Anda di halaman 1dari 8

ANGGARAN BAHAN

BAKU LANGSUNG
ECONOMICAL ORDER QUANTITY (EOQ)

Economical Order Quantity (EOQ) merupakan jumlah bahan baku langsung yang harus dibeli setiap
kali dilakukan pembelian sehingga akan menimbulkan biaya yang paling rendah akan tetapi tidak
akan menimbulkan kekurangan bahan baku langsung.
Rumus :
EOQ =
K.U
P = Biaya Pesanan
R = Kebutuhan bahan baku langsung selama suatu periode tertentu
K = Biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam persentase
U = Harga beli per satuan bahan baku langsung
PERHITUNGAN ECONOMICAL ORDER QUANTITY (EOQ)

Sebuah pabrik jok mobil selama satu tahun memproduksi 3.200 unit produk dengan SUR 2 Harga
Rp. 40 per unit. Untuk pembelian bahan baku tersebut diperlukan biaya sebagai berikut :
a. Biaya penyimpanan barang di Gudang, dihitung dari rata-rata barang yang dibeli 12%
b. Biaya modal yang ditanamkan dalam barang, dihitung dari harga rata-rata barang yang dibeli
8%
c. Biaya persediaan pesanan Rp. 20
d. Biaya pemeriksaan material setiap kali dating Rp. 45
e. Biaya administrasi gudang setiap barang datang Rp. 22
f. Biaya penyelesaian pembayaran setiap kali pembelian Rp. 13
Diminta :
a. Menghitung besarnya Economical Order Quantity (EOQ)
b. Menerapkan besarnya Reorder Point jika diketahui bahwa untuk menjamin kontinuitas
produksi, diperlukan Safety Stock sebesar 200 m dan tenggang waktu pemesanan adalah 10
hari (setahun = 356 hari kerja).
c. Jika pabrik bekerja tanpa berhenti sejak 3 Januari hingga akhir februari, dan pada neraca awal
(1 Januari) persediaan bahan baku sebanyak 488 m, maka berapa banyak persediaan bahan
baku yang nampak dalam neraca akhir Januari dan akhir Februari. (hari produksi = 29 hari) dan
d. Susunlah anggaran pembelian bahan untuk Januari dan Februari
Jawaban :
a. Pemakaian bahan baku XXX tahun
Pemakaian bahan baku XXX tahun XXX unit x XX m = XXX m
EOQ =
K.U
= XXXXXXXXXXXXXXXXX
= XXX m

b. Frekuensi pembelian setahun = Pemakaian setahun


EOQ
= XXXXXXXXXX
= XXX kali
atau = hari kerja
XXX kali
= XXXXXX = XXX hari kerja sekali
Pemakaian 1 hari kerja = XXXXXXXX = XX m / hari kerja
Pemakaian selama tenggang waktu 10 hari = XXXXXX = XXX m
Safety Stock XXX m
Reorder Point XXX m
c. Persediaan awal 1 /1 XXX m Persediaan awal 1/2 XXX m
Bahan baku masuk XXX m Bahan baku masuk XXX m
Jumlah XXX m Jumlah XXX m
Pemakaian XXXXXX XXX m Pemakaian XXXXXXX XXX m
Persediaan akhir 31/1 XXX m Persediaan akhir 28/2 XXX m
d. Anggaran pembelian bahan Januari Anggaran pembelian bahan Februari
Pemakaian XXXXX XXX m Pemakaian XXXXX XXX m
Persediaan akhir (31/1) XXX m Persediaan akhir (28/2) XXX m
Jumlah XXX m Jumlah XXX m
Persediaan awal (1/1) XXX m Persediaan awal (1/2) XXX m
Pembelian XXX m Pembelian XXX m
Rp. / unit XX Rp. / unit XX
Nilai Persediaan Rp. XXXX Nilai Persediaan Rp. XXXX

Anda mungkin juga menyukai