabilitas yang lebih rendah juga.
perusahaan membayar bunga yang lebih kecil, dan
konsekuensinya risiko juga akan lebih tinggi.
b. Strategi pendanaan
3. Konservaif
Ada 3 pendekatan dalam pendanaan jangka pendek,
Aktiva lancer dibiayai oleh utang jangka panjang,
Matching strategi itu mempunyai risiko yang lebih kecil, tetapi
profitabilitasnya juga kecil karena perusahaan harus
Agresif
membayar bunga yang besar.
Konservaif
 
Siklus Kas ( Cash Conversion Cycle )

Pengertian
Siklus Kas merupakan sebuah metric yang
menghitung kemampuan perusahaan untuk Rumus
mengubah kas yang mereka miliki menjadi
barang/inventory untuk dijual atau diubah menjadi
Periode
Periode
kas kembali. Perhitungan Siklus Kas meliputi Siklus Periode Pembayaran Utang
= Pengumpulan + -
Kas Persediaan dan Rekening
berapa lama waktu yang diperlukan untuk menjual Piutang
Aktual
inventory perusahaan, berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menagih hutang dan berapa
lama waktu yang dimiliki perusahaan untuk
membayar hutangngnya.
Contoh Menggunakan Neraca Untuk
Menghitung Siklus Kas

Aktiva Pasiva

Kas 10,000 Utang Dagang 10,000

Piutang 75,000 Utang Gajih 10,000

Persediaan 100,000 Utang Pajak 10,000

Menghitung perputaran sebagai berikut, * Jika penjualan 500.000, HPP 80% dari penjualan

Perputaran piutang = penjualan/piutang = 500.000/75.000 = 6,7x

Perputaran persediaan = HPP/Persediaan = 400.000/100.000 = 4x

Perputaran utang dagang = HPP/Utang dagang = 400.000/10.000 = 40x

Perputaran utang gaji = HPP/Utang gaji = 400.000/10.000 = 40x

Perputaran utag pajak = HPP/Utang pajak = 400.000/10.000 = 40x


Periode pengumpulan piutang = 360/6,7 = 54 hari
Periode Siklus Bisa Dihitung
Periode persediaan = 360/4 = 90 hari

Periode utang dagang = 360/40 = 9 hari

Periode utang gaji = 360/40 = 9 hari

Periode utang pajak = 360/40 = 9 hari

Setelah periode tertanamnya kas untuk setiap


asset/utang bias dihitung,langkah berikutnya adalah
menghitung siklus kas sebagai berikut ini,

Siklus kas = 54 hari + 90 hari – [ 9 hari + 9 hari + 9 hari]

= 117 hari
•Menghitung Modal Kerja Dengan Metode Perputaran Aset
Metode ini mengasumsikan perputaran sel yang konstan. Misalkan suatu
perusahaan mempunyai neraca dan laporan laba rugi sebagai berikut.

Neraca Keuangan PT XYZ Laporan Laba-Rugi PT XYZ,


Per 31 Desember 200X Per 31 Desember 200X
Aktiva Pasiva   Penjualan   15,000
  Harga Pokok Penjualan  
Kas 200 Utang Dagang 100
  (di luar depresiasi) 2,000  
  Biaya Operasional Tunai 3,500  
Piutang 300 Utang Wesel 300
  Depresiasi 500  

Persediaan 500 Obligasi 1,100   Bunga 1,500  


  Total 7,500  
Aktiva Tetap 2,500 Modal Saham 1,500   Laba Operasional 7,500
  Pajak (40%) 3,000
Akumulasi penyusutan (500)     Laba Bersih Setelah Pajak   4,500
Berapa modal kerja bersih yang dibutuhkan pada periode mendatang jika penjualan periode mendatang
diperkirakan Rp20.000,00? Pertama kita perlu menghitung tingkat perputaran masing-masing
komponen modal kerja. Perputaran masing-masing komponen modal kerja adalah sebagai berikut.

Perputaran Kas = Penjualan / Kas =15.000/200 =75x


Perputaran Piutang = Penjualan / Piutang =15.000/300 =50x
Perputaran Persediaan = Penjualan / Persediaan =15.000/500 =30x
Perputaran Utang Dagang = Penjualan / Utang Dagang =15.000/100 =150x
Perputaran Utang Wesel = Penjualan / Utang Gaji =15.000/300 =50x
Untuk periode mendatang, dengan mengasumsikan perputaran aset yang sama terhadap setiap
komponen modal kerja, maka jumlah setiap komponen modal kerja bisa dihitung sebagai berikut
ini.

Kas = Penjualan / Perputaran Kas =20.000/75 =267


Piutang Dagang = Penjualan / Perputaran Piutang Dagang =20.000/50 =400
Persediaan = Penjualan / Perputaran Persediaan =20.000/30 =667
Utang Dagang = Penjualan / Perputaran Utang Dagang =20.000/150 =133
Utang Wesel = Penjualan / Perputaran Utang Wesel =20.000/50 =400

Modal kerja bersih yang dibutuhkan adalah:


267 + 400 + 667 –(133+400) = 801
Dengan demikian modal kerja bersih yang dibutuhkan adalah
Rp801,00.
• Metode Keterikatan Dana
Metode keterikatan dana menghitung seberapa lama dan seberapa besar dana “terikat”. Besarnya dana
yang “terikat” tersebut merupakan kebutuhan modal kerja. besarnya modal kerja tergantung dari dua hal
yaitu:
1. periode terikatnya dana
2. Rata-rata pengeluaran kas setiap harinya.
misalkan perusahaan memproduksi barang dagangan dengan menggunakan bahan mentah X dan Y.
untuk bahan mentah X, karena produk pesanan khusus, perusahaan harus memberi uang muka 2 hari
sebelum menerima bahan tersebut. Sebaliknya, untuk bahan mentah Y, perusahaan bisa membeli dengan
kredit (utang dagang) dan dilunasi 4 hari sesudah perusahaan menerima barang. Proses produksi memakan
waktu 5 hari titik periode rata-rata persediaan adalah 5 hari titik periode rata-rata piutang adalah 5 hari.
Jumlah kas yang dibayarkan setiap harinya adalah sebagai berikut ini.

Bahan mentah X = Rp10.000,00


Bahan Mentah Y = Rp5.000,00
Tenaga Kerja = Rp10.000,00
 
Biaya administrasi dan biaya tetap lainnya adalah Rp100.000,00 per bulan. Dengan informasi tersebut
Bagaimana menghitung kebutuhan modal kerja dengan menggunakan metode keterikatan dana?
Siklus bahan mentah X bisa digambarkan sebagai berikut ini.

Uang muka Produksi Persediaan Piutang


 

1 2 13 24 35 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

  Kas Keluar Kas Masuk

Siklus tersebut menunjukkan waktu yang dibutuhkan dari kas keluar sampai kas masuk lagi adalah 17 hari.
Siklus bahan mentah Y bisa digambarkan sebagai berikut ini.

Produksi Persediaan Piutang

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Kas Keluar Kas Masuk


Siklus tersebut menunjukkan bahwa untuk Y, periode terikatnya dana adalah 11 hari.
Untuk tenaga kerja, periode terikatnya dana adalah 15 hari, seperti terlihat berikut
ini.

1 2 13 24 35 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Kas Keluar Kas Masuk


Jumlah dana yang terikat untuk ketiga komponen tersebut bisa dihitung sebagai
berikut.
Bahan mentah X = 17 x 10.000 = 170.000
Bahan Mentah Y = 11 x 5.000 = 55.000
Tenaga Kerja = 15 x 10.000 = 150.000
Alokasi Biaya Tetap = 15 x 4.000 = 60.000
Total kebutuhan Modal Kerja = 435.000
Biaya tetap administrasi bisa dialokasikan dengan perhitungan sebagai berikut ini.
misalkan jumlah produksi dalam satu bulan dihitung 25 hari. Dengan demikian dalam
waktu seharinya, alokasi untuk biaya administrasi adalah Rp Rp4.000,00
(Rp100.000/25). Modal kerja yang dibutuhkan adalah Rp435.000,00. Misalkan
perusahaan menetapkan jumlah saldo kas minimal adalah Rp200.000,00 per hari
(untuk berjaga-jaga). Total kebutuhan modal kerja dengan memasukkan saldo kas
minimal bisa dihitung sebagai berikut ini.

Total kebutuhan modal kerja


(memasukkan saldo kas minimal) = Rp435.000,00 + Rp200.000,00
= Rp635.000,00
Memonitor Modal Kerja

manajer keuangan perlu memonitor kondisi modal kerja perusahaan secara


terus menerus. Karena jika kondisi modal kerja memburuk menandakan
perusahaan mengalami kesulitan likuiditas. Beberapa indikator yang bisa
dipakai untuk memonitor kondisi modal kerja perusahaan adalah :

1. Periode pelunasan piutang yang semakin melambat


2. Aliran kas masuk harian
3. Persediaan yang semakin menumpuk
4. Rasio lancar yang semakin kecil Setelah permasalahan modal kerja terdeteksi, manajer keuangan
bisa melakukan beberapa langkah seperti berikut :

1. Mengendalikan tingkat persediaan


2. Mengendalikan investasi pada piutang
3. Mengurangi atau mengendalikan aliran kas keluar yang
rendah prioritasnya.
Memonitor Modal Kerja

Untuk meningkatkan fleksibilitas perusahaan, dan menangani


permasalahan likuiditas yang mungkin muncul secara mendadak, maka
manajer keuangan bisa melakukan beberapa hal, seperti :

1. Membuka perjanjian khusus dengan bank


2. Membuka pinjaman line of credit dengan pihak bank
3. Manejer keuangan membuka akses ke pasar
4. Memegang surat berharga jangka pendek yang likuid
5. Menjual piutang (facroting)
Altermatif di atas bisa saja ditambah, yang penting adalah manajer
keuangan mempunyai kemampuan menyesuaikan diri terhadap
kebutuhan likuditas yang mendadak , mempunyai cadangan kas
yang cukup jika kebutuhan tersebut muncul. Kebutuhan tersebut
sering disebut sebagai protective liquidity (likuiditas berjaga-jaga).

Anda mungkin juga menyukai