KULIT
FRANSISKUS DICKY SEPTIAWAN
INFEKSI JAMUR
Parameter Tinea Pitiriasis Versikolor Candidiasis
Mikroorganisme Trycophyton Sp., Epidermophyton Sp., Microsporum Sp. Malasezzia furfur. Candida albicans.
Faktor Risiko
Malassezia sp.
Budimulja U. Mikosis. Dalam : Djuanda A, Hamzah Has, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keenam. Jakarta
: Balai Penerbit FK UI; 2011
PITIRIASIS VERSIKOLOR 4
Manifestasi Klinis
Budimulja U. Mikosis. Dalam : Djuanda A, Hamzah Has, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keenam. Jakarta
: Balai Penerbit FK UI; 2011
PITIRIASIS VERSIKOLOR 4
Pemeriksaan Penunjang
Budimulja U. Mikosis. Dalam : Djuanda A, Hamzah Has, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keenam. Jakarta
: Balai Penerbit FK UI; 2011
PITIRIASIS VERSIKOLOR 4
Tatalaksana
Sistemik Rumatan
Topikal
(Lesi luas/sulit (Kasus kronis
(Lini pertama )
sembuh) berulang)
PITIRIASIS VERSIKOLOR 4
Topikal
• Sampo ketokonazol 2% : dioleskan pada lesi 5 menit sebelum mandi, 1x/hari, 3 hari berturut-turut
• Sampo selenium sulfida 2,5% : dioleskan 15-20 menit sebelum mandi, 1x/hari, 3 hari, diulangi 1 minggu kemudian
• Sampo zync pyrithione 1% : dioleskan pada lesi 7-10 menit sebelum mandi, 1x/hari atau 3-4x/minggu
• Mikonazol krim : dioleskan pada lesi 2x/hari selama 7 hari (khusus daerah wajah dan genitalia)
• Terbinafin krim 1% : dioleskan pada lesi 2x/hari selama 7 hari
Sistemik
Rumatan
Microsporum √ √
Trichophyton √ √ √
Epidermophyton √ √
TINEA KAPITIS 4
Ectothrix
• M. canis
• M. audouinii
• M. gypseum
• M. ferrugineum
• M. distortum
• T. rubrum (jarang)
Endothrix
• T. tonsurans
• T. violaceum
• T. soundanense
• T. gourvilli
• T. rubrum (jarang)
Favus
• T. schoenleinii
Widati S dan Budimulja U. 2015. Dermatofitosis. Dalam : Djuanda A, Hamzah Has, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi ketujuh. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
TINEA KAPITIS 4
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
• Topikal
• Sampo selenium sulfida 1% dan 2,5% 2-4 kali/minggu
• Sampo ketoconazole 2% 2 hari sekali selama 2-4 minggu
• Sistemik
• Griseofulvin fine particle 20-25 mg/kgBB/hari dan ultramicrosize 10-15mg/kgBB/hari selama 8 minggu
• Itrakonazole 50-100 mg/hari atau 5mg/kgBB/hari selama 6 minggu
• Korporis: area kulit tubuh yang tidak berambut (badan, ekstremitas, wajah)
• Kruris: daerah lipat paha/inguinal, daerah perineum, dan sekitar anus yang dapat juga meluas ke
suprapubis
Manifestasi Klinis
• Lesi bulat/lonjong, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang dengan vesikel dan papul di tepi.
• Daerah tengah lebih tenang (central healing)
Tatalaksana
• Topikal
• Terbinafin krim 1% 1x/hari selama 1-2 minggu
• Mikkonazole, ketoconazole, klotrimazol 2x/hari selama 4-6 minggu
• Sistemik
• Terbinafin oral 250mg/hari selama 2 minggu
• Itrakonazole 2x100mg/hari selama 2 minggu
• Griseofulvin 500mg/hari selama 2-4 minggu
Widati S dan Budimulja U. 2015. Dermatofitosis. Dalam : Djuanda A, Hamzah Has, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi ketujuh. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
ONIKOMIKOSIS 3A
Definisi
• Semua infeksi pada kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofita, non-dermatofita, atau ragi
(yeasts)
• Mengenai kuku tangan dan kaki
Klasifikasi
Widati S dan Budimulja U. 2015. Dermatofitosis. Dalam : Djuanda A, Hamzah Has, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi ketujuh. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
ONIKOMIKOSIS 3A
Klasifikasi
• Pemeriksaan KOH 20% sampel kuku: tampak hifa panjang/sejati (bersekat/bercabang) + spora
berderet (arthrospora)
Tatalaksana
• Lini Pertama
• Kuku tangan: terbinafine 1x250 mg/hari selama 6 minggu
• Kuku kaki: terbinafine 1x250 mg/hari selama 12-16 minggu
• Lini Kedua
• Kuku tangan: Itrakonazole dosis denyut 2x200mg/hari selama 1 minggu, istirahat 3 minggu (2 denyut) atau
200mg/hari selama 2 bulan
• Kuku kaki: Itrakonazole dosis denyut 2x200mg/hari selama 1 minggu, istirahat 3 minggu (3-4 denyut) atau
200mg/hari selama 3 bulan
KANDIDIASIS MUKOKUTAN
Definisi
• Infeksi kronis dan rekuren pada kulit, kuku, dan mukosa akibat Candida
Etiologi
• Candida albicans
• Faktor risiko: Immunocompromised (Misal: HIV)
Predileksi
• Tampak bercak eritematosa berbatas tegas, bersisik, basah dikelilingi lesi satelit berupa papul, vesikel, dan pustul
kecil disekitarnya.
Predileksi
• Topikal
• Krim Imidazol (miconazole 2% atau klotrimazole 1%) selama 14-28 hari
• Bedak nystatin atau miconzole
• Sistemik
• Fluconazole 50mg/hari atau 150mg/minggu
• Itrakonazole 100-200mg/hari
Widati S dan Budimulja U. 2015. Dermatofitosis. Dalam : Djuanda A, Hamzah Has, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi ketujuh. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
KANDIDIASIS MUKOSA 3A
Predileksi & Manifestasi Klinis
• Kandidiasis pseudomembran akut (thush) : bercak berwarna putih (pseudomembran), tebal, diskret atau dapat
berkonfluen pada mukosa bukal, lidah, dan palatum, saat diangkat meninggalkan dasar eritem.
• Kandidiasis atrofik akut (kandidiasis eritematosa) : papilla lidah menipis tertutup oleh pseudomembran tipis
pada dorsal lidah.
• Kandidiasis atrofik kronik (denture stomatitis) : mukosa palatum yang kontak dengan gigi tiruan tampak edema
dan eritem, bersifat kronik, dan akan dijumpai kelitis angularis.
• Kandidiasis hiperplastik kronik (leukoplakia) : plak putih atau translusen yang tidak dapat dilepaskan pada
mukosa bukal.
• Keilosis kandidal (kelitis angularis/perleche) : pada sudut mulut tampak eritem, fisura, maserasi yang nyeri.
Widati S dan Budimulja U. 2015. Dermatofitosis. Dalam : Djuanda A, Hamzah Has, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi ketujuh. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
KANDIDIASIS MUKOSA 3A
Manifestasi Klinis Kandidiasis Oral
Kandidiasis Pseudomembran
Kandidiasis Eritematosa Denture Stomatitis
Akut
KANDIDIASIS MUKOSA 3A
Manifestasi Klinis Kandidiasis Oral
Pemeriksaan Penunjang
Edukasi
• Kontrol Kembali dalam 3 hari apabila tidak ada perbaikan
• Rujuk apabila terdapat penyakit yang mendasari, seperti HIV
Widati S dan Budimulja U. 2015. Dermatofitosis. Dalam : Djuanda A, Hamzah Has, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi ketujuh. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS 4
Definisi
• Infeksi pada vulva dan vagina yang disebabkan oleh Candida sp.
Manifestasi Klinis
Widati S dan Budimulja U. 2015. Dalam : Djuanda A, Hamzah Has, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
ketujuh. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS 4
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
Widati S dan Budimulja U. 2015. Dalam : Djuanda A, Hamzah Has, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
ketujuh. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.