Anda di halaman 1dari 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SEKOLAH : MTs DDI BABUSSALAM BODDIE


MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS / SEMESTER : VIII ( DELAPAN ) / II ( GENAP )
JUMLAH PERTEMUAN : 2 JAMPEL ( 1 KALI PERTEMUAN )
ALOKASI WAKTU : 2 x 40 MENIT

A. Standar Kompetensi : (Fiqih) 1. Memahami Hukum Islam Tentang Hewan Sebagai


Sumber Bahan Makanan

B. Kompetensi Dasar:
1.1. Menjelaskan jenis-jenis makanan yang halal dan haram dimakan
1.2. Menghindari makanan yang bersumber dari binatang yang diharamkan.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi:


1. Menjelaskan pengertian makanan halal dan haram
2. Menjelaskan jenis-jenis makanan yang halal dimakan
3. Menjelaskan jenis-jenis makanan yang haram dimakan
4. Menjelaskan dalil naqli yang terkait dengan makanan yang halal dan haram dimakan

D. Tujuan Pembelajaran:
Siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian makanan halal dan haram
2. Menjelaskan jenis-jenis makanan yang halal dimakan
3. Menjelaskan jenis-jenis makanan yang haram dimakan
4. Menjelaskan dalil naqli yang terkait dengan hewan yang halal dan haram dimakan.

F. Materi Pembelajaran ( Bahan Ajar )


1. Pengertian makanan halal dan haram
Makanan halal adalah makanan yang boleh dikonsumsi oleh manusia menurut syariat
islam. Segala sesuatu yang baik berupa tumbuhan, buah-buahan, atau binatang yang pada
dasarnya adalah halal (boleh) dimakan. Makanan halal adalah semua makanan yang
diperbolehkan oleh Allah dan RasulNya untuk dimakan. Sedangkan
Makanan haram adalah makanan yang diharamkan/dilarang dikonsumsi oleh manusia
menurut syariat Islam. Semua makanan dilarang oleh syar’i pasti ada hikmah atau bahaya
terkandung di dalamnya. makanan yang haram adalah semua makanan yang diharamkan oleh
Allah dan rasulNya untuk dimakan oleh setiap ummat islam.

2. Jenis-jenis makanan yang halal dimakan, yaitu :


Secara garis besar makanan halal dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Halal ‘Aini, yaitu makanan halal yang memang dzat benda tersebut telah dihalalkan oleh
syariat Islam.
b. Halal Sababi, yaitu makanan halal karena cara memperolehnya atau cara mengolahnya
dibenarkan oleh syariat Islam.

Adapun yang termasuk makanan halal ‘aini antara lain:


a. Berasal dari tumbuhan berupa biji-bijian, buah-buahan, dan sayur-mayur. Seperti jagung,
padi, kacang, jeruk, dsb.
b. Berasal dari binatang.
1) Binatang darat.
Semua binatang darat dihalalkan, kecuali yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Seperti ayam, sapi, kuda, kerbau, itik, dan lain-lain.
2) Binatang air.
Semua binatang air laut dihalalkan, baik berupa ikan atau bentuk yang lain. Sedangkan
binatang air tawar sebagian dihalalkan dan diharamkan.
3) Bangkai ikan dan belalang.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Dihalalkan bagi kita dua macam daging
bangkai (binatang) dan dua macam darah yaitu bangkai ikan dan belalang, dan dua darah
ialah hati dan limpa.” (H.R.Ad Daruquthni).
4) Semua makanan yang tidak mendatangkan mudharat bagi jasmani, jiwa, akal, moral,
dan aqidah.
5) Semua makanan yang baik, yakni tidak kotor dan tidak menjijikan.

3. Jenis-jenis Makanan yang Haram dimakan yaitu:


Makanan haram dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Haram Sababi
Makanan haram sababi adalah makanan yang diperoleh secara bathil atau tidak secara
sah menurut hukum islam.
Termasuk golongan ini antara lain:
1. Makanan milik orang lain (bukan haknya).
2. Hasil usaha/pekerjaan yang dilarang karena melanggar hukum agama maupun sosial.
3. Harta yang semestinya dikeluarkan untuk zakat, tetapi tidak dikeluarkan (dimakan
sendiri).
4. Mengambil harta anak yatim.
5. Memakan harta dengan cara riba.
6. Usaha pelacuran, perdukunan, dan sejenisnya.

b. Haram ‘Aini
Makanan haram ‘aini adalah semua makanan yang haram disebabkan karena dzatnya
sendiri.
Termasuk golongan ini antara lain:
1. Yang dijelaskan dalam Al-Qur-an dalam surat Al-Maidah ayat 3.
Pada prinsipnya semua binatang yang diciptakan Allah halal dikonsumsi, kecuali yang
diharamkan berdasarkan dalil yang jelas.

Adapun jenis binatang yang diharamkan antara lain:


1) Binatang yang mampu tahan lama hidup di darat dan di air, yaitu katak, buaya, kura-
kura, dsb.
2) Himar atau keledai jinak.
3) Semua binatang yang bertaring kuat, seperti harimau, singa, serigala, gajah, anjing,
kucing, kera, dan lain-lain.
4) Semua binatang yang mempunyai kuku tajam, seperti burung elang, kakak tua, nuri,
rajawali,burung hantu, garua, kelelawar, gagak, dan lain-lain.
5) Binatang yang diperintah untuk dibunuh.
6) Bintang yang dilarang untuk dibunuh.
7) Binatang yang kotor atau menjijikan, seperti kutu, ulat, cacing, lintah, lalat, lebah, laba-
laba, nyamuk, kumbang, dan sejeninsnya.
2. Dalil Naqli yang terkait dengan makanan yang halal dan haram dimakan terdapat
dalam al-Qur’an
a. Makanan Halal
1) Firman Allah dalam Q.S. al-Maidah ayat 88:

             

Terjemahnya:”dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”.

2) Dalam Q.S. an-Nahl ayat 114:

             

Terjemahnya:”Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah”.

b. Makanan Haram

1) QS. al-Maidah ayat 3:

            

             

               

              

        

Terjemahnya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah[394], daging babi, (daging


hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul,
yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat
kamu menyembelihnya[395], dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk
berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah[396],
(mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini[397]
orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu
janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini
telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang
siapa terpaksa[398] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Anda mungkin juga menyukai