Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 5

GANGGUAN CITRA TUBUH DAN


GANGGUAN PERILAKU
KEKERASAN
0432950422050 Achmad Fauzan

0432950422064 Bagus Rachmat Hidayat

0432950422068 Fitri Widianingsih

0432950422063 Indra Wijaya

0432950422051 Wahyu Nugroho W.


Definisi
• Citra tubuh merupakan gambaran yang dimiliki individu secara
mental mengenai tubuhnya, gambaran tersebut dapat berupa
pikiran- pikiran, perasaan-perasaan, penilaian-penilaian, sensasi-
sensai, kesadaran dan perilaku yang terkait dengan tubuhnya
(Mukhlis, 2013).
Tanda dan Gejala

Menurut Dalami tahun 2009, tanda dan gejala gangguan citra tubuh
antara lain:
• Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.
• Tidak menerima perubahan yang telah terjadi/ akan terjadi.

• Menolak penjelasan perubahan tubuh dan persepsi negative pada


tubuh.
• Preokupasi dengan bagiantubuh yang hilang.
• Mengungkapkan keputusasaan.
• Mengungkapkan ketakutan
Stressor Yang Mempengaruhi Citra Tubuh
a. Kehilangan bagian tubuh (mis., amputasi, mastektomi, histerektomi).
b. Kehilangan fungsi tubuh (mis., akibat stroke, cidera sumsum tulang
belakang, penyakit neuromuskular, artritis, penurunan kemampuan mental
dansensori).
c. Disfigurement (mis., selama kehamilan, luka bakar berat, noda di wajah,
kolostomi, trakeostomi).
d. Ideal diri tidak realistis (mis., konfigurasi muskular yang tidak dapat
dicapai).
POHON MASALAH
Gangguan Citra tubuh pada pasien diabetes melitus

Luka atau peradangan pada ekstremitas bawah atau kaki yang terjadi pada klien
diabetes mellitus harus segera diobati, dirawat, bila terlambat mudah timbul
ganggren diabetik (luka kehitaman karena sebagian jarinya mati dan
membusuk, berbau tidak sedap atau busuk) pada akhirnya harus dipotong
(amputasi), ganggren diabetik penderita mendapatkan insulin, antibiotik dosis tinggi,
dan perawatan secara intensif. Peran perawat dalam hal ini adalah menciptakan
hubungan saling percaya dengan mendorong klien untuk membicarakan perasaan
tentang dirinya, meningkatkan interaksi sosial dengan cara membantu klien untuk
menerima pertolongan dari orang lain, mendorong klien untuk melakukan
aktivitas sosial, menerima keadaan dan lainnya (Hidayat, Musrifaul & Ullyah.,
2015).
woc
Asuhan Keperawatan Manajemen Stress dengan Masalah Gangguan Citra
Tubuh Pada Pasien Diabetes Mellitus
A. Identitas Pasien
B. Riwayat kesehatan pasien
a) Keluhan utama

• Penderita diabetes melitus timbul gejala yaitu poliuria, polidipsia, polifagia, berat badan menurun, lemah,
kesemutan, gatal, visus menurun, bisul/ luka, keputihan (Rendy & Margareth, 2012). Sofiyana (2011),
yang mendapatkan hasil bahwa mayoritas yang menderita diabetes mellitus memiliki citra tubuh yang
negatif, yang disebabkan oleh manifestasi klinis dan ulkus diabetikum yang sulit untuk disembuhkan
sehingga megganggu penampilan.
a) Riwayat kesehatan sekarang

• Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan lemas, ada luka di kaki, sulit bergerak akibat adanya luka
poliuria, polidipsia, dan poliflagia (Shaleh, 2009). Banyak individu menghadapi frustasi, kemarahan, dan
rasa bersalah akibat imobilisasi kaki yang dialaminya. Depresi dan gejala lain yang ditemukan. Caregiver
sering melaporkan adanya marah dan frustasi ketika mereka mengetahui penyakit ulkus diabetes adalah
penyakit yang waktu perawatannya lama.
3. Riwayat penyakit dahulu

4. Riwayat Penyakit Keluarga


5. Perubahan Psikologis

• Stress, anxientas, depresi, peka rangsangan , tergantung pada orang lain, antara lain perubahan perilaku,
peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme koping, dan lain- lain.

• Penelitiian Lestari dkk (2014), menyatakan bahwa pasienyang memiliki ulkus diabetik akan mengalami
status psikososial sebagai berikut: Gangguan citra tubuh, gangguan performa peran, gangguan harga
diri, dan gangguan identitas diri.

• Gangguan citra tubuh

• Pasien yang memiliki luka biasanya akan memiliki citra tubuh yang negatif terhadap keadaanya. Dengan
citra tubuh yang negatif akan merasa malu, terasing, kurang puas dengan kondisi tubuhnya dengan adanya
luka gangren diabetik yang mereka alami sehingga membuat mereka kurang percaya diri dan adanya
putus asa.

6. Pola Kesehatan pasien


D. Pemeriksaan fisik
1. Sirkulasi

• Gejala : adanya riwayat hipertensi, Acute Miocard Infrak ( AMI), klaudikasi, kebas, dan kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki dan penyembuhann yang lama.
• Tanda : takikardi, perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang menurun/tidak ada, disaritmia, krekles
kulit panas, kering dan kemerahan, bola
• mata cekung.
2. Integritas Ego

• Gejala : stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi pasien
• Tanda : ansietas, peka rangsang
3. Makanan dan cairan

• Gejala : hilang nafsu makan atau bertambahnya nafsu makan (polyphagi), mual/muntah, tidak mengikuti diet :
peningkatan masukan glukosa/karbohidrat. Penurunan berat badan yang lebih dari priode beberapa hari / minggu
haus (polydipsi)
• Tanda : kulit kering / bersisik, turgor jelek, kekakuan / distensi abdomen, muntah, pembesaran tiroit (peningkatan
kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah ). Bau holitosis/manis, bau buah (nafas aseton).
Diagnosis Keperawatan

Gangguan citra tubuh (D00.83) berhubungan dengan


kehilangan bagian tubuh, persepsi negatif tentang dirinya,
merasa malu, stress, putus asa dengan keadaanya.
GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN

Resiko perilaku kekerasan merupakan salah satu


bentuk tanggapan yang diterima oleh seseorang dapat
berupa marah yang dicurahkan melalui ancaman,
mencederai diri sendiri maupun lingkungan sekitar
Tanda dan Gejala
Terdapat tanda dan gejala pada orang dengan perilaku kekerasan seperti (Pardede, 2020):

1. Emosi : Tidak cukup menahan emosi, merasa tidak nyaman, rasa terganggu, dan merasa marah

2. Intelektual : Mendominasi, cerewet, suka bicara kotor, gampang berdebat, dan cenderung
meremehkan

3. Fisik : Wajah nampak kemerahan, mata tajam, nafas pendek, mudah berkeringat, fisik tidak sehat,
menggunakan obat-obatan terlarang, tekanan darah mudah mengalami peningkatan

4. Spiritual : Merasa paling benar, selalu membenarkan diri sendiri, mempunyai kebimbangan, tidak
mempunyai etika, berperilaku tidak baik, tidak kreatif

5. Sosial : Tidak mudah bersosialisasi, dijauhi orang lain, merasa tidak dihargai oleh lingkungan
sekitar, mendapatkan omongan dari orang lain
Tanda dan gejala perilaku kekerasan berdasarkan :

1. Subjektif : Mempunyai perasaan jengkel, keinginan untuk


melukai orang sekitar, orang lain, suka membentak dan
menyerang orang lain.

2. Objektif : Ekspresi mata melebar, tangan mengepal, wajah


memerah, postur tubuh tegar, terkadang bicara kasar, mudah
marah, dapat melukai orang lain serta diri sendiri
RENTANG RESPON PERILAKU KEKERASAN

Adaptif Maladaptif 

asertif frustasi pasif agresif


Amuk 
(sumber yosep ,2011)

Keterangan  :
Asertif  : Suatu keadaan marah yang masih terkontrol dan mampu mengungkapkan kemarahannya tanpa
menyalahkan orang lain.
Frustasi  : Individu gagal dalam mencapai kepuasan marah dan tidak dapat menemukan alternatif.
Pasif : Individu tidak dapat mengungkapkan perasaan marahnya.
Agresif : Perilaku marah dan permusuhan yang kuat dan hilangnya kontrol.
Amuk : Perilaku yang bersifat merusak diri sendiri,orang lain maupun lingkungan.
Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori 
1. Pengkajian
Pengkajian terhadap pasien dilakukan dengan cara menanyakan dan
mengamati pada pasien dan keluarganya. Tanda dan gejala risiko perilaku
kekerasan dapat dilihat dengan memberikan sebuah pertanyaan kepada pasien
(Nurhalimah, 2016).
2. Identitas
3. Alasan masuk
Alasan klien masuk ke rumah sakit dikarenakan sering mengamuk tanpa
sebab, memukul, membanting, mengancam, menyerang orang lain, melukai
diri sendiri, mengganggu lingkungan, mempunyai perbuatan yang kasar, dan
pernah ada riwayat penyakit gangguan jiwa sebelumnya dikarenakan pasien
tidak mau minum obat
4. Faktor predisposisi
a. Mempunyai gangguan kejiwaan di masa sebelumnya
b. Trauma
c. Keturunan
d. Mempunyai cerita masa lalu yang tidak menyenangkan
5. Fisik
Pada saat melakukan pemeriksaan fisik dapat kita lihat yaitu pandangan
mata tajam, tangan menggengam erat, rahang mengantup, wajah terlihat
kemerahan
6. Psikososial
Genogram, Konsep diri, Identitas, Harga diri, Hubungan social, Status
mental, Kebutuhan pasien pulang, Masalah psikologis
POHON MASALAH
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang muncul pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan adalah :

1). Risiko perilaku kekerasan (D.0146)

a. Definisi
Berisiko membahayakan secara fisik, emosi dan/atau seksual pada diri sendiri atau orang lain
b. Faktor resiko

Pemikiran waham/delusi, Curiga pada orang lain, Halusinasi, Berencana bunuh diri,
Disfungsi sistem keluarga, Kerusakan kognitif, Disorientasi atau konfusi, Kerusakan
control impuls, Persepsi pada lingkungan tidak akurat, Alam perasaan depresi, Riwayat
kekerasan pada hewan, Kelainan neurologis, Lingkungan tidak teratur, Penganiayaan atau
pengabaian anak, Riwayat atau ancaman kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain atau
destruksi property orang lain, Impulsif, Ilusi
c. Kondisi klinis terkait

Penganiayaan fisik, psikologis atau seksual, Sindrom otak


organic (mis. Penyakit alzhaimer), Gangguan perilaku,
Oppositional defiant disorder, Depresi, Serangan panik,
Gangguan Tourette, Delirium, Demensia, Gangguan amnestic,
Halusinasi, Upaya bunuh diri, Abnormalitas neurotransmitter
otak
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan

Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

Risiko Perilaku Control diri Pencegahan Perilaku Kekerasan


Kekerasan
Observasi:
D.00146 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
diharapkan control diri meningkat  Monitor adanya benda yang berpotensi
membahayakan (mis.benda tajam, tali)
Pengertian : Kriteria Hasil:  Monitor keamanan barang yang dibawa oleh
pengunjung
Berisiko membahayakan Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat  Monitor selama penggunaan barang yang dapat
secara fisik, emosi menurun Meningkat membahayakan (mis,pisau cukur)
dan/atau seksual pada Terapeutik:
diri sendiri atau orang 1 Verbalisasi ancaman kepada orang lain
 Pertahankan lingkungan bebas dari bahaya secara
lain
1 2 3 4 5 rutin
 Libatkan keluarga dalam perawatan
2 Verbalisai umpatan Edukasi

1 2 3 4 5  Anjurkan pengunjung dan keluarga untuk mendukung


keselamatan pasien
3 Perilaku menyerang  Latih cara mengungkapkan perasaan secara asertif
 Latih mengurangi kemarahan secara verbal dan non
verbal (mis,relaksasi, bercerita)
1 2 3 4 5

4 Perilaku malukai diri sendiri/orang lain

1 2 3 4 5

5 Perilaku merusak lingkungan sekitar


Intervensi
1 2 3 4 5 Keperawatan
6 Perilaku agresif/amuk
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan

Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

Perilaku Kekerasan Control diri Manajemen Keselamatan Lingkungan

D.0132 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:


diharapkan control diri meningkat
 Identifikasi kebutuhan keselamatan
Pengertian : Kriteria Hasil:
 Monitor perubahan status keselamatan
Kemarahan yang Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat lingkungan
diekspresikan secara menurun Meningkat
berlebihan dan tidak Terapeutik:
terkendali secara verbal 1 Verbalisasi ancaman kepada orang lain
sampai dengan  Hilangkan bahaya keselamatan, Jika
mencederai orang lain 1 2 3 4 5 memungkinkan
dan/atau merusak
lingkungan 2 Verbalisai umpatan  Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan
risiko
1 2 3 4 5
 Sediakan alat bantu kemanan linkungan (mis.
3 Perilaku menyerang Pegangan tangan)

1 2 3 4 5  Gunakan perangkat pelindung (mis. Rel


samping, pintu terkunci, pagar)
4 Perilaku malukai diri sendiri/orang lain
Edukasi
1 2 3 4 5
 Ajarkan individu, keluarga dan kelompok risiko
5 Perilaku merusak lingkungan sekitar tinggi bahaya lingkungan

1 2 3 4 5

6 Perilaku agresif/amuk
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai