Anda di halaman 1dari 13

Tugas Tentang Unsur Vitruvius Pada Bangunan Komersial

Kelompok 2 terdiri dari :


1. Muhamad Suhaemi (202145500015)
2. Rizal Amirrudin (202145500073)
3. Rizqi Finozari Faldi (202145500072)
4. Trisna Nur Hidayah (202145500007)
5. Rama Fikry Ichwanto (202145500299)
6. Gilang Anggara (202145500303)
Teori Vitruvius Pada Bangunan SunnyHills, Tokyo, Jepang

Teori Vitruvius adalah teori yang dibuat oleh Marcus Virtuvius Pollio. Dia adalah seorang filsuf
Abad 1 SM, arsitek dan insinyur Romawi Abad 1M.
Dalam Teorinya dia menyatakan bahwa di zamannya, arsitektur dan desain secara umum telah
dinyatakan dalam pengertian suatu keseluruhan yang merupakan gabungan dari tiga unsur yaitu
Utilitas(Fungsi), Firmitas(Teknologi), dan Venustas(Keindahan).

SunnyHills adalah gedung toko kue nanas asal Taiwan.


Utilitas atau fungsi dari bangunan ini adalah sebagai restoran
yang menyajikan kue nanas sebagai menu favorit dari restoran
tersebut.
Tidak hanya menyajikan kue nanas sebagai menu utamanya
SunnyHills juga menyajikan kue-kue lain yang tidak kalah
enaknya.
Dari segi Firmitas atau kekuatannya, bangunan ini terlihat kuat karena terdapat kayu di
sisi luarnya yang saling menyilang dengan ukuran dan jarak yang seragam atau terikat
satu dengan yang lainnya, sehingga memiliki kesan padat dan kokoh.

Venustas(Keindahan) SunnyHills ini terlihat pada bentuk bangunannya


yang dimodelkan seperti sebuah keranjang bambu.
Menghadirkan nuansa natural kedalam kota modern Tokyo, dengan
konsep yang ramah lingkungan.
Keunikan bangunan SunnyHills ini menjadi daya tarik tersendiri karena
sisi luar bangunannya yang menggunakan kayu dengan pola menyilang
dan padat, sehingga bangunan ini terlihat terbuat dari kayu seutuhnya.
Cerahnya warna dari fasad kayu ditambah pohon di beberapa sisinya
memberi kesan segar dan sejuk jika dilihat pada siang hari dan jika
dilihat pada malam hari bangunan ini terlihat seperti kayu yang terbakar
karena efek dari lampu didalamnya.
Analisis Bangunan The Blob Eindhoven
Menggunakan Teori Vitruvius
Bangunan di samping bernama The Blob Eindhoven,
merupakan bangunan yang berfungsi sebagai toko. Ini
memenuhi unsur arsitektur dari segi Utilitas(fungsi).
Sebagai sebuah toko dengan desain seperti itu pastilah
barang didalamnya dapat terlihat menarik meskipun
dilihat dari luar bangunan.
Dari segi Firmitas(teknologi) The Blob Eindhoven
dibangun dengan memadukan baja dan kaca di bagian
luar, bangunan terlihat kokoh karena struktur bajanya
berbentuk segitiga yang saling menyangga. Bentuk
segitiga juga dapat dengan mudah dipakai untuk
sturktur bangunan yang tidak simetris. Meskipun
rangka baja tersebut terlihat kecil tetapi terbukti
bahwa struktur dengan bentuk tersebut dapat
menyalurkan momen dengan baik sehingga bangunan
dapat berdiri kokoh.
The Blob Eindhoven sangat futuristik dibandingkan dengan bangunan sekitarnya di kawasan kota tua
Eindhoven. Dapat terlihat di gambar di sebelahnya terdapat bangunan berarsitektur classic. Bangunan ini
memenuhi unsur Venustas(keindahan). Keindahan tersebut tampak karena bentuk struktur yang asimetris
dan juga dari pemilihan struktur yang digunakan berupa baja yang berbentuk segitiga dan kaca sebagai
penutupnya. Dikarenakan penutupnya yang menggunakan kaca kita dapat melihat bagian dalam bangunan
tersebut yang digunakan sebagai toko. Bangunan tersebut menggunakan beberapa prinsip desain seperti :
Pengulangan dalam bentuk segitiga yang berdiri dan terbalik; Bentuk keseimbangan bangunan adalah
asimetris karena sisi kanan kiri tidak -

sama, di gambar sebelah kanan


seperti coakan berada di atas
namun di sisi kiri justru lekukannya
berada di tengah; dan juga
penekanan warna putih yang dapat
memberikan kesan bersih dan
memantulkan cahaya dengan baik
sehingga terlihat mencolok.
Analisi Menara UOB Buana Menggunakan Teori Vitruvius
Bank UOB Indonesia merupakan salah satu penyedia jasa keuangan di
Indonesia. Bank ini pertama kali didirikan sejak tanggal 31 Agustus
1956 dengan nama PT Bank Buana Indonesia. Pada tahun 1972
perusahaan kemudian melakukan akuisisi terhadap salah satu bank di
Bandung yakni PT Bank Pembinaan Nasional.
Dari segi Firmitas (teknologi) bangunan ini dalam bentuk khas Lego
yang identik dengan balok tidak teratur dan menonjol dari sisi yang
tidak teratur. Dengan jenis bangunan ini terlihat lebih unik dan elegan.
Belum lagi permukaan kaca biru kehijauan mengkilap di seluruh
eksterior yang terlihat keren dan menenangkan. UOB Plaza memiliki
ketinggian 46 lantai dengan luas bangunan 41.373 meter persegi. Dari
segi venustas (keindahan) desainnya yang elegan dan mewah,
suasana kantor juga menjadi daya tarik bangunan yang sangat nyaman
dan luas. gedung Menara UOB Buana adalah Salah satu gedung
pencakar langit yang unik di Jakarta. gedung yang pada tahun 1998
pembangunannya ditangguhkan saat gedung Westin Thamrin akan
didirikan ini, kemudian dilanjutkan oleh pihak UOB Buana pada tahun
2008. Selain dari bentuk desain yang unik seperti tidak adanya pola
simetris, gedung yang desainnya beda dari gedung lainnya.
UOB Plaza yang terletak di jantung kota Jakarta, menjadikannya salah satu bangunan yang masuk dalam
ketegori bangunan kelas A. daya tarik lainnya yang dimiliki oleh gedung ini yaitu letaknya yang sangat
berdekatan dengan Plaza Indonesia dan Hotel Kempinski. Dari segi Utilitas (fungsi) gedung UOB ini mampu
membuat Para penyewa yang akan dimanjakan dengan fasilitas dengan faktor-faktor yang menunjang
aktivitas bisnis. Fasilitas tersebut dapat dilihat dari tersedianya 13 lift penumpang (low zone, mid zone, high
zone), satu buah service lift, satu buah executive lift, ATM, food court, restaurant, mini market, bank,
internet berkecepatan tinggi, hingga lahan parkir untuk total 606 unit kendaraan mobil. Sedangkan untuk hal
transportasi yang ada di sekitar gedung, terdapat beberapa pilihan seperti bus kota/angkutan umum, yang
diantaranya TransJakarta (berada persis di depan Halte Tosari), KRL (terdekat Stasiun BNI City dan Stasiun
Sudirman), MRT (terdekat Stasiun MRT Sarinah), taksi, dan transportasi online.
ANALISIS BANGUNAN GEDUNG DPR/MPR RI Menggunakan Teori Vitruvius
Gedung DPR/MPR RI ini didirikan pada tanggal 8 Maret 1965. Berawal dari
gagasan Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno untuk menyelenggarakan CONEFO
(Conference of the New Emerging Forces).  Arsitektur gedung ini merupakan hasil
rancangan karya Soejoedi Wirjoatmodjo, Dpl.Ing. Dalam Teori Vitruvius, Arsitektur
dan desain merupakan gabungan dari tiga unsur sebagai berikut :Utilitas
( Fungsi ), Firmitas ( Teknologi ), Venustas ( Keindahan ).
Dari segi Utilitas ( Fungsi ) bangunan disamping sebagai kantor yang digunakan
untuk tempat merumuskan undang undang dan Tempat bertemu anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
Rakyat. Dan jika dilihat dari segi Firmitas ( Teknologi ) Gedung DPR/MPR RI
punya desain arsitektur yang mencolok. Dari jauh, bagian atap gedung terlihat
seperti tempurung kura-kura dengan warna hijau.
Arsitek perancang membuat kubah berbentuk setengah lingkaran di kedua sisi kanan dan kiri gedung. Desain itu layakya kepakan
