Anda di halaman 1dari 19

Perekonomian Indonesia

Kelompok 2
• Feniza Dwi Pndina_C1A020012
• Maria Aulia Ulfa_C1A020034
• Nadia Laraswati_C1A020032
• Nita Sri Rahayu_C1A020010
• Selvia Oktaviani_C1A020062
BAB I: SISTEM EKONOMI INDONESIA
 Menurut Dumairy (1996), sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta
menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam
suatu tatanan kehidupan.

 Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia sebagai subjek sedangkan
barang-barang ekonomi sebagai objek serta seperangkat kelembagaan yang mengatur.

 Sheridan (1998) dalam publikasinya mengenai sistem-sistem ekonomi yang ada di


Asia mengatakan, bahwa "Economic system refers to the way people perform
economic acticities in their search for personal happiness" . Dengan kata lain, sistem
ekonomi adalah cara manusia melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan atau memberikan kepuasan pribadinya.
SISTEM-SISTEM EKONOMI

1 2 3

LETS
SISTEM
EKONOMI
SISTEM
EKONOMI
SISTEM
EKONOMI GO
KAPITALIS SOSIALIS CAMPURAN
1. SISTEM EKONOMI KAPITALIS

Sanusi (2000), sistem ekonomi kapitalis Tujuannya memperoleh suatu


adalah suatu sistem ekonomi di mana
keuntungan/laba yang cukup besar
kekayaan yang produktif dimiliki secara
pribadi dan produksi terutama dari hasil menggunakan kekayaan yang
dilakukan untuk dijual. produktif.

Ada 6 asas ciri dari sistem ekonomi


kapital yaitu: Hak milik pribadi,
Motif mencari keuntungan/laba, Kebebasan berusaha dan kebebasan
bersama sama dengan lembaga warisan memilih, Motif kepentingan diri
dipupuk oleh hukum perjanjian sebagai sendiri, Persaingan, Harga
ditentukan oleh mekanisme pasar,
mesin kapitalisme yang besar.
Peranan terbatas pemerintah.
2. SISTEM EKONOMI SOSIALIS

 Dumairy (1996: 32), sistem ekonomi sosialis adalah kebalikan dari sistem ekonomi kapitalis. Bagi
kalangan sosialis, pasar justru harus dikendalikan melalui perencanaan terpusat.
 Sistem ekonomi sosialis dapat dibagi dalam 2 sub-sistem, yaitu ;

1. Sistem ekonomi sosialis Marxis disebut juga sistem ekonomi komando. Dimana seluruh unit
ekonomi baik sebagai produsen, konsumen, maupun pekerja, tidak diperkenankan untuk mengambil
keputusan secara sendiri-sendiri yang menyimpang dari komando otoritas tertinggi, yaitu partai.
Dengan kata lain, dalam sistem ekonomi sosialis Marxis, ruang gerak bagi pelaku-pelaku ekonomi
untuk mengambil inisiatif sendiri dapat dikatakan tidak ada sama sekali (Tambunan, 2006).

2. Sistem ekonomi sosialisme democrat seperti yang dianut oleh banyak negara di Eropa Barat
(terutama Jerman) maka dapat dikatakan bahwa kekuasaan otoritas tertinggi jauh berkurang. Dalam
sistem ini, di satu pihak ada kebebasan individu seperti dalam sistem ekonomi kapitalis.
3. SISTEM EKONOMI CAMPURAN
Sistem ekonomi campuran adalah sistem yang
mengandung beberapa elemen dari sistem ekonomi
kapitalis dan sistem ekonomi sosialis.

Sanusi (2000) menjelaskan sistem ekonomi


campuran sebagai berikut. "Dalam sistem ekonomi
campuran di mana kekuasaan serta kebebasan
berjalan secara bersamaan walau dalam kadar yang
berbeda-beda.
Dalam sistem ekonomi campur adanya campur tangan pemerintah
terutama untuk mengendalikan kehidupan/pertumbuhan ekonomi akan
mencegah adanya konsentrasi yang terlalu besar di tangan satu orang
atau kelompok swasta, juga untuk melakukan stabilisasi perekonomian,
mengatur tata tertib serta membantu golongan ekonomi lemah"
SISTEM EKONOMI INDONESIA

Sistem ekonomi Indonesia yang termasuk sistem ekonomi campuran itu


disesuaikan terutama dengan UUD 1945 sebelum diamandemen tahun 2000
yaitu sistem ekonomi Pancasila dan ekonomi dengan menitikberatkan pada
koperasi terutama pada masa orde lama sebelum tahun 1996 dan hingga kini
masih berkembang. Dalam masa pemerintahan Indonesia Baru (1999) setelah
berjalannya masa reformasi muncul pula istilah ekonomi kerakyatan namun
belum banyak dikenal.
kesimpulannya

Perbedaan antara sistem ekonomi kapitalisme atau sistem ekonomi sosialisme


dengan sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia adalah pada kedua makna yang
terkandung dalam keadilan sosial yang merupakan sila ke-5 Pancasila, yaitu prinsip
pembagian pendapatan yang adil (disertai dengan pertumbuhan ekonomi) dan
prinsip demokrasi ekonomi. Kedua prinsip ini sebenarnya merupakan pencerminan
sistem ekonomi Pancasila, yang jelas-jelas menentang sistem individualisme liberal
atau free fight liberalism (sistem ekonomi kapitalisme ekstrem), dan sistem
komando (sistem ekonomi sosialisme ekstrem).

Namun Dalam praktiknya, sistem ekonomi Indonesia dalam beberapa dekade


belakangan ini sejak era orde baru cenderung semakin kapitalis dan sangat berbeda
dengan era orde lama atau era Soekarno.
Sejak dekade 80-an, perekonomian Indonesia mengalami suatu pergeseran ke arah yang
lebih liberal dan tendesentralisasi. Pada masa orde baru semakin tergantung pada modal
asing Kusuma PMA, dan pinjaman/utang luar negeri (ULN), sehingga pemerintah
Indonesia tidak ada pilihan lain selain melakukan deregulasi " Washing Consensus“.

Mackie dan Macintyre (1994) melihat ada tiga mazhab politik ekonomi di Indonesia pada
masa itu, yaitu:
a. Kaum teknokrat (ekonom) yang berpaham pasar bebas;
b. Kaum intervensionis yang menginginkan peran besar dari negara dalam
pembangunan; dan
c. kaum nasionalis pola lama yang ingin selalu berpegang teguh pada ideologi bangsa-
negara sebagaimana tercantum dalam pasal 33 UUD 1945.
EKONOMI INDONESIA SEMAKIN LIBERAL?
Indikator yang menentukan indonesia semakin liberal: saham swasta khususnya asing di dalam
perekonomian Indonesia misalnya, jumlah perusahaan yang ada di Indonesia, jumlah investasi
jangka pendek maupun jangka panjang dan jumlah pekerja asing dan banyaknya perjanjian
perdagangan bebas yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan negara-negara lain.
Kecenderungan Indonesia ke arah yang semakin liberal: munculnya kebijakan atau peraturan
pemerintah yang semakin membuka lebar sektor pertambangan untuk investasi asing, dan UU
Republik Indonesia Mengenai Penaman Modal No. 25 Tahun 2007 yang membuka pintu semakin
lebar bagi PMA untuk masuk ke Indonesia, dibandingkan UU penanaman modal sebelumnya.
Namun demikian, ini bukan berarti bahwa Indonesia tidak akan mengenal atau tidak akan
menerapkan kebijakan-kebijakan ekonomi yang berorientasi sosial.
BAB II SEJARAH EKONOMI INDONESIA
A. PEMERINTAHAN ORDE LAMA

Dapat disimpulkan bahwa buruknya perekonomian Indonesia selama pemerintahan


orde lama (terutama) disebabkan oleh hancurnya infrastruktur ekonomi,fisik maupun
non- fisik ,selama pendudukan jepang perang dunia 2 dan perang revolusi serta gejola
politik didalam negeri (termasuk sejumlah pemberontakan di daerah) ditambah lagi
dengan manajemen ekonomi makro yang sangat buruk selama rezim tersebut.
 
Dilihat dari aspek politiknya, selama periode orde lama Indonesia pernah mengalami system
politik yang sangat demokrasi yaitu pada priode 1950-1959 sebelum diganti dengan priode
demokrasi terpimpin. Akan tetapi sejarah Indonesia menujunkan bahwa system politik demokrasi
tersebut ternyata menyebabkan kehancuran politik dan perekonomian nasional, akibat terlalu
banyaknya partai politik yang ada dan semuanya ingin berkuasa,sering terjadi konflik antar partai
politik yang berkepanjangan.
B. PEMERINTAHAN ORDE BARU

Maret 1966 Indonesia memasuki pemerintahan orde baru, perhatian


pemerintah lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat lewat pembangunan ekonomi dan sosial. Pemerintahan
orde baru menjalin kembali hubungan baik dengan pihak barat,dan
menjauhi pengaruh ideoloi komunis, Indonesia juga kembali menjadi
anggota PBB dan lembaga- lembaga dunia lainnya seperti bank dunia
IMF.
Selama periode ini
laju pertumbuhan
PDB pada harga
konstan rata-rata per
tahun diatas 7%.
Selama periode
ini laju
pertumbuhan
PDB mengalami
kemerosotan
hingga
menunjukkan
trend negative
Laju Pertumbuhan PDB Berdasarkan ADHK (Miliyar) hanya di tahun
Tahun PDB Pertumbuhan % 2020
2010 6864133.1 -
2011 7287635.3 6.17
2012 7727083.4 6.03
2013 8156497.8 5.56
2014 8564866.6 5.01
2015 8982517.1 4.88
2016 9434613.4 5.03
2017 9912928.1 5.07
2018 10425851.9 5.17
2019 10949155.4 5.02
2020 10723054.8 -2.07
2021 11118868.5 3.69
C. PEMERINTAHAN TRANSISI
• Perekonomian Indonesia pada masa transisi yakni tanggal 14 dan 15 Mei 1997, nilai tukar bath
Thailand terhadap dollar AS mengalami goncangan hebat akibat para investor asing mengambil
keputusan “Jual”.
• Peristiwa ini merembet ke Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya. Menanggapi hal itu pada
bulan Juli 1997 BI melakukan 4 kali intervensi yakni memperluas rentang intervensi rupiah.
Sekitar bulan September 1997 nilai tukar rupiah semakin melemah yang menggoncang
perekonomian nasional.
• Pemerintah orde baru mengambil langkah konkrit diantaranya menunda proyek bernilai Rp 39
triliun dalam mengimbangi keterbatasan anggaran belanja negara yang dipengaruhi nilai rupiah.
• Secara keseluruhan, ada 5 memorandum tambahan dalam kesepakatan yang baru: Program
stabilisasi, Restrukturisasi perbankan, Reformasi structural, Penyelesaian ULN swasta (Corporate
debt), Bantuan untuk rakyat kecil (Kelompok ekonomi lemah).

Kesimpulannya: masyarakat melihat sebenarnya pemerintahan baru ini tidak berbeda dengan
pemerintahan sebelumnya, karena tidak ada perubahan nyata. Sehingga banyak kalangan masyarakat
menyebutnya pemerintahan transisi daripada pemerintahan reformasi (Tambunan 2011a).
D. PEMERINTAHAN REFORMASI HINGGA KABINET JOKO WIDODO

Selain itu hubungan pemerintah


20 Oktober menjadi akhir pemerintahan Indonesia dibawah pimpinan
transisi dan awal dari pemerintahan Gus Abdurrahman Wahid dengan
Dur yang disebut pemerintahan reformasi. IMF juga tidak baik terutama
Gus Dur menjadi harapan untuk masalah amandemen UU N 23
membangkitkan perekonomian nasional Th 1999 mengenai BI.
dan menuntaskan permasalahan di dalam Indonesia terancam dinyatakan
negeri warisan rezim orde baru. Tahun bangkrut oleh Paris club karena
1999 perekonomian Indonesia lebih baik perekonomian yang semakin
dengan pertumbuhan 5%. Tak berlangsung buruk dan defisit keungan yang
lama Gus Dur mulai menunjukkan sikap semakin membengkak. Bahkan
diktator dan praktik KKN serta ucapan yang World Bank mengancam akan
kontroversial. menghentikan pinjaman baru
jika kesepakatan IMF dengan
Indonesia macet (Tambunan
2006b, 2011a). Ketidakstabilan
politik & sosial yang menaikan
tingkat country risk Indonesia.
Rumitnya persoalan ekonomi
ditunjukkan beberapa indikator Menjelang akhir masa
ekonomi: 1) pergerakan Indeks jabatan SBY pertama tahun
Harga Saham Gabungan 2009 perekonomian
menunjukkan trend Indonesia mengalami
pertumbuhan negatif dan goncangan eksternal:
kenaikan harga minyak
merosot hingga 300 poin. 2)
mentahdan harga pangan di
rendahnya kepercayaan pelaku pasar global. Selain itu pada
bisnis, dan tercatat sebagai hari Setelah Presiden periode 2008-2009 terjadi
bersejarah sebagai awal Wahid turun Megawati krisis global membuat
kejatuhan rupiah yang menjadi Presiden permintaan dunia merosot
menembus level Rp 10.000 per Indonesia yang ke-5. sehingga berdampak pada
Ekonomi Indonesia ekspor.
dolar.
menunjukkan
perbaikan, PDB
tumbuh 4,3%
kemajuan ini
berlangsung hingga
akhir periode
Pada periode kedua pemerintahan
SBY (2009-2014) Indonesia kembali
menghadapi sebuah krisis ekonomi
yang juga bersumber dari luar,yakni
20 Oktober 2014 menjadi awal masa
krisis ekonomi di sejumlah negara
kepemimpinan Joko Widodo. Mewarisi
anggota masyarakat Eropa (EU) yang perekonomian dari SBY dalam kondisi
dikenal dengan sebutan krisis zona yang tidak terlalu baik diantaranya:
Euro. Terakhir goncangan Depresiasi anggran pendapatan dan belanja
rupiah 2013 ini merupakan sebuah (APBN) 2015 yang deficit dengan ruang
masalah yang sangat serius karena yang sempit.
Indonesia sangat tergantung pada
impor untuk semua jenis barang
(barang jadi, barang modal, dan
bahan baku olahan).
THANK YOU
YOU CAN DO IT!
BISMILLAH,

Anda mungkin juga menyukai