Anda di halaman 1dari 25

PERSPEKTIF HALAL FASHION

MENURUT LEMBAGA PEMBINA


PRODUK HALAL

FGD Penyusunan Roadmap


Branding Produk Halal Kemenperin
JUMAT, 23 OKTOBER 2020

MASTUKI HS
Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal
BPJPH Kemenag RI
Mengkonsumsi atau menggunakan barang halal adalah perintah agama, sekaligus
kebutuhan dasar untuk menjaga kelangsungan hidup manusia (ad-dharuriyat al-khamsah:
hifd al-nafs, hifd al-nasl)
 ‫ان‬
ِ ‫ط‬َ ‫ت ال َّش ْي‬ ِ ‫ َواَل تَتَّبِعُوا ُخطُ َوا‬ ‫طيِّبًا‬ َ ‫ َحاَل اًل‬ ‫ض‬ ِ ْ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ُكلُوا ِم َّما فِي اَأْلر‬ 
 ,‫(سورة البقرة‬ ‫ين‬ ٌ ِ‫ِإنَّهُ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُّمب‬168)  
َ ‫ت هَّللا ِ ِإن ُكنتُ ْم ِإيَّاهُ تَ ْعبُ ُد‬
  ,‫(سورة النحل‬ ‫ون‬ َ ‫ َوا ْش ُكرُوا نِ ْع َم‬ ‫ َحاَل اًل طَيِّبًا‬ ُ ‫فَ ُكلُوا ِم َّما َر َزقَ ُك ُم هَّللا‬114)

HALAL ‫َحاَل اًل‬ THAYYIB ‫طَيِّبًا‬


Sesuatu yang Baik, suci, bermutu, aman
dibolehkan berdasarkan  digunakan,
ketentuan syariat Islam bersih/higienis,
mengandung nutrisi,
bergizi, dan menyehatkan
HALAL LEBIH DARI SEKADAR MUTU.
Karena itu, tidak heran kalau non-muslim di dunia
pun menganggap produk halal dan thayyib
merupakan jaminan mutu. Berbeda dengan sistem HALAL IS
mutu lain, halal tidak mengenal ambang batas PREMIUM
tertentu. QUALITY
(HEALTHY-
Kalau pada keamanan pangan masih dimungkinkan SAFETY-
adanya bahan berbahaya, cemaran mikroba asal di BLESSINGS)
bawah ambang batas tertentu, pada konsep halal
tidak dibolehkan masuknya bahan haram pada
level berapa pun. Pilihannya hanyalah halal atau
haram.

Kalau status kehalalannya tidak/belum jelas (samar-


samar, syubhat)ٌ harus diperjelas melalui sertifikasi
‫ِإ َّن ْال َحالَ َل بَي ٌِّن َوِإ َّن ْال َح َرا َم بَي ٌِّن َوبَ ْينَهُ َما ُأ ُم ْو ٌر ُم ْشتَبِهَات‬
halal oleh lembaga kompeten dan berwenang. 
Pada dasarnya semua yang ada di muka bumi hukumnya HALAL, kecuali ada dalil yang
mengharamkan.
‫“ هو الذي خلقكم ما في األرض جميعا‬Dialah yang telah menjadikan segala sesuatu yang ada
di bumi ini untuk kamu… [QS. Al Baqarah:29]

Bahan yang haram dalam Islam tidaklah banyak dibandingkan bahan yang halal. Namun
perkembangan ilmu dan teknologi dalam pengolahan telah membuat produk industri makanan,
minuman, obat-obatan, dan kosmetik menjadi syubhat (berpeluang menjadi haram).

Sumber keharaman bisa dari bahan baku, bahan tambahan, atau bahan pembantu.
‫لَ َيْأ ِتنَي َّ عَىَل النَّ ِاس َز َم ٌان اَل ي ُ َبايِل الْ َم ْر ُء ِب َما َأخ ََذ الْ َما َل َأ ِم ْن َحاَل ٍل َأ ْم ِم ْن َح َرا ٍم‬ 
Halal itu pandangan hidup, cara
“Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi
hidup, sikap hidup, dan
peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang
pegangan hidup
halal ataukah dengan cara yang haram“. [HR Bukhari].

HALAL
PEMANFA
ATANNYA
HALAL HALAL
WUJUD/ PENYIM-
ZATNYA PANANNYA
HALAL
CARA
PEMBUAT
HALAL ANNYA
CARA HALAL
PENYAJIA
MEMPERO
NNYA
-LEHNYA
KONSEP HALAL DARI HULU KE HILIR
TRACEABILITY

Pengemasan

Fork
Farm Penjualan/
Alam, Kebun, Proses Produksi
(Penyimpanan/ Penyajian
Pertanian,
Perkebunan, Raw Material pengolahan)
Laut/Perikanan, (Bahan Baku
Hewani/ Nabati)
Penyembelihan
Hewan

Konsumen

Distribusi
(pengangkutan/ pengapalan/
pergudangan/logistik)

HALAL VALUE CHAIN


Bahan yang digunakan dalam PPH
(Proses Produk Halal) terdiri atas:
1. bahan baku,
2. bahan olahan,
3. bahan tambahan, dan
4. bahan penolong.

Bahan dimaksud berasal dari:


1. hewan;
2. tumbuhan;
3. mikroba; atau
4. bahan yang dihasilkan melalui proses kimiawi,
5. proses biologi, atau proses rekayasa genetik.

UU 33 tahun 2014
Pasal 17-20
PROSES PRODUK HALAL

Lokasi, tempat, dan alat PPH wajib dipisahkan


dengan lokasi, tempat, dan alat penyembelihan,
pengolahan, penyimpanan, pengemasan,
pendistribusian, penjualan, dan penyajian produk
tidak halal.

Lokasi, tempat, dan alat PPH wajib:


1. dijaga kebersihan dan higienitasnya;
2. bebas dari najis; dan
3. bebas dari Bahan tidak halal.

UU 33 tahun 2014
Pasal 21
Roadmap Pengembangan
Jaminan Produk Halal
RENSTRA PENGEMBANGAN JAMINAN PRODUK HALAL

01 02 03 04 05
KERJASAMA ANTAR
PENATAAN SISTEM INFORMASI, PEMBINAAN LEMBAGA DAN MENDUKUNG
KELEMBAGAAN BPJPH LAYANAN SERTIFIKASI PENGAWASAN HALAL, KERJASAMA PENGEMBANGAN
SEBAGAI HALAL, DAN DAN SINERGI ANTAR INTERNASIONAL INDUSTRI HALAL
BADAN LAYANAN INTEGRASI DATA STAKEHOLDERS HALAL DALAM JPH NASIONAL
UMUM
Pasal 4 UU 33/2014 tentang JPH menyebutkan:
“Produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah
Indonesia wajib bersertifikat halal “

P
R • MASUK WAJIB
O BERSERTIFIKAT
• BEREDAR
D
U • DIPERDAGANGKAN
HALAL
K

13
ERA BARU JPH DAN SERTIFIKASI HALAL INDONESIA
KOMPONEN DARI/SEMULA KE/MENJADI
SIFAT Voluntary/Sukarela Mandatory/Wajib
PENYELENGGARA Swasta, Ormas (MUI, LPPOM-MUI) Negara, BPJPH
PIHAK YANG TERLIBAT Tunggal (MUI) Multi aktor (multi-stakeholders) : K/L/Instansi/lembaga, dll
URUSAN Individu/fardi Kolektif/jama’i
JENIS PRODUK Makanan, minuman, obat, Barang : makanan, minuman,obat, kosmetik, Produk kimiawi,
kosmetik, jasa secara terbatas produk biologi, produk rekayasa genetic, barang gunaan
Jasa : penyembelihan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan,
pendistribusian, penjualan, dan penyajian

PELAKU USAHA Pelaku usaha yang mau dan Semua jenis usaha dan pelaku usaha yang wajib bersertifikat
membutuhkan sertifikasi halal halal (besar, menengah, kecil, mikro)

SKALA Lokal, nasional, internasional Lokal, nasional, internasional (halal global)


LINGKUP KERJASAMA People to people, business to Government to Government (G to G); MRA (Mutual Recognition
INTERNASIONAL business and Agreement)
PENGAWASAN DAN - BPJPH dan Kementerian/lembaga terkait; Pengawas JPH;
PEMBINAAN partisipasi masyarakat

PROFESI Auditor Halal Auditor halal, penyelia halal, pengawas halal, manajer halal, chef
halal, pendamping halal
Perkembangan Regulasi Jaminan Produk Halal

UU No 33 Tahun 2014 PP No 31 Tahun 2019 PMA No 26 Tahun 2019 KMA No 982 Tahun 2019 KMA No 464 Tahun 2020
Tentang Peraturan Pelaksanaan Penyelenggaraan Jaminan Tentang Tentang
Jaminan Produk Halal UU No 33 tahun 2014 Produk Halal Diskresi Layanan Serti- Jenis Produk yang Wajib
Tentang Jaminan Produk fikat Halal kepada LPH/ Bersertifikat Halal
Halal LPPOM MUI, khusus
tentang tarif layanan
PRODUK REGULASI

UU No. 33 TAHUN 2014


JPH

PMA NO. 26 TAHUN 2019 KMA 464/2020

KMA 982/2019
PP 31 TAHUN 2019
Makanan
Minuman

Obat
Kosmetik BARANG
Produk kimiawi
Produk biologi
Produk rekayasa genetik

Barang gunaan yang


dipakai, digunakan, atau
dimanfaatkan oleh
masyarakat PRODUK
1. Penyembelihan
2. Pengolahan
3. Penyimpanan
4.
5.
Pengemasan
Pendistribusian
JASA
6. Penjualan
7. Penyajian
makanan

ditetapkan masing-masing jenisnya oleh


minuman Menteri setelah berkoordinasi dengan
kementerian terkait, lembaga terkait, dan
MUI.

obat

kosmetik
• hanya bagi barang yang berasal dari dan/atau mengandung
unsur hewan.
BARANG • Barang gunaan yang dipakai terdiri atas:
produk a. sandang;
b. penutup kepala; dan
kimiawi c. aksesoris.
hanya yang
terkait dengan • Barang gunaan yang digunakan terdiri atas:
makanan, a. perbekalan kesehatan rumah tangga;
produk biologi minuman, obat, b. peralatan rumah tangga;
atau kosmetik. c. perlengkapan peribadatan bagi umat Islam;
d. kemasan makanan dan minuman; dan
produk rekayasa genetik e. alat tulis dan perlengkapan kantor.
• Barang gunaan yang dimanfaatkan yakni alat kesehatan.
• Barang gunaan sebagaimana dimaksud di atas dapat
ditambahkan jenisnya oleh Menteri setelah berkoordinasi
barang gunaan yang dipakai,
dengan kementerian terkait, lembaga terkait, dan MUI.
digunakan, atau dimanfaatkan
PENGEMASAN

PENDISTRIBUSI
PENYIMPANAN
AN

PENGOLAHAN PENJUALAN

PENYEMBELIH
AN JASA PENYAJIAN

*)HANYA YANG TERKAIT DENGAN MAKANAN, MINUMAN,


OBAT, ATAU KOSMETIK
Penahapan Produk Wajib Bersertifikat Halal

produk makanan dan 01


minuman;

produk yang kewajiban kehalalannya


02 sudah ditetapkan dalam peraturan Mulai
perundang-undangan;
17 Oktober 2019
produk sudah bersertifikat halal
sebelum UU Nomor 33 Tahun 2014 03 Sampai Dengan
berlaku; 17 Oktober 2024
produk jasa yang terkait dengan
04 produk makanan, minuman, obat,
dan kosmetik
Obat (obat tradisional dan suplemen Kesehatan, obat
bebas dan obat bebas terbatas, obat keras dikecualikan
psikotropika)
01

Kosmetik
02
Mulai
17 Oktober 2021 dengan PRODUK SELAIN
Produk kimiawi grace period/ masa tenggang 5 MAKANAN DAN
Produk biologi 03 MINUMAN
Produk rekayasa genetik tahun, 10 tahun, dan 15 tahun

Barang gunaan (yang dipakai,


04 digunakan, atau dimanfaatkan oleh
masyarakat)
Produk Belum
Bersertifikat Halal Pada Penahapan tidak
17 Oktober 2019 berlaku, bagi:

Tetap dapat masuk, beredar, dan Produk hewan yang kewajiban kehalalannya
diperdagangkan di wilayah Indonesia selama sudah ditetapkan dalam peraturan
memiliki izin edar, izin usaha perdagangan, perundang-undangan.
dan/atau izin impor

sesuai peraturan perundang-undangan tentang Produk sudah bersertifikat halal sebelum


penahapan jenis produk yang wajib Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 berlaku
bersertifikat halal
CONTOH KODING JENIS PRODUK
“BARANG GUNAAN” YANG WAJIB
BERSERTIFIKAT HALAL
(KMA 464/2020)
BRANDING HALAL:
Manusia itu fitrah/suci, memilih produk yang
STRATEGI DAN URGENSI diperbolehkan oleh Allah s.w.t (halal). Produsen
memastikan produk yang dijual bersih, bebas dari
bahan yang dilarang (haram); sumber daya dan saluran
distribusinya halal. Konsep kesucian ini penting karena
memberikan jaminan kepada konsumen muslim bahwa
produk yang mereka gunakan tidak diragukan (syubhah

Konsep kegembiraan (excitement) mengacu pada penilaian


kualitas atau keunggulan produk yang akan mempengaruhi
loyalitas konsumen terhadap merek

Memastikan keamanan (safety) konsumen dalam konsumsi produk (dari


bahaya, cedera dan kerusakan akibat konsumsi produk dari merek
tertentu). Mematuhi hukum syariah dan penilaian yang baik. Bahan yang
dipilih tidak mengandung bahan kimia berbahaya atau dapat
menyebabkan kerugian bagi konsumen. Dimensi ini juga menentukan
loyalitas konsumen.)

Kecanggihan (sophistication) mengacu pada proses/perubahan hasil dari


yang sederhana atau alami ke keduniawian yang terinformasi dengan baik
atau berbudaya. Memberikan kesesuaian antara pelaku bisnis dan konsumen
dalam hal gaya, pilihan warna dan desain pakaian asalkan sesuai dengan
syariat Islam.

Kebenaran (righteousness) sebagai kebajikan atau moralitas; berperan penting


dalam memberikan kenyamanan kepada konsumen fashion yang bersahaja karena
telah memilih merek dan produk yang tepat. Umat Islam mengaitkan konsep
kebenaran dengan ketundukan, penyerahan dan ketaatan pada Allah SWT.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai