Anda di halaman 1dari 26

Rancangan Penelitian

Rancangan Penelitian meliputi

1. Masalah Penelitian
2. Konsep-konsep teoritis
3. Variabel-variabel dalam penelitian
4. Indikator-indikator yang dipilih
5. Obyek-obyek penelitian
6. Metodologi dan Teknik penelitian
7. Pengolahan dan analisis data
8. Laporan penelitian
Masalah Penelitian

Masalah dapat diartikan sebagai suatu


penyimpangan antara yang seharusnya terjadi
dengan apa yang benar-benar terjadi
Masalah yang akan diteliti , ditinjau dari aspek
umum, kemudian diarahkan kepada aspek-aspek
yang lebih khusus. Misalnya pada penelitian bisnis,
aspek umumnya adalah dalam penjualan dan
pemasaran, kemudian aspek khususnya misal
tentang kepuasan konsumen.
Rumusan masalah yang baik

1. Masalah harus feasible , dalam arti masalah tersebut harus


dapat dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak
banyak menghabiskan dana, tenaga dan waktu.
2. Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi
yang sama terhadap masalah tersebut.
3. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban masalah yang
diberikan harus memberikan kontribusi terhadap
pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan
manusia.
4. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal
yang bersifat etika, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama.
Konsep-Konsep Teoritis

Peneliti harus menerjemahkan konsep-konsep teoritis yang abstrak ke dalam


suatu “bahasa penelitian”
Konsep yang dipilih kurang lebih memberi suatu gambaran umum mengenai
suatu gejala sosial
Misalnya , dalam mengukur konsep “kepuasan konsumen” bisa diukur dari:
 rasa makanannya,
 kebersihan makanannya,

 kerapian tempat dan lingkungannya,

 kenyamanan lingkungannya,

 keramahan pelayannya,

 harganya murah,

 tempatnya srategis dan lain sebagainya.

Peneliti harus merumuskan masalahnya kemudian mendefinisikannya ke


dalam konsep-konsep yang dipakai sedemikian rupa sehingga menjadi jelas
apa yang menjadi tujuan penelitiannya.
Variabel-Variabel dalam Penelitian

Dalam contoh di atas disebutkan bahwa konsep


kepuasan konsumen itu adalah kalau konsumen dapat
menjadi pelanggan yang artinya konsumen merasa
senang dan mau datang kembali ke restoran itu.
Dari kosep ini kemudian diambil variabelnya misal
dipilih 3 hal yang kira-kira berpengaruh besar terhadap
konsep kepuasan konsumen misal : masakannya,
pelayanannya dan kenyamanannya.
Dari variabel-variabel yang dipilih tersebut kurang
lebih sudah mewakili apa yang dimaksud dengan
konsep kepuasan konsumen.
Indikator Penelitian

Setelah variabel ditetapkan , maka dari variabel-


variabel tersebut kemudian dipecah-pecah lagi
menjadi indikator-indikator yang dapat
menggambarkan atau menterjemahkan arti dari
variabel-variabel dimaksud.
Dari contoh di atas kita telah memilih 3 variabel
yaitu :
makanan
pelayanan

kenyamanan
Indikator Penelitian

Dari 3 variabel tersebut akan kita pecah ke dalam beberapa


indikator ,
a. Variabel makanan, dapat dipecah menjadi banyak indikator
misal : rasa, kerapian penyajian, kebersihan memasaknya,
bahannya dan lain sebagainya.
b. Variabel pelayanan, dapat dipecah menjadi beberapa
indikator , misal : keramahan, lama tidaknya penyajian,
kerapian pelayan, kebersihan pelayan, keluwesan pelayan dan
lain sebagainya.
c. Variabel kenyamanan, dapat dipecah menjadi beberapa
indikator misal : kerapian, kebersihan, kesejukan, keindahan,
apakah ada musik, apakah ada aroma dan lain sebagainya.
Objek Penelitian

Obyek penelitian adalah kepada siapa penelitian


tersebut ditujukan , atau siapakah responden yang
kita pilih .
Dalam contoh sebelumnya obyek penelitiannya
adalah para tamu restoran.
Metodologi dan Teknik Penelitian

Metode merupakan cara utama yang diperlukan


untuk mencapai suatu tujuan, misal untuk menguji
serangkaian hipotesis dengan mempergunakan
teknik serta alat-alat tertentu.
Cara utama itu dipergunakan setelah peneliti
memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan
penelitiannya.
Pengertian metode penelitian adalah pengertian
yang luas , yang biasanya perlu dijelaskan lebih
eksplisit di dalam setiap penelitian.
Metode Historis

Hitorical research merupakan penelitian terhadap


masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena
masa lalu. Tujuan penelitian historis adalah
melakukan rekonstruksi masa lalu secara sistematis,
obyektif dan akurat untuk menjelaskan fenomena
masa sekarang atau mengantisipasi fenomena masa
yang akan datang
Sumber datanya berupa (1) sumber primer, yang
berasal dari pengamatan langsung peneliti terhadap
kejadian yang tercatat , (2) sumber sekunder berupa
sumber yang berasal dari pengamatan orang lain
Metode Descriptive

Metode descriptive tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada


masa sekarang. Metode ini merupakan cara untuk menuturkan,
menganalisa dan menghasilkan kesimpulan serta
menginterpretasikan data
Metode ini menggunakan penelitian dengan teknik survei, interviu,
angket, observasi atau dengan teknik test pada studi kasus, studi
komparatif dan lain sebagainya.
Ciri-ciri metode descritive :
a. memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang yang actual
b. data yang dikumpulkan kemudian disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisa (karena itu metode ini sering disebut sebagai metode analitik)
c. setelah dianalisis kemudian diambil kesimpulan yang merupakan
penggambaran suatu karakteristik tertentu dari obyek yang diteliti
Metode Eksperimental

Suatu metode yang dipergunakan untuk mengetahui sifat


hubungan sebab-akibat di dalam serentetan peristiwa
yang dilakukan melalui suatu eksperimen/ percobaan.
Dalam arti yang luas, bereksperimen ialah mengadakan
kegiatan percobaan untuk melihat sesuatu hasil. Hasil itu
yang akan menegaskan bagaimanakah kedudukan
hubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki.
Tujuan eksperimen bukanlah pada pengumpulan dan
deskripsi data, melainkan pada penemuan faktor-faktor
penyebab dan faktor-faktor akibat.
Teknik Penelitian

Telah disebutkan bahwa untuk memperoleh gambaran-gambaran


lengkap mengenai obyek yang diteliti memerlukan suatu teknik.
Teknik penelitian yang sangat populer adalah teknik sampling.
Suatu penelitian tidak mungkin akan meneliti semua anggota yang
berada pada populasi tertentu kalau jumlah populasinya sangat
besar.
Dengan teknik sampling peneliti hanya akan meneliti sejumlah
sampel yang dianggapnya cukup mewakili (representatif) yang mana
dalam sample itu sifat-sifat atau gejala-gejala social dianggap sama
dengan sifat-sifat atau gejala-gejala pada populasi.
Pada contoh sebelumnya, peneliti tidak mungkin meneliti tamu
restoran diseluruh restoran se Jakarta misalnya, tapi hanya meneliti
tamu restoran yang ada pada 200 restoran di Jakarta.
Instrumen Penelitian

Adalah alat atau cara yang dipakai untuk menjaring


informasi sebanyak-banyaknya. Instrumen
penelitian ini dapat berupa :
1. observasi

2. Angket

3. Wawancara
Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan


tingkah laku manusia/individu, subyek ataupun
peristiwa secara sepihak, tanpa kontak ataupun
komunikasi dengan obyek.
Contoh penelitian tingkat kepuasan konsumen yang
dapat dilakukan dengan observasi misalnya:
 jenis masakan apa yang paling laku
 jam berapa konsumen paling banyak datang

 jenis masakan apa yang tidak laku dan sebagainya.


Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden


untuk diisi dan kemudian dikembalikan lagi kepada peneliti.
Daftar pertanyaan yang diberikan ini biasanya disebut sebagai
kusioner. Kusioner berasal dari kata question (pertanyaan).
Kuesioner berisi tentang serangkaian pertanyaan mengenai suatu
hal yang akan diselidiki. Kuesioner dapat dilakukan dengan cara :
1. peneliti mendatangi responden untuk melakukan wawancara
2. daftar pertanyaan dikirim melalui pos (mailed questionare)
3. daftar pertanyaan diberikan kepada responden , setelah diisi oleh
responden kemudian dikumpulkan lagi oleh peneliti
4. lewat telpon
5. lewat e-mail
6. lewat sms
Wawancara

Wawancara (interview) merupakan salah satu pengumpulan data


dengan cara bertanya jawab langsung berhadap-hadapan dengan
responden.
Wawancara merupakan alat yang baik untuk meneliti pendapat,
motivasi, perasaan dan proyeksi seseorang tentang masa
depannya.
Wawancara mempunyai kemampuan cukup besar untuk menggali
informasi seperti yang diharapkan oleh peneliti.
Wawancara dapat berupa wawancara berstruktur dan wawancara
tak berstruktur. Wawancara berstruktur apabila semua
pertanyaan telah dirumuskan sebelumnya dengan cermat.
Wawancara tak berstruktur tidak dipersiapkan daftar pertanyaan
sebelumnya.
Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data mentah dikumpulkan kemudian diadakan


pemeriksaan (editing), dan pengkodean (koding).
Tujuan editing adalah menjamin kelengkapan ,
kemantapan dan keterbacaan data. Tugas editor adalah
memeriksa kesalahan dan kelalaian yang terdapat pada
daftar pertanyaan atau pada data yang diperoleh.
Pengkodean adalah proses mengidentifikasi dan
mengklasifikasi tiap jawaban yang dilakukan dengan
memberikan skor numeric (angka) atau lambang
karakter yang disebut “koding” dengan menentukan
symbol guna memindahkan data penelitian ke komputer.
Pengolahan dan Analisis Data

setelah data yang terkumpul diolah menjadi data yang sudah rapi,
maka tahap berikutnya adalah tahap analisis data.
Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan
menentukan. Pada tahap inilah data dianalisis sedemikian rupa
sehingga berhasil disimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat
dipakai menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian.
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif biasanya
menggunakan alat statistik.
Ada beberapa macam alat statistik yang dapat digunakan dalam
penelitian seperti, statistik deskriptik, statistik inferensial,
statistic parametric dan statistic non-parametric. Ada juga para
ahli ekonomi yang menggunakan alat ekonometrik.
Laporan Penelitian

Seorang peneliti dituntut untuk mampu melaporkan


hasil dan proses penelitiannya dalam suatu uraian
yang dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain.
Dalam penulisan laporan penelitian dituntut
beberapa kemampuan yang menyokong penulis
dalam menulis laporan penelitian yang baik.
Kemampuan itu antara lain: kemampuan berbahasa
yang baik, kemampuan penalaran yang baik dan
kemampuan berpikir runtut.
Kesalahan dalam Menyusun Desain

Beberapa kesalahan dalam penyusunan desain


seringkali ditemukan dan tentunya akan berdampak
pada riset yang akan dilakukan. Kesalah tersebut
antara lain:
1. Kesalahan dalam perencanaan

2. Kesalahan dalam pengumpulan data

3. Kesalahan dalam analisis

4. Kesalahan dalam pelaporan


Kesalahan dalam Perencanaan

Kesalahan dalam perencanaan dapat terjadi saat peneliti


membuat kesalahan dalam menyusun desain yang akan
digunakan untuk mengumpulkan informasi.
Kesalahan ini juga dapat terjadi dalam merumuskan
masalah.
Kesalahan dalam merumuskan masalah akan menghasilkan
informasi yang tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah yang sedang diteliti.
Cara mengatasi kesalahan ini adalah dengan
mengembangkan proposal yang baik dan benar yang secara
jelas menspesifikasikan metode dan nilai tambah penelitian
yang akan dijalankan.
Kesalahan dalam pengumpulan data

Kesalahan dalam pengumpulan data terjadi pada saat


peneliti melakukan proses pengumpulan data di lapangan.
Kesalahan ini dapat memperbesar tingkat kesalahan yang
sudah terjadi karena perencanaan yang tidak matang.
Untuk menghindari hal tersebut, data yang dikumpulkan
harus merupakan representasi dari populasi yang sedang
diteliti dan metode pengumpulan datanya harus dapat
menghasilkan data yang akurat.
Cara mangatasinya adalah dengan meningkatkan kehati-
hatian dan ketepatan dalam menyusun desain penelitian.
Kesalahan dalam Melakukan Analisis

Kesalahan dalam melakukan analisis dapat terjadi


pada saat peneliti salah dalam memilih cara analisis
data.
Kesalahan ini juga dapat disebabkan oleh adanya
kesalahan dalam memilih teknik analisis yang sesuai
untuk masalah dan data yang tersedia.
Cara mengatasi masalah ini ialah dengan membuat
justifikasi prosedur analisis yang digunakan untuk
menyimpulkan dan memanipulasi data.
Kesalahan dalam Pelaporan

Kesalahan dalam pelaporan terjadi jika peneliti


membuat kesalahan dalam menginterprestasikan
hasil penelitian.
Kesalahan seperti ini terjadi pada saat peneliti
memberikan makna atas hubungan-hubungan dan
angka-angka yang diidentifikasi dari tahap analisis
data.
Agar terhindar dari kesalahan ini, hasil analisis data
hendaknya diperiksa oleh orang yang benar-benar
ahli dan menguasai masalah hasil penelitian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai