Menurut Dalami tahun 2009, tanda dan gejala gangguan citra tubuh
antara lain:
• Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.
• Tidak menerima perubahan yang telah terjadi/ akan terjadi.
Luka atau peradangan pada ekstremitas bawah atau kaki yang terjadi pada klien
diabetes mellitus harus segera diobati, dirawat, bila terlambat mudah timbul
ganggren diabetik (luka kehitaman karena sebagian jarinya mati dan
membusuk, berbau tidak sedap atau busuk) pada akhirnya harus dipotong
(amputasi), ganggren diabetik penderita mendapatkan insulin, antibiotik dosis tinggi,
dan perawatan secara intensif. Peran perawat dalam hal ini adalah menciptakan
hubungan saling percaya dengan mendorong klien untuk membicarakan perasaan
tentang dirinya, meningkatkan interaksi sosial dengan cara membantu klien untuk
menerima pertolongan dari orang lain, mendorong klien untuk melakukan
aktivitas sosial, menerima keadaan dan lainnya (Hidayat, Musrifaul & Ullyah.,
2015).
woc
Asuhan Keperawatan Manajemen Stress dengan Masalah Gangguan Citra
Tubuh Pada Pasien Diabetes Mellitus
A. Identitas Pasien
B. Riwayat kesehatan pasien
a) Keluhan utama
• Penderita diabetes melitus timbul gejala yaitu poliuria, polidipsia, polifagia, berat badan menurun, lemah,
kesemutan, gatal, visus menurun, bisul/ luka, keputihan (Rendy & Margareth, 2012). Sofiyana (2011),
yang mendapatkan hasil bahwa mayoritas yang menderita diabetes mellitus memiliki citra tubuh yang
negatif, yang disebabkan oleh manifestasi klinis dan ulkus diabetikum yang sulit untuk disembuhkan
sehingga megganggu penampilan.
a) Riwayat kesehatan sekarang
• Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan lemas, ada luka di kaki, sulit bergerak akibat adanya luka
poliuria, polidipsia, dan poliflagia (Shaleh, 2009). Banyak individu menghadapi frustasi, kemarahan, dan
rasa bersalah akibat imobilisasi kaki yang dialaminya. Depresi dan gejala lain yang ditemukan. Caregiver
sering melaporkan adanya marah dan frustasi ketika mereka mengetahui penyakit ulkus diabetes adalah
penyakit yang waktu perawatannya lama.
3. Riwayat penyakit dahulu
• Stress, anxientas, depresi, peka rangsangan , tergantung pada orang lain, antara lain perubahan perilaku,
peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme koping, dan lain- lain.
• Penelitiian Lestari dkk (2014), menyatakan bahwa pasienyang memiliki ulkus diabetik akan mengalami
status psikososial sebagai berikut: Gangguan citra tubuh, gangguan performa peran, gangguan harga
diri, dan gangguan identitas diri.
• Pasien yang memiliki luka biasanya akan memiliki citra tubuh yang negatif terhadap keadaanya. Dengan
citra tubuh yang negatif akan merasa malu, terasing, kurang puas dengan kondisi tubuhnya dengan adanya
luka gangren diabetik yang mereka alami sehingga membuat mereka kurang percaya diri dan adanya
putus asa.
• Gejala : adanya riwayat hipertensi, Acute Miocard Infrak ( AMI), klaudikasi, kebas, dan kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki dan penyembuhann yang lama.
• Tanda : takikardi, perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang menurun/tidak ada, disaritmia, krekles
kulit panas, kering dan kemerahan, bola
• mata cekung.
2. Integritas Ego
• Gejala : stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi pasien
• Tanda : ansietas, peka rangsang
3. Makanan dan cairan
• Gejala : hilang nafsu makan atau bertambahnya nafsu makan (polyphagi), mual/muntah, tidak mengikuti diet :
peningkatan masukan glukosa/karbohidrat. Penurunan berat badan yang lebih dari priode beberapa hari / minggu
haus (polydipsi)
• Tanda : kulit kering / bersisik, turgor jelek, kekakuan / distensi abdomen, muntah, pembesaran tiroit (peningkatan
kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah ). Bau holitosis/manis, bau buah (nafas aseton).
Diagnosis Keperawatan
1. Emosi : Tidak cukup menahan emosi, merasa tidak nyaman, rasa terganggu, dan merasa marah
2. Intelektual : Mendominasi, cerewet, suka bicara kotor, gampang berdebat, dan cenderung
meremehkan
3. Fisik : Wajah nampak kemerahan, mata tajam, nafas pendek, mudah berkeringat, fisik tidak sehat,
menggunakan obat-obatan terlarang, tekanan darah mudah mengalami peningkatan
4. Spiritual : Merasa paling benar, selalu membenarkan diri sendiri, mempunyai kebimbangan, tidak
mempunyai etika, berperilaku tidak baik, tidak kreatif
5. Sosial : Tidak mudah bersosialisasi, dijauhi orang lain, merasa tidak dihargai oleh lingkungan
sekitar, mendapatkan omongan dari orang lain
Tanda dan gejala perilaku kekerasan berdasarkan :
Adaptif Maladaptif
Keterangan :
Asertif : Suatu keadaan marah yang masih terkontrol dan mampu mengungkapkan kemarahannya tanpa
menyalahkan orang lain.
Frustasi : Individu gagal dalam mencapai kepuasan marah dan tidak dapat menemukan alternatif.
Pasif : Individu tidak dapat mengungkapkan perasaan marahnya.
Agresif : Perilaku marah dan permusuhan yang kuat dan hilangnya kontrol.
Amuk : Perilaku yang bersifat merusak diri sendiri,orang lain maupun lingkungan.
Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori
1. Pengkajian
Pengkajian terhadap pasien dilakukan dengan cara menanyakan dan
mengamati pada pasien dan keluarganya. Tanda dan gejala risiko perilaku
kekerasan dapat dilihat dengan memberikan sebuah pertanyaan kepada pasien
(Nurhalimah, 2016).
2. Identitas
3. Alasan masuk
Alasan klien masuk ke rumah sakit dikarenakan sering mengamuk tanpa
sebab, memukul, membanting, mengancam, menyerang orang lain, melukai
diri sendiri, mengganggu lingkungan, mempunyai perbuatan yang kasar, dan
pernah ada riwayat penyakit gangguan jiwa sebelumnya dikarenakan pasien
tidak mau minum obat
4. Faktor predisposisi
a. Mempunyai gangguan kejiwaan di masa sebelumnya
b. Trauma
c. Keturunan
d. Mempunyai cerita masa lalu yang tidak menyenangkan
5. Fisik
Pada saat melakukan pemeriksaan fisik dapat kita lihat yaitu pandangan
mata tajam, tangan menggengam erat, rahang mengantup, wajah terlihat
kemerahan
6. Psikososial
Genogram, Konsep diri, Identitas, Harga diri, Hubungan social, Status
mental, Kebutuhan pasien pulang, Masalah psikologis
POHON MASALAH
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang muncul pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan adalah :
a. Definisi
Berisiko membahayakan secara fisik, emosi dan/atau seksual pada diri sendiri atau orang lain
b. Faktor resiko
Pemikiran waham/delusi, Curiga pada orang lain, Halusinasi, Berencana bunuh diri,
Disfungsi sistem keluarga, Kerusakan kognitif, Disorientasi atau konfusi, Kerusakan
control impuls, Persepsi pada lingkungan tidak akurat, Alam perasaan depresi, Riwayat
kekerasan pada hewan, Kelainan neurologis, Lingkungan tidak teratur, Penganiayaan atau
pengabaian anak, Riwayat atau ancaman kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain atau
destruksi property orang lain, Impulsif, Ilusi
c. Kondisi klinis terkait
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
6 Perilaku agresif/amuk
TERIMA KASIH