KEGIATAN BELAJAR 1
A. KOMPETENSI INTI
1. Kompetensi Inti (KI 1) : Sikap Spiritual
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Kompetensi Inti (KI 2) : Sikap Sosial
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong)
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Kompetensi Inti (KI 3) : Pengetahuan
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4. Kompetensi Inti (KI 4) : Keterampilan
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1. Menghayati nilai-nilai dari ketentuan menyembelih binatang.
2.1. Menjalankan sikap tanggung jawab dan berbuat baik sebagai implementasi dari pe-
ngalaman menerapkan menyembelih binatang menurut Syariat Islam.
3.1. Menerapkan ketentuan penyembelihan binatang.
4.1. Mempraktikkan menyembelih binatang.
E. KEGIATAN BELAJAR
a. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) peserta didik mampu :
1.1.1.Menunjukkan penghayatan terhadap ketentuan penyembelihan.
1.1.2.Menunjukkan sikap penghormatan terhadap ketentuan penyembelihan.
2.1.1.Memiliki sikap tanggung jawab dan berbuat baik sebagai implementasi dari mene-
rapkan menyembelih.
3.1.1.Menjelaskan ketentuan menyembelih binatang.
3.1.2.Menjelaskan hal-hal yang disunatkan dan dimakruhkan dalam menyembelih bi-
natang.
4.1.1.Mendemonstrasikan tata cara penyembelihan binatang.
PENYEMBELIHAN BINATANG
Hadits Nabi :
ان هللا كتب االحسان على كل شيء فاذا قتلتم فاءحسنوا القتلة واذا ذبحتم
) (رواه مسلم.فاءحسنواالذبح وليحد احدكم شفرته فليرح ذبيحته
Artinya :
“Sesungguhnya Allah menetapkan supaya berbuat baik terhadap segala sesuatu. Apabila
kamu membunuh, bunuhlah dengan baik. Apabila kamu hendak menyembelih, sem-
belihlah dengan baik dan hendaklah mempertajam pisaunya dan memberikan kesenangan
terhadap binatang yang disembelih”. (HR. Muslim)
C. Rukun dan Syarat Menyembelih Binatang
Rukun :
1. Ada orang yang menyembelih
Disyaratkan :
(1) Beragama Islam
(2) Menyebut Nama Allah
(3) Berakal sehat
(4) Sudah mumayiz (anak kecil yang sudah dapat membedakan antara yang benar dan
salah).
(5) Tidak tidur (masih terjaga)
(6) Tidak buta (dapat melihat)
ما انهر الدم وذكراسم هللا عليه فكل ليس السن والظفروساءخبركم عنه
) (رواه البخارى.اماالسن فعظم واماالظفرفمدى الحبشة
Artinya :
“Apa saja yang dapat mengalirkan darah dan disebut nama Allah, maka boleh kamu
makan, bukan gigi dan tulang. Dan aku akan beritahukan kepada kalian tentangnya.
Adapun gigi itu adalah tulang, sedangkan kuku itu adalah senjata bagi orang Habsyi”
(HR. Al-Bukhari)
(4) Terbuat dari 7 alat yang dihalalkan untuk digunakan, seperti : terbuat dari besi (Pisau,
Golok dan Pedang), Baja, Bambu, Batu dan Kaca.
4. Adanya niat dengan sengaja menyembelih
Tata Cara Penyembelihan Binatang Secara Tradisional (keadaan binatang yang ak-
an disembelih tidak normal) adalah :
a. Binatang yang lehernya agak panjang, maka penyembelihannya harus tepat pada
pangkal leher binatang bagian atas, agar lekas matinya.
b. Binatang yang tidak dapat disembelih pada pangkal lehernya, karena liar (bina-
tang yang mengamuk/gila) atau binatang yang jatuh dalam lubang (kepalanya masuk
ke dalam lubang sumur sebab kecelakaan ketika mau minum atau sebab kecelakaan
lainnya), sehingga tidak dapat disembelih pada pangkal lehernya, maka penyembeli-
hannya bisa dilakukan di mana saja dari bagian badannya (seperti : leher, perut, kaki
atau bagian-bagian badan yang lainnya) sehingga binatang itu dapat mati disebabkan
karena luka yang disengaja tersebut atau bukan sebab lain, dengan syarat :
- Matinya binatang tersebut, karena disebabkan luka sembelihan.
- Niat untuk menyembelih binatang tersebut.
- Membaca Basmallah
c. Anak binatang yang ada dalam perut induknya adalah :
Apabila induk binatang bunting, kemudian disembelih dan diketemukan janin anak
binatang yang masih berada di dalam kandungan/perut induknya juga mati, maka tidak
harus disembelih atau cukup dengan menyembelih induknya saja, karena kalau
induknya disembelih, maka anaknya pun akan mati juga dan halal hukumnya kalau
anak binatang tersebut dimakan. Karena penyembelihan janin mengikuti penyembeli-
han induknya. Tetapi, kalau diketemukan janin anak binatang tersebut keluar dan ma-
sih dalam keadaan hidup, maka untuk menghalalkannya harus disembelih juga.