Oleh :
KEPALA SEKSI INTELIJEN
KEJAKSAAN NEGERI LAMPUNG TENGAH
M. ANGGA MAHATAMA, SH. MH.
Sebagai warga negara Indonesia, kita memiliki hak untuk berpolitik,
sebagaimana yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia sebagai berikut :
Masih banyaknya pemilih yang telah mendapat hak suara yang enggan
menggunakan hak suaranya
Masih banyaknya pemilih yang tidak terdaftar dalam daftar pemilih dan tidak
mengerti bagaimana agar bisa mendapatkan hak pilih
Pasal 363
HAK PEMILIH
(1) Dalam memberikan suara, Pemilih diberi kesempatan oleh KPPSLN berdasarkan prinsip urutan kehadiran
kepada KPPSLN dan KPPSLN wajib memberikan surat suara pengganti hanya 1 (satu) kali dan mencatat surat
(3) Apabila terdapat kekeliruan dalam memberikan suara, Pemilih dapat meminta surat suara pengganti kepada
KPPSLN dan KPPSLN hanya memberikan surat suara pengganti 1 (satu) kali.
Pasal 364
(1) Pemilih disabilitas netra, disabilitas fisik, dan yang mempunyai halangan fisik lainnya pada saat
memberikan suaranya di TPSLN dapat dibantu oleh orang lain atas permintaan pemilih.
(2) Orang lain yang membantu Pemilih dalam memberikan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian bantuan kepada Pemilih diatur dengan Peraturan KPU.
Pasal 365
(1) Pemilih tidak boleh membubuhkan tulisan dan/atau catatan apa pun pada surat suara.
TINDAK PIDANA PEMILU
Diatur dalam Pasal 488 sampai dengan Pasal 554 Undang-Undang Nomor
7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Yang pada intinya sebagai berikut :
Setiap orang yang memberikan keterangan tidak benar perihal identitas
untuk daftar pemilih
Setiap kepala desa atau sebutan lain yang membuat keputusan dan/atau
melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan peserta
pemilu dalam masa kampanye
Setiap majikan/atasan yang tidak memberikan kesempatan kepada
seorang pekerja/karyawan untuk memberikan suaranya pada hari
pemungutan suara
Dan lain-lain
CLOSING STATEMENT
TERIMA KASIH