Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN MUTU

STANDART WAJIB
DAN SUKARELA
1. Dewi Nur Astuti_1832100003
2. Muhammad Ismail Mubarok_1832100004
3. Rahmat Subehi_1832100010
 
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Berkembangnya sebuah perusahaan merupakan impian bagi seorang wirausahawan. Kemajuan
perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor internal dan faktor eksternal.
Salah satu faktor eksternal yang berpengaruh terhadap konsumen adalah kualitas produk yang
dihasilkan. Jika produk yang memiliki kualitas yang tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen,
maka perusahaan tersebut dapat meraih citra yang baik dimata konsumen. Tentu saja produk yang baik
pasti memiliki manajemen mutu yang baik pula.
Mutu merupakan kebutuhan utama setiap orang, setiap institusi bahkan setiap negara sehingga
muncul slogan Quality is everybody business, dimana usaha untuk memperoleh dan meningkatkan
mutu merupakan agenda utama setiap orang. Mutu menjadi salah satu tantangan bagi institusi bisnis
maupun pendidikan karena mereka dihadapkan pada persoalan bagaimana mengelola sebuah mutu
dalam menghadapi persaingan global. Mutu pertama kali muncul dalam dunia industri, namun dewasa
ini mutu juga menjadi kebutuhan dalam dunia pendidikan.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Dalam dunia industri, mutu adalah nilai jual yang menjadi prioritas utama dan menjadi faktor
pembeda yang dibutuhkan oleh konsumen, sedangkan dalam dunia pendidikan dapat diartikan sebagai
derajat keunggulan suatu produk atau hasilkerja baik yang dapat dilihat maupun yang tidak dapat
dilihat tetapi dapat dirasakan yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang
diharapkan. Hal ini ditujukan agar institusi pendidikan mampu bertahan dalam dunia persaingan yang
sangat kompetitif serta mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi perusahaan terlebih dahulu harus memahami
definisi mutu Salah satu hal yang harus diketahui perusahaan dalam pengendalian mutu
produk adalah standarisasi. Di Indonesia salah satu standarisasi yang dikenal yaitu Standar
Nasional Indonesia atau SNI. Standar Nasional Indonesia (SNI) merupakan standar yang
berlaku secara nasional di Indonesia. Dalam hal perumusan, Standar Nasional Indonesia dirumuskan
oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Badan Standarisasi Nasional sendiri merupakan lembaga pemerintah nonkementerian
Indonesia dengan tugas pokok mengembangkan dan membina kegiatan standarisasi di negara
Indonesia. Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Standarisasi Nasional berpedoman pada Peraturan
Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional. Badan ini menetapkan Standar
Nasional Indonesia yang digunakan sebagai standar teknis di Indonesia.
Salah satu hal yang harus diketahui perusahaan dalam pengendalian produk adalah standarisasi.
Di Indonesia standarisasi yang digunakan adalah Standart Nasional Indonesia (SNI). SNI adalah
Standar yang ditetapkan oleh pemerintah untuk diterapkan pada berbagai hasil produksi yang dibuat
oleh masyarakat Indonesia, baik produksi perorangan maupun sebuah organisasi atau perusahaan.
Secara umum SNI bersifat sukarela, namun  wajib bagi beberapa produk sebagaimana yang disebutkan
pada “Peraturan Menteri Perdagangan No.72/M-DAG/PER/9/2015”. Peraturan tersebut mewajibkan
barang-barang dalam kategori tertentu harus diproduksi sesuai dengan SNI. Beberapa produk yang
disebutkan pada peraturan diatas yang kualitasnya tidak sesuai dengan standar SNI, maka tidak
diizinkan untuk beredar dipasaran.
PENDAHULUAN

RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan standarisasi wajib dan sukarela?


2. Bagaimana cara pengimplementasian standarisasi wajib pada konsumen?
3. Apa saja contoh produk wajib SNI dan sukarela?

TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan stadarisasi wajib dan sukarela.
2. Untuk mengetahui cara pengimplementasian standarisasi wajib pada konsumen.
3. Untuk mengetahui produk yang wajib SNI dan sukarela.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Wajib SNI dan sukarela
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI
dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). SNI diberikan dalam bentuk
stempel pada setiap barang yang sesuai ketentuan dari pemerintah. Stempel SNI inilah yang menjamin barang tersebut
lulus dan menjamin standar kualitas dan kelayakan barang tersebut. Penerapan SNI pada produk, membuat konsumen
nyaman dalam memilih produk-produk yang mereka butuhkan.
Penerapan SNI pada dasarnya bersifat sukarela, artinya kegiatan dan produk yang tidak memenuhi ketentuan SNI
tidak dilarang. Dengan demikian untuk menjamin keberterimaan dan pemanfaatan SNI secara luas, penerapan norma -
keterbukaan bagi semua pemangku kepentingan, transparan dan tidak memihak, serta selaras dengan perkembangan
standar internasional- merupakan faktor yang sangat penting. Namun, untuk keperluan melindungi kepentingan umum,
keamanan negara,  perkembangan ekonomi nasional, dan pelestarian fungsi lingkungan hidup, pemerintah dapat saja
memberlakukan SNI tertentu secara wajib. Pemberlakuan SNI wajib dilakukan melalui penerbitan regulasi teknis oleh
instansi pemerintah (regulator) yang memiliki kewenangan untuk mengatur kegiatan dan peredaran produk. Dalam hal ini,
kegiatan dan produk yang tidak memenuhi ketentuan SNI menjadi terlarang.
PEMBAHASAN
Saat ini jumlah SNI yang diberlakukan secara wajib berjumlah 211 standar, yang telah ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Perindustrian (dan Perdagangan) 72 standar, Menteri Pertanian 121 standar dan Menteri ESDM 18
standar. Namun, dari hasil evaluasi lebih lanjut lebih dari setengahnya tidak layak dijadikan peraturan teknis karena
berupa metoda uji, proses, atau merupakan produk usaha kecil pertanian/perikanan yang tidak mungkin diatur
penerapannya, sehingga diperlukan revisi terhadap peraturan teknis terkait. Jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan
negara lain pada umumnya. Sebagai contoh, Korea Selatan memiliki lebih dari 21.000 regulasi teknis yang berbasiskan
atas standar. Dengan demikian, masih diperlukan pemberlakuan SNI wajib untuk beberapa komoditi, khususnya
komoditi yang pasarnya didominasi oleh produk impor bermutu rendah.
SNI wajib perlu didukung oleh pengawasan pasar, baik pengawasan pra-pasar untuk menetapkan kegiatan atau
produk yang telah memenuhi ketentuan SNI wajib tersebut maupun pengawasan pasca-pasar untuk mengawasi dan
mengkoreksi kegiatan atau produk yang belum memenuhi ketentuan SNI itu. Apabila fungsi penilaian kesesuaian
terhadap SNI yang bersifat sukarela merupakan pengakuan, maka bagi SNI yang bersifat wajib penilaian kesesuaian
merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh semua pihak yang terkait. Dengan demikian penilaian
kesesuaian berfungsi sebagai bagian dari pengawasan pra-pasar yang dilakukan oleh regulator. Pengawasan pasar
masih dirasakan belum efektif, dibuktikan dengan masih banyaknya produk-produk yang SNI - nya diberlakukan secara
wajib tetapi kualitas produk yang beredar di pasar tidak sesuai dengan persyaratan SNI.
PEMBAHASAN

Masih beredarnya produk besi baja “banci”, air minum isi ulang, kabel listrik dan produk pangan wajib yang tidak
bertanda SNI, merupakan contoh belum efektifnya pengawasan pasar terhadap penerapan SNI wajib. Meskipun demikian,
pemberlakuan SNI wajib perlu dilakukan secara berhati-hati untuk menghindarkan sejumlah dampak sebagai berikut:
1. menghambat persaingan yang sehat
2. menghambat inovasi
3. menghambat perkembangan UKM.
Cara yang paling baik adalah membatasi penerapan SNI wajib bagi kegiatan atau produk yang memiliki tingkat risiko
yang cukup tinggi, sehingga pengaturan kegiatan dan peredaran produk mutlak diperlukan.
.

 
PEMBAHASAN
2. Cara mengimplementasikan standarisasi wajib pada konsumen

Pemberlakuan SNI secara wajib berarti semua produk SNI terkait yang dipasarkan di Indonesia harus
memenuhi persyaratan SNI, baik itu berasal dari produksi dalam negeri maupun impor. Pembuktian atas
kesesuaian terhadap persyaratan SNI dilakukan melalui mekanisme Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI
(SPPT- SNI). Penerapan SNI wajib untuk semua produk yang dikonsumsi oleh konsumen dilakukan karena
pada dasarnya penerapan Standar Nasional Indonesia (“SNI”) dilakukan secara sukarela berdasarkan
kebutuhan. Namun dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, SNI diberlakukan secara wajib untuk
memenuhi persyaratan yang diberlakukan oleh menteri atau kepala lembaga pemerintah nonkementerian.

3. Contoh produk wajib SNI dan sukarela

Wajib SNI antara lain : Tabung gas LPG, Ban kendaraan, Makanan dan minuman, alat elektronik,
peralalatan makan dan minum dsb.
SNI sukarela : semua produk, system, jasa, proses dan personel yang tidak termasuk dalam daftar SNI wajib
yang ditetapkan oleh pemerintah. Salah satu contohnnya adalah masker kain.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah yang telah dibuat yaitu pada dasarnya semua SNI itu
mempunyai sifat sukarela, yang artinya boleh diterapkan boleh juga tidak. Namun
dalam yang berkaitan dengan kepentingan keselamatan, keamanan, kesehatan, atau
pelestarian fungsi lingkungan hidup, pemerintah mempunyai wewenang dalam
menetapkan pemberlakuan SNI yang bersifat wajib.

B. Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam apa yang penulis
tulis, baca, dan pahami. Oleh karena itu untuk menjadikan makalah yang penulis
sajikan ini lebih baik, penulis memerlukan kritik dan saran dari para pembaca yang
budiman sebagai salah satu tanggung jawab ilmiah penulis. Semoga apa yang
penulis tulis bermanfaat bagi sumua pihak yang membutuhkan.
Abidin, Munirul, 2010, Manajemen Mutu Terpadu, http://
munirulabidin.wordpress.com/2010/05/08/manajemen-mututerpadu/. Diakses
pada tanggal 05 April 2023.
Handoyo, Reko, 2010, Standart Manajemen Mutu ISO 9001:2008,
www.goarticles.com. Diakses pada tanggal 05 April 2023.
Nasution, M.N., 2004, Manajemen Mutu Terpadu, Jakarta: Ghalia Indonesia
Suharsimi, Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prektek.
Jakarta: PT.Rineke Cipta
Burhanuddin. 2014. Implementasi Total Quality Management (TQM)
Danpenjaminan Mutu Pendidikan Di SMA Muhammadiyah 1 Klaten Kabupaten
Klaten Tahun Pelajaran 2014/201. Surakrta: Pasca Sarjana Universitas
Muhamadiyah Surakarta

—DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai