01 02 03
Proses Cara
Pengolahan Zatnya
Mendapatkannya
Kaidah Ushulul Fiqh menurut Imam Syafii
“Hukum asal segala sesuatu adalah boeh sampai ada dalil
yang menunjukan keharamamnya”
1. Proses Pengolahan
“Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi,
dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah.
Tetapi barangsiapa terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan
tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang.” (Q.S> Al Baqoroh 173)
2. Zatnya
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, ü Bangkai
daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih ü Darah
bukan atas (nama) Allah: yang tercekik, yang dipukul, ü Daging babi
yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam
ü (daging) hewan yang disembelih
binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih.
bukan atasn nama Alloh
Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk
berhala. Dan (diharamkan pula) mengundi nasib ü yang tercekik
dengan anak panah, (karena) itu suatu perbuatan ü yang terpukul
fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa ü yang jatuh
untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah
ü yang ditanduk
kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-
Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu ü yang diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kambu sembelih
untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu,
dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi ü yang disembelih untuk berhala
barang siapa terpaksa karena lapar, bukan karena ü mengundi nasib dengan azlam (anak
ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha panah)
Pengampun, Maha Penyayang.
3. Cara Mendapatkannya
“Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai
rezeki yang dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya.” ( Q.S. Al Maidah 88 )
Konsep Halalan-Thoyyiban
Halal Thoyyiban
• Dibolehkan menurut • Baik dan Bersih
Syariah Islam.
• Berkhasiat
• Bahannya halal dan suci
• Bermanfaat
• Tidak terbuat dari bahan Haram
• Aman
dan Najis.
• Berkualitas
• Tidak terkontaminasi bahan
• Sesuai Persyaratan
Haram dan Najis
• Terdaftar di Regulator (Badan
• Tidak membahayakan
POM RI)
kesehatan dan jiwa.
Produk Halal Menurut Syariat
01 02 03
Halal semua bahannya Halal cara • Halal dalam memprosesnya
memperolehnya (termasuk penyembelihan)
04 05 06 07
Halal dalam Halal dalam Halal dalam Halal dalam
pengemasannya pengangkutannya penyimpanannya penyajiannya
Kewajiban Bersertifikat Halal
Makanan, Minuman
Obat, Kosmetik
Produk
Barang
Wajib Produk kimiawi, produk biologi,
Sertifikat produk rekayasa genetik
Halal
Barang gunaan yang dipakai, digunakan, atau
dimanfaatkan oleh masyarakat bagi barang
yang berasal dari dan/atau
mengandung unsur hewan
Jasa, penyembelihan, pengolahan, penyimpanan,
pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan
penyajian hanya yang terkait dengan
makanan, minuman, obat, atau
Jasa
kosmetik.
15
Peta Jalan Aturan Jaminan
Produk Halal
1988 2000 -
1989 1994
2001
Isu lemak babi Produk MSG
MUI Sertifikasi
hasil riset Dr. Ir. mengganti
mendirikan Halal
Susanto Univ Polipepton Sapi
LPPOM MUI Makanan
Brawijaya dengan Bactosytone
6 Januari dimulai porcine. Terjadi
kegaduhan.
Penjaminan kehalalan produk adalah suatu kegiatan atau upaya yang secara sadar
untuk tetap mengikuti semua persyaratan, aturan dan kegiatan produksi serta
pengawasannya agar secara konsisten mempertahankan kehalalan semua produk
yang dihasilkan industri halal.
Penjaminan kehalalan dapat dilakukan oleh industri halal dengan cara:
v Selalu menggunakan bahan-bahan yang halal.
v Selalu menggunakan sistem produksi, fasilitas, sumber daya dan peralatan khusus
untuk produk halal (dedicated for halal only)Selalu mengikuti semua aturan
produksi halal yang sejalan dengan GMP.
v Selalu disiplin dalam menjalankan Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH)
Kewajiban Bersertifikat Halal
• Produk yang masuk, beredar dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat
halal (UUJPH Pasal 4).
• Pasal 4 ini mengubah praktik penyelenggaraan proses sertifikasi halal yang bersi fat
s u k a r e l a ( v o l u n t a r y ) yang d i l a k u k a n oleh MUI m e n j a d i w a j i b (mandatory) yang
dilaksanakan oleh BPJPH.
• Kewajiban bersertifikat Halal bagi Produk yang beredar dan diperdagangkan di wilayah
Indonesia mulai berlaku 5 tahun terhitung sejak UU diundangkan, yaitu 17 Oktober 2019
(UUJPH pasal 67 ayat 1).
• Kewajiban bersertifikat halal bagi produk dilakukan secara bertahap dimulai dari Produk
makanan dan minuman dan selanjutnya Produk lain (akan diatur PMA setelah
berkoordinasi dengan K/L terkait).
• Produk yang belum bersertifikat halal pada 17 Oktober 2019 diatur lebih lanjut dengan PMA
dan KMA setelah koordinasi dengan K/L terkait.
Akibat kurangnya pemahaman dari sisi syariah tentang
perintah terkait halal dan haram, akibat yang ditimbulkan
dan manfaat yang akan di dapat jika mentaatinya --->
mengakibatkan kurang kesadaran dalam mengkonsumsi
pangan (makanan dan minuman).
Urgensi Halal :
Sebagian besar muslim Indonesia belum
menyadari bahwa mereka dikelilingi oleh
produk yang dan
PP 39 Pasal 144/2021
Bahan
Terminologi Titik Kritis Kehalalan
• Suatu tahapan produksi dimana ada kemungkinan suatu produk menjadi haram.
• Produk Halal Makanan, minuman, obat, kosmetik, dll yang tersusun dari unsur yang halal,
dan telah melalui proses produksi produk halal yang telah dinyatakan halal sesuai dengan
syariah.
• Sistem Jaminan Halal (SJH)Suatu pengelolaan terpadu terhadap bahan, proses, produk,
sumberdaya manusia, dan prosedur untuk menghasilkan produk halal dan menjamin
kehalalannya secara konsisten dan berkelanjutan.
Prinsip Kajian Titik Kehalalan
1. Bahan haram atau najis tidak boleh digunakan atau masuk kedalam rangkaian proses
produksi halal,
2. Jika tidak ada bahan haram atau najis yang digunakan, masuk atau mengkontaminasi pada
salah satu tahapan proses produksi, maka produknya dapat dinyatakan produk halal. Dan
sebaliknya,
3. Jika ada bahan haram atau najis yang digunakan, masuk atau mengkontaminasi pada
salah satu rangkaian proses produksinya maka produknya dapat dikategorikan sebagai
produk haram.
• Ushul Fiqh: Idzaa ijtima al-halal wa al-haram ghuliba al-haram (Jika bercampur yang halal
dengan yang haram, maka dihukumi haram).
Bahan Untuk
Membuat Produk
Pangan
............
........
Sumber bahan : Manusia
Tumbuhan Mineral
Sintetik Mikroba
Hewan
Kimia
(Pasal 1. UU No 33 (2014)
tentang Jaminan Produk Halal)
Bahan Terkonsumsi dan Terpakai dalam Kehidupan Muslim dan
Produk Bisnis Global dengan Persyaratan Halal
Obat dan
BABI suplemen BINATANG
Alat alat Sabun, BUAS
kemasan Shampo,
dan Odol, Sikat
transportas Gigi,
ALKOHOL i logistik Kosmetik
HEWAN
Halal: TERNAK YANG
Bahan DISEMBELIH
BINATANG
MENJIJIKKAN Makanan, TIDAK SECARA
Pakaian
Minuman SYARIAH
Alat alat
masak
DARAH atau BANGKAI
produksi
Bahan Haram Asal Babi Tersembunyi dalam Industri Makanan, Minuman,
Obat, Pakaian, Kosmetik dan Lainnya
Cream Mentega Kuas Sabun Sampho Jus Lilin
Whipped Chees / dapur
Pupuke Buah
Cream Bulu Asam Lemak Gelatine
ButterGelatine Asam Lemak
Ice Roti
Cream Bulu
Gelatine Lemak
Kertas Lemak
Tas Protein Obat
Sapatu Kulit
Bulu
Pakaian Lemak Tablet/Kapsul
Asam Lemak Gelatine
Tulang Suplemen
Pelembab Lemak
Crayon Kolagen Gelatine Tissue Tissue Cat
Enzym Asam Lemak
Mask usus
Muka Gliserin
Darah Pankreas Penumbuhan
Tulang Binder Heparin stemcell Bubuk
Odol Pembersih
Hemoglobin Insulin
Kalsium Sumbat Obat
Filter Rokok
Yoghurt Anti
penggumpalan
darah
Produk
Halal
Produk
Produk Halal
Barang dan/atau jasa yang terkait
dengan makanan, minuman, obat, Produk yang telah
kosmetik, produk kimiawi, produk dinyatakan halal sesuai
biologi, produk rekayasa genetik, dengan syariat Islam.
s e r t a b a ra n g g u n a a n yg d i p a ka i ,
digunakan, atau dimanfaatkan oleh
masyarakat.
Proses Produk
Sertifikat Halal
Halal (PPH)
Pengakuan kehalalan suatu
Ra n g k a i a n k e g i a t a n u n t u k Produk yang dikeluarkan
menjamin kehalalan produk
mencakup penyediaan bahan,
oleh BPJPH berdasarkan
p e n g o l a h a n , p e ny i m p a n a n , fatwa halal tertulis yang
pengemasan, pendistribusian, dikeluarkan oleh MUI.
penjualan, dan penyajian produk.
Kriteria Produk Halal
• Produk pada restoran/katering : semua menu yang disajikan, baik dibuat sendiri oleh
perusahaan maupun menu titipan/ rekanan, menu musiman dan menu ekstra.
Produk halal diproduksi dari:
01 02 03
Bahan halal Diproses dengan cara Menggunakan peralatan
sesuai syariat Islam
04 05 06 07
Fasilitas produksi Sistem pengemasan Penyimpanan Distribusi yang tidak
terkontaminasi dengan
bahan tidak halal
Produk yang disertifikasi halal :
a. Nama produk yang mengandung nama minuman keras, contoh rootbeer, es krim rasa rhum
raisin, bir 0% alkohol;
b. Nama produk yang mengandung nama babi dan anjing serta turunannya, seperti babi
panggang, babi goreng, beef bacon, hamburger, hotdog;
c. Nama produk yang mengandung nama setan seperti rawon setan, es pocong, mi ayam
kuntilanak;
d. Nama produk yang mengarah kepada hal-hal yang menimbulkan kekufuran dan kebatilan;
misalnya : coklat valentine, biskuit natal, mie gong xi fai chai
Contoh Produk
Produk melakukan sertifikasi halal produk dengan bentuk:
Produk wajib menghasilkan produk atau bahan yang aman untuk dikonsumsi.
Pengemasan
Kemasan Berdasarkan Struktur Isi
Ø Kemasan Primer
Bahan kemas yang langsung mewadahi produk (misalnya kaleng susu,botol
minuman, dll).
Ø Kemasan Sekunder
Kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasanlainnya, seperti
kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan
yang dibungkus dan sebagainya.
ØKemasan Tersier dan Kuarter
Kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi.
Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan
Kemasan Berdasarkan Frekuensi
Pemakaiannya
Ø Kemasan Sekali Pakai (Disposable)
Kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik,
bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.
Ø Kemasan Dipakai Berulang Kali (Multi Trip)
Kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi
pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol
minuman dan botol kecap.
Ø Kemasan yang Tidak Dibuang (Semi Disposable)
Kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai.
Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.
Bahan Kemasan
46
Contoh Kemasan Plastik Halal
Contoh bentuk kemasan yang tidak boleh
Peraturan dalam Hal Kemasan
Ø Wajib menggunakan bahan pengemas yang tidak terbuat atau mengandung
bahan yang tidak halal;
Ø Wajib mengemas produk halal sesuai dengan isinya
Ø Wajib mengemas produk karkas dengan menggunakan kemasan yang bersih,
sehat, tidak berbau, tidak mempengaruhi kualitas dan keamanan daging;
Ø Wajib mendesain kemasan, tanda, simbol, logo, nama, dan gambar yang tidak
menyesatkan dan/atau melanggar prinsip syariat Islam;
Ø Wajib mencantumkan label halal pada produk yang telah mendapat
sertifikat halal pada:
a. Kemasan produk;
Ø Pencantuman Label Halal mudah dilihat dan dibaca, serta tidak mudah dihapus, dilepas, dan
dirusak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ø Pencantuman Label Halal mudah dilihat dan dibaca, serta tidak mudah dihapus, dilepas, dan
dirusak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1. Tempat penyajian wajib dipisahkan antara yang halal dan tidak halal
meliputi:
a. Sarana penyajian Produk Halal; dan
Ø Penyajian wajib dipisahkan antara produk segar asal hewan tidak halal dengan Produk
segar asal hewan halal.
Ø Penyajian wajib dipisahkan antara produk segar dan olahan asal hewan dan non hewan
tidak halal dengan Produk segar dan olahan asal hewan dan non hewan halal.
Ø Penentuan menu : prosedur harus menjamin restoran hanya menjual menu yang sudah
disertifikasi.
Pelaku usaha wajib menggunakan alat penyajian
yang memenuhi persyaratan:
v Tidak menggunakan alat penyajian secara bergantian dengan yang
digunakan untuk penyajian Produk tidak halal;
v Menggunakan sarana yang berbeda untuk yang halal dan tidak
halal dalam pembersihan alat;
v Menggunakan sarana yang berbeda untuk yang halal dan tidak
halal dalam pemeliharaan alat; dan
v Memiliki tempat penyimpanan alat sendiri untuk yang halal dan
tidak halal
Prosedur Pemajangan dan Penyajian
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu
secara dusta ”Ini halal dan ini haram,” untuk mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah tidak akan beruntung. (QS. An Nahl 116)
Halal is My Life
My Life is Halal
Hatur Nuhun