burung garuda yang gagah. Bila berada di bagian depan dan tengah dalam gedung DPR/MPR Ri ini, akan terlihat tiang-tiang
penyangga gedung yang berbentuk seolah-olah menjadi kaki burung garuda. pemilihan warna hijau pada gedung DPR/MPR RI ini
ialah sebagai simbol dari kemakmuran dan kesuburan. Karena pada saat dibangun kala itu, Indonesia sangat kental dengan unsur
agraris. Sebab itu, gedung ini diwarnai dengan warna hijau. Gedung DPR/MPR RI memiliki luas sekitar 80.000 meter persegi. Dengan
bangunan yang luas, gedung wakil rakyat tersebut dibagi menjadi beberapa area. Apabila melewati Jalan Gatot Subroto, terlihat di
dalam area gedung sebuah bangunan berwarna hijau dan berbentuk kubah. Bangunan yang terlihat cukup megah itu disebut Gedung
Nusantara atau Gedung Kura-kura. Di dalam gedung tersebut terdapat Ruang KK I, Ruang KK II, Ruang Rapat Komisi II dan IV,
Ruang Sidang MPR RI, dan Museum DPR RI.
Selain itu, terdapat Gedung Nusantara I. Gedung ini memiliki tinggi sekitar 100 meter, dengan 24 lantai dan mengalami kemiringan
tujuh derajat. Di dalam gedung tinggi tersebut, terdapat ruangan-ruangan fraksi DPR RI. Ada pula Ruang Baleg, Ruang Rapat Komisi
IX dan VII di gedung itu. Terdapat juga Gedung Nusantara II yang bersebelahan dengan Nusantara I. Sedangkan Gedung Nusantara
II terdiri dari Ruang Rapat Komisi I, III, dan VIII. Ruang Sidang Paripurna DPR RI juga berada di lantai paling atas Nusantara II, yaitu di
lantai tiga. Gedung lainnya adalah Nusantara III. Gedung ini merupakan tempat para pimpinan MPR, DPR, dan juga DPD RI
berkumpul. Terdapat pula press room untuk wartawan parlemen yang meliput kegiatan anggota dewan sehari-hari. Bagian gedung
lainnya adalah Gedung Nusantara IV dan V. Kedua gedung ini digunakan untuk acara-acara yang digelar MPR dan DPD RI. Bukan
hanya terdiri dari gedung-gedung megah, di kompleks Gedung DPR/MPR RI terdapat juga air mancur di halaman depan yang terlihat
mewah, Gedung Sekretariat Jenderal, dan masjid di sekitar kompleks parlemen Senayan.
Dari segi Venustas ( Keindahan ) desain gedung DPR RI ini terutama tampak pada
bagian atap atas puncaknya. Atap ini punya tampilan seperti tempurung atau tubuh
binatang kura-kura tapi terbelah menjadi dua bagian. Bagian tengahnya melengkung
kearah bawah dan diberi semacam sabuk yang melengkung hingga ke lantai yang ada
dibawah atau dasar. Sabuk yang jumlahnya ada dua ini membelah pada bagian bawah
kemudian membentuk ruang yang kosong. Ruang atau bidang yang kosong ini
selanjutnya dipakai sebagai tempat untuk membuat tangga yang menjadi akses untuk
masuk ke dalam ruang yang ada di lantai atas. Tangga ini punya ukuran yang sangat
besar, lebar dan panjang. Meski menggunakan konsep berundah, tapi dibuat menjadi
berapa bagian, dimana masing-masing bagian tersebut punya ukuran kemiringan yang
berbeda. selain itu ada Patung Elemen Estetik, Patung Elemen Estetik adalah sebuah
patung kontemporer karya Drs. But Mochtar. Patung Elemen Estetik merupakan elemen
pengukuh dan pemersatu diantara gedung-gedung yang ada dalam komplek
MPR/DPR/DPD RI, dari segi filosofis patung ini merupakan pencerminan manusia
indonesia yang hakiki.
Analisis Bangunan One Battam Mall Menggunakan
Teori Vitruvius
Bangunan di samping bernama One Battam Mall, merupakan
bangunan yang berfungsi sebagai mall. Ini memenuhi unsur
arsitektur dari segi Utilitas(fungsi). Sebagai sebuah mall dengan
desain seperti itu baik pakaian, alat elektronik, dan sebagainya
dapat terlihat menarik meskipun dilihat dari luar bangunan.

Dari segi Firminitas(teknologi) One Battam Mall Memiliki


gaya yang modern dengan mengkombinasikan material
alumunium composite panel, kaca dan led screen yang
digunakan pada fasade berupa baja bekas yang disusun secara
vertikal membentuk kisi-kisi. Bagian interior marketplace,
material pada lantai dan dinding yang digunakan berupa
kombinasi motif beton ekspos, kayu dan batu.

Material kaca digunakan pada sisi sudut bangunan untuk memberikan kesan keterbukaan. Beberapa fragmen tersebut ada
yang dipasang maju dan mundur secara horizontal, hal ini dilakukan untuk memberikan efek 'depthness' pada sisi muka.
Alumunium composite panel dengan kombinasi dua warna yaitu abu-abu tua dan muda disusun sederhana secara vertikal.
One Batam Mall sebagai shopping mall memiliki luas bangunan 170,000 m2 dan akan diisi oleh tenant ternama yang terdiri dari
tenant besar (anchor) dan specialty. Marketplace memiliki 4 lantai, dimana masing masing lantai memiliki spesialisasinya sendiri di
bidang kuliner, mulai dari makanan lokal hingga mancanegara. Papan iklan dari etalase diletakkan pada area kaca, ditambah dengan
adanya pencahayaan akan menambah efek visual yang menarik pada fasade mall, terutama saat malam hari.
Alfresco dapat menjadi tempat yang cocok untuk memenuhi gaya hidup kekinian yang mengutamakan relaksasi dan kenyamanan.
Pengunjung dapat langsung menikmati acara musik sambil bersantaiditemani dengan deretan restoran dan kafe di sepanjang alfresco.
Selain alfresco, One Battam Mall juga memiliki konsep marketplace, dimanaaktivitas kuliner berfokus pada area ini. Area marketplace
juga langsung terhubung ke area outdoor, sehingga pengunjung dapat bersantai sambil menikmati udara luar.

Led screen dengan ukuran besar diletakkan di tengah yaitu area pintu masuk. Pencahayaan pada led screen dapat menekankan area
pintu masuk bangunan pada pengunjung. Interior One Battam Mall bergaya modern dan penggunaan palet warna yang soft beige yang
menghasilkan warna alam seperti cokelat, cream dan abu-abu. Fasade bagian marketplace dirancang bergaya industrial untuk
memberikan kesan berbeda dari bangunan mall, Berwujud convering besar fasade marketplace dibuat melengkung untuk memberikan
kesan dinamis. Arah lengkungan dibuat menghadap dari arah dating sisi Jalan Raya M Tahir, sehingga pengendara yang lewat dapat
langsung melihat keberadaan One Battam Mall.
Analisis Bangunan Bakrie Tower

Bakrie Tower di Rasuna Epicentrum, Dari Segi Utilitas


( Fungsi ) Bakrie Tower menghadirkan gedung
perkantoran grade A+ Dari Segi Venustas ( Keindahan )
dengan arsitektur twist style yang unik, asimetris, dan
artistik. Penggunaan kaca berwarna biru gelap
menyerupai sisik membuat fasade gedung ini terlihat
sangat eksotis, dengan tampak depan yang lebar,
tetapi ramping di sampingnya.
Bangunan ini terintegrasi dengan kompleks Rasuna
Epicentrum, sebuah kawasan yang mengaplikasikan
konsep baru ‘integrated basement’, artinya
seluruh basement saling berhubungan, jadi jika terjadi
kemacetan di satu kawasan, masih bisa menggunakan
jalan lain. Inovasi konsep ini juga menghemat ruang
untuk kendaraan di lantai dasar.
Bakrie Tower sengaja didesain untuk menjadi sebuah ikon
unik di pusat Kota Jakarta. Bangunan 48 lantai setinggi 216
meter ini, sengaja dipuntir 3 kali sehingga membentuk
silhouette bangunan yang sangat unik dari tiap sudut yang
berbeda.

Dari lantai 1 hingga 17, tiap lantai bangunan ini berputar


searah jarum jam. Kemudian dari lantai 18 hingga 34 berbalik
arah dan kembali lagi sesuai arah jarum jam dari lantai 35
hingga lantai 48. Semua pergeseran mempunyai sudut
konstan sebesar 4,950, sebagai hasil analisa dan permodelan
untuk fasade bangunannya.

Setelah melalui serangkaian uji coba modul frame, Dari Segi


Firmitas ( Teknologi ) gedung ini menerapkan frame
berbentuk segitiga dengan sudut yang saling berbeda antara
satu dan yang lainnya. Satu modul frame memiliki bentuk
trapesium yang terdiri dari beberapa segitiga yang tidak
memiliki sudut yang sama karena perputaran lantai. Tidak
ada modul yang berulang sehingga bila satu lantai
membutuhkan 100 modul lebih, untuk 48 lantai dibutuhkan
lebih dari 4800-5000 modul yang saling berbeda ukurannya.

Anda mungkin juga menyukai