Anda di halaman 1dari 28

KETUHANAN

YANG
BERKEBUDAYAAN

DISAMPAIKAN OLEH SYAIFUL ANAS


Pilihan Problem

Membuktikan bahwa
Membuktikan bahwa
beriman/percaya
Tuhan itu ada secara
kepada adanya Tuhan
rasional?
itu rasional?
Tuhan Itu…..

 BEYOND HUMAN COMPREHENSION


(WHOLLY OTHER/MUKHALAFATUHU LIL HAWADIS) > Tak Terbatas

 NAMUN KEMUDIAN DIPAHAMI, APA BISA?


(LOGICAL/ANALOGICAL GAME) > Spekulasi, Analogi
 LALU PEMAHAMAN ITU DIEKSPRESIKAN, APA BISA?
(LANGUAGE GAME > Nuurun Ala Nuurin)
PEMBUKTIAN EMPIRIS
Pembuktian empiris tidak berdaya menghadapi obyek metafisik, juga
obyek semi-metafisik, bahkan beberapa obyek fisik yang dapat
dicerap inderawi.

Obyek Metafisik misalnya: cinta, semangat, dll

Obyek semi-metafisik misalnya: siaran televisi, handphone

Obyek fisik tertentu misalnya: ibu kandung kita adalah A


(untuk mempercayainya butuh media yang kita
percaya)__tes DNA? (harus percaya kepada perangkat
teknologinya)
PEMBUKTIAN RASIONAL
Silogisme: Premis mayornya “wajib” dipercayai

Segala sesuatu ada penciptanya

Aku termasuk sesuatu

Aku ada penciptanya

(Bagian mana yang menunjukkan pencipta itu Tuhan?_atau Allah?)


ARGUMENTASI KEBERADAAN
TUHAN  The Prime Mover

 The First Cause


 Possibility & Necessity
 Degrees in Thing
 The Cosmos
 Moral Conciousness
 Religious Experience
 Wager
"Things are in motion, hence there is a first mover.
Things are caused, hence there is a first cause.
Things exist, hence there is a creator.
Perfect goodness exists, hence it has a sourcer.
Things are designed, hence they serve a purpose."

-- Thomas Aquinas
STANDPOINTS…
 DOGMATIK
(Ada/Tidak ada Tuhan)

 SKEPTIS
Pemahaman Manusia tidak akan bisa menjangkau Tuhan

 KRITIS
Bukti-bukti yang digunakan untuk membuktikan adanya Tuhan tidak cukup kuat
 HISTORIS
Semua hasil kreasi manusia sesuai konteks dan kepentingan masing-masing (Nietzsche, Marx,
Durkheim, Freud, dll)
BARANG SIAPA TELAH MENGENAL DIRINYA,
MAKA IA TELAH MENGENAL TUHANNYA

Kelemahan Manusia > Tuhan Sebaliknya

Kelebihan Manusia > Tuhan Sumbernya/Maha


Setelah mengetahui Tuhan lalu
apa?
Mengesakan-Nya

Mengenal-Nya

Mencintai-Nya

Mendekati-Nya

Mencontoh-Nya
"Aku bersama prasangka hambaku dan Aku akan selalu
bersamanya. Selama dia mengingat-Ku maka Aku akan
mengingatnya di dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dengan
begitu banyaknya, maka Aku akan mengingatnya lebih banyak
darinya. Dan apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan
mendekatinya sehasta. Dan apabila dia mendekati-Ku sehasta,
maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia mendatangi-
Ku dengan berjalan, Aku akan mendekatinya dengan berlari"

-- ( Riwayat Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Tirmidzi ).


“Hendaknya Negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap
orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa.
Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni
dengan tiada ‘egoism agama’. Dan hendaknya Negara Indonesia
satu negara yang ber-Tuhan”

--Soekarno, 1 Juni 1945


"Tuhan itu penuh belas kasih dan bahwa penistaan terbesar
adalah mencemarkan nama-Nya dengan membenci
saudara-saudari kita,“

--Paus Fransiskus
RANAH
KEMATANGAN BERAGAMA
Doktrinal
Ritual
Moral
Intelektual
Sosial

Asketik

Estetik
KEMATANGAN BERAGAMA :
ADIL KEPADA DIRI SENDIRI

(HR. Bukhari-Muslim)
KEMATANGAN DALAM HIDUP
BERSAMA
ADIL

TASAMUH

QUDWAH

ISLAH
KEMATANGAN SPIRITUAL
 Tidak lagi sibuk mengubah orang lain, namun fokus mengubah diri sendiri.
 Menerima diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya.
 Tidak lagi membebankan beragam harapan kepada yang lain, dan ‘memberi’/berbagi.
 Memahami bahwa apapun yang dilakukan akan dinikmati hasilnya.
 Tidak sibuk memamerkan kepada dunia betapa diri ini benar/baik.
 Tidak Sibuk mengejar persetujuan dan pujian orang lain.
 Tidak lagi lagi membandingkan diri dengan yang lain, atau sebaliknya.
 Mampu membedakan ‘kebutuhan’ dan ‘keinginan’, dan mampu mengontrol keinginan.
 Tidak lagi menggantungkan kebahagiaan kepada hal-hal material.
Dasar Sikap Toleran

Filosofis

Keniscayaan Pluralitas / kegamaan semua manusia dilahirkan


dengan kebebasan memilih dan tanggung jawab sepenuhnya atas
diri mereka sendiri. Setiap manusia secara niscaya terbentuk melalui
dialaktika antara kapasitas diri dan sejarah hidupnya.
Etis

Setiap makhluk hidup mendambakan hendaknya dan kebahagiaan


kebahagiaan tersebut diperoleh tanpa harus menyakiti makhluk
lain.
Tantangan Masyarakat
Majemuk

KONFLIK DOMINASI

KOMPETISI
“Human diversity makes tolerance more
than a virtue; it makes it a requirement for
survival.”

― Rene Dubos
Dua Dimensi Toleransi

Tidak Setuju Tidak Memaksa


Pilihan Orang Lain Pilihan Sendiri
MODEL TOLERANSI

Membiarkan > Rapuh, Mudah


Rusak oleh provokasi

Memahami > Mencari Informasi dari buku


atau media

Dialog > Menemukan dan merancang


kemanfaatan / kemaslahatan Bersama
dalam masalah masing-masing
Saling Memahami Lebih Serius

Meningkatkan dan memperkaya


pemahaman masing-masing

Menemukan Kesamaan untuk


Membangun Kebersamaan
MENERIMA

MENGHARGAI

MENIKMATI

MENINGKATKAN
Hubungan yang tidak sehat :
“Salah satu atau keduanya.”
 Berusaha untuk mengontrol, mendikte, atau memanipulasi.
 Membuat yang lain merasa ‘buruk’ tentang diri sendiri

Mengungkap aib, Mengolok atau memanggil dengan


sebutan yang tidak disukai, Meruntuhkan rasa percaya diri.
 Tidak memberikan dukungan saat kesulitan dan apresiasi saat
keberhasilan.
 Tidak menganggap penting kehadiran.
Hubungan yang Sehat

Mutual respect Trust

Honesty Support

Fairness Separate Identities

Good Communication
TASAMUH

Al-samahah atau al-tasamuh. Secara


harafiah berarti “memudahkan“, “murah
hati“, “tidak menyulitkan“, “tidak
memberatkan“, dan memberi tempat
kepada orang.
“THE PURPOSE OF RELIGION IS TO
CONTROL YOURSELF, NOT TO
CRITICISE OTHERS .”

― Dalai Lama

Anda mungkin juga menyukai