Anda di halaman 1dari 48

FISIOLOGI HARA

MINERAL
YAYA HASANAH
Pertumbuhan Hara Steady
Perkembangan mineral state
(mantap

Jumlah mendekati minimum

Pertumbuhan dan perkembangan


organisme akan ditentukan oleh unsur Faktor pembatas
hara esensial yang berada dalam
jumlah minimum kritis.

Dalam keadaan mantap unsur esensial Hukum


yang tersedia dalam keadaan Minimum
mendekati minimum cenderung
merupakan faktor pembatas. Leibig
Justus Von Leibig (1840)
HUKUM MINIMUM LEIBIG
Justus von Liebig (1840) menemukan
hasil tanaman tidak ditentukan oleh
unsur hara N,P, K yang diperlukan
dalam jumlah banyak tetapi oleh
mineral seperti magnesium yang
diperlukan dalam jumlah sedikit oleh
tanaman.
Hukum minimum Liebig diterapkan
hanya dibawah keadaan mantap 
bila arus masuk dan material
seimbang dengan arus keluarnya.
Discovery of Essentially of Micronutrients for
Higher Plants

Element Year Discovery by


Iron (Fe) 1860 J. Sachs
Manganese (Mn) 1922 J.S McHargue
Boron (B) 1923 K. Warrington
Zinc (Zn) 1926 A.L. Sommer and C.B Lipman
Copper (Cu) 1931 C.B Lipman and G. MacKinney
Molybdenum (Mo) 1938 D.I Arnon and P.R. Stout
Chlorine (Cl) 1954 T.C. Broyer et. al.
Nickel (Ni) 1087 P.H. Brown et al.
Unsur Hara Penyusun Tanaman

Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan, Tanaman


memerlukan unsur :
1. Karbon (C ) 9. Sulfur (S)
2. Hidrogen (H) 10. Clor (Cl)
3. Oksigen (O) 11. Boron (B)
4. Nitrogen (N) 12. Cuprum/Tembaga (Cu)
5. Fosfor (P) 13. Mangan (Mn)
6. Kalium/Potasium (K) 14. Ferum/Besi (Fe)
7. Calsium (Ca) 15. Zinkum/Seng (Zn)
8. Magnesium (Mg) 16. Molibdenum (Mo)
17. Nickel (Ni)
Sumber Unsur Hara
Udara  C dalam bentuk gas CO2
O dalam bentuk gas O2
H dalam bentuk gas H2O
Air  O dalam bentuk gas O2
H dalam bentuk H2O
Tanah
a. Unsur hara primer  N, P, K Unsur hara
b. Unsur hara sekunder  Ca, Mg, S Makro

c. Unsur hara mikro  Cl, B, Cu, Mn, Fe, Zn, Mo,


Ni
Bentuk penyerapan unsur hara dari
dalam tanah oleh tanaman
Unsur Hara Essensial Anion Kation

Unsur Hara Makro


N NO3- NH4+
P H2PO4-
K K+
Ca Ca2+
Mg Mg2+
S SO4-
Unsur Hara Mikro
Fe Fe3+
Mn Mn2+
Bo Bo33-
Mo MoO42-
Co Co2+
Zn Zn2+
Cl Cl-
C 47%
90%
Air CO2 O2
H 7%

O 44% 10% Bhn


Kering H2O
N 0,2-2%

NO3- NH4+ Fe3+


Mn2+
K +
H2O
Bo33-
H2PO4-
O2 MoO42-
HPO4-
Mg2+
Ca2+ Co2+
SO4- Cl- Zn2+
PENYERAPAN HARA

Keterlibatan antara akar dan ion hara dapat terjadi dengan:


 Pertukaran kontak
 Pertukaran ion tanah dengan H di dalam musigel
 Difusi ion
 Aliran massa ion
 Pemanjangan akar ke sumber ion

Proses penyerapan
 Aktif membutuhkan energi.ion melintasi membran sitoplasma,plasmalema,
dengan energi dari senyawa fosfat berenergi tinggi(ATP) yang dihasilkan dari
respirasi
 Penyerapan pasif,ion berpindah bersama air (didalam jaringan akar dan ruang
bebas)

Ruang bebas Akar dalam penyerapan Hara dipengaruhi oleh:


 Spesies
 Varitas Tanaman
 Umur
PERMUKAAN AKAR PENYERAP(Pertukaran Kontak)
MIKROFIBRIL

PARTIKEL LIAT
DINDING (0.1 – 1 μ)
VACUOLA SITOPLASMA SEL

MIKROORGANISME
1-10 μ

FEKOLLOIDAL
TONOPLAST PLASMOLEMMA
MUCIGEL

Dari gambar diketahui bahwa pada permukaan dinding sel terdapat


lapisan lendir yang tidak mudah lepas (mucigel). Mucigel terbentuk
dari bahan PEKTIN yang diperkuat dengan serat-serat halus (MICRO
FIBRILLA) yang tidak teratur.
 Tebal mucigel adalah 10 – 30 mikron.
 Didalam mucigel tumbuh banyak macam-macam jasad renik.
 Pengaruh aliran massa pada penyerapan hara. Zat hara dalam tanah
yang bergerak ke arah akar melalui proses aliran massa dipengaruhi
oleh :
a) Konsentrasi hara dalam larutan tanah
b) Laju gerakan air ke permukaan akar, atau laju transpirasi.
Difusi dan Penyerapan Hara
Difusi merupakan proses terpenting dalam penyerapan hara oleh
akar.
Rumus difusi (Hukum Fick)
Q c
 DA
dt x

dimana :
Q = Jumlah hara yang bergerak (g moles)
t = Waktu (det, menit)
D = Koefisien Difusi (cm2/det)
A = Luas daerah yang dilalui (cm2)
c = Konsentrasi ion yang berdifusi (g/cm3) atau m.moles/cm3
x = Jarak gerakan ion (cm)
Jumlah penyerapan hara oleh akar, sangat
dipengaruhi oleh Daya Serap Akar (α).

Fu
  = cm/detik
Cr

dimana :
Fu = Jumlah Hara yang diserap [µg/cm2/det]
Cr = Konsentrasi hara pada larutan dipermukaan
akar (µg/cm3)

Laju penyerapan ion hara ternyata berkorelasi


tinggi dengan aktivitas ATP.
Perjalanan Air dan Larutan Hara dalam Tumbuhan

 Perjalanan air dan larutan hara dalam tumbuhan dimulai


dengan absorpsi air pada permukaan akar.
 Air masuk ke dalam akar melalui sel-sel epidermis dan
rambut akar (modifikasi sel epidermis).
 Rambut akar meningkatkan luas permukaan akar sehingga
absorpsi air menjadi lebih efisien.
 Selanjutnya air dari epidermis masuk ke dalam korteks akar.
Sebagian air masuk melalui sitoplasma (rute simplas) dan
sebagian besar air melalui ruang antar sel (rute apoplas).
 Ketika mencapai endodermis, air yang
masuk dengan rute apoplas dipaksa
masuk ke dalam endodermis yang
merupakan aliran transpirasi xilem,
karena pada endodemis terdapat
jalur/pita Caspary.
 Caspary merupakan lilin (suberin) yang
menebal pada dinding transversal dan
radial sel-sel endodermis.
 Suberin tidak dapat ditembus oleh air
sehingga air dipaksa masuk ke dalam sel-
sel endodermis pada bagian dinding
tangensial.
 Ketika masuk ke dalam sel maka mineral
terlarut dalam air akan diseleksi oleh
membran plasma yang bersifat
semipermeabel.
Perjalanan air dan solut dari tanah
ke sistem perakaran.
JALUR TRANSPORTASI AIR DAN
GARAM MINERAL DARI AKAR

Simplas
Bergeraknya air dan
mineral lewat jalur
dalam sel, yaitu
sitoplasma sel dengan
jalan menembus
membran plasma.
Apoplas
 Bergeraknya air lewat
jalur luar sel atau lewat
dinding-dinding sel.  
Jalur penyerapan air
Larutan tanah - sel-sel epidermis akar (rambut
akar) – korteks – endodermis – xylem akar
 PENYERAPAN HARA KARENA PERTUMBUHAN AKAR

Jumlah Penyerapan
Hara
Terjadi 2 tahapan penyerapan
hara selama kehidupan
2 tanaman, yi :

Waktu

1. Ketika akar-akar baru tumbuh dengan cepat, penyerapan hara


yang mula-mula lambat, meningkat dengan sangat cepat.
2. Akar sudah tumbuh pada seluruh daerah perakaran, maka akar-
akar baru harus tumbuh diantara akar-akar yang sudah ada ⇒
terjadi kompetisi dalam penyerapan hara antara akar-akar baru
dengan akar-akar lama; tanaman juga semakin tua, sehingga
jumlah akar yang mati lebih banyak daripada akar yang baru
tumbuh. Akibatnya penyerapan hara menurun drastis.
penyerapan
Faktor lingkungan:
Ketersediaan air,
Aerasi,
Konsentrasi larutan tanah,
Suhu
Faktor tanaman :
Laju transpirasi tanaman
Sistem perakaran
Metabolisme
FAKTOR LINGKUNGAN
(KANDUNGAN AIR TANAH)
Zona Jenuh Air

Kapasitas Lapangan

Zona Air Kapiler

Titik Layu Permanen

Zona Layu Permanen


Aliran air dan hara dari akar ke tajuk
ANGKUTAN HARA DARI AKAR KE TAJUK

Gerakan ion dalam xilem


• Di dalam pembuluh xilem hara bergerak secara pasif ke
pucuk bersama-sama dengan air mengikuti aliran
transpirasi atau oleh tekanan akar.
• Pembuluh xilem terdiri dari sel-sel mati yang dinding-
dinding sampingnya penuh dengan noktah sedang
dinding atas dan bawah hilang, sehingga pembuluh
xilem sebenarnya terdiri dari seberkas pipa-pipa yang
dindingnya penuh dengan pori-pori.
• Segera setelah hara masuk ke dalam pembuluh xilem,
hara akan ikut dengan aliran air ke pucuk melalui aliran
massa.
JARINGAN PENGANGKUT PADA
TUMBUHAN
Xylem (pembuluh kayu)
 Sel penyusunnya berupa trakeid, trakea dan parenkim xylem.
Terdapat pada bagian kayu.
 Fungsinya  mengangkut air dan unsur hara dari akar ke daun,
mengokohkan tumbuhan
Phloem (pembuluh tapis)
 Terdiri dari sel hidup, berdinding selulosa dan dindingnya
melintang.
 Terdapat pada bagian kulit kayu. Pada samping floem terdapat
sel pengiring.
 Fungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh
bagian tubuh tumbuhan.
Berkas pengangkut dalam batang
MANFAAT
TRANSPIRASI

 Mempertahankan sel-sel daun


agar senantiasa basah sehingga
memungkinkan terjadinya
fotosintesis
 Untuk memompa air akar naik
dari akar ke daun
 Merupakan penyangga suhu
daun
RESORPSI ION-ION HARA
• Semua sel-sel hidup di dalam tanaman yang
tidak secara langsung bersentuhan dengan
larutan hara, memperoleh zat haranya dari
pembuluh xilem.

• Sel-sel yang terdapat pada perbatasan antara


akar dan batang terutama yang dekat pada
pembuluh xilem adalah yang pertama-tama
menyerap secara selektif ion-ion yang bergerak
ke atas  dengan demikian mengatur susunan
ion-ion hara naik ke pucuk.
ANGKUTAN JARAK JAUH DALAM XILEM
DAN FLOEM SERTA PENGENDALIANNYA
 Semua angkutan hara dan molekul senyawa organik
terjadi dalam berkas vaskuler yang terdiri dari xilem
dan floem
 Angkutan hara dari akar ke daun melalui sel-sel
xilem yang mati, terjadi karena tekanan akar dan
gradien potensi air, dimana PA udara >> sel daun >
xilem > sel akar > larutan dalam tanah. Ini terutama
terjadi pada siang hari dan satu arah.
 Dalam floem angkutan zat-zat terjadi dua arah dan
digerakkan secara aktif ke bagian-bagian yang
membutuhkan zat-zat tersebut. Jadi dari sumber
(source) ke wadah (sink)
 Dalam akar hara dapat segera masuk ke dalam floem
akar sehingga dapat segera di angkut ke dua arah
antara lain ke ujung akar.
 *Ca dapat cepat diangkut dari akar ke pucuk, padahal
angkutan *Na ke pucuk sangat terhambat, sehingga
menimbulkan gradien basipetal kandungan *Na yang
sangat tajam pada akar yang disebabkan resorpsi Na
oleh sel akar disekitarnya. Tanaman ini di sebut
natrofobik.
 *K sangat mobil baik dalam xilem maupun floem.
Sebagian *K masuk ke dalam floem akar dan
diangkut ke ujung akar melalui floem.
 Transfer hara dan molekul-molekul organik antara
xilem dan floem dapat terjadi dengan bantuan sel-sel
transfer.
ANGKUTAN DALAM XILEM
 Mekanisme
 Angkutan dalam xilem terutama adalah apoplasmik
dengan aliran massa dalam sel-sel xilem yang
mati.
Disini terjadi interaksi antara larutan dalam xilem
dengan dinding-dinding pembuluh xilem dan sel-
sel parenchyma terutama pertukaran kation
polivalen. Juga terjadi penyerapan hara dan
pelepasan zat-zat organik oleh sel-sel hidup
disekitarnya, seperti parenchyma xilem, floem dan
sebagainya.
- Pertukaran adsorpsi
Didalam xilem terjadi adsorpsi pada dinding sel
xilem yang bermuatan negatif, seperti halnya yang
terjadi dalam daerah bebas akar korteks.
Resorpsi
• Sepanjang perjalanannya didalam
xilem, zat hara diserap kembali
oleh sel-sel hidup sejak dari akar
sampai ke daun = resorpsi.

• Resorpsi dapat terjadi karena


penyerapan aktif langsung ke
dalam sel-sel parenchyma atau
penyerapan ke dalam sel-sel
khusus yang disebut sel transfer
sebagai sel perantara sebelum
ion-ion diteruskan kedalam
floem.
-
PELEPASAN ATAU SEKRESI HARA

• Sepanjang perjalanannya, dalam xilem


dari akar ke daun terjadi perubahan
komposisi larutan yang disebabkan
karena adanya sekresi hara dan sel-sel
sekitar pembuluh xilem.

• Ini penting untuk menjamin


kesinambungan pasokan hara ke titik-
titik tumbuh.
PENGARUH LAJU TRANSPIRASI PADA
PENYERAPAN DAN TRANSLOKASI
HARA

• Laju penyerapan air oleh


akar (transpor jarak
pendek) dan di dalam
pembuluh xilem (transpor
jarak jauh) ditentukan oleh
tekanan akar dan laju
transpirasi.
PENGARUH TRANSPIRASI PADA LAJU
PENYERAPAN DAN TRANSLOKASI
DITENTUKAN OLEH :
 Umur tanaman, pada kecambah dan tanaman muda
oleh tekanan akar makin tua tanaman peranan
transpirasi makin nyata.
 Waktu, siang hari tinggi dibanding malam.
 Konsentrasi larutan luar.
 Konsentrasi hara di dalam akar; transpirasi
meningkatkan laju penyerapan bila hara tinggi.
 Jenis hara; transpirasi > pengaruhnya pada penyerapan
dan translokasi dari hara yang tidak bermuatan
dibandingkan dengan bentuk ion.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU
TRANSPIRASI

 Faktor lingkungan  Faktor tanaman


1.  kelembaban udara 1. stomata: jumlah per satuan
2. suhu luas, letak stomata
3. kecepatan angin (permukaan bawah atau
4. cahaya atas daun,
5. tekanan udara timbul/tenggelam), waktu
6. ketersediaan air tanah bukaan stomata
7. debu 2. daun: berbulu/tidak, warna
daun(kandungan klorofil
daun), posisinya
menghadap matahari secara
langsung atau tidak
EFEK TRANSPIRASI PADA
DISTRIBUSI HARA DALAM PUCUK.

Angkutan hara dalam


xilem berakibat
tersebarnya hara pada
semua bagian pucuk,
tergantung dari;
 lajutranspirasi
 lamanya transpirasi
ANGKUTAN DALAM FLOEM
• Anatomi floem
• Angkutan jarak jauh berlangsung melalui pembuluh floem
yang terbentuk dari sel-sel hidup yang terdiri atas:
pembuluh tapis,sel pelengkap dan sel-sel parenchyma.
• Sel pembuluh tapis memiliki lapisan sitoplasma tipis yang
menghubungkan satu sel dengan sel lainnya yang disebut
protein-P.

Jadi pola angkutan oleh


floem mirip angkutan hara
jarak dekat di dalam
simplas melalui
plasmodesmata yaitu
benang-benang protein
yang menghubungkan
sitoplasma sel yang satu
dengan sel sebelahnya.
 Komposisi isi floem
 pH 7-8 dengan kandungan bahan kering 15-25%
 komponen utama = sukrosa merupakan > 90% dari total
bahan padat.
 Kandungan asam organik dan N organik yang tinggi
terutama asam amino dan amida
 Kandungan hara K > P > Mg > S tereduksi. Ca rendah.
 Kandungan semua padatan oleh floem >> xilem kecuali
Ca
 Kation-kation anorganik >> anion-anion anorganik.
Kelebihan kation diimbangi oleh asam amino.
MOBILITAS DALAM FLOEM

Mobil IntermediateImmobile
K Fe Li
Rb Mn Ca
Na Zn Sr
Mg Co Ba
P Mo B
S
Cl
 Arah angkutan dalam floem
Angkutan dalam floem dua arah : yaitu dari sumber
(daun pembentuk fotosintat) ke wadah (yaitu akar,
pucuk, buah dan biji)
 Transfer antara xylem dan floem

 Dalam berkas pembuluh, floem dan xilem hanya


dipisahkan oleh beberapa lapis sel.
 Bukti menunjukkan terjadinya aliran hara secara
pasif atau bocor keluar dari sel-sel pembuluh tapis
floem bila terjadi gradien konsentrasi.
 Sebaliknya aliran zat-zat organik maupun anorganik
dari xilem ke floem adalah aliran aktif menentang
gradien konsentrasi
 Peranan floem dan xilem dalam angkutan
hara jarak jauh tergantung :
 Jenis hara
 Tahap pertumbuhan organ tanaman

NO3 tidak terdapat dalam floem dan hanya


dalam xilem, tetapi setelah tereduksi misal
sebagai asam amino dapat dengan mudah
bergerak dalam floem.
 Aliran hara antara pucuk dan
akar
• Selalu terjadi retranslokasi hara
yang mobil dalam floem dari
pucuk ke akar melalui floem
walaupun pada saat yang
bersamaan terjadi angkutan
dengan arah berlawanan di
dalam xilem.
• Sebagian hara yang
ditranslokasikan keakar dapat
kembali lagi kedaun melalui
floem.
Remobilisasi hara

Masuk (influx) dan keluarnya hara (efflux) dari


organ tanaman seperti daun dan sebagainya dapat
berlangsung pada saat yang bersamaan.
Beberapa tahapan remobilisasi hara:
 Mobilisasi dalam sel-sel daun

 Angkutan jarak dekat dalam simplas ke floem

 Masuk ke pembuluh floem secara aktif

 Angkutan di dalam floem.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai