AMNESTY)?
[Taufiq Hidayatulloh]
[Direktorat Jenderal Pajak]
[Rahadi Nugroho]
[PKN STAN]
Alamat Korespondensi: [rahadi.nugroho@pknstan.ac.id]
INFORMASI ARTIKEL
document..1 Kerangka Pemikiran Penelitian sampel karena terdapat tiga saham yang harus
dikeluarkan dari sampel, yaitu Bumi Resources Tbk.
(BUMI), Energi Mega Persada Tbk. (ENRG), dan Trada
Maritime Tbk. (TRAM). Tiga saham tersebut tidak
menunjukkan adanya pergerakan harga akibat masalah
utang yang sedang dihadapi. Berdasarkan informasi
dari situs Kontan.co.id, Trada Maritime Tbk. pada tahun
2 Juni 2014 dinyatakan gagal bayar oleh International
Finance Corporation dan hingga awal tahun 2016
masalah utang belum terselesaikan. Sementara itu,
dikutip dari Bisnis.com, Bumi Resources Tbk. dan Energi
Mega Persada Tbk. juga tengah terbelit utang yang
Sumber: dikembangkan untuk penelitian ini menyebabkan harga saham harus tiarap di level
terendah Rp50 per lembar sejak 30 September 2015.
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah Periode pengamatan dibagi menjadi dua
terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata periode, yaitu periode estimasi dan periode peristiwa.
abnormal return yang diperoleh investor antara Periode pengamatan dilakukan selama 106 hari kerja
sebelum dan sesudah penerbitan Undang-Undang Tax bursa, yaitu 100 hari merupakan periode estimasi dan
Amnesty dengan hipotesis alternatif yaitu: enam hari periode jendela (event window). Periode
H0 : Tidak terdapat perbedaan signifikan antara rata- estimasi diperlukan dalam menentukan nilai expected
rata abnormal return yang diperoleh investor return. Peterson (1989) menyarankan bahwa untuk
antara sebelum dan sesudah penerbitan Undang- data harian, periode estimasi sebaiknya dalam rentang
Undang Tax Amnesty; dan 100 sampai 300 hari. Penentuan periode estimasi
Ha : Terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata bersinggungan dengan evaluasi oleh BEI atas saham-
abnormal return yang diperoleh investor antara
saham indeks KOMPAS100 yang dilakukan setiap enam
sebelum dan sesudah penerbitan Undang-
bulan. Jika periode estimasi lebih dari enam bulan atau
Undang Tax Amnesty.
120 hari kerja bursa, dikhawatirkan saham-saham yang
Sementara itu, hipotesis kedua adalah terdapat
tergolong dalam indeks KOMPAS100 tidak sama. Oleh
perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan
karena itu, periode estimasi dalam penelitian ini
saham sebelum dan sesudah penerbitan Undang-
ditetapkan 100 hari.
Undang Tax Amnesty. Dengan hipotesis alternatif
Sementara itu, enam hari bursa periode jendela
sebagai berikut:
adalah tiga hari sebelum, 28-30 Juni 2016 sampai
H0 : Tidak terdapat perbedaan signifikan antara
dengan tiga hari bursa sesudah peristiwa, 11-13 Juli
rata-rata aktivitas volume perdagangan saham
2016, penerbitan Undang-Undang Pengampunan
antara sebelum dan sesudah penerbitan
Pajak tanggal 1 Juli 2016. Periode enam hari bursa
Undang-Undang Tax Amnesty; dan
diambil karena untuk mengurangi kemungkinan
Ha : Terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata
adanya faktor atau event lain yang berpengaruh
aktivitas volume perdagangan saham sebelum
terhadap variabel yang diamati. Pertimbangan
dan sesudah penerbitan Undang-Undang Tax
tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan
Amnesty.
McWilliams & Siegel (1997), bahwa pemilihan periode
3. METODE PENELITIAN peristiwa yang panjang akan sulit dalam menghindari
confounding effect.
Objek dalam penelitian adalah saham emiten
yang termasuk ke dalam indeks KOMPAS100 yang 4. HASIL PENELITIAN
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sesuai dengan
lampiran Pengumuman No. Peng-00024/BEI.OPP/01- 4.1 Analisis Deskriptif
2016 tanggal 25 Januari 2016. Alasan pemilihan objek 1. Average abnormal return
penelitian adalah karena saham yang masuk dalam Saham yang digunakan sebagai sampel dalam
penghitungan indeks KOMPAS100 mempertimbangkan penelitian ini adalah saham-saham yang masuk dalam
faktor likuiditas, kapitalisasi pasar dan kinerja KOMPAS100 selama satu semester (1 Februari samapi
fundamental dari saham-saham tersebut. BEI dengan 31 Juli 2016). Saham-saham yang memenuhi
mengevaluasi secara berkala dan mempertimbangkan syarat untuk dijadikan sampel penelitian adalah
faktor-faktor fundamental dan pola perdagangan sebanyak 97 saham. Variabel yang dibutuhkan dalam
saham-saham yang tergolong indeks KOMPAS100 penelitian ini terdiri dari return saham, return pasar
untuk menilai apakah masih relevan atau tidak dengan (IHSG), dan abnormal return. Dasar penghitungan
kriteria yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi return saham adalah pada harga saham penutupan
mengakibatkan pergantian saham baru yang dilakukan yang telah disesuaikan atau adjusted closed price.
setiap enam bulan sekali (Bursa Efek Indonesia, 2010). Adjusted closed price digunakan karena harga tersebut
mendekati harga saham sesungguhnya setelah
Penelitian ini membutuhkan emiten yang harga
memperhitungkan dividen.
sahamnya mengalami pergerakan setiap hari. Oleh
Expected return untuk menentukan abnormal
karena itu, dari 100 emiten yang tergolong dalam
return dalam penlitian ini menggunakan market model.
indeks KOMPAS100, hanya 97 emiten yang menjadi
APAKAH PASAR BEREAKSI TERHADAP PROGRAM PENGAMPUNAN Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol. II, No.1, (2020), Hal.
PAJAK (TAX AMNESTY)? 103-111
Taufiq Hidayatulloh, Rahadi Nugroho P a g e | 107
pergerakan rata-rata aktivitas volume perdagangan Dengan demikian, pengujian hipotesis dapat dilukiskan
saham ini serupa dengan tren abnormal return yang ke dalam Grafik IV-3.
menunjukkan bahwa penerbitan Undang-undang Tax Grafik Error! No text of specified style in document.-4
Amnesty direspon positif oleh investor. Uji T Variabel Abnormal Return
Setelah nilai rata-rata per hari diperoleh,
kemudian rata-rata aktivitas volume perdagangan
saham dikelompokkan menjadi dua, yakni rata-rata
aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan
rata-rata aktivitas volume perdagangan saham setelah
peristiwa. Dua kelompok rata-rata aktivitas volume
perdagangan saham tersebut kemudian dijadikan data
utama untuk diukur tingkat signifikansinya secara Sumber: data diolah (2018)
statistik menggunakan aplikasi SPSS ver. 21. Statistik Dari Grafik IV-3 terlihat bahwa nilai t sebesar -
deskriptif rata-rata aktivitas volume perdagangan 0,917 < 4,302 sehingga hipotesis diterima. Oleh karena
saham ditunjukkan dalam tabel IV-2. itu, inferensi yang diambil adalah tidak terdapat
Tabel Error! No text of specified style in document.-2 perbedaan signifikan antara rata-rata abnormal return
Statistik Deskriptif Average Trading Volume Activity yang diperoleh investor antara sebelum dan sesudah
Std. penerbitan Undang-Undang Tax Amnesty dalam
N Min Max Mean
Deviation tingkat keyakinan 95%.
ATVA sebelum 3 ,002432 ,004083 ,00310286 ,0008679 2. Hipotesis II
ATVA Sesudah 3 ,003093 ,003945 ,00346801 ,0004352 Hasil dari paired samples t-test ditunjukkan
Valid N 3
(listwise) dalam Tabel IV-8.
Tabel Error! No text of specified style in document.-4
Sumber: data diolah (2018)
Tabel IV-2 di atas juga mencerminkan peningkatan Paired Samples T-test Variabel Rata-rata Aktivitas
rata-rata aktivitas volume perdagangan saham dari Volume Perdagangan Saham
Pair 1
kondisi sebelum penerbitan ke sesudah penerbitan ATVA Sebelum - ATVA
Sesudah
Undang-Undang Tax Amnesty, semula 0,00310286 Pair Differences Mean -,000365154
Std. Deviation ,001116577
meningkat menjadi 0,00346801. Adanya perbedaan Std. Error Mean ,000644656
rata-rata aktivitas volume perdagangan saham pada 95% Confidence Interval Lower -,003138885
of the Difference Upper ,002408577
periode pengamatan sebelum dan setelah peristiwa t -,566
df 2
menunjukkan bahwa para investor merespons pasar Sig. (2-tailed) ,628
saham yang cukup apresiatif terhadap kebijakan Tax
Amnesty. Sementara itu, standar deviasi menunjukkan Sumber: data diolah (2018)
penurunan, dari kondisi sebelumnya sebesar Tabel IV-8 diatas menampilkan hasil dari paired
0,000867922 menjadi 0,000435215. samples t-test. Hasil menunjukkan nilai t sebesar |-
0,566| dengan signifikansi (Sig.) sebesar 0,628. Tanda
2. Pengujian Hipotesis negatif di depan nilai t memiliki makna bahwa rata-rata
1. Hipotesis I aktivitas volume perdagangan saham sebelum
Hasil dari paired samples t-test ditunjukkan penerbitan Undang-Undang Tax Amnesty lebih kecil
dalam Tabel IV-5. dibandingkan dengan rata-rata aktivitas volume
Tabel Error! No text of specified style in document.-3 perdagangan saham sesudah penerbitan Undang-
Paired Samples T-test Variabel Abnormal Return Undang Tax Amnesty.
Pair 1
AAR Sebelum - AAR Nilai T-tabel dihitung dengan menggunakan
Sesudah
Pair Differences Mean -,003421640
bantuan Ms. Excel menghasilkan nilai t sebesar 4,302.
Std. Deviation ,006464667 Dengan demikian, pengujian hipotesis dapat dilukiskan
Std. Error Mean ,003732377
95% Confidence Interval Lower -,019480763 ke dalam Grafik IV-4.
of the Difference Upper ,012637483 Grafik Error! No text of specified style in document.-5
t -,917
df 2 Uji T Variabel Aktivitas Volume Perdagangan Saham
Sig. (2-tailed) ,456
sebelum dan sesudah penerbitan Undang-Undang Tax penelitian tersebut menggunakan metode market-
Amnesty dalam tingkat keyakinan 95%. adjusted model untuk menghitung expected return,
Pembahasan Hasil Analisis hasilnya adalah sama, yakni tidak terdapat perbedaan
Insentif yang disediakan oleh pemerintah abnormal return pada saat sebelum dan sesudah
melalui tax amnesty merupakan kesempatan terbesar pengumuman tax amnesty periode pertama resmi
bagi wajib pajak untuk membenahi kewajiban berlaku.
perpajakannya. Fasilitas berupa penghapusan pajak Penelitian oleh Sanjiwani dan Jati (2017) yang
yang seharusnya terutang akan sangat menguntungkan menggunakan mean-adjusted model juga
wajib pajak. Wajib pajak hanya perlu membayar uang menunjukkan hasil yang serupa. Hasil penelitiannya
tebusan yang tarifnya relatif rendah. Selain itu, wajib menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata
pajak diuntungkan karena fasilitas yang “ramah” aktivitas volume perdagangan saham yang diperoleh
tersebut akan menimbulkan potensi kenaikan laba investor pada saat sebelum dan sesudah kebijakan tax
komersial di kemudian hari. Namun, apabila wajib amnesty pada saat pengumuman dan akhir periode I
pajak tidak menggunakannya, ada potensi penurunan tax amnesty.
