( Hukum- Hukum gas kimia, Persamaan gas ideal dan Hubungan energi dalam reaksi kimia)
Dosen pengampu :
EKA GUNARTI NINGSIH, S.Pd.,M.Si
KELOMPOK 3
- FAJRI AL QODAR
- RIDWAN ARIF
WIDIYANTO
- SATRIO KATON
GUMILANG
HUKUM – HUKUM GAS KIMIA
Gas merupakan salah satu wujud yang lazim kitatemuisehari-hari. Bahkan, hampirs etiap harik
itamemerlukanwujud gas dalamkehidupan, bisadibilang gas menjadikebutuhan vital bagimanusia.
Meskipadadasarnya gas tidakterlihat, namundapatdirasakanwujudnya. Nah,
untukituadabaiknyakitabisamengenallebihdalamlagimengenai hukum gas,
Padadasarnya, hukum gas ini menjelaskan hubungan besaran volume, tekanan dan suhu dalam suatu gas.
Untukmengetahui ataumenjelaskanhaltersebut, ada beberapa hukum gas yang harusdipelajari, diantaranya:
Hukum Boyle, Hukum Charles, Hukum Gay-Lussac, Hukum Gas Umum, dan Hukum TekananParsial
Hukum Boyle ( Hubungan tekanan – volume)
Jadi, berapa besark enaikkan suhu gas tersebut adalah 4 kali suhu mula-mula
Hukum Gay Lussac
Hukum Gay Lussac ditemukan oleh seorang ilmuwan kimia asal Prancis yaitu Joseph Louis Gay-Lussac padatahun
1802. AdapunpernyataanHukum Gay Lussacadalahpada volume yang konstantekanan gas
P1 = Tekananawal gas ideal (Pa, atm, )
akansebandingdengansuhunya. Secaramatematisdirumuskansebagaiberikut : gas ideal (Pa, atm, )
P2 = Tekananakhir
T1 = Suhuawal gas ideal (Kelvin)
T2 = Suhuakhir gas ideal (Kelvin)
* * *
V = Volume gas ideal ( )
Contohsoal Hukum Gay Lussac (1) n = Jumlahmolekulzat (mol)
R = TetapanT.gas
Diketahuisebuah gas memilikitekananawalsejumlah P, sementarasuhuawalnyaadalah ideal (0,082gas
Kemudian, L.atm/mol.Katau
8,314 J/mol.K)
tersebutmengalamiperubahantekananmenjadi 6P.
Berapakah suhu gas tersebut sekarang?
Pembahasan :
P / T = 6P T2/T2 = 6P T / PT2 = 6T
Jadi, suhu gas tersebutsekarangberubahmenjadi 6T.
Persamaan gas ideal
Persamaan gas ideal adalah persamaan keadaan suatu gas ideal. Persamaan ini
merupakan pendekatan yang baik untuk karakteristik beberapa gas pada kondisi
tertentu. Persamaan ini pertama kali dicetuskan oleh Émile Clapeyron tahun 1834
sebagai kombinasi dari Hukum Boyle dan Hukum Charles. Persamaan ini umum
dituliskan sebagai
(Rumus: PV= n.RT ) dengan P adalah tekanan mutlak pada gas, V adalah volume, n
adalah jumlah partikel pada gas (dalam mol), T adalah temperatur dalam satuan
kelvin, dan R adalah konstanta gas ideal, yaitu 0,08205 L atm mol-1 K-1.
Contoh soal : Gas oksigen (Mr = 32) berada dalam tabung yang volumenya 8,314 liter
dan bertekanan 2 atm (1 atm = 10⁵ Pa) jika suhu gas saat itu 47°C, maka massa gas
yang tertampung dalam t abung adalah … gram (R = 8,314 J/mol K)
Massa molar, simbol M, adalah massa dari satu mol sebuah unsur atau senyawa
kimia. Ia merupakan sifat fisik dari tiap-tiap senyawa murni. Satuan SI untuk massa
adalah kilogram, namun atas alasan praktis dan historis, massa molar hampir selalu
dituliskan dalam satuan gram per mol (g/mol),
Contoh soal : diberikan dengan konsentrasi 0.5 mol/liter. Volume larutan 200 mili
liter. Hitung jumlah mol zat terlarut dalam larutan tersebut.
diberikan dengan konsentrasi 0.5 mol/liter. Volume larutan 200 mili liter. Hitung
jumlah mol zat terlarut dalam larutan tersebut.
Contoh soal : Suatu senyawa memiliki rumus empiris CH2O. Jika Mr senyawa tersebut 150,
tentukan rumus molekul senyawa tersebut! (Ar H = 1, C = 12, dan O = 16)
Sebelum mencari rumus molekul senyawa tersebut,
tentukan dahulu massa molekul relatifnya (Mr)
Mr CH2 O = (1×Ar C) + (2× Ar H) + (1× Ar O)
= (1×12) + (2×1) + (1×16)
= 30
PROSES EKSOTERMIK DAN ENDOTERMIK Proses eksotermik adalah setiap proses yang
melepaskan kalor (yaitu, perpindahan energi termal ke lingkungan). 2H 2 (g) + O 2 (g) H
2 O (g) 2H 2 O (l) + energi H 2 O (l) + energi Proses endotermik adalah setiap proses
dimana kalor harus disalurkan ke sistem oleh lingkungan (menyerap kalor) energi +
2HgO (s) energy + H 2 O (s) 2Hg (l) + O 2 (g) H 2 O (l)eksotermik endotermik .
Pengantar Termodinamika
Ilmu yang mempelajari perubahan antar kalor dan bentuk-bentuk energi yang lain Fungsi
keadaan merupakan sifat-sifat yang ditentukan oleh keadaan sistem, terlepas dari
keadaan tersebut dicapai. energi, tekanan, volume, suhu E = E k.akhir - E k.awal P= P
k.akhir P k.awal V= V k.akhir - V k.awal
T= T k.akhir - T k.awal
Kerja yang Dilakukan pada Suatu Sistem Kerja bukan merupakan fungsi keadaan
Pemuaian gas kerja dilakukan oleh sistem V > 0 -P V < 0 w sis < 0 w w k.akhir - w k.awal 1
L.atm = 101,3 J Kondisi awal Kondisi akhir
Eltapi reaksi kimia
Entalpi (H) biasanya digunakan untuk menghitung aliran kalor ke dalam atau ke
luar sistem dalam suatu proses yang terjadi pada tekanan konstan. H=
H(produk) H(reaktan) H= kalor yg diberikan atau diterima selama rekasi pada
tekanan konstan DH = H (products) H (reactants) H products < H reactants DH <
0 H products > H reactants DH > 0
Entalpi Reaksi Kimia E = q + w Pada volume sistem konstan V = 0 tdk ada kerja
dilakukan E = q P V E = q v Pada tekanan konstan E = q p P V q p = E + P V P
konstan V konstan
Berapa kalor dihasilkan jika 266 g fosfor putih (P 4 ) dibakar di udara P 4 (s) + 5O
2 (g) P 4 O 10 (s) DH = -3013 kj Ar P = 31 g/mol 1 mol P 4 266 g P 4 x 124 g P 4 x -
3013 kj = - 6470 kj 1 mol P 4
KALORIMETRI
Kalor jenis suatu zat (s ) adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu 1 gram zat sebesar 1 derajat Celcius (J/g 0 C) Kapasitas kalor suatu zat (C) (J/ 0
C) adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sejumlah zat
sebesar 1 derajat Celcius C = ms Kalor (q) diterima atau dilepaskan : q positif
endotermik q negatif eksotermik q = msdt q = CDt Dt = t final - t initial
Contoh soal :
Berapa banyak kalor yang diberikan jika 869 g batang besi didinginkan dari suhu 94
0 C menjadi
jadi 50 C
s of Fe = 0.444 J/g 0 C Dt = t final t initial = 5 0 C 94 0 C = -89 0 C q = msdt = 869 g x
0.444 J/g 0 C x 89 0 C = -34,000 J
Eltapi pembentukan standar dan Eltapi reaksi
standar
Karena tidak terdapat cara untuk mengukur nilai absolut dari entalpi suatu zat, kita hanya
dapat menentukan nilai relatif terhadap suatu rujukan yang ditentukan Titik rujukan
permukaan air laut untuk semua ungkapan entalpi disebut entalpi pembentukan standar
( H 0 f) Pembentukan Keadaan 1 atm Entalpi Pembentukan Standar ( H 0 f) adalah
perubahan kalor yang dihasilkan ketika 1 mol suatu senyawa dibentuk dari unsur -
unsurnya pada tekanan 1 atm Entalpi pembentukan standar setiap unsur dalam
bentuknya yang paling stabil adalah nol DH 0 f (O 2 ) = 0 DH 0 f (C, intan) = 1.90 kj/mol DH
0 f (O 3 ) = 142 kj/mol DH 0 f (C, graphite) = 0
Entalpi perubahan standar ( H 0 reaksi) didefiniskan sebagai entalpi reaksi yang
berlangsung pada tekanan 1 atm reaksi DH 0 rxn aa + bb cc + dd = [ cdh 0 f (C) + ddh 0
(D)] - [ adh 0 f (A) + bdh 0 f (B)] DH 0 rxn f = SnDH 0 f (products) - SmDHf 0 (reactants) n
dan m menyatakan koefisien stoikiometri (dalam mol untuk reaktan dan produk) Hukum
Hess:bila reaktan diubah menjadi produk, perubahan entalpinya adalah sama.