Anda di halaman 1dari 25

PENGENDALIAN SISTEM PERMESINAN KAPAL PERT

1.SISTEM MESIN DIESELPENGGERAK UTAMA KAPAL

DOSEN .MARTHINUS LEINUSSA


Pengertian sistem kontrol adalah proses pengaturan /
pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran
(variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga
atau dalam suatu rangkuman harga (range) tertentu.
Dalam istilah lain disebut juga teknik pengaturan, sistem
pengendalian atau sistem pengontrolan. Apa yang
dimaksud dengan sistem kontrol : Sistem kendali atau
sistem kontrol (Control system) adalah suatu alat
(kumpulan alat) untuk mengendalikan, memerintah dan
mengatur keadaan dari suatu sistem
Apa tujuan dari sistem kontrol :Tujuan dari sistem
pengendalian yaitu untuk menjaga kualitas dan kuantitas
suatu proses. Beberapa alasan sebuah Permesinan kapal
memerlukan suatu sistem pengendali. karena sistem ini
dapat mengurangi human error yang dihasilkan pada saat
pengoperasian sistem dan meningkat tingkat keamanan
bagi crew dan Equipment tsb dari kerusakaanya.
Pengertian sistem kontrol adalah proses pengaturan:
1.Sistem Kontrol Automatik.
a).Akan memastikan fungsi 2 Indifidu utk
mengendalkan sebuag pemesinan kapal.
b). Mengcegah pengoperasian yang salah.
c). Mengurangi pengoperasian personil dalam tugas.
2. Pengoprasian Konvensioanal ( Manual ).
a).Pengoperasian Telegrap.
b).Startin Engine.
c).Program –controlled running up( Program
pengendalian saat kapal jalan.
d).Reversing ( pembalkan arah ).
Pengertian Fungsi kontrol yang dilakukan pada Mesin
Induk Diesel :
1. Sistem kotrol jarak jauh Automatic dapat juga di
tempatkan pada Mesin itu.
2. Transmiter remote cotrol digunakan utk memberi nilai
refrency bagi kecepatan baling –baling yang di inginkan
secara langsung kedalam sistem kontrlol Automatic
secara Eletronic di program untuk suatu transmiter
kecepatan sebagai tekanan udara utk pengaturan
Governoor Woodward ssebuah Mesin Induk Diesel.
Budaya keselamatan kapal tanker dan
kapal-kapal lain dan manajemen
keselamatan.
Sebelum memulai operasi
kargo/permesinan kapal, prosedur
keselamatan berikut biasanya akan
dilakukan:
Pemeriksaan Stop Darurat.( Emg Shuut
Down ).
Selain pemeriksaan ESD pemeriksaan
rutin harus dilakukan pada pengoperasian
sistem ESD.
Ini biasanya dilakukan secara teratur
bersamaan dengan pengoperasian
pemadaman kebakaran dan pengoperasian
permesinan kapal dan indikator yang
sesuai.
Pemeriksaan lebih lanjut juga dapat
dilakukan sebagai bagian dari daftar
pemeriksaan pra-kedatangan kapal atau
persiapan berlayar..
PENGERTIAN MESIN DIESEL & TURBIN UAP SEBAGAI MESIN
PENGGERAK UTAMA KAPAL.
Mesin Diesel adalah salah satu pesawat yang merubah Energi potensial panas
langsung menjadi Energi Mekanik, atau juga disebut Combustion Engine.
Sistim pembakaran (Combustion Engine) dibagi dua yaitu:
Mesin Pembakaran dalam (Internal Combustion)
Adalah pesawat tenaga , dimana pembakarannya dilaksanakan didalam pesawat
itu sendiri, contoh: Mesin Diesel, Mesin Bensin, Turbine Gas, Ketel uap dan
lain-lainnya.
Mesin Pembakaran luar (External Combustion)
Adalah pesawat tenaga, dimana pembakarannya dilaksanakan diluar pesawat
itu sendiri, contoh: Turbine Uap, Mesin Uap.
Prinsip kerja Mesin Diesel ada dua macam yang sangat populer disebut dengan
Mesin Diesel 4-Tak dan Mesin Diesel 2-Tak. Pengertian “Tak (tack)” disini
yang dimaksudkan adalah langkah torak, jadi 4-Tak sama dengan 4-langkah
torak yang menghasilkan 1(satu) usaha potensial, demikian juga Mesin Diesel
2-Tak sama dengan 2-langkah torak menhasilkan 1(satu usaha potensial.
Mesin Induk (Main Propulsion Engine),
suatu instalasi mesin yang terdiri dari berbagai
unit/sistem pendukung dan berfungsi untuk
menghasilkan daya dorong terhadap kapal,
sehingga kapal dapat berjalan maju atau
mundur.Mesin-mesin Bantu (Auxiliary Engines),
unit-unit dan instalasi-instalasi permesinan yang
dibutuhkan untuk membantu pengoperasian kapal,
termasuk untuk mesin induk, operasi muatan,
pengemudian, navigasi dll.
Mesin Penggerak Utama Kapal :
Sistem Olah Gerak pada Main Machinery Diesel Engine : 2 Tack atau 4 Tack.
1. Start Up dari Bridge.( SWITCH CONTROL )
2. Start up dari ECR.( SWITH CONTROL )
3. Start up dari Engine side.( SWITH CONTROL ).
Tentu dalam mengoperasikan Main Engine 2 Tack dan 4 Tack sangat ber
beda.
Main Machinery 2 Tack adalah Sistem DIRECT SYSTEM ( Langsung krn
memakai
Trust blok,artinya ketika di ANZET maka langsung ada beban pada As
Propeler
atau Tail shaft dan kapal bergerak MAJU atau Mundur.( Karena ada hanya
Tiga ( 3 ) MODE Pada handlle : MAJU – STOP – MUNDUR .
Ketika STOP ENGINE maka MESIN STOP TOTAL.Dan sterusnya selama
Pengoperasian.
Sedangkan untuk Main machimery 4 Tack MEMAKAI SYSTEM
INDERICT.
( Artinya tidak langsung ) karena memakai Gear Box atau Reduction Gear.
Sehingga dalam System ini ada Handlle position MAJU – NETRAL –
MUNDUR,
Dissat Handlle POSITION NETRAL.mala Mesin tetap jalan yg disebut “
ENGINE RPM STASIONER “
Tail shaft / Shaft Propleller
Mesin Induk (Main Propulsion Engine).
Sistem Olah Gerak pada sistem :
1. Main Engine DIRECT System ; Artinya berhubungan langsung
dengan Tail sahft/As propeler yang di atur oleh Trust Blok,disaat
Main Engine start Up atau Anzet maka As Propeler langsung beputar
sehingga ada reaksi pada Blade Prpoler/Daun propeller dan
menimbulkan daya Dorong kapal maju atau mundur.( Sesuai besar
Pitch PROPELER ).
2. Keika Mesin STOP maka Mesin STOP total sehingga tidak ada reaksi
Propeler.
3. System ini umumnya dipakai pada Mesin Induk Putaran Rendah
( 2 Tack/2 cyclle ) Rpm max 140 putaran /menit.
DIRECT SYSTEM ( LANGSUNG )

Poros Engkol Mesin Penggerak Utama (Crank Shaft of Main Engine) secara
langsung disambungkan dengan Propeller Shaft tanpa melalui Reduction
Gear, sehingga arah putaran Crank shaft sama dengan arah putaran
Propeller shaft, yang berarti juga Crank shaft berputar kekanan berarti
Ahead position, sedangkan Crank shaft berputar kekiri berarti Astern
position.
.
Untuk membalik arah putaran Crank shaft pada Mesin Diesel 2-Tack Slow
speed engine, pada Cam shaft dilengkapi dengan Ahead Full Cam dan Astern
Full Cam, dimana kedua Nok (Cam) ini saling berdekatan letaknya dan
membentuk sudut antar sesamanya sesuai Manual book dari Engine maker.
Sehingga pada saat Ahead Full Cam yang bekerja berarti arah putaran
Crank shaft kekanan, sedangkan pada saat Astern Full Cam bekerja berarti
arah putaran Crank shaft kekiri, dengan demikian posisi kapal dapat
bergerak maju atau bergerak mundur.

Pergerakkan untuk memindahkan Ahead full cam ke Astern full cam atau
sebaliknya dipergunakan Handle pembalik putaran yang ditempatkan pada
Engine control room.
(Fering orfer )

SISTEM PENGENDALI DIRECT SYSTEM


( LANGSUNG )
MEMBALIK ARAH
PUTARAN DIRECT SYSTEM
( LANGSUNG )
DIRECT SYSTEM
( LANGSUNG )
SISTIM OLAH GERAK TIDAK LANGSUNG
(Indirect Manouvering System)
Pada Mesin Penggerak Utama dengan Mesin Diesel (2-Tack dan 4-Tack) Medium speed,
sistim olah-gerak baling-baling untuk merubah arah putaran baling-baling menggunakan
Gear Box System, Hal ini dikarenakan untuk menurunkan (reduksi) putaran mesin dari
Medium speed ke putaran baling-baling Low speed ( RATIO GEAR BOX ). Didalam Gear Box
ini terdapat Roda-gigi Transmisi, roda-gigi reduksi, pinion gear yang semuanya menjadi
satuan unit Gear Box atau Reduction Gear.

Arah putaran mesin tetap saja tidak berubah, yang arahnya berubah adalah hanya arah
putaran baling-balingnya, bisa berputar kekanan atau kekiri untuk mendapatkan posisi maju
(Ahead position) atau posisi mundur (Astern position). Namun untuk mengontrol maju-
mundurnya arah putaran baling-baling dapat dikontrol dengan kopling maju (Forward Clutch)
atau kopling mundur (Reverse Clutch). Melalui Servo silinder.

Untuk menghubungkan Steel plate ke Sintered plate menggunakan Friction Pump.


Clutch dikontrol oleh tekanan Hydraulic Lubrication oil dari Servo motor melalui, Lubricating
oil pump. Pada Neutral position tekanan minyak hydraulik ± 4 bar, namun begitu Clutch posisi
masuk ( Ahead / Astern) maka tekanan minyak hydraulik mencapai ± 16 bar.-21 bar. Sistim ini
kebanyakan dipergunakan pada kapal-kapal yang menggunakan Mesin Diesel 4-tack dengan
Medium speed.
Indirect Manouvering System
Olah Gerak utk Main Engine :
INDERICT SYSTEM .
“Reduction Gear Box” dimana didalamnya terdapat beberapa Ball Bearing, yang
gunanya juga untuk mengimbangi gaya Axial. Jadi fungsi Reduction gear ball
bearing mempunyai fungsi hampir sama dengan Thrust Michell Block.
Equipment didalam Reduction Gear /Gear box.
1. Pinion Gear.
2. Shaft Asthern.
3. Shaft Ahead.
4. Shaft Netral.
5. Steel Plate & Friction plate ( Tersusun pada tiap shaft gear ) / Clutch
Coupling.
Reuction Gear /Gear Box Memunyai RATIO GEAR BOX Artinya
Perbandiangan
Putaran antara MESIN dan Tail shaf/As Propeler. ( Misalnya 4.5 : 1 ).
Jika RPM Engine 500 put/menit maka Rpm Tail shaft = 500 : 4.5 = 111
put/ment
BRIDGE :Tenaga penggerak
utama kapal dan unit pendorong
haluan (bow thruster) dapat
dikontrol dari anjungan. Pemakaian
alat kontrol dianjungan mempunyai
keuntungan :

1. Pelaksanaan
perintah dari anjungan waktu olah
gerak akan lebih cepat dan konsisten,
sehingga pengoperasian kapal lebih
lancar.
2.
Memungkinkan untuk mengatur
putaran mesin atau baling-baling
lebih akurat.
3. Masinis
tidak harus berdiri pada handel olah
gerak dan dapat lebih bebas
melakukan pemeriksaan semua
peralatan di kamar mesin.
4. Semua Equipment yang ada di
Ruang Kamar Mesin maupun di
ECR
Semua Equipmen
yang ada di Ruang
Kamar Mesin maupun
di Bridge/ruang
kemudi dapat di
konrtol dan di
kendalikan di ECR.
Mesin Penggerak Utama Kapal :
Metode pengoperasian.Mesin Induk
2 Tack.
1.Jika Start Up dari Bridge
( Anjungan ),
ATAU ECR maka semua persiapan
ttg start Up dilaksanakan di Engine
Room ( Pelumasan
awal-Coling Sistem – Air Sistem
( Sistem udara start )- Servo silinder
– Governoor air System – Sistem
BBM dll ).
2.Setelah dalam kondisi stand By
maka dapat di informasikan ke
Bridge utk ANZET ( Start Up )
dengan memindahkan Swith
Posisition dari ECR ke BRIDGE ).
3. Stand by Olah Gerak.
4. Engine Parameter dan equipment
di Control tiap saat dari Eng Room
dan ECR.
Mesin Penggerak Utama Kapal :
Metode pengoperasian.Mesin Induk 4 Tack :

1.Jika Start Up dari Bridge

( Anjungan ) maka semua persiapan ttg start


Up dilaksanakan di Engine Room
( Pelumasan awal-Coling
Sistem – Air Sistem ( Sistem udara
start )- Servo silinder – Governoor air System –
Sistem BBM dll ).
2.Setelah dalam kondisi stand By maka dapat
di informasikan ke Bridge utk ANZET ( Start
Up ) dengan memindahkan Swith Posisition
dari ECR ke BRIDGE ).
3. Stand by Olah Gerak.
4. Engine Parameter dan equipment di Control
tiap saat dari Eng Room dan ECR.
5.START UP.
2. Jika Start Up dari ECR.
( Semua persiapan dilaksanakan - Pelumasan awal –
Coling system, Air start- Air Valve Servo silinder- BBM systm
Dll )
Kemudian Swith dari Engine side di alihkan ke ECR utk Star Up
TELEGRAP .
Alat ini diberada di
Bridge – ECR & Engine
side. Sebagai
komunikasi saat olah
gerak.(Aistem
pengendali )

Anda mungkin juga menyukai