laba komersial karena wajib pajak harus membayar Meskipun hasil penelitian menunjukkan
tunggakan pajak beserta sanksinya. perbedaan rata-rata abnormal return antara sebelum
Kenaikan laba dari perusahaan tentu dan sesudah peristiwa tidak signifikan, penerbitan
merupakan hal yang diinginkan dari setiap investor. Undang-Undang Tax Amnesty bisa dikatakan sebagai
Kenaikan menimbulkan peluang investor untuk sebuah berita baik (good news). Berita baik akan
mendapatkan kenaikan dividen atau kepemilikan mendapatkan reaksi positif oleh pasar sebagaimana
saham. Perusahaan yang mengalami laba pada tercermin melalui harga pasar yang akan memberikan
akhirnya menjadi incaran para investor. Begitu pula implikasi abnormal return yang positif. Adapun berita
perusahaan yang terdaftar di bursa efek, semakin buruk akan memberikan reaksi pasar yang buruk yang
banyak permintaan saham akan suatu emiten, maka tercermin melalui harga pasar yang akan memberikan
harga saham tersebut akan naik. Pada akhirnya harga implikasi abnormal return negatif (Agustina, Gunawan,
saham yang tinggi berpotensi meningkatkan dan Chandra, 2018).
keuntungan para trader. Tren positif dari rata-rata abnormal return yang
Cahyono dan Fitradiansyah (2017) menjelaskan terjadi dalam periode jendela didukung oleh volume
bahwa kejadian tax amnesty juga dapat digunakan perdagangan saham. Hasil penghitungan aktivitas
sebagai cerminan arus masuk modal yang deras untuk volume perdagangan menggambarkan bahwa nilai
menjadi sentimen positif. Investor dapat rata-rata setelah pengumuman lebih besar daripada
memanfaatkan momentum, yaitu saat pasar akan naik sebelum pengumuman. Investor pada periode sebelum
dan turun, selama mereka tahu bagaimana berperilaku penerbitan Undang-Undang Tax Amnesty lebih sedikit
pada kondisi pasar, dan bagaimana menggunakan melakukan trading dibandingkan setelahnya.
informasi yang diperoleh terkait dengan peristiwa yang Akumulasi volume saham yang tergolong indeks
terjadi. KOMPAS100 yang diperdagangkan di h+1 s.d. h+3
Sehubungan dengan penjelasan di atas, hasil meningkat 2,1% dibandingkan dengan h-1 s.d. h-3.
penelitian dengan menggunakan event study pada Hasil penelitian mengarahkan penulis untuk
peristiwa penerbitan Undang-Undang Tax Amnesty, merumuskan beberapa penyebab tidak adanya
menunjukkan peristiwa ini tidak memiliki kandungan perbedaan secara signifikan antara rata-rata aktivitas
informasi yang berarti untuk membuat pasar modal di volume perdagangan saham sebelum dan setelah
Bursa Efek Indonesia bereaksi. Informasi penerbitan penerbitan Undang-Undang Tax Amnesty. Penyebab
Undang-Undang Tax Amnesty tidak menimbulkan pertama adalah seperti apa yang dikemukakan oleh
adanya perbedaan rata-rata abnormal return saham Asmorojati, Diana, dan Afifudin, (2017), yaitu karena
dan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham investor telah mengantisipasi peristiwa tax amnesty.
yang siginifikan antara sebelum dan sesudah peristiwa. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa actual
Jeda waktu libur bursa selama sembilan hari return yang terjadi dalam periode pengamatan tidak
mulai tanggal 2 s.d. 10 Juli 2016 adalah waktu yang jauh berbeda dengan apa yang telah diestimasi oleh
cukup panjang bagi investor untuk menganalisis investor sebelumnya. Dengan kata lain, expected
informasi mengenai tax amnesty, sebelum akhirnya return nilainya tidak jauh berbeda dengan actual return
tanggal 11 Juli 2016 investor mulai dapat mengambil baik pada tiga hari sebelum maupun tiga hari setelah
keputusan. Dengan demikian, hasil yang didapat dari peristiwa penerbitan. Nampaknya, informasi mengenai
penelitian bisa dianggap sebagai sebuah keputusan tax amnesty sudah dianalisis dengan baik atau bahkan
yang bulat dari investor. Keputusan investor untuk informasi akan adanya tax amnesty telah diketahui dari
membeli atau menjual saham pada h+3 bukan jauh-jauh hari sebelumnya sehingga sebagian besar
didasarkan pada kepanikan atau spontanitas. investor sudah melakukan ancang-ancang.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Penyebab berikutnya adalah karena isi dari
sebelumnya, antara lain seperti penelitian yang Undang-Undang Tax Amnesty. Segala bentuk informasi
dilakukan oleh Manik dkk. (2017) tentang analisis mengenai insentif atau fasilitas yang disediakan
reaksi harga saham sebelum dan sesudah tax amnesty pemerintah melalui tax amnesty nampaknya belum
periode pertama (studi kasus saham sektor properti tersampaikan secara menyeluruh kepada masyarakat.
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia). Meskipun Terlebih insetif tersebut kurang mampu menarik minat
APAKAH PASAR BEREAKSI TERHADAP PROGRAM PENGAMPUNAN Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol. II, No.1, (2020), Hal.
PAJAK (TAX AMNESTY)? 103-111
Taufiq Hidayatulloh, Rahadi Nugroho P a g e | 110
dari wajib pajak dan investor. Selain itu, peraturan model, market-adjusted model, atau mean-
pelaksanaan yang mendukung tax amnesty belum adjusted model, tetapi menggunakan pendekatan
terbit sehingga dapat mengurangi unsur kepastian capital asset pricing model (CAPM) untuk
hukum. Atas dasar tersebut, sebagian besar investor memperkuat hasil penelitian sebelumnya.
memilih untuk menunggu dan tidak buru-buru untuk 2. Sampel yang digunakan agar diperbanyak untuk
mengambil keputusan terkait dengan tax amnesty. mendapatkan hasil yang lebih akurat.
3. Periode estimasi untuk penelitian selanjutnya
5. KESIMPULAN DAN SARAN dapat diperpanjang sampai dengan 200 hari untuk
melihat konsistensi hasil penelitian.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan DAFTAR PUSTAKA (REFERENCES)
pada bab-bab sebelumnya, maka penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis reaksi pasar modal di Agustina, L., Gunawan, Y., & Chandra, W. 2018. The
Bursa Efek Indonesia sebelum dan setelah peristiwa Impact of Tax Amnesty Announcement
penerbitan Undang-Undang Tax Amnesty di Indonesia towards Share Performance and Market
tanggal 1 Juli 2016, menyimpulkan hal-hal sebagai Reaction in Indonesia. Accounting and Finance
berikut. Research, 7 (2).
1. Tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal Asmorojati, W., Diana, N., & Afifudin. 2017. Reaksi
return yang signifikan sebelum dan setelah Investor Terhadap Pengumuman Kebijakan
peristiwa penerbitan Undang-Undang Tax Tax Amnesty Pada Tanggal 1 Juli 2016. Jurnal
Amnesty. Penerbitan Undang-Undang Tax Ilmiah Riset Akuntansi, 137-146.
Amnesty tidak memiliki kandungan informasi yang Brown, S. J., & Warner, J. B. 1985. Using Daily Stock
bermakna bagi investor. Returns: The Case of Event Studies. Journal of
2. Rata-rata aktivitas volume perdagangan saham Financial Economics, 14, 3-31.
antara sebelum dan sesudah penerbitan Undang- Bursa Efek Indonesia. 2010. Buku Panduan Indeks
Undang Tax Amnesty tidak memiliki perbedaan Harga Saham Bursa Efek Indonesia. Jakarta:
yang signifikan. Bursa Efek Indonesia.
3. Hasil penelitian ini menunjukkan pasar modal ____________. 2016. Pengumuman BEI Nomor Peng-
Indonesia memberikan reaksi positif ditunjukkan 00024/BEI.OPP/01-2016. Pengumuman
dengan adanya kenaikan rata-rata abnormal Saham yang Masuk dan Keluar dalam
return dan rata-rata aktivitas volume perdagangan Penghitungan Indeks KOMPAS100. Jakarta,
saham antara sebelum dan sesudah penerbitan Indonesia: Bursa Efek Indonesia.
Undang-Undang Tax Amnesty. Namun, hasil ____________. Ringkasan Saham.
pengujian secara statistik menggambarkan bahwa http://www.idx.co.id/data-pasar/ringkasan-
informasi mengenai kebijakan tax amnesty tidak perdagangan/ringkasan-saham/ (diakses 9
memiliki kandungan informasi yang kuat. Juni 2018).
Cahyono, H., & Fitradiansyah, H. 2017. Abnormal
5.2 Saran Return Differences Before And After Amnesty
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa informasi Tax Policy 2016 – 2017 Period II And III (Event
tentang kebijakan tax amnesty tidak memiliki Study at Company divided in LQ45 Index) .
kandungan informasi yang kuat dan berarti bagi pasar International Journal of Entrepreneurship and
modal, maka pemerintah, dalam hal ini diwakili oleh Business Development .
Direktorat Jenderal Pajak, perlu senantiasa melakukan Direktorat Jenderal Pajak. Amnesti Pajak.
sosialisasi secara masif mengenai insentif di bidang http://www.pajak.go.id/content/amnesti-pajak
perpajakan agar informasi bisa tersampaikan secara (diakses: 2 Maret 2018).
menyeluruh. Fama, E. F. 1970. Efficient Capital Markets: A Review of
Theory and Empirical Work. The Journal of
6. IMPLIKASI DAN Finance, 25(2), 383-417.
KETERBATASAN Jati, I. K., & Sanjiwani, P. D. 2017. Reaksi Pasar Modal
Terhadap Kebijakan Tax Amnesty Pada Saat
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan- Pengumuman dan Akhir Periode I. E-Jurnal
keterbatasan. Beberapa keterbatasan yang terdapat Akuntansi Universitas Udayana, 19.1, 799-
dalam penelitian ini antara lain penghitungan 826.
abnormal return hanya menggunakan market model, Kontan. Kontan Investasi.
sampel yang relatif kecil, dan periode pengamatan https://investasi.kontan.co.id/news/harga-
yang sempit. Selain itu, penelitian ini tidak membahas saham-tram-terus-berkibar. (diakses 2
faktor atau peristiwa lain yang mungkin dapat September 2018).
memengaruhi keputusan investor dalam periode yang Laksmi, N. K., & Ratnadi, N. M. 2015. Perbedaan
bersamaan dengan periode peristiwa. Oleh karena itu, Abnormal Return Sebelum dan Sesudah
penelitian selanjutnya dapat mengacu pada hal-hal Pengumuman Penurunan Harga BBM. E-
berikut. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 13(3),
1. Metode untuk menghitung abnormal return 1029-1056.
sebaiknya tidak hanya menggunakan market
APAKAH PASAR BEREAKSI TERHADAP PROGRAM PENGAMPUNAN Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol. II, No.1, (2020), Hal.
PAJAK (TAX AMNESTY)? 103-111
Taufiq Hidayatulloh, Rahadi Nugroho P a g e | 111