Anda di halaman 1dari 31

WORKSHOP

Arah Kebijakan dan Strategi Mewujudkan Jabar


Resilience Culture Province

Muhammad Rafialdy Janitra, ST.


Lembang, 18 Juli 2019

Pemerintah Provinsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah


Jawa Barat Provinsi Jawa Barat
Outline

Arah
Dasar Strategi
Kebijakan
Tentang JRCP Kebijakan & Mewujudkan
Perwujudan
Regulasi JRCP JRCP
JRCP
Tentang JRCP

IRBI
Jawa Barat

166
Tertinggi ke
11 dari 34
Provinsi

R = (H x V)/C
| Peta Indeks Risiko Bencana Provinsi Jawa Barat R = Risiko
H = Hazard
Bahaya
V = Vulnerability
Kerentanan
C = Capacity
Kapasitas
Tentang JRCP
Tentang JRCP

Cetak biru Jabar Resilience Culture Province (JRCP) merupakan salah satu sarana
bagaimana upaya manajemen risiko bencana di lakukan di Jawa Barat sampai
tingkatan paling tinggi yaitu resilient.

Ruang lingkup Cetak Biru Jawa Barat Resilience Culture Province mencakup
seluruh fase dalam siklus penanggulangan bencana. Pada masa pra bencana,
yakni pencegahan dan mitigasi, serta kesiapsiagaan; pada saat bencana terjadi yakni
tanggap darurat; dan pasca bencana yakni tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

Dalam dokumen Cetak Biru ini, perkembangan ketangguhan diukur melalui


indikator-indikator ketangguhan yang berasal dari pemerintah maupun
masyarakat. Pengingkatan kapasitas diukur melalui Indeks Resilensi masyarakat
dan pengurangan risiko bencana diukur dengan menggunakan Indeks Risiko
Bencana Indonesia (IRBI).
Tentang JRCP

Timeline Penyusunan JRCP


Dasar Kebijakan & Regulasi JRCP

International Decade
for Natural Disaster Kerangka Kerja Aksi Hyogo
Risk Reduction 2005-2015
SDG’s

1989 2005 2015


Kebijakan
Internasional
1994 2015 2016

Yokohama Strategy and Plan


of Action for a Safer World
Sendai Framework for Paris Agreement in Climate
Disaster Risk Reduction Change
Dasar Kebijakan & Regulasi JRCP
Yokohama Strategy and Plan of Action for a
Safer World
Kebijakan
Internasional
Tinjauan terhadap kemajuan dalam pelaksanaan Strategi Yokohama menekankan pentingnya pengurangan risiko
bencana yang diperkuat dengan suatu pendekatan yang lebih proaktif dalam memberikan informasi, memotivasi
dan melibatkan masyarakat di semua aspek pengurangan risiko bencana dalam komunitas lokal. Penekanan
lainnya adalah pada aspek kelangkapan sumber daya yang dialokasikan khusus dari anggaran pembangunan untuk
mewujudkan tujuan-tujuan pengurangan risiko, baik pada tingkat nasional maupun regional atau melalui kerja sama
internasional dan mekanisme finansial.
Dasar Kebijakan & Regulasi JRCP
Sendai Framework for Disaster Risk
Reduction
Kebijakan
Internasional
Kerangka Kerja Sendai disusun menggunakan elemen-elemen yang
dapat memastikan keberlanjutan pekerjaan yang telah dilakukan oleh
negara-negara dan pemangku kepentingan di bawah HFA dan
mengenalkan beberapa inovasi yang disarankan dalam konsultasi dan
negosiasi. Perubahan terpenting dalam Kerangka Kerja ini adalah
penekanannya terhadap Manajemen Risiko bencana dan bukan lagi
Manajemen Bencana seperti sebelumnya, definisi tujuh target global,
keluaran yang diharapkan adalah pengurangan risiko bencana, fokus
tujuan adalah pada pencegahan munculnya risiko baru, mengurangi
risiko yang ada dan memperkuat ketahanan, juga menghasilkan
prinsip-prinsip panduan, termasuk tanggung jawab utama negara dalam
mencegah dan mengurangi risiko bencana, keterlibatan seluruh institusi
masyarakat dan negara.
Dasar Kebijakan & Regulasi JRCP
Sustainable Development Goals

Kebijakan
Internasional
Konsep Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Suistainable Development Goals (SDGs) lahir pada Konferensi
Pembangunan Berkelanjutan PBB, Rio+20, pada tahun 2012 dengan menetapkan rangkaian target yang dapat
diaplikasikan secara universal serta dapat diukur dalam menyeimbangkan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan,
yaitu (1) lingkungan, (2) sosial, dan (3) ekonomi

Sustainable Cities and Pada tahun 2030, meningkatkan secara substansial jumlah kota dan permukiman yang
Communities mengadopsi dan mengimplementasi kebijakan dan perencanaan yang terintegrasi tentang
penyertaan, efisiensi sumber daya, mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, ketahanan
terhadap bencana, serta mengembangkan dan mengimplementasikan penanganan holistik risiko
bencana di semua lini, sesuai dengan the Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015-
2030.

Climate Action Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya terkait iklim dan bencana alam
di semua negara.
Dasar Kebijakan & Regulasi JRCP
Paris Agreement on Climate Change

Kebijakan
Internasional
a. Menahan laju peningkatan temperatur global hingga di bawah 2 derajat celcius dari angka sebelum masa
Revolusi Industri, dan mencapai upaya dalam membatasi perubahan temperatur hingga setidaknya 1.5 derajat
Celcius, karena memahami bahwa pembatasan ini akan secara signifikan mengurangi risiko dan dampak dari
perubahan iklim.
b. Meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi terhadap dampak dari perubahan iklim, meningkatkan
ketahanan iklim, dan melaksanakan pembangunan yang bersifat rendah emisi gas rumah kaca tanpa mengancam
produksi pangan.
c. Membuat suplai finansial yang konsisten demi tercapainya pembangunan yang bersifat rendah emisi gas
rumah kaca dan tahan terhadap perubahan iklim
Dasar Kebijakan & Regulasi JRCP
UU 24/2007 Perka BNPB 17/2010 Perka BNPB 12/2014
Penanggulangan Bencana Pedoman Umum Penyelenggaraan RR Peran Serta Lembaga Usaha dalam
Pasca Bencana Penanggulangan Bencana
UU 26/2007
Penataan Ruang Perka BNPB 17/2011 Perka BNPB 3/2016
Pedoman Relawan Penanggulangan Sistem Komando Penanganan Darurat
PP 21/2008 Bencana Bencana
Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana Perka BNPB 1/2012 Perda 2/2010
Pedoman Desa/Kelurahan Tangguh Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
Peraturan PP 26/2008 - PP 13/2017 Bencana
Perundang- RTRW Nasional Perka BNPB 2/2012
Pedoman Umum Pengkajian Risiko
Perda 22/2010
Undangan Perpres 2/2015 RTRW Prov Jawa Barat 2009-2029
Bencana
RPJMN 2015-2019
Perka BNPB 4/2012 Perda 8/2019
Peraturan BNPB 4/2018 Pedoman Penerapan Sekolah/Madrasah RPJMD Prov Jawa Barat 2018-2023
Sistem Manajemen Logistik dan Aman Dari Bencana
Peralatan
Perka BNPB 15/2012 Pergub 68/2014
Perka BNPB 4/2008 Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah
Pedoman Pusat Pengendalian Operasi
Panduan Penyusunan RPB Nomor 2 tahun 2010
Penanggulangan Bencana

Perka BNPB 11/2008 Perka BNPB 11/2014 Pergub 18/2016


Pedoman Rehabilitasi dan Rekonstruksi Peran Serta Masyarakat dalam Pedoman Penyelenggaraan Rehabilitasi
Pasca Bencana Penanggulangan Bencana dan Rekonstruksi
Dasar Kebijakan & Regulasi JRCP
UU 24/2007 UU 26/2007
Peraturan Penanggulangan Bencana Penataan Ruang
Perundang-
Undangan Pemerintah daerah memiliki kewenangan dalam: Penataan ruang diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi
a. Penetapan kebijakan penanggulangan fisik yang rentan terhadap bencana. Diatur dalam pola ruang
bencana, kawasan rawan bencana alam.
b. Penyusunan perencanaan pembangunan,
c. Pelaksanaan kerjasama penanggulangan
bencana, PP 21/2008
d. Pengaturan penanggulangan teknologi yang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
berpotensi sebagai ancaman,
e. Perumusan kebijakan pencegahan Perencanaan penanggulangan mengatur substansi-substansi
penguasaan dan pengurasan sumber daya sebagai berikut:
alam, dan a. pengenalan dan pengkajian ancaman bencana;
f. Pengendalian pengumpulan dan penyaluran b. pemahaman tentang kerentanan masyarakat;
uang atau barang yang berskala provinsi, c. analisis kemungkinan dampak bencana;
kabupaten/kota. d. pilihan tindakan pengurangan risiko bencana;
e. penentuan mekanisme kesiapan dan
f. penanggulangan dampak bencana; dan alokasi tugas,
kewenangan, dan sumber daya yang tersedia.
Dasar Kebijakan & Regulasi JRCP
PP 26/2008 - PP 13/2017 Perpres 2/2015
Peraturan RTRWN RPJMN 2015-2019
Perundang-
Undangan Penataan ruang nasional memuat strategi untuk Fokus kebencanaan tertuang pada Sasaran Pokok Pembangunan
pengendalian perkembangan kegiatan budidaya Nasional poin keempat yang menjelaskan tentang peningkatan
agar tidak melampaui daya dukung dan daya kualitas lingkungan hidup, mitigasi bencana alam dan penanganan
tampung lingkungan yang salah satunya yaitu perubahan iklim.
membatasi perkembangan kegiatan budi daya
terbangun di kawasan rawan bencana untuk
meminimalkan potensi kejadian bencana dan Peraturan BNPB 4/2018
potensi kerugian akibat bencana. Sistem Manajemen Logistik dan Peralatan

Sistem manajemen logistik dan peralatan dalam penanggulangan


bencana meliputi: perencanaan, pengadaan, pergudangan,
pendistribusian, dan penghapusan. BPBD Provinsi merupakan
penyelenggara manajemen logistik dan peralatan dalam lingkup
provinsi.
Dasar Kebijakan & Regulasi JRCP
Perka BNPB 4/2008 Perka BNPB 17/2010
Peraturan Pedoman Penyusunan Rencana Pedoman Umum Penyelenggaraan Rehabilitasi dan
Perundang- Penanggulangan Bencana Rekonstruksi Pasca Bencana
Undangan
Perencanaan penanggulangan bencana disusun Prinsip penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi adalah
berdasarkan hasil analisis risiko bencana dan build back better. Pada tingkatan provinsi, penyelenggaraannya
upaya penanggulangannya yang dijabarkan dalam dikoordinasikan oleh BPBD Provinsi, mengacu pada Rencana Aksi
program kegiatan penanggulangan bencana dan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RENAKSI) dengan jangka waktu
rincian anggarannya, dengan proses penyusunan paling lama 3 tahun.
sebagai berikut.

Perka BNPB 17/2011


Perka BNPB 11/2008 Pedoman Relawan Penanggulangan Bencana
Pedoman Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca
Bencana Pada saat tidak terjadi bencana relawan dapat berperan dalam
kegiatan pengurangan risiko bencana atau mitigasi, pelatihan,
BPBD Provinsi merupakan penyelenggara kesiapsiagaan, dan peringatan dini. Relawan juga berperan pada
rehabilitasi dan rekonstruksi pada tingkat tanggap darurat dan peulihan pasca bencana.
provinsi.
Dasar Kebijakan & Regulasi JRCP
Perka BNPB 1/2012 Perka BNPB 17/2010
Peraturan Pedoman Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Pedoman Umum Penyelenggaraan Rehabilitasi dan
Perundang- Rekonstruksi Pasca Bencana
Undangan
Desa/Kelurahan tangguh bencana merupakan Pengkajian risiko bencana digunakan sebagai dasar untuk
upaya PRB yang menempatkan warga masyarakat menyusun kebijakan penanggulangan bencana. Idealnya
yang tinggal di kawasan rawan bencana sebagai pengkajian dimulai dari tingkat kabupaten/kota. Hasil seluruh
pelaku utama, sebagai subjek yang berpartisipasi, kajian kabupaten/kota kemudian dikompilasi di tingkat provinsi.
akan lebih berkelanjutan dan berdaya guna. Hasil seluruh kajian tingkat provinsi kemudian dikompilasi di
tingkat nasional.

Perka BNPB 4/2012 Perka BNPB 15/2012


Pedoman Penerapan Sekolah/Madrasah Aman Pedoman Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan
Dari Bencana Bencana

Sekolah/Madrasah Aman Dari Bencana Pembentukan Pusdalops PB di BPBD Provinsi berada di bawah
difokuskan pada ancaman gempabumi dan Bidang Kedaruratan dan Logistik dan bertanggung jawab langsung
tsunami. Lingkup aman bencana meliputi kepada Kepala Pelaksana BPBD.
struktural dan non-struktural. Pra Bencana - Saat Bencana - Pasca Bencana
Dasar Kebijakan & Regulasi JRCP
Perka BNPB 11/2014 Perka BNPB 12/2014
Peraturan Peran Serta Masyarakat dalam Peran Serta Lembaga Usaha dalam Penanggulangan Bencana
Perundang- Penanggulangan Bencana
Undangan
Peran serta masyarakat dalam upaya PB tersebut Peran serta lembaga usaha dalam PB meliputi tahap prabencana,
meliputi (1) Pengambilan keputusan, (2) keadaan darurat, dan pascabencana yang dilakukan secara sendiri
Memberikan informasi yang benar kepada publik, atau bersama dengan mitra kerja.
(3) Pengawasan, (4) Perencanaan, (5) 1. Pengenalan dan pemantauan risiko bencana.
Impelementasi, dan (6) Pemeliharaan program 2. Perencanaan partisipatif PB.
kegiatan PB. 3. Pengembangan budaya sadar bencana.
4. Pengorganisasian, pemasangan, dan pengujian sistem
peringatan dini.
Perka BNPB 3/2016 5. Pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi tentang
Sistem Komando Penanganan Darurat mekanisme tanggap darurat.
Bencana 6. Penyebarluasan informasi tentang peringatan bencana,
penyiapan jalur evakuasi.
Pemerintah provinsi bertanggung jawab 7. Kegiatan lain untuk mengurangi atau menghilangkan risiko
melakukan pendampingan terhadap pemerintah bencana.
daerah kabupaten/kota dalam penanganan darurat
bencana.
Dasar Kebijakan & Regulasi JRCP
Perda 2/2010 Perda 22/2010
Peraturan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana RTRW Prov. Jawa Barat 2009-2029
Perundang-
Undangan Sasaran penataan ruang pada RTRW Provinsi Jawa Barat salah
Tanggungjawab Pemerintah Daerah dalam satunya adalah “terlaksananya prinsip mitigasi bencana dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana penataan ruang”. Hal tersebut selanjutnya dijabarkan dalam
meliputi : kawasan rawan bencana dan ketentuan penataan ruang yang
a. penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan bertujuan mengurangi risiko bencana.
pengungsi yang terkena bencana sesuai
dengan standar pelayanan minimum;
b. perlindungan masyarakat dari dampak
bencana Perda 8/2019
c. pengurangan risiko bencana dan pemanduan RPJMD Prov. Jawa Barat 2019-2023
d. pengurangan risiko bencana melalui program
pembangunan; Misi 3 - Tujuan 2 - Sasaran 3
e. penanggulangan pencemaran dan/atau Meningkatnya ketangguhan terhadap bencana
kerusakan lingkungan akibat bencana skala
provinsi;
Dasar Kebijakan & Regulasi JRCP
Pergub 68/2012 Pergub 18/2016
Peraturan Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Pedoman Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Perundang- Nomor 2 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Undangan Penanggulangan Bencana
Rehabilitasi dan Rekonstruksi merupakan tanggungjawab berbagai
tingkatan pemerintah. Penyelenggaraan Rehabilitasi dan
BPBD diamanatkan menyusun rencana Rekonstruksi meliputi: perencanan, pelaksanaan, pemantauan, dan
penanggulangan bencana yang merupakan bagian evaluasi. Hal tersebut harus diintegrasikan dengan rencana
dari perencanaan pembangunan daerah. Rencana pembangunan daerah.
tersebut disusun atas hasil analisis risiko bencana
dan upaya penanggulangan bencana, serta
dituangkan dalam program kegiatan dan rincian
anggaran
Arah Kebijakan JRCP

Mewujudkan Jawa Barat sebagai Provinsi dengan kultur Ketangguhan


Agenda dalam Menghadapi Bencana (West Java Resilience Culture Province)

Menanamkan Budaya Pengurangan Risiko Bencana dan


Tujuan meningkatkan ketangguhan Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota,
dan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana di Jawa Barat
Arah Kebijakan JRCP

1. Memperkuat Kerangka Regulasi dan Kebijakan, serta Keterpaduan Pentahelix dalam Kesiapsiagaan
Sasaran
Menghadapi Bencana dan Pengurangan Risiko Bencana yang Responsif terhadap Perkembangan Zaman
2. Meningkatkan Investasi Pengurangan Risiko Bencana dan Kesiapsiaagaan Menghadapi Bencana
3. Membangun kultur masyarakat Jawa Barat yang siaga dan tangguh menghadapi bencana berdasarkan
tata nilai budaya dan kearifan lokal yang sesuai
4. Mewujudkan penyelenggaraan penanganan darurat dan pemulihan dampak bencana yang cepat dan
handal untuk membangun kehidupan lebih baik dan aman
5. Menyelenggarakan manajemen dan tata kelola penyelenggaraan penanggulangan bencana yang
profesional, transparan, dan akuntabel
Arah Kebijakan JRCP

Penguatan Regulasi & Kolaborasi antar unsur Mainstreaming PRB Updating data Penyediaan alokasi
Kebijakan pada pembangunan kebencanaan anggaran

Edukasi, Sosialisasi, dan Kurikulum tangguh Early Warning System Fungsi komando kepala Kapasitas SDM
Simulasi bencana daerah Kebencanaan
Arah Kebijakan JRCP
Strategi Perwujudan JRCP
Strategi Perwujudan JRCP

1. Edukasi, Sosialisasi, dan Simulasi 1. Perguruan Tinggi Tangguh Bencana.


Resilience Resilience
Kebencanaan. 2. Inovasi Sosial dan Teknologi
Citizen Knowledge
2. Desa dan Kelurahan Tangguh Bencana. Kebencanaan.
3. Sekolah/Satuan Pendidikan Aman 3. Penguatan Peran dan Kapasitas
Bencana. Pemuda dan Profesional Muda dalam
4. Peningkatan Kapasitas SDM PRB.
Penanggulangan Bencana. 4. Pengembangan Pendidikan dan
5. Peningkatan Kesiapsiagaan. Pelatihan Kebencanaan.
Strategi Perwujudan JRCP

1. Peningkatan Peran Masyarakat dan


Resilience Dunia Usaha dalam Bantuan
1. Pengembangan Mitigasi Struktural Resilience
Infrastruc-
Penanggulangan Bencana. Financial Penanggulangan Bencana.
ture
2. Inovasi Pembiayaan Penanggula-ngan
Bencana.
3. Pengembangan Ekonomi Lingku-ngan
Rawan Bencana.
1. Pemulihan dan Peningkatan Daya
Resilience
Dukung Lingkungan Rawan Bencana
Ecology
2. Pemantauan dan Pengendalian Risiko
Bencana Industri dan Bencana Non-
Alam
Strategi Perwujudan JRCP

1. Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan


1. Pengembangan Jabar Resilience
Resilience Resilience JRCP.
Center.
Center Index
2. Penguatan Sistem Kedaruratan
Bencana.
3. Sistem Peringatan Dini berbasis
Masyarakat.
4. Penguatan Logistik Penanggula-ngan
1. Program Penguatan Regulasi
Bencana.
Program Penanggulangan Bencana
5. Penguatan Peralatan, Sarana dan
Prasyarat 2. Program Penguatan Kelem-bagaan
Prasarana Penanggulangan Bencana.
Penanggulangan Bencana
3. Program Kerjasama Antar Daerah
dalam Penanggulangan Bencana
Tahapan JRCP
TAHAP 1 (2019 – 2023)
Menuju Jabar Resilience Culture Province, dengan
Masyarakat Jabar Sadar Risiko Bencana, dan Wilayah
yang Tangguh (Resilience)

TAHAP 2 (2024 – 2028)


Menguatkan Jabar Resilience
Culture Province untuk
mendukung Pembangunan
Berkelanjutan
Pembiayaan

Pra Bencana Saat Terjadi Pasca


Bencana Bencana

Sumber Dana: Sumber Dana: Sumber Dana:


APBN, APBD, CSR APBN (on call budget), APBD APBN (Hibah RR), APBD,
(BTT), Donor, Bantuan Donor, CSR

Fokus kegiatan siaga darurat,


Fokus kegiatan pengurangan tanggap darurat, dan transisi Fokus kegiatan pemulihan
risiko bencana. pemulihan. pasca bencana.
Pembiayaan
WORKSHOP

TERIMA KASIH

Pemerintah Provinsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah


Jawa Barat Provinsi Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai